Mba R akhir-akhir ini dikamar terus ya? Biasanya dikamar apa yang kamu lakukan
Pasien: mengangguk, saya masih sedih sekali dok saya mau dikamar saja, gak mau
keluar malu karena gak lulus.
Dokter : Lalu ada lagi yang mba R rasakan, misalkan merasa bersalah atau lainnya?
Pasien : ya saya merasa tidak berguna dok, masa sampai tidak bisa lulus
Dokter : sebelumnya memang mba R sebelum ujian ada sesuatu hal yang mungkin
membuat mba R tidak fokus atau stres ingin menghadapi ujian?
Pasien: hmm (diam sejenak tetep menunduk, perlahan menatap dokter dan ibunya)
Dokter : Kalau ada boleh mba R cerita kepada saya? ya kalau sekiranya terlalu
pribadi atau tidak siap cerita saat ini tidak apa-apa
Pasien : sebenarnya saya sangat stres menghadapi ujian kemaren saya sudah berusaha
keras tapi dari jauh-jauh hari sebelum menjelang UN ayah saya selalu menuntut saya.
Setiap hari beliau mengatakan seperti agak mengecam ‘awas ya kalau sampai tidak
lulus!, saya tidak mau membiayai sekolah kamu lagi,’ beliau bilang ‘capek tau tidak
mencari uang untuk sekolah kamu’
Dokter : begitu ya, jadi mba R sangat merasa terbebani dengan sikap ayah seperti itu
ya? sehingga membuat mba R makin tidak fokus untuk ujian. Ibu saya boleh bertanya
kepada ibu, apa sebenarnya dirumah ibu dan bapak selalu mendukung mba R?
Ibu pasien : iya pak saya selalu menyemangati R, ayahnya pun sebenarnya mendukung
agar bisa sekolah sampai SMA tapi memang ayahnya dari dulu sifatnya keras kepada
R, karena kebetulan beliau hanya kerja sebagai tukang ojek yang penghasilannya pas-
pasan.
Dokter : mba R mohon maaf ya saya bertanya seperti ini, apakah ada kepikiran
seperti ingin mengakhiri hidup mungkin karena masalah ini?
Pasien : (menggeleng) tidak dok
Dokter: baik kalo begitu saya mengerti setelah mendengarkan ini, (diam sejenak) ibu
anaknya agak lebih lemas dan kurusan tidak dibanding sebelumnya?
Ibu pasien : iya dok dia bawaannya lemas terus keluar kalau hanya kekamar mandi,
makan pun gak mau, saya paksa hanya dimakan sedikit jadi makin kurusan sekarang.
Dokter: seperti itu ya ibu... baik apakah ada keluhan lain yang ingin mbak R
sampaikan? mungkin seperti mendengar suara-suara, melihat/mencium sesuatu, merasa
disentuh sesuatu atau yakin kuat terhadap suatu hal? atau ada lagi yang ingin mbak R
ceritakan?
Pasien: Tidak dokter..
Dokter: seperti itu ya mbak... baik apakah mba R pernah ke psikiater sebelumnya?
Ibu pasien: Tidak pernah dokter..
Dokter: Apakah mbak R memiliki riwayat penyakit lainnya atau mungkin seperti asma,
sesak nafas atau penyakit tertentu? atau apakah pernah di rawat inap di RS?
Ibu pasien: Tidak ada dokter..
Dokter: Apakah mbak R mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu?
Pasien: Tidak pernah dokter..
Dokter: Baik, kalau di keluarga apakah ada yang mengalami hal seperti ini?
Ibu pasien: Tidak ada dokter..
Dokter : Baik ibu, jadi begini kita sudah sama-sama mendengarkan masalah dari anak
ibu. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, mba R mengalami gangguan
depresi, tindakan mbak R dan ibu untuk mau datang ke dokter adalah suatu tindakan
yang tepat. Mbak R tidak perlu khawatir karena kita akan sama-sama untuk membantu
agar gejala yang mbak R rasakan dapat membaik. Nah, untuk langkah selanjutnya untuk
mendukung terapi pada mba.R sangat perlu dukungan dari 2 belah pihak, baik bapak
maupun ibunya sebagai orang tuanya, jadi untuk kedatangan selanjutnya, boleh saya
bertemu langsung dengan ibu kembali mba R beserta bapak? Agar kita bisa
mendengarkan mba.R dan mencoba mencari solusinya.
Ibu pasien : iya dok saya senang sekali, tidak apa-apa nanti saya minta bapak untuk
ikut juga agar R tidak murung seperti ini lagi.
Dokter : mba R bagaimana, apakah bersedia?
Pasien : (mengangguk)
Dokter : Baik kalau begitu, Untuk saat ini saya dapat meresepkan beberapa obat untuk
membantu menenangkan mba R terlebih dahulu. Bagaimana ibu dan mba R apakah
setuju?
Ibu Pasien: Ya saya kira itu bisa dilakukan untuk kebaikan bersama. Tidak apa-apa
kan nak?
Pasien : iya tidak apa-apa bu
Dokter : Baik, obat yang akan saya berikan adalah obat antidepresi yaitu fluoxetin.
Saya akan memberikan dosis 20 mg dan diminum 1x sehari setiap hari setelah sarapan
untuk 14 hari (?) dan dihabiskan ya mbak R... Saya juga ingin mengingatkan bahwa
obat yang saya berikan ini kemungkinan akan ada efek sampingnya seperti mual dan
muntah, namun mbak tidak usah khawatir karena efek samping tersebut tidak selalu
terjadi pada setiap orang dan biasanya efek samping terjadu bila meminum obat jangka
panjang..
Pasien: (mengangguk)
Dokter: baik, selain itu kita akan melakukan evaluasi kembali keadaan mbak R 2
minggu kedepan ya... maka diharapkan ibu, mbak R, dan bapak bisa datang kembali 2
minggu lagi untuk bertemu dengan saya.. kira2 apakah sudah mengerti atau pun ada
yang ingin ditanyakan lagi mbak? atau ibu?
Ibu pasien: tidak dokter.. saya rasa cukup, saya akan datang dok 2 minggu lagi..
mohon bantu anak saya ya dok
Dokter: iya bu, saya akan berusaha untuk membantu ibu, tapi saya juga membutuhkan
kerjasama ibu dan keluarga, sampai bertemu 2 minggu lagi ya bu..terima kasih...mbak
R dan ibu..
Ibu pasien: Baik terima kasih dokter...
IDENTITAS PASIEN:
RIWAYAT PSIKIATRI:
Auto & alloanamnesis, diperoleh dari:
Nama: Ny. ....
Umur: 50 th
Pekerjaan: IRT
A. Keluhan Utama:
pasien murung dan mengurung diri di kamar sejak 3 minggu SMRS
E. Riwayat Keluarga:
Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara, tinggal bersama kedua orang tua dan
adik. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal seperti ini. Pekerjaan ayah pasien
pengendara ojek dan sumber penghasilan pasien hanya berasal dari ojek tersebut.
Menurut ibu pasien, ayah pasien termasuk memiliki sifat yang agak keras terhadap R.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan Pasien adalah perempuan, sesuai umur,
pakaian dan sisiran rambut kurang rapi,
ekspresi tampak murung
Kesadaran
• Neurologis compos mentis
• Psikiatri terganggu
• Sosial tidak terganggu (?)
Pembicaraan Bicara sedikit, suara pelan dan lambat
Perilaku dan aktivitas psikomootor Pasien selama pemeriksaan tampak pasif/
diam/ kepala sering tertunduk
Sikap thd pemeriksa koperatif
B. Alam perasaan
Mood/ suasana perasaan Hipotim (mood depresif)
Afek / ekspresi afektif • serasi
• stabil
• pengendalian baik
• empati dapat diraba rasa
• echt (sungguh2 tanpa dramatisasi)
• penghayatan emosi dalam
• skala diferensiasi menyempit
(dominan sedih)
C. Gangguan persepsi
Halusinasi Tidak terdapat halusinasi
Gangguan persepsi lainnya (ilusi, Tidak ditemukan ilusi, depersonalisasi
depersonalisasi, derealisasi) maupun derealisasi
D. Proses pikir
Arus pikir
• produktivitas produktivitas kurang
• kontinuitas, hendaya berbahasa Kontuinitas koheren, tanpa hendaya
berbahasa
Isi pikir
• Preokupasi/ide mirip waham Tidak ada preokupasi atau ide mirip
waham