Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

EKSHIBISIONISME (F65.2)

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AY
Tanggal Lahir : Makassar, 18 Juni 1977
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis-Luwu
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Manunggal 31 No. 18 Makassar
Autoanamnesis : 29 Mei 2014

LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama dan Alasan MRSJ/Terapi
Sering membuka pakaian di depan rumahnya

B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Keluhan dan Gejala
Pasien sering membuka pakaian di depan rumahnya dan
memperlihatkan alat vital/kemaluannya dialami sekitar 1 bulan
terakhir kepada tetangga ataupun orang di rumahnya. Pasien sering
melirik-lirik wanita, senyum-senyum serta ketawa sendiri. Pasien
tidak bisa mengendalikan keinginan untuk memperlihatkan alat vital/
kemaluannya. Pasien juga merasa malu jika sudah memperlihatkan
alat kemaluanya tetapi juga merasa senang jika sudah memperlihatkan
alat vitalnya. Jika sudah memperlihatkan alat vitalnya pasien tidak ada
keinginan untuk berhubungan lebih akrab/seksual. Sebelumnya pasien
dirawat dengan keluhan mengamuk, sering mengancam, dan memukul
orang-orang di rumahnya. Pasien juga suka membanting barang jika
keinginannya tidak terpenuhi. Pasien juga suka mengeluarkan kata-
kata yang kasar dan berteriak. Pasien juga suka berbicara sendiri,
melamun, dan suka menyendiri. Pasien sering keluar rumah dan
merasa badannya selalu panas sehingga selalu mandi. Pasien pernah
sampai beberapa kali memukul kaca dengan tangannya karena pasien
merasa emosi dan menurut keluarga pasien, pasien juga pernah
mendengar suara-suara tetapi tidak dijelaskan lebih lanjut. Pasien
terakhir dirawat di RSKD 3 tahun yang lalu, tidak pernah berobat/
kontrol lagi setelah keluar dari RSKD. Riwayat Minum obat warna
orange, pink, dan putih tetapi putus obat karena pasien menolak
minum obat. Pasien termasuk orang yang pendiam dalam keluarganya.

2. Hendaya/disfungsi :
a. Pasien mengalami hendaya pekerjaan karena tidak dapat bekerja
seperti biasa. Pasien mengalami penurunan kinerja kerja.
b. Pasien mengalami hendaya sosial karena tidak dapat berinteraksi
sebagaimana mestinya dengan rekan kerja dan lingkungan di
asrama.
c. Pasien mengalami hendaya waktu luang karena tidak dapat
beraktifitas seperti biasa, pasien menghabiskan waktu dengan
menyendiri.
3. Faktor Stressor
Pasien Belum Menikah
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya
Tidak ada




C. Riwayat Gangguan Sebelumnya :
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat disambar oleh motor dan terseret di aspal waktu SD,
riwayat infeksi tidak ada, kejang tidak ada.
Riwayat penggunaan zat psikoaktif :
Tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif.
Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya :
Pasien terakhir dirawat 3 tahun yang lalu karena mengamuk.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir normal di rumah sakit ditolong oleh dokter di RS Baji
Minasa dan cukup bulan. Ibu pasien dalam keadaan sehat.
Pertumbuhan dan perkembangan pasien baik. Tidak ada trauma waktu
lahir dan cacat bawaan.
2. Riwayat masa kanak-kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak-anak seusianya.
3. Riwayat masakanak-kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Pertumbuhan dan
perkembangan baik. Pasien duduk diabngku sekolah dasar (SD)
selama 6 tahun dan termasuk anak yang berprestasi, sering mendapat
ranking di kelas.
4. Riwayat masa kanak-kanak akhir dan remaja (usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolahnya di SMP selama 3 tahun hingga ke
jenjang SMA tetapi hanya sampai kelas 1 SMA karena bosan dengan
pelajaran. Pasien adalah orang yang pendiam dan sulit memiliki teman
sejak sekolah karena kesulitan dalam bergaul.


5. Riwayat masa dewasa
Riwayat Pekerjaan :
Pasien tidak bekerja
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan terakhir SMP
Riwayat Pernikahan :
Pasien belum menikah
Riwayat Agama
Pasien beragama islam dan cukup taat beribadah.
E. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan anak ke-2 dari 8 bersaudara
(,,,,,,).
Riwayat penyakit sekarang yang sama dengan keluarga tidak ada.
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga ada, yaitu keluarga dari
bapak pasien.
Hubungan dengan anggota keluarga baik.
F. Situasi sosial sekarang
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan salah satu
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya













II. STATUS MENTAL
A. Autoanamnesa (Kamis, 29 Mei 2014)
(DM: Dokter Muda, P : Pasien)
DM : Selamat pagi Pak, Assalamualaikum
P : Waalaikumsalam
DM : Perkenalkan Pak, saya Windy, dokter muda yang dinas
sekarang. Kalau boleh bisa tidak saya tanya-tanya Pak?
P : Bisa ji dok.
DM : Bapak namanya siapa?
P : Nama saya L dok
DM : Umurnya berapa sekarang, Pak ?
P : 35 tahun dok
DM : Lahir tahun berapa itu Pak?
P : Lahir tahun 1979 dok
DM : Bapak asli dari mana?
P : Saya dari Sidrap
DM : Bapak kenapa sampai dibawa kesini?
P : Saya ini tidak sakit dok, saya ini mahasiswa Hukum semester
6. Sakit itu ada 2 dokter, sakit betulan sama sakit dibuat-buat.
DM : Terus, kenapa bapak dibawa kesini?
P : Itulah saya bilang dokter, sakit itu ada 2, sakit betulan sama
sakit yang dibuat-buat.
DM : Apa maksudnya sakit yang dibuat-buat, Pak?
P : Ini mi ini saya dokter, saya ini sakit begitu dokter
DM : Apa maksudnya pak?
P :Saya rasa ada yang selalu jepit-jepit kakiku dok, tusuk badanku,
makanya saya rasa sakit sekali ini dok
DM : Siapa itu pak yang bikin begitu? Kita lihat?
P : Tidak kelihatan dok, saya rasa saja di kaki sama di badanku.
Saya seperti ditusuk. Sakit sekali dokter. Itu semua orang
sidrap, saya sudah tau, mereka itu pelihara yang tidak baik
dokter
DM : Pelihara apa pak?
P : Pasti dokter tidak percaya, karena dokter cuma tahu sakitnya,
dokter pasti tidak percaya
DM : Bapak tahu darimana kalau mereka pelihara yang tidak baik?
Bapak punya kekuatan untuk tahu itu semua kah?
P : saya tidak punya kekuatan apa-apa dok. Saya cuma rasa saja
dokter, saya sudah tau daerah itu.
DM : Jadi kita tidak punya kekuatan apa-apa? Kita Cuma rasa klo
mereka memang pelihara yang anaeh-aneh?
P : Iya dokter.
DM : Coba ceritakan sama dokter, apa itu? Biasa kita dengar suara-
suara yang orang lain tidak dengar kah?
P : Tidak dok
DM : Kalau lihat-lihat bayangan yang aneh-aneh biasa?
P : Iya dok
DM : Bayangan apa itu? Sejak kapan kita lihat?
P :Bayangan binatang-binatang dok. Burung hantu, tokek, tikus,
dipelihara orang. kalau tengah malam sering kelihatan. Sudah
lama mi dok
DM : Cuma bapak yang bisa lihat? Orang lain tidak bisa lihat?
P : Saya tahu daerah saya dok. Saya tahu ada sesuatu yang
dipelihara atau tidak dipelihara disana
DM : Bayangan itu berbicara sama bapak?
P : Tidak dok
DM : Bapak, katanya waktu disana sempat pukul orang ya?
P : Iya itu dia dokter.
DM : Kenapa kita pukul itu orang?
P :Karena pelihara-pelihara begitu dokter. Saya tidak bisa
dibohongi dok.
DM : Imam masjid itu ya yang pelihara?
P : Iya., itu saya akan pukul lagi dia kalau saya pulang.
DM :oh, Siapa kasi tahu kita klo dia pelihara-pelihara?
P : Ngerti saya dok, saya tidak bisa dibohongi
DM : Siapa yang kasi tau bapak klo dia pelihara-pelihara? Bayangan-
bayangan itu yang kasi tau kita?
P : Tidak, tidak ada yang kasi tau saya. Saya ngerti begituan dok,
itu daerah saya.
DM : Kan biasanya kalau kita tahu sesuatu ada yang kasi tau, sumber
informasinya darimana? Apa bayangan itu yang kasi kode ke
kita atau ada orang lain?
P : Tidak ada yang kasi tau saya dokter. Saya tau sendiri, saya asli
sana. Saya tau oh ini yang pelihara-pelihara.
DM : oh, itu kenapa kita pukul imam masjid?
P : saya tidak pukul dok, saya tegur saja. Saya tidak pernah pukul
dia. Saya cuma tegur supaya dia tidak begitu
DM : Ditegurnya bagaimana pak?
P : saya tegur biasa, tapi dia tangkis makanya saya dorong. Tapi
tidak saya pukul sampai bonyok, tidaak.
DM : oh, begitu. Jadi bapak ini punya kelebihan yang orang lain
tidak bisa tahu ya. Bisa tahu yang pelihara-pelihara itu siapa
saja
P : Saya asli sidrap dok. Saya asli sana. Makanya saya tau
DM : Tapi banyak teman saya yang orang sidrap tapi tidak kayak
bapak, bisa tahu-tahu begitu
P : Tidak dok, saya tidak punya kekuatan apa-apa, saya Cuma rasa
saja oh ini begini ini begitu
DM : Bagaimana tidurnya sama makannya Pak?
P : Bagus j dok
DM : Tidak sering ji jalan-jalan tengah malam?
P : Tidak pernah dok
DM : Ada lagi mungkin yang bapak mau cerita?
P : Sudah tidak ada dok, terimakasih dok.
DM : baik Bapak, terima kasih sudah meluangkan waktunya,
selanjutnya saya tensi ya, Pak.
P : iya dok, sama-sama

B. Deskripsi Umum:
1. Penampilan :
Tampak laki-laki wajah sesuai umur, tidak berambut, berkaos hitam,
bercelana pendek coklat, perawakan tinggi kurus, perawatan diri
kurang, dan berkulit sawo matang.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktifitas psikomotor : Tenang
4. Pembicaraan :Lancar, spontan, intonasi biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa : cukup kooperatif
C. Keadaan afektif (mood), Afek (perasaan), keserasian, dan empati:
1. Mood : Sulit dinilai
2. Afek : Tumpul
3. Empati :Tidak dapat diraba rasakan
4. Keserasian :Serasi
D. Fungsi intelektual (kognitif) :
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan :
Sesuai dengan taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi : cukup baik
3. Orientasi
a. Waktu : baik
b. Tempat : baik
c. Orang : baik
4. Daya ingat
a. Jangka panjang: baik
b. Jangka pendek : baik
c. Sesaat : baik
5. Pikiran abstrak : cukup
6. Bakat Kreatif : tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : kurang
E. Gangguan persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditori ada, pasien pernah memukulkan
tangannya sendiri ke kaca, pasien mengaku karena emosi tetapi dari
keluarga mengatakan pasien sering mendengar suara-suara yang
menyuruhnya melakukan hal tersebut.
2. Ilusi : tidak ditemukan
3. Depersonalisasi :tidak ditemukan
4. Derealisasi :tidak ditemukan
F. Proses berpikir :
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : ada, pasien selalu berpikir untuk menikah
b. Gangguan isi pikiran : tidak ada
G. Pengendalian Impuls : terganggu
H. Daya nilai :
1. Norma sosial : terganggu
2. Uji daya nilai :terganggu
3. Penilaian realitas : terganggu
I. Tilikan (Insight) : pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit
J. Taraf dapat dipercaya :dapat dipercaya




III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Pemeriksaan fisik
Status Internus : Tekanan Darah : 110/80 mmHg, Nadi : 84 x/menit,
Pernapasan : 20 x/menit, suhu : 36,6
o
C.
B. Pemeriksaan neurologis
1. Kesadaran : Compos mentis GCS 15 (E4M6V5)
2. Tanda rangsang meningeal
a. Kaku kuduk (-)
b. Kernig sign (-)
3. Fungsi motorik
a. Derajat kekuatan motorik : 5 (kekuatan penuh untuk dapat
melakukan aktifitas
b. Refleks fisiologis dalam batas normal
c. Tidak ditemukan refleks patologis
d. Keseimbangan : normal
4. Fungsi sensorik : Test (nyeri, suhu, raba halus, gerak, tekan) dalam
batas normal
5. Pemeriksaan nervus kranialis :
a. N. Opticus: pupil normal isokor. Refleks cahaya +/+
b. N. Oculomotorius, N. Trochlearis, dan N. Abducens : gerakan bola
mata normal
c. N. trigeminus : reflex kornea (+), sensibilitas normal
d. N. facialis : gerakan abnormal seperti tic facialis, kejang, tremor (-)



IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki dating untuk pertamakalinya ke RSKD dengan keluhan
mengamuk yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Pasien memukul
imam Masjid tanpa sebab yang jelas. Pasien juga hampir memukul atasannya saat
ditanya soal perilakunya. Pasien gampang marah dan sering mengancam mau
memukul orang lain. Pasien sering berteriak tiba-tiba. Pasien tidak mau
bersosialisasi dengan rekan kerjanya dan sering menghindar jika diajak bicara.
Pasien sering didapati berjalan keluar saat tengah malam mengitari asrama.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya kesadaran berubah,
psikomotor yang gelisah, afek tumpul, keserasian serasi, empati tidak dapat
dirabarasakan, kemampuan menolong diri sendiri cukup. Didapatkan pula
gangguan persepsi berupa halusinasi visual dan taktil dan gangguan isi pikir
berupa waham curiga. Pengendalian impuls, norma sosial, uji daya nilai, dan
penilaian realitas terganggu.

V. EVALUASI MULTI AKSIAL
A. Aksis I
Berdasarkan alloanamnesa, autoanamnesa, dan pemeriksaan status
mental didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna, yaitu mengamuk,
berteriak tiba-tiba, sering marahdan memukul imam masjid tanpa sebab.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan
orang lain. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan, dan
penggunaan waktu senggang, sehingga dapat disimpulkanbahwa pasien
mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan status mentaldidapatkan hendaya dalam
menilai realita berupa halusinasi visual dan halusianasi taktil sehingga
diagnosis gangguan jiwa psikotik.
Dari status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga
kelainan organik dapat disingkirkan dan dikategorikan sebagai gangguan
jiwa psikotik non-organik.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya afek yang
menumpul, halusinasi visual dan halusinasi taktil yang telah berlangsung
lebih dari 4 bulan, serta perubahan perilaku yang telah berlangsung empat
tahun sebelumnya, sehingga berdasarkan PPDGJ III telah memenuhi
kriteria diagnosis gangguan Skizofrenia (F20).Dari
autonanamnesa,alloanamnesa, dan status mental, didapatkan gangguan
berupa halusinasi visual, halusinasi taktil, danterdapat waham yang
menonjol berupa waham curigasehingga pasien didiagnosis sebagai
Skizofrenia paranoid (F20.0).
B. Aksis II
Pasien sebelumnya adalah orang yang ramah, senang bergaul, dan
senang membantu. Pasien tidak memilikigangguan kepribadian khas.
C. Aksis III
Tidak ada diagnosis
D. Aksis IV
Masalah dengan keluarga yaitu pasien tidak pernah lagi dikunjungi
oleh anak dan istrinya. Pasien tidak tinggal bersama istri dan anak.
E. Aksis V
GAF (Global Assessment of Functioning) Scale 50-41, yaitu gejala berat
(serious), disabilitas berat.

VI. DAFTAR PROBLEM
A. ORGANOBIOLOGIK
Diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien
memerlukan psikofarmakoterapi.
B. PSIKOLOGIK
Ditemukan adanya hendaya berupa halusinasi visual dan taktil serta
waham curiga, sehingga menimbulkan gejala psikis, maka pasien
memerlukan psikoterapi.
C. SOSIOLOGIK
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan
penggunaan waktu senggang sehingga memerlukan sosioterapi.


D. PROGNOSIS
Dubia et bonam
1. Faktor pendukung :
a. Keluarga dan rekan kerja mendukung penuh kesembuhan pasien
b. Stressor psikososial cukup jelas
c. Tidak ditemukan kelainan organobiologik yang bermakna
d. Onset penyakit yang akut
e. Riwayat premorbid (tingkat pendidikan/pekerjaan) baik
f. Gejala-gejala yang menonjol adalah gejala positif
2. Faktor penghambat :
a. Pasien jarang dikunjungi istri dan anak
b. Pasien tidak mengakui dirinya sakit

E. DISKUSI PEMBAHASAN
1. Kriteria umum diagnosis Skizofrenia (F20) berdasarkan buku Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) adalah
sebagai berikut :
a. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas:
1) though echo = isi pikirannya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya danisi pikiran ulangan, isinya sama
namun kualitasnya berbeda.
though insertion/withdrawal = isi pikiran yang asing
dimasukkan ke dalam (insertion) atau isi pikiran yang ditarik
keluar (withdrawal).
though broadcasting = isi pikirannya tersiarkeluar.
2) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan
kekuatan dari luar.
delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi
kekuatan dari luar.
delusion of passivity=waham tentang dirinya pasrah
terhadap kekuatan dari luar
delusion of perception=pengalaman inderawi yang tak
wajar,yang bermakna khas bagi dirinya.
3) Halusinasi auditorik = suara halusinasi yang berkomentar
terhadap perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien, atau
suara halusinasi berasal dari salah satu bagian tubuh pasien.
4) Waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil
b. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini :
1) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
2) Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensi, irrelevan, atau
neologisme
3) Perilaku katatonik, seperti gaduh gelisah, posisi tubuh
tertentu, negativism, mutisme, stupor, dan fleksibilitas cerea
4) Gejala-gejalanegatif, seperti sikap apatis, jarang bicara,
menarik diri, dan emosi menumpul.
c. Adanya gejala khas berlangsung selama dalam kurun waktu satu
bulan atau lebih.
d. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhandari beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.

2. Diagnosis Skizofrenia paranoid (F20.0)adalah :
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
a. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
1) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditoriktanpa bentuk verbal berupa
bunyi peluit (whistling), mendengug (humming), atau bunyi
tawa (laughing).
2) Halusinansi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat
seksual, atau lain-lain perasaan tubuh ; halusinasi visual
mungkin ada tetapi jarang menonjol.
3) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusionof control), dipengaruhi (delusion of
influence), atau passivity(delusion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang
paling khas
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta
gejala katatonik secara relative tidak nyata/tidak menonjol.
Dari autonanamnesa, alloanamnesa, dan status mental, didapatkan gangguan
berupa halusinasi visual dan taktil, terdapat waham yang menonjol berupa waham
curiga perilaku gelisah, dan afek tumpul sehingga pasien didiagnosis sebagai
Skizofrenia paranoid (F20.0).

F. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmakoterapi
a. Risperidone 2 mg 2 dd 1
b. Clozapin 25 mg 0-0-1

2. Psikoterapi Suportif
a. Ventilasi
Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi
hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega.

b. Konseling
Memberi penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agara pasien memahami kondisi dirinya, dan
memahami cara menghadapinya serta memotivasi pasien agar
tetap meminum obat secara teratur.

c. Sosio terapi
Memberikan penjelasan kepada orang terdekat pasien tentang
keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial sehingga membantu
proses penyembuhan pasien.
G. Follow up
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai