Anda di halaman 1dari 9

Departemen Jiwa

Nama Kelompok dan Mahasiswa Soal Kasus Gangguan Jiwa


Presensi/Absen
1-13 Kasus 1
14-26 Kasus 2
27-40 Kasus 3
Kasus 1

Tn A, 30 Tahun, Alamat Bendungan Sutami- Malang, Pendidikan S1, Agama Islam, Status
Belum menikah, Pekerjaaan Wiraswasta
Pasien masuk RSJ sudah satu bulan yang lalu dan mengatakan malu mengatakan masalah
yang terjadi pada dirinya. Dari data rekam medis RSJ Lawang .bahwa keluarga mengatakan
pasien binggung dan sering melamun ,kadang mengamuk. Pasien mengatakan saya tidak tahu
kenapa di bawah ke RSJ lawang pasien tidak tahu penyebab apa sehingga di bawah ke RSJ
Lawang. Saat pengkajian pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan
Pasien mengatakan tidak ada riwayat trauma baik, pelaku, korban maupun saksi. Pasien
mengatakan tidak pernh ada keinginan untuk bunuh diri. Klien tidak menggunakan NAPZA.
Tidak ada keluarga yang mengalami ganguang jiwa.
Pasien mengatakan pernah alami hal yang tidak menyenangkan yaitu kematian kakeknya
pada tahun 2004 pasien merasa sedih hanya kakeknya orang yang di percaya.
Pasien mengatakan ia anak pertama dari 2 bersaudara. Orang tua pasien tinggal di Balikpapan
klien di malang tinggal bersama keluarganya di Batu sambil menjaga villa.
Pasien mengtakan bahwa dirinya menyukai semua anggota tubuh nya; pasien mampu
menyebutkan identitasnya dengan baik yaitu nama,umurr TTL, dan alamat, pasien berperan
sebagi anak di dalam keluargannya sedangkan di rumah sakit pasien berperan sebagai pasien,
pasien mengatakan hubungan dengan keluarga terutama dengan orang tuanya dalam keadaan
baik pasien menyadari bahwa dirinya tidak sakit.
Klien mengatakan mempuyai hubungan dekat dengan orang tuanyaa. klien mengatakan
jarang mengikut kegiataan di masyarakat seperti gotong-royong,karang taruna dan
musyawarah. Klien mengatakan sulit berkomunikasi dengan orang lain malu untuk membuka
diri.
Pasien mengatakan bahwa pasien beragama islam. Pasien mengatakan ia sehat-sehat saja dan
ini merupakan cobaan dari Allah
Keadaan Umum: Cukup
Kesadaran (kuantitas): Composmentis
Tanda-tanda Vital
a. TD: 120/80 mm/Hg
b. N: 100x/menit
c. S: 36,6oC
d. P: 20x/menit

Ukur
a. BB: 60 Kg
b. TB: 151 Cm
Keluhan Fisik: Pasien tidak ada masalah fisik

Pasien tampak memakai seragam dari RSJ, berpakian yang sesuai, badan tampak bersih,
pasien juga mengatakan mandi 2x sehari, tidak suka memakai pakai sabun sehingga bau
badan.
Pasien berbicara seperlunya, bicara pelan, tidak mau bertanya, jika ditanya pasien menjawab
dengan jelas, pasien tidak mengawali pembicaraan.
Pasien terlihat sering berjalan-jalan diluar ruangan kakinya juga sering terlihat gerak-gerik
walaupun sedang duduk
Respon tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan misalnya diajak bercanda pasien hanya
diam saja, pasien kurang mampu mengekspresikan perasaan
Pasien tidak melihat lawan bicara, kontak mata kurang, pasien cukup kooperatif, berinteraksi
denganbaik, pembicaraan pasien sesuai dengan topiknya. Pasien berbicara sesuai dengan
pertanyaan yang diberikan. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksidengan orang lain
karena takut malah nanti akan berantem dengan temannya, pasien juga mengatakan enak
sendirian. pasien mengatakan sering melamun, memikirkan usianya yang belum menkah,
enak sendirian karena merasa lebih nyaman
Pasien tidak tahu rutin minum obat dan pasien mengatakan pulang sendiri tidak mau di
jemput. Klien mempunyai rumah yang cukup luas

Pasien mengatakan mandi 2 kali pagi dan sore itupun diingatkan oleh perawat, pasien
mengatakan ganti baju setiap hri 1 kali , pakian yang di pakai sesuai tidak terbalik. pasien
mengatakan makan 3x sehari. Pasien mengatakan BAK 5xsehari, BAB 1xsehari. pasien
mengatakan nafsu makan baik, tidak ada penurunan berat badan
Tidur siang, lama : 13.00- 15.00
Tidur malam, lama: 19.30 – 6.00
Aktivitas sebelum tidur : menoton tv
pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur akibat memikirkan sesuatu .tidak bisa
tidur hanya melamun.
Pasien mengatakan jika ada masalah di pikirkan sendiri dan dipendam sendiri dan pasien
memilih sendiri
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam lingkungan kelompok. Pasien mengatakan tidak
ada permasalahan dengan lingkungan tetangga. Pasien mengatakan pernah kuliah di UB
sampai semester 7 kemudian putus kuliah karena sering tidak masuk.
Pasien mengatakan belum memahami kalau dirinya mengalami gangguan jiwa

Kasus 2

Tn.B, Umur 40 Tahun, Jenis Kelamin Laki-laki, Status Perkawinan Belum Menikah, Agama
Islam, Suku Bangsa Bugis, Warga Negara Indonesia, Pendidikan SMK, Pekerjaan Tidak
Bekerja, Alamat Jalan Batu-Malang, Masuk RS Tanggal 02 November 2016

Keluhan Utama dan Alasan MRS: Berbicara-bicara sendiri dialami kurang lebih 7 bulan yang
lalu. Terkadang pasien berbicara sendiri jika di luar rumah,sehingga oleh tetangga diejek
sebagai orang gila, begitu di ejek maka pasien mengejek balik sambil berbicara terus
menerus, terkadang dengan nada yang keras, pasien marah karena disebut sebagai orang gila,
tetapi jika diejek seperti itu pasien tidak sampai memukul orang. Terkadang pasien
mendengar suara bisikan yang menyuruhnya untuk menjaga wilayah daerah luwu dari
serangan perang mandar, pasien mengatakan bahwa dirinya adalah penjaga daerah luwu, dan
perintah itu diterimanya dari pemimpin luwu yaitu raja luwu dengan cara berkomunikasi
lewat ilmu kebatinan, sehingga pasien mengetahui keinginan dari raja luwu. Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya pernah melihat hantu pada saat menonton bola dirumahnya,
peristiwa tersebut di lihatnya hanya sekali. Menurut ibunya, pasien pernah berkeinginan
untuk bepergian ke pulau kalimantan setelah menyelesaikan sekolahnya di SMK, tetapi tidak
diizinkan oleh orang tuanya. Perubahan perilaku terjadi semenjak tahun 2005. Pada awalnya
pasien tiba-tiba melihat hantu di rumahnya ketika sedang menonton bola di televisi, pasien
pun berlari keluar rumah dan sangat ketakutan. Sejak peristiwa tersebut pasien selalu merasa
ketakutan. Pada tahun 2006, ayah pasien meninggal dunia dan sejak saat itu pasien sering
berbicara-bicara sendiri. Menurut adiknya, setiap pasien melakukan aktivitas pasien selalu
berbicara sendiri dengan mengatakan ”salah lagi-salah lagi” sehingga aktivitas apa pun yang
dikerjakannya selalu dilakukan secara berulang-ulang. Keadaan ini hampir tiap kali terjadi
setiap pasien hendak melakukan aktivitas di rumahnya. Dan pasien pun dimasukkan ke
RS.Dadi untuk pertama kalinya 10 hari setelah kepergian ayahnya pada bulan november
2006. Pasien di rawat di RS.Dadi kurang lebih 1 bulan lamanya dan dikeluarkan pada bulan
desember 2006. Setelah keluar dari RS.Dadi pasien tidak meminum obat secara teratur dan
bahkan pernah tidak meminum obat sama sekali.

Hendaya/ disfungsi:
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)

Faktor stresor psikososial : Tidak jelas


Gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis sebelumnya : Tidak ada

Riwayat penyakit dahulu : trauma (-) : pada usia 1 tahun, pasien pernah terjatuh dari Rumah
panggung, kepala terbentuk tetapi tidak berdarah, infeksi (-), kejang (-)

Riwayat penggunaan zat psikoaktif : merokok (-), alkohol (-)

Lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh bidan, tidak ada kecacatan waktu lahir
Pertumbuhan dan perkembangan baik
Pasien dikenal sebagai pribadi yang pendiam, jika ada masalah selalu dipendam
Pendidikan terakhir adalah SMK
Belum Menikah

Riwayat Kehidupan Keluarga


· Pasien adalah anak pertama dari 6 bersaudara (♂,♀,♂, ♂, ♀,♀)
· Hubungan dengan keluarga baik
· Ayah meninggal sejak tahun 2006, sedangkan ibunya masih hidup
· Pasien tinggal dengan ibunya serta saudara-saudaranya
· Tidak ada riwayat keluarga yang menderita gangguan yang sama

Situasi Sekarang :Pasien tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya, biaya hidup lebih
banyak ditanggung oleh ibu dan saudara pasien.

Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya: Pasien merasa dirinya tidak sakit

1. Penampilan : Tampak seorang laki-laki memakai baju tiga lapis, baju lapisan pertama
adalah lengan panjang dengan motif bergaris, baju lapisan kedua adalah lengan pendek
dengan motif bergaris, baju lapisan ke tiga adalah rompi warna orange mencolok dengan
motif jaring jaring. Memakai celana pendek berwarna hitam selutut. Perawakan tinggi, wajah
agak lonjong sesuai umur, rambut agak gondrong, kulit sawo matang, kesan kurang rapi.
2. Kesadaran : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas prikomotor : Tenang
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

Keadaan Afektif (mood), Perasaan, dan Empati, Perhatian :


1. Mood : sulit dinilai
2. Afek : tumpul
3. Keserasian : Inappropriate
4. Empati : sulit di raba- rasakan

Fungsi Intelektual (kognitif) :


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf pendidikan
2. Daya konsentrasi : Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik
4. Daya ingat : Jangka panjang baik, jangka pendek baik, dan jangka segera baik.
5. Pikiran abstrak : Terganggu
6. Bakat kreatif : tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : cukup

Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
· Halusinasi Auditorik berupa suara yang mengomentari perilaku pasien yang didengar
tiap hari.
· Halusinasi Auditorik berupa ”Raja Luwu” yang memberikan perintah.
· Halusinasi Visual berupa pasien melihat ”hantu” saat sedang menonton bola di
rumahnya.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

Proses Berpikir :
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham
· Waham kebesaran yang berupa pasien adalah penjaga wilayah luwu.
· Waham mustahil yang berupa raja luwu berkomunikasi dengan pasien melalui ilmu
batin sehingga pasien dapat mengetahui keinginan raja luwu.

Pengendalian Impuls : Terganggu

Daya Nilai
Norma sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Terganggu
Penilaian realitas : Terganggu

Tilikan (insight) : Insight 1, pasien merasa dirinya tidak sakit.

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

Dx Medis: skizofrenia (F20.0)


Psikofarmaka : Haloperidol 15 mg 3 .1 tab

Kasus 3

Nama Ny. C, Usia 38 tahun, Jenis kelamin Perempuan, Anak ke : 3 dari 5 bersaudara, Agama
Islam, Pendidikan SMP, Suku Bengkulu, Status Menikah, Pekerjaan Tidak bekerja, Alamat
Sidoarjo, Tanggal Pemeriksaan : 2/04/2021 pukul 09.50 WIB

Keluhan Utama :Mudah marah dan sulit tidur sejak + 1 bulan yang lalu

Pasien sudah menikah dan pasien baru keluar dari RSKJ Soeprapto tanggal 18 Maret 2021.
Selama 1 bulan terakhir ini pasien mengeluh mudah marah dan sulit tidur. Pasien mudah
marah saat tersinggung, pasien menganggap orang lain itu selalu mengancam atau mengejek
dirinya. Pasien mudah tersinggung dengan siapa saja tetapi pasien paling sering ribut dengan
kakaknya. Menurut pasien kakaknya sudah tidak waras sering mengancam dirinya, sering
mau memukul dirinya, jadi sering terjadi keributan di rumah pasien. Kakak pasien selalu
pulang malam dan jarang tidur di rumah, setiap kakak pasien tidur di luar pasien merasa
aman dan tenang. Selain kakak pasien, pasien juga marah dengan kakak sepupu ipar pasien
yang menurut pasien sering marah, dan yang sering membawa pasien untuk berobat ke rumah
sakit jiwa. Kakak sepupu ipar pasien tinggal di sebelah rumahnya dan sering lewat mondar-
mandir dan melihat ke rumah pasien dengan pandangan sinis. Pasien merasa kakak sepupu
pasien ingin membawanya ke rumah sakit jiwa lagi. Pasien merasa dirinya sakit tetapi sudah
mau sembuh karena sudah dirawat lama di rumah sakit jiwa. Setiap keluar rumah pasien juga
merasa sering dilihat oleh orang-orang seperti pandangan jijik melihat dirinya karena dirinya
baru keluar dari rumah sakit jiwa. Sehingga kalau ditegur pasien akan marah karena mereka
seperti mengolok-olok dirinya.

Tidur pasien juga tidak nyenyak dan sering terbangun pada malam hari karena diganggu oleh
bisikan- bisikan. Bisikan tersebut sering di dengar pasien, bisikan tersebut seperti suara orang
yang dia kenal kadang seperti suara kakaknya, kadang seperti suara tetangganya tetapi dia
tidak melihat ada orang di sekelilingnya. Bisikan itu kadang menyuruh pasien untuk
melakukan sesuatu, setiap di suruh pasien kadang menuruti apa yang di suruh oleh bisikan
tersebut, seperti pasien disuruh melempar rumah tetangga karena tetanga tersebut sedang
membicarakan dirinya, kadang pasien disuruh untuk telanjang dan keluar rumah. Kadang
bisikan tersebut mengejek dirinya, kadang mengancam dirinya bahwa dirinya akan masuk
neraka jika tidak menuruti apa yang disuruh bisikan tersebut. Kadang bisikan tersebut
mengajak pasien untuk mengobrol. Menurut pasien saat disuruh oleh bisikan itu dia tidak
merasa sadar lagi dan secara spontan melakukan apa yang disuruh oleh bisikan tersebut.
Bisikan tersebut sering terdengar apalagi dalam 2 minggu terakhir ini, bisikan tersebut bisa
terdengar kapan saja dan dimana saja. Selain mengganggu tidur bisikan tersebut sering
mengganggu saat pasien ingin melakukan pekerjaan rumah, sehingga kadang pasien malas
untuk membersihkan rumah pasien dan pasien hanya duduk saja di dalam rumah atau duduk
di teras rumah pasien.

Pasien juga mengeluh dalam 1 bulan ini pasien sudah tidak mau minum obat karena menurut
pasien dia sudah tidak sakit lagi dan tidak butuh obat. Pasien mengaku sudah 2 minggu
benar-benar tidak minum obat.
Pertama kali keluhan mudah marah pasien ini dimulai saat pasien kelas 3 SMA, pada saat itu
pasien merasa mudah marah, membakar bajunya sendiri dan sering memukul keluarganya
karena menurut pasien ada suara-suara yang menyuruhnya untuk melakukan hal tersebut.
Suara-suara tersebut seriing muncul dan suara-suara tersebut mirip dengan suara-suara
keluarga nya kadang kakaknya, kadang ayahnya. Kemudian pasien hanya dibawa ke orang
pintar dan pasien putus sekolah. Pasien mengaku dirinya sembuh saat itu dan menjalani
kehidupan normal.

Pada tahun 2010 keluhan pasien kembali muncul saat ayah pasien meninggal karena jatuh
dari tangga. Pasien kembali sering marah, mengamuk, dan melempar orang lain. Pasien juga
sering pergi keluar rumah dan lama kembali.
Pasien mengaku sudah sering keluar masuk rumah sakit jiwa dan setiap kali di rawat pasien
pasti lama kadang sampai setahun lebih setiap kali di rawat. Sesudah dirawat pasien merasa
baikan dan merasa tidak butuh obat dan akhirnya kambuh lagi.

Penanggung jawab pasien adalah saudara sepupu pasien, Ny. R, berusia 60 tahun, bekerja
sebagai ibu rumah tangga yang merupakan tetangga pasien dan yang paling sering mengurus
pasien ketika di tinggal oleh ayahnya. Ny. R mengatakan bahwa pasien memang sering
marah-marah dan keluyuran keluar rumah. Dan pasien kadang sering melempari orang lain
jika menegur pasien ataupun kadang tanpa sebab. Pasien sering bicara sendiri dan sering
tertawa sendiri di rumahnya. Pasien tidak tidur semalaman dan sering keluar rumah sendiri,
jika di tegur pasien marah dan sering mengamuk. Pasien juga sering curiga dengan orang
termasuk suaminya ataupun dirinya jika berkunjung ke rumah pasien. Kadang-kadang suami
Ny. R sering melewati rumah pasien untuk melihat keadaan pasien apakah pasien kadang
kambuh atau tidak. Setelah mengetahui pasien sudah kambuh sepupu pasien ini menghubungi
kakak pasien yang pertama agar dibawa ke rumah sakit jiwa untuk diobati.

Pasien pertama kali terkena gejala seperti ini ketika pasien di kelas 3 SMA, ketika itu pasien
tiba-tiba saja sering marah-marah dan mudah tersinggung. Pasien sering berbicara sendiri,
tertawa sendiri dan sering keluyuran. Kadang-kadang pasien telanjang saat keluyuran ke luar
rumah atau duduk di depan rumah. Dan jika di tegur pasien marah-marah dan mengamuk.
Pasien kemudian hanya diobati dengan pengobatan alternatif dan tidak dibawa ke rumah sakit
jiwa. Kemudian pasien sembuh tetapi pasien menjadi lebih pemurung dan jarang mengobrol
dengan keluarganya lagi.

Pasien pertama kali dirawat di rumah sakit jiwa itu pada tahun 2010 karena keluhan pasien
muncul kembali, saat itu ayah pasien meninggal karena jatuh dari tangga. Pasien dirawat
lebih dari satu tahun. Kemudian pasien sering keluar masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan
yang sama. Pasien kadang tidak mau minum obat karena merasa telah sembuh.

Pasien belum pernah ada gangguan psikiatri sebelumnya, pasien belum pernah berobat ke
rumah sakit jiwa maupun ke psikiater. Pasien tidak ada riwayat gangguan medis, dan pasien
belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada
riwayat diabetes mellitus dan riwayat sakit hipotiroid. Riwayat mengkonsumsi alkohol,
rokok, dan narkoba tidak ada. Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong
dukun dirumah. Selama kehamilan dan kelahiran tidak ada masalah, ibu pasien sering
mengontrol kehamilannnya dengan bidan di posyandu. Pertumbuhan dan perkembangan pada
masa bayi dan balita normal. Pasien minum ASI sejak 0 bulan sampai usia 2 tahun
didampingi dengan makanan lunak karena saat itu ibu pasien tidak sanggup membeli susu
formula.

Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien berkembang menjadi anak
yang biasa saja, setiap pulang ke rumah pasien selalu membantu ibunya di rumah dan jarang
keluar rumah. Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak banyak berbicara, jarang bermain
keluar rumah, sehingga tidak memilik banyak teman.

Pasien saat remaja tetap berkembang menjadi gadis yang pendiam. Pasien juga pemalu,
sering merasa minder di sekolah karena pasien dari keluarga miskin. Pasien tidak memiliki
teman dekat disekolah, pasien dalam bergaul memilih- milih teman dan tidak pernah pergi
bermain keluar rumah dengan teman- teman sekolahnya. Sehari- hari pasien sering dirumah
membantu ibunya mengurus rumah dan belajar. Pasien juga tidak mempunyai pacar atau
teman laki-laki.

Saat SMA, pasien berhenti sekolah karena sakit dan menjalani hidupnya di rumah saja hanya
membantu ibunya di rumah, jarang keluar rumah. Pasien tidak mempunyai teman, pasien
sering mengurung diri di rumah karena malu bertemu dengan teman-temanya yang dulu
sekolah bersama dengannya.

Pasien sekolah SD, SMP, dan SMA tidak pernah mendapat juara di sekolahnya. Pasien
berhenti sekolah karena sakit saat kelas 3 SMA dan tidak melanjutkan lagi.

Pasien tidak pernah bekerja, pasien hanya membantu ibunya di rumah dan mengurus adik-
adiknya.
Pasien sudah menikah tetapi belum memiliki anak. Pasien memaksa menikah karena ada
yang suka dengannya, dan direstui oleh orang tua pasien. Kemudian pasien menikah secara
sah. Tetapi saat orang tua pasien tahu kalau suami pasien merupakan orang yang tidak benar,
sering mencuri, sering minum minuman keras, sering keluar malam dan malas bekerja.
Akhirnya keluarga pasien menyuruh pasien untuk berpisah dengan suaminya. Dan akhirnya
sampai sekarang pasien berpisah dengan suaminya tetapi belum bercerai.

Pasien beragama Islam dan mengaku beribadahnya kurang, pasien sering solat tetapi jarang 5
waktu.

Pasien sudah menikah. Pasien belum mempunyai anak. Pasien tidak pernah pacaran
sebelumnya dan tidak ada laki-laki yang dekat dengannya saat SMA ataupun setelah keluar
dari SMA.

Pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tetangga. Pasien jarang keluar
rumah, pasien tidak pernah mengobrol dan bercengkrama dengan tetangga. Pasien hanya
tersenyum jika ada tetangga yang menegurnya saat ia menyapu teras rumah, tetapi tidak
pernah mengobrol dengan tetangga atau teman disekitar rumah.

Di keluarga pasien banyak keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Ayah
pasien sebelum meninggal juga sering marah-marah, berbicara sendiri, sering mengamuk dan
sering tidak nyambung jika diajak ngobrol. Kakak ke dua pasien juga mengalami keluhan
yang serupa sering menyendiri, berbicara sendiri, mudah tersinggung dan akhirnya meninggal
karena sakit sebelumnya. Kakak ketiga pasien juga sering marah-marah dan melempar rumah
tetangga, melempar orang lain yang lewat sering berkelahi dengan pasien.

Diagnosa Medis: F 20.0 Skizofrenia tipe Paranoid


Psikofarmaka: Risperidone tablet 2 x 2 mg
Trihexylphenidil talet 2 x 2 mg, kalau perlu

Anda mungkin juga menyukai