Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL PENELITIAN

1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang yang berlokasi di JL. Raya Sengon No 29 RT. 8 RW. 3, Desa

Dalisodo, Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur 65151.

SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang memiliki ruangan

yang terdiri dari 1 ruangan kepala sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan

perpustakaan, 1 ruangan UKS, 8 ruangan kelas, 4 kamar toilet dan 1 ruangan

gudang. Jumalah tenaga pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 8 orang

guru, 1 orang guru UKS, 1 orang penjaga sekolah dan jumlah siwa baru tiap tahun

mencapai 30-35 siswa. SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

batasan sebagai berikut : Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kucur

Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Di sebelah barat berbatasan dengan Hutan

Lereng Gunung Kawi (Perhutani). Di sisi selatan berbatasan dengan Desa

Sukodadi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, sedangkan di sisi timur

berbatasan dengan Desa Jedong Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Gambar 5.1 Lokasi Penelitian


2 Data Umum Penelitian

Data umum pada penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin, kelas, tinggal

bersama dan mendapatkan pendidikan krakter. Data umum pada penelitian ini

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Data umum penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin, kelas, tinggal
bersama dan mendapatkan pendidikan krakter di SDN Bedalisodo 01
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang
Karakteristik f (%)
Usia
9-11 Tahun (Masa kanak-kanak) 52 94,5
12 Tahun (Renaja awal) (Depkes RI. 2009) 3 5,5
Jenis Kelamin
Laki-Laki 26 47,3
Perempuan 29 52,7
Kelas
IV 22 40,0
V 33 60,0
Tinggal Bersama
Orang tua 44 80,0
Keluarga 11 20,0
Mendapatkan Pendidikan Krakter
Ya 55 100,0
Tidak 0 0,0
Jumlah 55 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden

berada pada rentang usia 9-11 tahun (43,6%), sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan (52,7%), sebagian besar responden kelas V (60,0%), hampir

seluruhnya responden tinggal bersama orang tua (80,0%) dan seluruhnya

responden mendaptkan pendidikan krakter (100,0%).


3 Data Khusus Penelitian

5.3.1. Karakteristik Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan

Wagir Kabupaten Malang

Tabel 5.2 Karakteristik Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan


Wagir Kabupaten Malang
Variabel f (%)
Karakteristik Anak Usia Sekolah
Baik 33 60,0
Cukup & Kurang 22 40,0
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki karakteristik anak usia sekolah pada kategori baik (60,0%)

5.3.2 Kejadian Bullying Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Tabel 5.3 Kejadian Bullying Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang
Variabel f (%)
Kejadian Bullying
Bullying 15 27,3
Tidak terjadi Bullying 40 72,7
Total 55 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak

terjadi bullying (72,7%)

5.3.3. Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah Dengan Kejadian

Bullying Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Tabel 5.4 Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah Dengan Kejadian Bullying
Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Variabel Kejadian Bullying Jumlah P


Bullying Tidak Terjadi Bullying
Karakteristik Anak Usia Sekolah f % f % f %
Baik 0 0,0 33 60,0 33 60,0 0,000
Cukup & Kurang 15 27,3 7 12,7 22 40,0
Jumlah 15 27,3 40 72,7 55 100
Berdasarkan Tabel 5.5 hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa

karakteristik anak sekolah dasar yang baik akan berdampak pada tidak terjadi

bullying sebesar (60,0%). Hasil uji fisher's exact test menunjukkan bahwa ada

hubungan karakteristik anak usia sekolah dengan kejadian bullying di SDN

Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dengan nilai (p= 0,000)


BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan

Wagir Kabupaten Malang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

karakteristik anak usia sekolah pada kategori baik di SDN Bedalisodo 01

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Karakteristik anak usia sekolah yang baik

dapat dilihat pada indikator jawaban kuesioner yakni sebagian besar anak sekolah

siswa suka berteman dengan siapapun, sebagian besar responden anak sekolah

selalu mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru, sebagian besar anak

sekolah berteman yang bukan geng/kelompokku dan sebagain besar anak sekolah

tidak ingin menjadi oarang yang ditakuti oleh teman sekolah saya.

Karakteristik anak usia sekolah yang baik dipengaruhi oleh faktor umur.

Hampir seluruhnya responden berada pada rentang usia 9-11 tahun. Usia 9-11

tahun merupakan usia anak sekolah dasar yang sebentar lagi akan memasuki usia

remaja awal, pada usia ini sudah bisa memahami dengan perilaku kehidupan yang

baik, seperti siswa sudah ada pembinaan karakter yang dapat berdampak pada

karakteristik anak yang baik. Menurut Pamuji & Sodikin (2020) menjelaskan

bahwa karakter individu juga dipengaruhi juga oleh usia seseoarang, semakain

bertambah usia makan tingkat karakter juga semakin baik dan terlihat.

Karakteristik anak usia sekolah yang baik dipengaruhi oleh jenis kelamin.

Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin sebagai

perempuan memiliki sikap yang lemah lembut dan melibatkan perasaan dalam

bersikap dan bertindak sehingga berdampak pada karakteristik yang dimiliki, pada
perempuan yang baik. Menurut Mariyati (2019) juga menjelaskan bahwa

perempuan mampu mengontrol dirinya seperti berbicara dengan suara yang

lembut kepada temannya, hal ini akan berdampak pada karakteristik anak sekolah

yang baik .

Karakteristik anak usia sekolah yang baik dipengaruhi oleh faktor pendidikan.

Sebagian besar responden kelas V Sekolah Dasar dan seluruhnya responden

mendaptkan pendidikan krakter. Anak sekolah kelas V Sekolah Dasar tentunya

sudah mendapatkan pendidikan krakter seperti cara perilaku baik dan perilaku

sopan yang akan berdampak karakteristik anak usia sekolah yang baik. Menurut

Matanari, dkk (2020) menjelaskan bahwa baiknya karakteristik anak sekolah

disebabkan oleh pendidikan, dimana sekolah menjarkan tentang krakter yang baik

sperti berperilaku yang biak dan sopan, sehingga pendidikan karakter dapat

berpengaruh pada karakteristik anak sekolah.

Karakteristik anak usia sekolah yang baik dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga. Hampir seluruhnya responden tinggal bersama orang tua. Seseorang

yang hidup dalam lingkungan keluarga yang baik secara langsung atau tidak

langsung dapat membentuk kepribadiannya menjadi karakteristik anank yang

baik. Jadi dapat dipahami bahwa dengan menentukan secara benar tempat atau

lingkungan hidup dapat menentukan kepribadian atau karakter yang akan

dimunculkan anak. Asmita, dkk (2021) juga menjelaskan bahwa semakin tinggi

didikan orang tua maka semakin baik pula karakter siswa.


6.2. Kejadian Bullying Pada Anak Usia Sekolah Di SDN Bedalisodo 01

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak terjadi

bullying pada anak usia sekolah di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang. Tidak terjadinya bullying pada anak dapat dilihat pada hasil

jawaban kuesioner yakni sebagian besar responden tidak pernah dijauhi oleh

teman-teman saya karena saya berbeda kelompok, sebagian besar responden

teman memanggil saya dengan panggilan yang saya sukai, sebagian besar

responden suka berteman dengan siapa saja dan sebagian besar responden tidak

pernah menyebarkan berita yang tidak benar tentang teman saya agar ia dijauhi

oleh teman lain.

Tidak terjadinya bullying pada anak dipengaruhi oleh faktor usia. Hampir

seluruhnya responden berada pada rentang usia 9-11 tahun. Pada usia ini akan

memasuki usia anak sekolah dasar, tentunya sudah memiliki pengetahuan dan

pemahaman tentang atauran berperilaku yang baik dan tidak melanggar yang

berdampak pada perilaku yang baik, sehigga tidak terjadi bullying pada anak

sekolah. Tingkat usia sangat menetukan tinggi rendahnya bullying, anak sekolah

usia lebih dari 9 tahun meningkatkan rasa saling menghormati dan menghargai

sehingga dapat berdampak pada perilaku yang baik (Wakhid, dkk. 2017). Sejalan

dengan penelitian Mustayah & Wulandari (2018) menyatakan bahwa usia anak

memiki keterkaitan dengan bullying.

Tidak terjadinya bullying pada anak dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin.

Sebagian besar responden berjensi kelamin perempuan. Perempuan cenderung

memiliki perilaku pengasuh, membina, motivatur, komunikatif, sehingga dalam


berperilaku menjunjung tinggi kesopanan sehingga tidak menimbulkan bullying.

Menurut Ilham, dkk (2021) menjelaskan bahwa perempuan memilki sikap dan

perilaku yang lemah lembut dan memiliki rasa mengehargai terhadap seseoarng,

hal ini akan berdampak pada tidak terjadinyabullying.

Tidak terjadinya bullying pada anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan

sekolah. Sebagian besar responden kelas V sekolah dasar. Lingkungan sekolah

sangat menjunjung tinggi nilai-nilai perilaku sopan santun, dimana siswa

diajarkan cara berperilaku yang baik, berteman dan cara berkomikasi yang baik,

hal ini secara tidak langsung siswa diajarkan tidak melakukan bullying, sehingga

tidak adanya indikasi resiko terjadinya bullying pada siswa. Menurut Suib &

Safitri (2022) yang menjelaskan bahwa lingkungan sekolah berdampak positif

terhadap tidak terjadinya bullying.

Tidak terjadinya bullying pada anak dipengaruhi oleh faktor pendidikan.

Seluruhnya responden mendaptkan pendidikan krakter. Siswa yang mendapatkan

pendidikan akan memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam cara berperilaku,

berbicara, mengahargai teman dan orangtua, hal ini akan memberikan kesadaran

siswa sekolah dasar bagaiman berperilaku yang baik dan sospan sehingga

minimbulkan perilaku yang dan tidak menimbulkan kejadian bullying. Menurut

Aswat, dkk (2022) juga menjelaskan bahwa dalam upaya pencegahan bullying

dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan karakter sejak usia dini, sehingga

tatanan moral perilaku yang baik sudah dikenal sejak dini.

Tidak terjadinya bullying pada anak dipengaruhi oleh faktor keluarga.

Hampir seluruhnya responden tinggal bersama orang tua. Peran keluarga dalam

tumbuh kembang anak sangat mempengaruhi salah satunya perilaku anak, namun
ketika orangtua menjalan fungsi keluarga dengan baik seperti membina anak,

membiasakan anak berperilaku soapan, menghargai yang lebih tua, hal dengan

secara tidak langsung bahwa anak akan mengitu dan terbiasa dengan melakukan

perilaku yang baik tanpa menyakiti temannya. Menurut Utami & Renaldi (2022)

yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan

perilaku bullying pada siswa, dimana adanya pengawasan orang tau dan didikan

orang tua terhadap anak, maka akan berdampak pada perilaku anak yang baik dan

tidak menimbulkan bullying.

Perilaku bullying yang rendah juga dipengaruhi faktor internal dan

eksternal. Menurut Dewi, dkk (2020) menjelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi bullying pada siswa yaitu faktor internal diantaranya: pengalaman

kekerasan, persepsi, gander, usia, kontrol psikologis, dan penggunaan zat adiktif.

Faktor eksternal: Faktor keluarga meliputi pola asuh, dukungan keluarga, dan

stress orang tua dan media. Sejalan dengan penelitian Mutiara (2021) yang

menjelaskan faktor terjadinya perilaku bullying dipengaruhi oleh faktor internal

dan ekstrenal.

6.3. Hubungan Karakteristik Anak Usia Sekolah Dengan Kejadian Bullying

Di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik anak sekolah dasar

yang baik akan berdampak pa da tidak terjadi bullying sebesar (60,0%). Hasil uji

fisher's exact test menunjukkan bahwa ada hubungan karakteristik anak usia

sekolah dengan kejadian bullying di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang dengan nilai (p= 0,000).


Adanya hubungan antara karakteristik anak usia sekolah dengan kejadian

bullying, karena karakter siswa yang baik makan akan berdampka pada tidak

terjadinya buulying atau sebaliknya,. Anak usia sekolah merupakan seorang anak

yang berusia 6-12 tahun, pada usia ini juga masih terjadi proses tumbuh kembang

anak seperti karakteristik anak juga mengalami perkembangan atau kemajuan ke

hal yang lebih besar atau dewasa, karakteristk anak dipengaruh oleh beberapa

faktor seperti, insting, kebiasaan, kemauan, suara batin, keturunan, pendidikan

dan lingkungan, ketika faktor ini terjadi maka akan memunculkan sikap anak yang

baik dan yang buruk, hal buruk seperti adanya sikap yang menyimpang dan

berdampak pada bullying, bullying dipengaruhi oleh faktor, keluarga, sekolah,

teman sebaya dan media (Dewi, 2020).

Diyantini, dkk (2015) menjelaskan bahwa usia anak 6-12 tahun) adalah

masa dimana terjadi perubahan yang beragam pada pertumbuhan dan

perkembangan anak yang akan mempengaruhi pembentukan karakteristik dan

kepribadian anak. Anak akan diarahkan untuk mulai keluar dari kelompok

keluarga menuju ke kelompok yang lebih luas, dengan harapan dapat mencapai

perkembangan yang sesuai dengan kelompok usianya melalui peningkatan

keterampilan, dasar pengetahuan serta perluasan lingkungan Lingkungan sekolah

selain dapat memperluas dunia anak dapat juga menjadi tempat berkembangnya

stressor yang bisa mengganggu perkembangan anak, salah satunya adalah

kekerasan antar siswa atau bullying. Bullying dikarakteristikkan sebagai perilaku

agresif yang bersifat merusak yang dilakukan dengan sengaja dan berulang-ulang

dengan tujuan untuk merugikan korbannya serta dapat disertai dengan adanya
perbedaan atau ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban (Latifah,

2012).

Sejalan dengan penelitian Khairunisa (2014) menjelaskan bullying telah

diakui sebagai masalah sosial yang berarti dan umumnya terjadi pada anak

sekolah dasar periode terakhir yaitu pada rentang usia 9-12 tahun. Karakteristik

anak dapat mempengaruhi terjadinya perilaku bullying di sekolah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perilaku bullying tidak berhubungan dengan usia anak. Akan

tetapi perilaku bullying berhubungan dengan jenis kelamin dan kelompok geng.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam penyusunan

program untuk mencegah dan meminimalkan bullying di sekolah.

Sejalan dengan penelitian Devita (2018) menjelaskan bahwa bullying

dikalangan anak sekolah merupakan sebuah fenomena yang sudah lama terjadi.

Banyak alasan yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan bullying, bisa

dari individu anak itu sendiri dan lingkungan keluarga anak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur, jenis kelamin, kelas, pekerjaan

ibu, media kekerasan, perkelahian, dan makian dengan perilaku bullying pada

anak usia sekolah. Sedangkan untuk variabel kepunyaan geng, pola asuh orang

tua, dan pekerjaan ayah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku

bullying pada anak usia sekolah.

6.4 Keterbatasan

Keterbatasan pada penelitian ini adalah dimana peneliti tidak mengkaji

faktor lainya yang dapat mempengaruhi perilaku bullying seperti pergaulan.


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar responden memiliki karakteristik anak usia sekolah pada

kategori baik di SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

2. Sebagian besar responden tidak terjadi bullying pada anak usia sekolah di

SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

3. Ada hubungan karakteristik anak usia sekolah dengan kejadian bullying di

SDN Bedalisodo 01 Kecamatan Wagir Kabupaten Malang (p= 0,000)

7.2 Saran-Saran

1. Sekolah

Sekolah terus mendorong adnaya pendidikan krakter siswa sebagai bentuk

pencegahan bullying dan dapat dijadikan bahan mata pelajaran pendidikan

karakter agar siswa tidak diberikan kesempantan dalam melakukan perilaku

bullying

2. Orang tua

Orang tua dapat mendorong anak dalam berperilaku yang baik sehingga tidak

terjadi bullying, sperti orang tua mendidik anak dengan menerapkan

menghargai yang lebih tua dan teman

3. Siswa

Siswa dapat mengikuti cara aturan berperilaku yang diberikan guru dan

keluarga.

4. Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam meneliti yang berhubungan
dengan bullying pada anak sekolah dasar

Anda mungkin juga menyukai