Tahap Tahap
Tahap
Pengolahan
persiapan Pelaksanaan
data
Analisa Univariate
• Analisa univariate dalam penelitian
ini yaitu dilakukan perhitungan
tabel frekuensi terkait data
karakteristik responden
berdasarkan usia, pendidikan,
sumber informasi tentang perilaku
seksual berisiko sebelum diberikan
pembelajaran pengalaman pacaran.
Analisa Bivariate
• Untuk membuktikan adanya
pengaruh PBL terhadap
pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko
pada remaja dalam
penelitian ini menggunakan
Uji Wilcoxon Signed Rank
ETIKA PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
KERAHASIAAN (CONFIDENTIALITY)
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 Analisa Deskriptif Umur Responden di SMP
Sriwedari Kota Malang pada bulan 04 Maret – 06 Maret
2019
Minimu Maximu
N m m Mean Std. Deviation
Umur 32 14 15 14,12 0,336
60%
50%
: Pengertian
40% P : Macam
re
30% 60% 62% 60% 58% te : Faktor
50% st : Dampak
20%
: Pencegahan
10%
0%
1 2 3 4 5
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perilaku
Seksual Berisiko Sesudah Dilakukan Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) di SMP Sriwedari Kota Malang pada bulan 04
Maret – 06 Maret 2019
Kriteria Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Cukup 13 40,6
Baik 19 59,4
Jumlah 32 100
Posttest
120%
100%
P: Pengertian
80%
o
s : Macam
60% tt : Faktor
100% e
40% 75% 78% s : Dampak
71% 71%
t : Pencegahan
20%
0%
1 2 3 4 5
120%
100%
100%
75% 78%
80% 71% 71%
60% 62% 60% 58%
60%
50% Pretest
Posttest
40%
20%
0%
Pengertian Macam Faktor Dampak Pencegahan
ANALISA DATA
Tabel 5.5 Hasil Analisa Data Menggunakan Uji
Wilcoxon Signed Rank
Test Statisticsb
Posttest - Pretest
Z -4.939a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
PEMBAHASAN
• Berdasarkan jawaban tepat responden, indikator
pengertian tentang perilaku seksual berisiko merupakan
indikator dengan skor terendah yaitu 50% responden yang
artinya masih banyak responden yang belum mengetahui
tentang pengertian perilaku seksual berisiko.
• Indikator yang sudah mempunyai nilai bagus atau skor
tertinggi adalah indikator faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual berisiko yaitu 62% terutama bahwa laki-
laki lebih berpeluang mengalami perilaku seksual berisiko
dibandingkan perempuan, hal ini disebabkan karena
berdasarkan pengalaman yang dilihat dalam kehidupan
sehari-hari bahwa pelaku perilaku seksual berisiko
cenderung dilakukan oleh laki-laki.
• Remaja tidak mengetahui bahwa majalah porno, situs
porno, film porno merupakan salah satu pemicu perilaku
seksual berisiko pada remaja, karena bagi sebagian remaja
yang tidak mengetahui macam perilaku seksual berisiko,
selama dia tidak terpengaruh untuk melakukan hubungan
seksual berarti dianggap faktor ini tidak mempengaruhi,
karena apabila remaja kurang memahami tentang
pengertian dan bentuk perilaku seksual berisiko itu
sendiri, akan menyebabkan ketidaktahuan pada indikator
yang lain
• Sesudah diberikan pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terjadi peningkatan pengetahuan pada seluruh
indikator pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko
yaitu untuk indikator pengertian meningkat menjadi 100%
dengan peningkatan sebesar 50%, pada indikator macam
perilaku seksual berisiko terjadi peningkatan sebesar 15%,
indikator faktor yang mempengaruhi terjadi peningkatan
sebesar 16%, indikator dampak terjadi peningkatan
sebesar 11%, dan indikator pencegahan terjadi
peningkatan sebesar 13%. Peningkatan paling signifikan
terjadi pada indikator pengertian perilaku seksual berisiko
• Usia remaja mengalami berbagai macam perkembangan
dimana salah satunya adalah perkembangan kognitif yang
berhubungan dengan kemampuan berfikir untuk
memperoleh pengetahuan termasuk pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko, sehingga akan terjadi
peningkatan penegtahuan setelah diberikan informasi
karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang kuat
• Pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko tidak
mutlak didapatkan dari pendidikan formal, akan tetapi
lebih banyak didapatkan dari media massa sehingga pada
tingkat pendidikan yang sama pun remaja memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda-beda
• Penelitian ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang perilaku seksual berisiko melalui pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) sehingga
remaja dapat membandingkan antara informasi yang
disampaikan oleh peneliti dengan sumber lain dan
menganalisanya secara logis informasi yang tepat
sehingga remaja mendapatkan informasi yang aktual
untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko.
• Pembelajaran PBL akan memudahkan remaja untuk
mengetahui secara langsung tentang kasus nyata yang
berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dan
bagaimana pemecahan masalah tersebut, sehingga mereka
akan berusaha untuk mencari informasi sebanyak-
banyaknya untuk dijadikan sebagai bahan diskusi
permasalah tersebut dan membandingkannya dengan
penjelasan dan materi yang disampaikan oleh peneliti.
Dengan demikian, remaja akan dapat lebih banyak
paparan informasi sehingga pengetahuan remaja dapat
meningkat secara signifikan.
• Tidak adanya perubahan tingkat pengetahuan
pada remaja tersebut disebabkan karena remaja
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran PBL,
kurang memperhatikan penjelasan peneliti pada
saat menyampaikan materi, dan dapat juga
disebabkan karena remaja kurang dapat
menganalisis informasi mana yang benar
sehingga remaja memiliki kesimpulan sendiri
dari informasi yang disampaikan, atau bisa juga
disebabkan karena kemampuan mengingat
responden yang kurang baik.
KESIMPULAN
• Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku seksual berisiko di
SMP Sriwedari Kota Malang sebagian besar cukup sebelum
dilakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Pengetahuan yang masih kurang adalah tentang pengertian
perilaku seksual berisiko, sedangkan yang cukup adalah tentang
faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku seksual berisiko.
• Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku seksual berisiko di
SMP Sriwedari Kota Malang sebagian besar baik tentang perilaku
seksual berisiko sesudah dilakukan pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Peningkatan pengetahuan terjadi pada semua
indikator perilaku seksual berisiko, dan peningkatan yang paling
signifikan adalah indikator pengertian perilaku seksual berisiko.
• Ada pengaruh metode pembelajaran problem based learning
(PBL) terhadap pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko
pada remaja di SMP Sriwedari Kota Malang.
SARAN
• Bagi Tempat Penelitian
• Bagi Remaja
• Bagi Peneliti Selanjutnya
Terimakasih
Wassalamualaikum
WR.WB