Anda di halaman 1dari 37

SEMINAR HASIL

MIMIN INTAN SARI


(201510420311047)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

(Studi Pre Eksperimental di SMP Sriwedari Kota Malang)

Malang, Juni 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

(Studi Pre Eksperimental di SMP Sriwedari Kota Malang)


LATAR BELAKANG

• Masa remaja adalah periode dalam rentan usia 10


hingga 19 tahun. Masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa.
• Sebanyak 10% remaja perempuan 10% remaja laki-laki
mempunyai pengetahuan yang komprehensif tentang
HIV/AIDS, 6% remaja perempuan dan 15% remaja
laki-laki mengetahui satu atau lebih gejala terkait
dengan penyakit menular seksual pada perempuan.
Hal ini mencerminkan rendahnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi
LATAR BELAKANG
Hasil wawancara wawancara pada 10 siswa kelas VIII :
• 4 orang (40%) mengetahui tentang pengertian
perilaku seksual berisiko, 2 orang (20%) dapat
menyebutkan bahwa berhubungan seksual laki- laki
dan perempuan adalah bentuk perilaku seksual
berisiko, 2 orang (20%) dapat menyebutkan dampak
bahwa perilaku seksual berisiko diantaranya
HIV/AIDS dan penyakit menular seksual berisiko.
• 8 orang (80%) pernah berciuman dengan pacar, dan 8
orang (80%) pernah melihat video porno
Dampak dari rendahnya pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko:
1) Perasaan bersalah
2) Depresi
3) Marah
4) Ketegangan mental
5) Kebingungan akan peran sosial
6) Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
7) Pernikahan dini
LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan pengetahuan tentang perilaku seksual


berisiko PBL (Problem Based Learning)
Kelebihan:
1) Meningkatkan perolehan pengetahuan
2) Keterampilan komunikasi yang efektif
3) Kemampuan untuk bekerja dalam tim (kerja, tim),
4) Keterampilan pemecahan masalah
5) Kemampuan belajar mandiri,
6) Kemampuan untuk berbagai informasi,
7) Menghargai sudut pandang lain
8) Identifikasi kekuatan dan kelemahan pribadi
Rumusan masalah

Bagaimana pengaruh metode


pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terhadap pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko pada remaja
di SMP Sriwedari Kota Malang.
Tujuan penelitian
Tujun Umum
• Mengetahui pengaruh metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
terhadap pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko pada remaja di SMP
Sriwedari Kota Malang
Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko pada remaja sebelum dilakukan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
remaja
• Mengidentifikasi pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko pada remaja sesudah dilakukan
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
remaja
• Menganalisa pengaruh metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terhadap pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko pada remaja
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian

• H1: Ada pengaruh metode pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) terhadap
pengetahuan tentang perilaku seksual
berisiko pada remaja
Kerangka Penelitian
Definisi Operasional
N Variabel Definisi Indikator Alat ukur Skala Hasil ukur
o operasional ukur
1 Variabel Memberikan Pelaksanaan SAP - -
independen: kasus tentang a. Durasi (Satuan
  masalah pembelajaran Acara
Pembelajaran perilaku 60 menit Pembelaja
Problem seksual b. Frekuensi ran)
Based berisiko pada pertemuan
Learning remaja yang sebanyak 4x
ada dalam  
dunia nyata.
Definisi Operasional
2 Variabel Segala sesuatu Pengetahuan tentang Kuesioner Ordinal Jawaban benar
dependen: yang diketahui perilaku seksual skor 1
  remaja tentang berisiko, antara lain: Jawaban salah
Pengetahuan perilaku seksual 1. Pengertian skor 0
tentang berisiko 2. Macam  
perilaku a. Masturbasi Kriteria:
seksual b. Onani 1. Baik : Hasil
berisiko c. Petting presentase
d. Hubungan seksual 76% - 100%
3. Faktor yang 2. Cukup:
mempengaruhi Hasil
e. Usia presentase
f. Jenis kelamin 56% - 75%
g. Peran keluarga 3. Kurang:
h. Teman sebaya Hasil
i. Paparan media presentase
pornografi < 56%
4. Dampak (Arikunto,
j. Bagi remaja 2012)
k. Bagi orang tua
l. Bagi masyarakat
5. Pencegahan
 
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
SMP Sriwedari Kota Malang.
Waktu penelitian dilakukan
pada bulan Januari 2019.
Instrumen Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan lembar yang
berjumlah 24 pernyataan yang didapatkan dari
modifikasi beberapa peneliti yang meneliti
tentang pengetahuan tentang perilaku seksual
berisiko yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran PBL yang diberikan. Apabila
pernyataan favorable dijawab benar maka skor
yang didapatkan adalah 1, jika menjawab salah
maka skor 0, apabila pernyataan unfavorable
dijawab benar maka skor yang didapatkan
adalah 0, jika menjawab salah maka skor 1
Variabel Indikator Favorable Unfavorable Total item
Pengetahuan Pengertian 2,3 1,4 4
tentang Macam 6,8 5,7 4
Perilaku perilaku
Seksual seksual
Berisiko berisiko
Faktor yang 10,12,14 9,11,13,15 7
mempengaru
hi
Dampak 16, 18, 20 17, 19 5
Pencegahan 22,24, 21,23 4
Jumlah item 14 12 24
Uji validitas dan reliabilitas
• Uji validitas menggunakan rumus df= n-2
dengan α = 0,05, maka akan menjadi
df=25-2 (df=23)
• Pengujian relibilitas dalam ini
menggunakan teknik belah dua (split balf)
yang dianalisa dengan rumus Spearman
Brown
TAHAP PENGUMPULAN
DATA

Tahap Tahap
Tahap
Pengolahan
persiapan Pelaksanaan
data
Analisa Univariate
• Analisa univariate dalam penelitian
ini yaitu dilakukan perhitungan
tabel frekuensi terkait data
karakteristik responden
berdasarkan usia, pendidikan,
sumber informasi tentang perilaku
seksual berisiko sebelum diberikan
pembelajaran pengalaman pacaran.
Analisa Bivariate
• Untuk membuktikan adanya
pengaruh PBL terhadap
pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko
pada remaja dalam
penelitian ini menggunakan
Uji Wilcoxon Signed Rank
ETIKA PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

TANPA NAMA (ANONIMITY)

KERAHASIAAN (CONFIDENTIALITY)
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1 Analisa Deskriptif Umur Responden di SMP
Sriwedari Kota Malang pada bulan 04 Maret – 06 Maret
2019
  Minimu Maximu
N m m Mean Std. Deviation
Umur 32 14 15 14,12 0,336

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden


di SMP Sriwedari Kota Malang pada bulan 04 Maret – 06
Maret 2019
Kriteria Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 12 37,5
Perempuan 20 62,5
Jumlah 32 100
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perilaku
Seksual Berisiko Sebelum (Pretest) Dilakukan Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) di SMP Sriwedari Kota Malang
pada bulan 04 Maret – 06 Maret 2019
Persentase
Kriteria Pengetahuan Frekuensi
(%)
Kurang 9 28,1
Cukup 23 71,9
Jumlah 32 100
Pretest
70%

60%

50%
: Pengertian
40% P : Macam
re
30% 60% 62% 60% 58% te : Faktor
50% st : Dampak
20%
: Pencegahan
10%

0%
1 2 3 4 5
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perilaku
Seksual Berisiko Sesudah Dilakukan Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) di SMP Sriwedari Kota Malang pada bulan 04
Maret – 06 Maret 2019
Kriteria Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Cukup 13 40,6
Baik 19 59,4
Jumlah 32 100

Posttest
120%

100%

P: Pengertian
80%
o
s : Macam
60% tt : Faktor
100% e
40% 75% 78% s : Dampak
71% 71%
t : Pencegahan
20%

0%
1 2 3 4 5
120%
100%
100%

75% 78%
80% 71% 71%
60% 62% 60% 58%
60%
50% Pretest
Posttest
40%

20%

0%
Pengertian Macam Faktor Dampak Pencegahan
ANALISA DATA
Tabel 5.5 Hasil Analisa Data Menggunakan Uji
Wilcoxon Signed Rank
Test Statisticsb
  Posttest - Pretest
Z -4.939a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
PEMBAHASAN
• Berdasarkan jawaban tepat responden, indikator
pengertian tentang perilaku seksual berisiko merupakan
indikator dengan skor terendah yaitu 50% responden yang
artinya masih banyak responden yang belum mengetahui
tentang pengertian perilaku seksual berisiko.
• Indikator yang sudah mempunyai nilai bagus atau skor
tertinggi adalah indikator faktor yang mempengaruhi
perilaku seksual berisiko yaitu 62% terutama bahwa laki-
laki lebih berpeluang mengalami perilaku seksual berisiko
dibandingkan perempuan, hal ini disebabkan karena
berdasarkan pengalaman yang dilihat dalam kehidupan
sehari-hari bahwa pelaku perilaku seksual berisiko
cenderung dilakukan oleh laki-laki.
• Remaja tidak mengetahui bahwa majalah porno, situs
porno, film porno merupakan salah satu pemicu perilaku
seksual berisiko pada remaja, karena bagi sebagian remaja
yang tidak mengetahui macam perilaku seksual berisiko,
selama dia tidak terpengaruh untuk melakukan hubungan
seksual berarti dianggap faktor ini tidak mempengaruhi,
karena apabila remaja kurang memahami tentang
pengertian dan bentuk perilaku seksual berisiko itu
sendiri, akan menyebabkan ketidaktahuan pada indikator
yang lain
• Sesudah diberikan pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) terjadi peningkatan pengetahuan pada seluruh
indikator pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko
yaitu untuk indikator pengertian meningkat menjadi 100%
dengan peningkatan sebesar 50%, pada indikator macam
perilaku seksual berisiko terjadi peningkatan sebesar 15%,
indikator faktor yang mempengaruhi terjadi peningkatan
sebesar 16%, indikator dampak terjadi peningkatan
sebesar 11%, dan indikator pencegahan terjadi
peningkatan sebesar 13%. Peningkatan paling signifikan
terjadi pada indikator pengertian perilaku seksual berisiko
• Usia remaja mengalami berbagai macam perkembangan
dimana salah satunya adalah perkembangan kognitif yang
berhubungan dengan kemampuan berfikir untuk
memperoleh pengetahuan termasuk pengetahuan tentang
perilaku seksual berisiko, sehingga akan terjadi
peningkatan penegtahuan setelah diberikan informasi
karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang kuat
• Pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko tidak
mutlak didapatkan dari pendidikan formal, akan tetapi
lebih banyak didapatkan dari media massa sehingga pada
tingkat pendidikan yang sama pun remaja memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda-beda
• Penelitian ini dilakukan dengan memberikan informasi
tentang perilaku seksual berisiko melalui pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning) sehingga
remaja dapat membandingkan antara informasi yang
disampaikan oleh peneliti dengan sumber lain dan
menganalisanya secara logis informasi yang tepat
sehingga remaja mendapatkan informasi yang aktual
untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku
seksual berisiko.
• Pembelajaran PBL akan memudahkan remaja untuk
mengetahui secara langsung tentang kasus nyata yang
berhubungan dengan perilaku seksual berisiko dan
bagaimana pemecahan masalah tersebut, sehingga mereka
akan berusaha untuk mencari informasi sebanyak-
banyaknya untuk dijadikan sebagai bahan diskusi
permasalah tersebut dan membandingkannya dengan
penjelasan dan materi yang disampaikan oleh peneliti.
Dengan demikian, remaja akan dapat lebih banyak
paparan informasi sehingga pengetahuan remaja dapat
meningkat secara signifikan.
• Tidak adanya perubahan tingkat pengetahuan
pada remaja tersebut disebabkan karena remaja
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran PBL,
kurang memperhatikan penjelasan peneliti pada
saat menyampaikan materi, dan dapat juga
disebabkan karena remaja kurang dapat
menganalisis informasi mana yang benar
sehingga remaja memiliki kesimpulan sendiri
dari informasi yang disampaikan, atau bisa juga
disebabkan karena kemampuan mengingat
responden yang kurang baik.
KESIMPULAN
• Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku seksual berisiko di
SMP Sriwedari Kota Malang sebagian besar cukup sebelum
dilakukan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Pengetahuan yang masih kurang adalah tentang pengertian
perilaku seksual berisiko, sedangkan yang cukup adalah tentang
faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku seksual berisiko.
• Tingkat pengetahuan remaja tentang perilaku seksual berisiko di
SMP Sriwedari Kota Malang sebagian besar baik tentang perilaku
seksual berisiko sesudah dilakukan pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Peningkatan pengetahuan terjadi pada semua
indikator perilaku seksual berisiko, dan peningkatan yang paling
signifikan adalah indikator pengertian perilaku seksual berisiko.
• Ada pengaruh metode pembelajaran problem based learning
(PBL) terhadap pengetahuan tentang perilaku seksual berisiko
pada remaja di SMP Sriwedari Kota Malang.
SARAN
• Bagi Tempat Penelitian
• Bagi Remaja
• Bagi Peneliti Selanjutnya
Terimakasih
Wassalamualaikum
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai