Anda di halaman 1dari 6

ANTICIPATORY GUIDANCE ORANGTUA UNTUK KEKERASAN SEKSUAL

PADA ANAK
(ANTICIPATORY GUIDANCE OF PARENTS FOR SEXUAL VIOLENCE IN CHILDREN)

Lilla Maria¹, Feriana Ira H², Previta Zeizar³


¹Dosen S1 Keperawatan, Stikes Maharani Malang, ² Dosen S1 Keperawatan, Stikes Maharani
Malang, ³Dosen D3 Analis Kesehatan, Stikes Maharani Malang
lilla_mk@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kekerasan pada anak merupakan masalah yang kompleks sehingga
memerlukan penanganan secara komprehensif, holistik dan terpadu. Ditinjau dari segi fisik maupun
pemenuhan haknya, anak merupakan salah satu kelompok rentan. Keberadaannya sangat bergantung dari
pengasuhan orangtuanya atau orang terdekatnya. Kelemahan anak inilah yang terkadang dijadikan
kompensasi dan kesempatan bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penganiayaan.
Pelanggaran dapat diidentifikasi secara fisik, emosional dan maltreatment seksual. Tujuan: Merumuskan
Anticipatory guidance orangtua untuk kekerasan seksual pada anak melalui eksplorasi pengalaman dari
orangtua baik korban maupun non korban. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua yang anaknya menjadi
korban ataupun bukan korban kekerasan seksual, sejumlah 5 orang secara purposive sampling di kabupaten
Malang. Hasil: Dari penelitian ini ditemukan 5 tema yaitu 1). Respon Cepat Pemerintah di antara Dilema
Akan Stigma Masyarakat, 2) Mencegah Kekerasan Dengan Membuka Ruang Diskusi Dengan Anak, 3)
Orangtua Korban Ingin Anak Tetap Mampu Menghadapi Masa Depan, 4). Melibatkan Keluarga Dan
Lingkungan Dalam Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak, 5). Rehabilitasi Korban Kekerasan Seksual
Pada Anak Mempertimbangkan Kondisi Korban. Kesimpulan: Anticipatory guidence anak berkaitan dengan
stigma masyarakat dan munculnya perasaan malu. Keterbukaan komunikasi dan diskusi dengan anak serta
keterlibatan lingkungan dalam mendukung pencegahan kekerasan seksual pada anak sangat penting untuk
dilakukan agar kasus kekerasan seksual pada anak di masa mendatang dapat ditekan jumlahnya.

Kata Kunci: Anticipatory guidance, Anak, Orang tua, Kekerasan Seksual

ABSTRACT
Background: The violence problem against children is a complex problem that requires
comprehensive, holistic and integrated treatment. Children are vulnerable groups both physically and
fulfilment rights. Their existence depends on parent care and caregiver. Sometimes, their weakness used by
other to commit violence. Violations can be identified physically, emotionally and sexually maltreatment.
Objective: To formulate parent Anticipatory guidance for sexual violence against children through parent
experience. Method: This study used a qualitative research with a phenomenological approach. Participants
were parents whose children were victims or not of sexual violence, 5 participant were selected by purposive
sampling in Malang district. Results and Analysis: 1). The Government's Rapid Response Among the
Dilemmas of Community Stigma, 2) Preventing Violence by Opening Discussion Room with Children, 3)
Victim's Parents Hope Children be Able to Face the Future, 4). Involving Family and Environment in the
Prevention of Sexual Violence in Children, 5). Rehabilitation of Victims of Sexual Violence in Children
Considering the Victim's Condition. Disscussion: Anticipatory guidence of children associated with
community stigma and the emergence feelings of shame. Openness communication and discussion with
children and environmental involvement in supporting the prevention of sexual violence against children is
very important to reduced the number of cases of sexual violence against children in the future.

PENDAHULUAN pemerintah, LSM maupun swasta dan


masyarakat. Ditinjau dari segi fisik maupun
Masalah kekerasan pada anak merupakan pemenuhan haknya, anak merupakan salah
masalah yang kompleks sehingga memerlukan satu kelompok rentan. Keberadaannya sangat
penanganan secara komprehensif, holistik dan bergantung dari pengasuhan orangtuanya atau
terpadu oleh berbagai sektor terkait baik orang terdekatnya. Kelemahan anak inilah

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 1


yang terkadang dijadikan kompensasi dan guidance ini akan menjadi bentuk bimbingan
kesempatan bagi orang-orang yang tidak kepada orang tua untuk mengantisipasi hal-hal
bertanggungjawab untuk melakukan yang terjadi terhadap pertumbuhan dan
penganiayaan. Pelanggaran dapat perkembangan anak sehingga orang tua sadar
diidentifikasi secara fisik, emosional dan akan apa yang terjadi pada tahap
maltreatment seksual. Pelecehan seksual perkembangan anak dan dapat memenuhi
termasuk perilaku setiap yang memiliki kebutuhan anak sesuai dengan tingkat usia
konotasi seksual termasuk pada penetrasi perkembangan anak.
seksual atau sindiran seksual kepada seorang
anak.Sehingga perlu ditingkatkan kemampuan
perawat untuk berkomunikasi baik bahasa BAHAN DAN METODE
verbal dan ketrampilan non-verbal perawat
yang menurut data masih dalam kategori Penelitian ini menggunakan desain penelitian
sedang. Tujuan dari penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Pendekatan ini digunakan agar peneliti mampu
perawat dengan komunikasi perawat dalam merekam secara langsung konsep Anticipatory
melakukan tindakan invasif keperawatan pada guidance dan berdasarkan pengalaman secara
anak usia sekolah. nyata yang pada akhirnya akan didapatkan
rekomendasi tentang tindakan antisipasi
Data kekerasan pada anak tertinggi di kekerasan seksual pada anak yang dapat
wilayah Malang berada di Kabupaten Malang. diterapkan oleh masyarakat khususnya
Dari data laporan kasus Pusat Pelayanan orangtua.
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Partisipan dalam penelitian ini adalah orangtua
(P2TP2A) Kabupaten Malang, pada rentang yang anaknya menjadi korban ataupun bukan
tahun 2013-2015 kekerasan seksual korban kekerasan seksual, sejumlah 5 orang
menempati jenis kekerasan tertinggi pada anak secara purposive sampling di kabupaten
dengan angka 57,7%-64,1% dari keseluruhan Malang.
kasus. Anak usia 0-18 tahun juga menjadi Penelitian dilakukan selama 6 bulan mulai
korban terbesar dengan persentase 48,7% pada bulan April 2017- Oktober 2017 dengan
2013 dan meningkat tajam menjadi 73,2% tempat penelitian di wilayah Kabupaten
pada tahun 2015. Kekerasan seksual Malang.
didominasi oleh kejadian berulang, dengan
pelaku terbanyak laki-laki dan pelaku adalah HASIL
orang sekitar dalam lingkungan pergaulan
anak diluar anggota keluarga. Data ini adalah Bagian ini menguraikan tentang hasil
data yang dapat terekam karena dilaporkan, penelitian yang didapatkan peneliti tentang
akan tetapi masih banyak orangtua yang tidak pengalaman Anticipatory guidance orang tua
melaporkan kekerasan seksual pada anak untuk kekerasan seksual pada anak yang ada di
karena faktor tidak tahu apa yang harus wilayah Kabupaten Malang.
dilakukan, keterbatasan pengetahuan dan Penyajian hasil penelitian terdiri dari dua
faktor pendidikan. Akibat kekerasan ini, lebih bagian yaitu yang pertama tentang gambaran
dari 50% kasus yang disertai dengan karakteristik demografi dan partisipan serta
kekerasan fisik mengakibatkan anak harus kedua tentang analisis tematik yang mencakup
dirujuk ke rumah sakit karena mengalami deskripsi hasil wawancara dan analisis catatan
cidera dan yang lainnya harus menjalani lapangan.
rehabilitasi sosial (P2TP2A Kabupaten 1. Karakteristik demografi dan partisipan
Malang, 2015). Partisipan dalam penelitian ini adalah
Untuk itu sangat penting bagi orangtua orangtua yang anaknya menjadi korban
untuk memahami bagaimana cara memberikan kekeran seksual dan yang belum pernah
perlindungan yang terbaik bagi anak agar mengalami kejadian kekerasan seksual di
mereka terhindar dari kasus kekerasan Kabupaten Malang. Partisipan yang ikut serta
terutama kekerasan seksual. Hal ini bisa dalam penelitian ini adalah lima keluarga yang
didapatkan oleh orangtua dengan cara terdiri dari empat pasangan ayah dan ibu dan
mendapatkan informasi maupun bimbingan satu orang ibu. Untuk pasangan orangtua yang
antisipasi (Anticipatory guidance).Anticipatory tidak ikut dalam proses wawancara karena

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 2


sudah bercerai lama dan tidak ada komunikasi yang akan membantu korban dan orangtua
selama 8 tahun setelah proses perceraian. melakukan rehabilitasi setelah peristiwa
kekerasan seksual anak.
Lokasi penelitian mencakup 2) Mencegah Kekerasan Dengan
Kabupaten Malang dengan daerah kecamatan Membuka Ruang Diskusi Dengan Anak.
Pagak, Karangploso, Sumbermanjing, Beberapa responden mengungkapkan bahwa
Gondanglegi, Dampit dan Sumberpucung. anticipatory guidance yang bisa dilakukan
Secara geografis, daerah tempat tinggal orangtua agar kejadian yang sama tidak
partisipan berada di pedesaan dengan dialami oleh orangtua lainya adalah selalu
mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani menanyakan apa saja kegiatan yang dilakukan
dan pedagang. Akses transportasi umum dapat oleh anaknya baik di sekolah atau selama
dicapai di sepanjang jalur arteri utama, dirumah. Beberapa responden mengatakan
sedangkan untuk masuk ke wilayah dari jalur orangtua yang dekat dengan anak akan
ini harus menggunakan transportasi pribadi membuat anak mudah bercerita tentang
atau ojek. kejadian yang dialaminya
“ Salahe rumiyin mboten nate
2. Analisa tema tanglet (salahnya dulu tidak pernah
Dari penelitian ini ditemukan 7 bertanya)…..kulo kale bapak e kan
tema yang mendeskripsikan tentang sadeyan ten peken ketemu lare-lare
pengalaman peran orangtua dalam anticipatory nggih sonten (saya dan bapaknya
guidence anak dengan kekerasan seksual baik jualan di pasar ketemu anak-anak
yang merupakan orangtua korban maupun sore), dadose jarang ngomong
pakar/orangtua bukan korban. Tema-tema (jadinya jarang ngobrol)…ngertos-
tersebut adalah : ngertos pun kedadean niku (tahu-tahu
1) Respon Cepat Pemerintah di antara udah kejadian begitu)…”(R3 a)
Dilema Akan Stigma Masyarakat. Dalam hal Perhatian orangtua dengan
ini beberapa partisipan mengungkapkan bahwa meluangkan waktu berbincang-bincang akan
pemerintah cepat tanggap terhadap apa yang membuat anak terbuka dengan kegiatan dan
dialami anaknya tetapi dengan tereksposenya kejadian yang dialami oleh anak sehingga
peristiwa mengakibatkan munculnya perasaan peran aktif orang tua serta keterbukaan sikap
malu dan rendah diri ketika berhadapan akan membantu terhadap pencegahan
dengan masyarakat yang lain. kekerasan seksual yang mungkin akan terjadi
“Begitu lapor cepat atau bahkan sudah terjadi pada anak.
ditangani….tetapi ya gitu Tindakan konkrit terhadap pencegahan
itu…tetangga tau semua, malu….”(R1 kekerasan seksual pada anak. Upaya-upaya
a) dimasyarakat selama ini yang terbukti efektif
Kerahasiaan merupakan bagian yang dan dapat dilakukan untuk mencegah semakin
diinginkan orangtua terhadap penanganan bertambahnya jumlah korban kekerasan
anaknya yang mengalami kekerasan seksual, seksual pada anak antara lain adalah sikap
mengingat rasa malu yang dialami anak dan terbuka antara anak dan orangtua dengan
keluarga karena orangtua menganggap dilandasi komunikasi yang baik antara
kejadian tersebut merupakan suatu aib. orangtua dan anak.
“…..Kemudian setelah lapor “ Komunikasi yang baik antara
saya dikenalkan sama ibu-ibu yang orangtua dan anak akan membuat
ada di perlindungan anak, anak saya anak diperhatikan dan mau
di temukan dengan psikolog bu. H mengungkapkan apa saja yang
namanya, sebulan 2 kali biasanya dialami anak baik pada waktu ada
kami datang ke malang yang di orang tuanya maupun pada waktu
nusabarong, selama kurang lebih disekolah dan bermain “ (R3d)
setahun, setelah itu anaknya yang gak Orangtua juga perlu meningkatkan komunikasi
mau” (R2a) dengan anak dan apa saja kegiatan anak
Pemerintah memberikan akses untuk selama disekolah atau selepas sekolah,
mendapatkan konseling yang dilakukan oleh terutama anak-anak yang ditinggal bekerja
Dinas Sosial melibatkan psikolog dan relawan oleh kedua orangtuanya.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 3


“ Orangtua juga harus banyak kekerasan seksual yang kian marak, juga
berinteraksi dengan anak, apa saja jangan mudah percaya dengan orang lain
kegiatan yang anak lakukan, jadilah dalam hal pengasuhan kepada anak, karena
orangtua yang terbuka dan dari beberapa kejadian justru pelaku aalah
menyenangkan bagi anak” (R3 a) orang terdekat korban” (R1c)
Menjadi orangtua yang bisa berperan sesuai Selain komunikasi antar orangtua dan anak
dengan kebutuhan anak perlu dilakukan agar adalah adanya kewaspadaan lingkungan
anak merasa ada yang memperhatikan dan terhadap sekitarnya yang saling memantau dan
anak mengetahui dimana ia bisa bercerita dan mengingatkan bila melihat baik langsung
berkeluh kesah. maupun tidak terhadap tindakan-tindakan yang
mengarah pada tindakan pelecehan dan
3) Orangtua Korban Ingin Anak Tetap kekerasan pada anak baik itu fisik, psikososial
Mampu Menghadapi Masa Depan. Beberapa maupun seksual.
orangtua yang anaknya pernah mengalami “Lingkungan juga akan sangat
kekerasan seksual memiliki harapan agar mempengaruhi terhadap tindaka-
anaknya tetap mampu menjalani kehidupan tindakan pelecehan, peran serta
dan masa depann. Mereka berharap anak warga sekitar untuk menjaga
menjadi lebih baik dan mengalami trauma keamanan dan kenyamanan
meskipun telah menjadi korban kekerasan lingkungan tempat tinggal sangat
seksual. Keinginan dan harapan orangtua berpengaruh terhadap tindakan
dapat digambarkan sesuai dengan pernyataan kekerasan seksual pada anak “(R1c)
partisipan: Lingkungan tempat tinggal yang kondusif dan
“mboten nyuwun katah, mugi- saling memperhatikan akan mempersempit
mugi mboten wonten nopo-nopo ten kejadian kekerasan seksual pada anak.
ngajengipun….(tidak minta banyak,
semoga tidak ada apa-apa 5) Rehabilitasi Korban Kekerasan
didepanya)”(R3 a). Seksual Pada Anak Mempertimbangkan
4) Melibatkan Keluarga Dan Kondisi Korban.
Lingkungan Dalam Pencegahan Kekerasan Proses rehabilitasi sering dilakukan sesuai
Seksual Pada Anak. dengan kebutuhan keluarga dan korban
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk demikian juga untuk jadwal kegiatannya,
melakukan pencegahan agar tidak sampai kegiatan dilaksanakan di rumah perlindungan
terjadi kekerasan seksual pada anak antara lain anak dan perempuan di dinas sosial.
dengan mengikut sertakan keluarga dan “Ada yang langsung melaporkan
lingkungan sekitar bisa merupakan tetapi banyak juga yang hanya diam
pencegahan kekerasan seksual pada anak. karena malu dan takut dengan
Seperti yang disampaikan oleh responden omongan tetangga, atau ada juga
“Orangtua dan tetangga harus selalu yang lama baru lapor karena anaknya
memantau keadaan sekitar dan orang- sendiri tidak menceritakan apa yang
orang yang tinggal disekitar rumah sudah di alami….“ (R3d)
kita, terutama kegiatan-kegiatan yang
dirasa meresahkan lingkungan seperti Respon orangtua selama fase
minum-minuman keras, berjudi atau rehabilitasi ini ini bisa beraneka ragam, ada
kumpul-kumpul yang tidak jelas siapa yang sigap dengan cara segera melaporkan
saja yang ikut didalamnya” (R4 a) kasus yang terjadi dengan bantuan tetangga
Peran lingkungan terhadap pencegahan atau orang sekitar, ada juga yang tidak mau
kekerasan seksual pada anak. Responden melaporkan kerena malu kejadian tersebut
mengungkapkan bahwa keturutsertaan menimpa anaknya. Beberapa kejadian
masyarakat dan lingkungan dalam melakukan kekerasan seksual pada anak tidak terlaporkan
pencegahan kekerasan seksual pada anak. karena korban sendiri yaitu anak tidak
mengatakan kepada orangtuanya, dengan
“ Jangan cuek dengan berbagai macam alasan, misalmya ada yang
lingkungan tempat tinggal dan sekitar, karena diancam, malu dan bingung harus mengatakan
dengan kepedulian lingkungan maka akan ikut apa pada orangtuanya.
menjaga anak-anak kita dari tindakan

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 4


“ Setelah diproses di polsek diperlakukan pelecehan dan penelantaran
setempat, biasanya korban dan seperti: 1) Usia dan kapasitas anak – termasuk
keluarga akan dihubungkan ke dinas faktor kecacatan; 2) Lingkungan hidup yang
sosial terutama perlindungan anak tidak stabil; 3) Anak-anak terpisah dari orang
dan perempuan untuk mendapatkan tua mereka/pengasuh; 3) Anak-anak dalam
program rehabilitasi…..biasanya anak situasi hidup yang beresiko - area lampu
dan orangtuanya yang datang kemari, merah, di jalanan; 4) Ide-ide sosial dan budaya
kita jarang ke tempat tinggal yang tidak sesuai - termasuk praktek-praktek
korban..”(R4 e) tradisional dan keagamaan yang berbahaya;
Tabel 1 Kasus Kekerasan Pada anak di dan 6) Sejarah pelecehan sebelumnya.
Kabupaten Malang Tahun 2017 Dampak pelecehan pada anak sangat
bervariasi, tergantung pada jenis perlakuan.
Bulan A B C Sebuah studi (Hamidah, 2006) menemukan
Januari 4 4 2 bahwa anak-anak yang mengalami pelecehan
Februari 2 4 8 seksual dan emosional sangat terkait dengan
Maret 1 3 8 gejala depresi pada saat mereka dewasa.
April 2 2 5 Pelecehan seksual berakibat pada gejala
Mei 3 2 5 depresi, kecemasan, keterasingan, dan iritasi
Juni 2 2 4 limbic (bagian otak). Korban pelecehan pada
(P2TP2A,2017) anakanak, diklaim akan menderita berbagai
masalah kesehatan fisik dikemudian hari.
A : Kekerasan Seksual
Anak-anak yang mengalami pelecehan dan
B: Penganiayaan Fisik penelantaran anak saat masih muda, maka
C: Penganiayaan Psikis cenderung menjadi anak nakal, sebagai pelaku
. tindak kriminal atau kejahatan pada saat
dewasa. dengan memberikan perlindungan,
Mengingat tingginya angka kejadian pemulihan, rehabilitasi, advokasi, reunifikasi
kekerasan seksual yang ada di tabel tersebut, dan reintegrasi bagi anak yang mengalami
sudah saatnya orang tua, lembaga terkait dan tindak kekerasan dan perlakuan salah atau
juga lingkungan sekitar mampu memberikan yang memerlukan perlindungan khusus,
lingkungan yang nyaman dan aman bagi sehingga kelangsungan hidup, tumbuh
kembang dan partisipasi anak dapat terjamin.
tumbuh kembang anak di masa yang akan
Pelecehan seksual merupakan pelanggaran hak
datang anak, dan sudah saatnya menuntut perhatian
semua pihak secara sungguh-sungguh, karena
PEMBAHASAN selain mengancam kelangsungan hidup, juga
Pelecehan seksual pada anak adalah mengancam ketahanan sosial yang pada
bentuk pelecehan anak yang dilakukan oleh gilirannya berkembang menjadi ketahanan
orang dewasa atau anak yang lebih tua. nasional sebagai suatu bangsa.
Pelecehan seksual adalah segala macam Peran serta orang tua sangat diperlukan
bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang pada anak dengan kekerasan seksual, perlunya
dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan sosialisasi kepada orang tua dengan anak usia
oleh orang yang menjadi sasaran hingga rentan bagaimana mengantisipasi kejadian
menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersebut tidak terjadi dan tentunya hal ini juga
tersinggung dan sebagainya pada diri orang ditunjang dengan keadaan lingkungan yang
yang menjadi korban seksual. kondusif dan aman bagi anak. Pencegahan
Menurut Journal of Child Abuse and secara dini pada anak dengan rentang usia
Neglect, (USA) penganiayaan anak-anak atau berapapun tetap harus dilakukan dan itu
child abuse adalah "setiap tindakan orang tua membutuhkan tidak hanya lingkungan rumah
atau pengasuh yang enyebabkan kematian, tetapi juga lingkungan dimana anak itu
membahayakan fisik atau emosional yang tumbuh dan berkembang sehingga terbentuk
serius, indakannya beresiko dan menimbulkan lingkungan yang ramah anak, aman bagi anak
terutama akibat dari pelecehan atau eksploitasi dan akhirnya akan mengoptimalkan tumbuh
seksual. Faktor-faktor kerentanan anak yang kembang anak.

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 5


Anticipatory guidence anak berkaitan Abuse in the United States: 1997 to
dengan budaya yang ada disekitar tempat 2009.Journal Of Advanced Nursing.
tinggal masih munculnya perasaan malu dan Blackwell Publishing Ltd.
terasingkan bila terjadi kekerasan pada anak
sehingga peningkatan komunikasi dan Lidya. S. (2009). Psikologi Perkembangan
kesiapan lingkungan dijadikan bahan Anak dan Remaja. bandung : PT
pencegahan yang paling efektif dalam Remaja Rosdakarya
kekerasan seksual pada anak demikian juga
selama anak melakukan perawatan serta Nadia, D., (2004), Tumbuh Kembang dan
pemantauan terhadap tumbuh kembang anak. Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Peran serta orang tua yang seimbang dalam Salemba Medika
Anticipatory guidance untuk kekerasan Pabis et al. (2010). Pediatric Nurses’
seksual pada anak perlu dilakukan secara Identification of Violence Against
bersama-sama sehingga terdapat pemantauan Children. Journal Of Advanced
terhadap tumbuh kembang anak bisa dilakukan Nursing. Blackwell Publishing Ltd.
dari pihak ayah dan ibu.
Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental
Daftar Referensi keperawatan volume 1, Edisi 4.
Jakarta: EGC
Bina Kesehatan Anak Depkes RI. (2007).
Pedoman Rujukan Kasus Kekerasan Soetjiningsih, (1995), Konsep Dasar
terhadap Anak : Bagi Petugas Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Kesehatan.
Sudaryono, Kekerasan pada anak ; Bentuk,
Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry Penanggulangan dan Perlindungan pada
And Research Design:Choosing Among anak korban kekerasan, Jurnal Ilmu
Five Traditions (2nd Ed). London: Sage Hukum, Vol. 10, No. 1, Maret 2007: 87 –
Publication. 102
Depkes RI. (2004). Buku Pedoman Pelatihan Silverman, D. (2010). Doing Qualitative
Deteksi Dini & Penatalaksanaan Research. SAGE Publication
Korban Child Abuse And Neglect bagi
Tenaga Profesional Kesehatan.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E.


G. (2012). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga:Riset,Teori dan Praktek
(Family Nursing: Research, Theory and
Practice). (A. Y. Hamid, A. Sutarna, D.
Yulianti, & N. Herdina, Eds.) (edisi 5).
Jakarta: EGC.

Kompas.com. 1 Desember 2010. Komnas


Anak Duga Nabila Alami Kekerasan.
http://nasional.kompas.com/read/2010
/12/01/13173636/. Diakses tanggal 16
Desember 2012.

Leventhal M.J and Gaither R, 2012.Incidence


of Serious Injuries Due to Physical

Journal of Nursing Care & Biomolecular – Vol 5 No 1 Tahun 2020 - 6

Anda mungkin juga menyukai