4.1.1 Geografi
13 Bandar lampung adalah salah satu SMA terbesar di Bandar lampung dengan
ruang kelas yang nyaman dan di lengkapi dengan Wifi, Sama dengan SMA pada
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas
berikut:
“Tahun 2020 SMA Negeri 13 Bandar Lampung menjadi sekolah
B. Misi Sekolah
secara berkala.
belajar.
4.1.3 Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah:
NPSN : 10807059
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMA
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
SK Pendirian Sekolah : 13a/O/1998
Tanggal SK Pendirian : 1998-03-11
SK Izin Operasional : 13a/O/1998
Tanggal SK Izin Operasional : 1998-03-11
b. Akreditasi
Peringkat Akreditasi: A
dari 68 tenaga guru profesional dibidangnya jumlah siswa kelas X, XI, XII
EBRIANSAH,
B.Fasilitas (Sarana dan Prasarana)
Lapangan Basket, Lapangan Voli, Masjid, Toilet, Kantin Sehat dan Kebun
Sekolah.
c. Ekstrakurikuler
Modern.
Lampung yang bersedia menjadi responden, yang terdiri dari 120 siswa.
pengisian kuisioner.
Status Pacaran, Peran Orang Tua, Teman Sebaya pada Remaja di SMA N 13
Tabel 4.1
Gambaran perilaku Seksual Beresiko, Usia, Pengetahuan Seks, Sumber Informasi,
Status Pacaran, Peran Orang Tua, Teman Sebaya pada Remaja di SMA N 13
Bandar Lampung
Usia
13-15 tahun, tidak beresiko 28 23.3
16-19 tahun, Beresiko 92 76.7
Status Pacaran
tidak pacaran 76 63.3
Pacaran 44 36.7
Pengetahuan Seks
Baik 44 36.7
tidak baik 76 63.3
Sumber Media
tidak menggunakan media 22 18.3
menggunakan media 98 81.7
Peran Orang tua
tidak baik 51 42.5
Baik 69 57.5
Teman Sebaya
tidak mendukung 48 40.0
Mendukung 72 60.0
Jumlah 120 100
mempunyai perilaku seksual tidak beresiko adalah sebanyak 66 responden (55 %),
Pada Variabel usia, sebagian besar responden berada pada usia beresiko terdapat
responden (81,7%). Pada variabel peran orang tua didapat bahwa sebagian besar
orang tua responden memiliki peran yang baik adalah sebesar 69 ( 57,5%), dan
pada variabel teman sebaya didapat bahwa sebagian besar teman sebaya
Tabel 4.2
Hubungan Usia Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA N 13
Bandar Lampung Tahun 2023
usia didapat bahwa responden yang memiliki usia tidak beresiko sebanyak 28 ,
yang memiliki perilaku seksual tidak beresiko dan umur tidak beresiko adalah 20
hubungan yang signifikan antara umur dan perilaku seksual dengan nilai OR
2.500, yang berarti usia yang beresiko akan mengakibatkan 2.5 kali remaja
22(30,1%) yang berperilaku seksual beresiko. Hasil Uji Chi Square diperoleh nilai
hubungan yang signifikan antara status pacaran dengan perilaku seksual remaja.
Dari hasil analisis diperoleh juga bahwa nilai OR= 4.945, remaja yang memiliki
pacar( berstatus pacaran ) mempenyai odd 4,945 kali lebih tinggi untuk
diperoleh bahwa ada sebanyak 41(53,9%) remaja dengan pengetahuan tidak baik
pengetahuan baik 13(29,5%) memilki perilaku seksual beresiko. Hasil Uji Chi
dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga bahwa nilai
2,793 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual beresiko dibandingkan
dengan remaja yang memilki pengetahuan baik. Dengan kata lain remaja yang
melakuakan perilaku seksual beresiko 2,793 kali lebih besar dibandingkan dengan
diperoleh bahwa ada sebanyak 4(18,2%) remaja yang tidak menggunakan media
menggunakan media ada 50(51%) memilki perilaku seksual beresiko. Hasil Uji
ditolak, dan Ha diterima, ada hubungan yang signifikan antara sumber informasi
dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga bahwa nilai
informasi tentang seksual mempenyai odd 4,688 kali lebih tinggi untuk
menggunakan media. Dengan kata lain remaja yang aktif menggunakan media
beresiko 4,688 kali lebih besar dibandingkan dengan remaja yang tidak
Hasil analisis hubungan peran orang tua dengan perilaku seksual remaja
diperoleh bahwa ada sebanyak 21(41,2%) remaja dengan peran orang tua tidak
baik, dan memiliki perilaku seksual beresiko, sedangkan diantara remaja dengan
peran orang tua baik 33(47,8%) memilki perilaku seksual beresiko. Hasil Uji Chi
diterima, dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
teman sebaya dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga
bahwa nilai OR= 1,3 yang berarti bahwa remaja dengan peran orang tua tidak baik
mempunyai odd/ risiko 1,3 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual
beresiko dibandingkan dengan remaja dengan peran orang tua baik. Dengan kata
lain remaja yang memiliki peran orang tua tidak baik mempunyai
Tabel 4.4
diperoleh bahwa ada sebanyak 15(31,3%) remaja dengan teman sebaya yang tidak
yang memiliki teman sebaya yang mendukung ada 39(54,2%) memilki perilaku
seksual beresiko. Hasil Uji Chi Square diperoleh nilai P value=0,022 maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima, dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang
signifikan antara teman sebaya dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis
diperoleh juga bahwa nilai OR= 2,600, yang berarti bahwa remaja dengan teman
sebaya yang mendukung mempunyai odd 2,600 kali lebih tinggi untuk melakukan
perilaku seksual beresiko dibandingkan dengan remaja dengan teman sebaya yang
tidak mendukung. Dengan kata lain remaja yang memiliki teman sebaya yang
enter yaitu dengan cara memasukkan semua variabel independen yang p valuenya
pada uji bivariatnya ≤ 0,25. Variabel dalam penelitian ini adalah status pacaran,
Tabel 4.5
Model awal Analisis multivariat faktor yang berhubungan dengan perilaku
seksual pada remaja di SMAN 13 Bandar Lampung
Variabel B Wald siq OR(exp 95%CI
B) Lower-Upper
Pacar 1.641 13.113 .000 5.161 2.123 12.546
Pengetahuan 1.031 5.092 .024 2.803 1.145 6.859
Seks
Sumber 1.671 6.366 .012 5.317 1.452 19.473
Informasi
Teman .722 2.652 .103 2.059 .863 4.911
Sebaya
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa ada 1 variabel yang P valuenya > 0,05
dikeluarkan dari model.dengan langkah yang sama teman sebaya dikeluarkan dari
Tabel 4.7
Perubahan OR
Variabel OR lama OR baru Perubahan OR
Pacar 5.161 5.438 0,053
PS(pengetahuan 2.803 2.776 0.009
Seks)
SI(sumber Informasi) 5.317 5.858 0,101
TS(teman Sebaya) 2.059
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa berdasarkan analisis ada variabel yang
Sumber Informasi dikeluarkan dari model.dan didapat hasil pemodelan hasil akhir
sebagai berikut
Tabel 4.8
Model Akhir Analis Multivariat faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual
pada remaja di SMAN 13 Bandar Lampung
variabel B Wald Siq OR(exp 95%CI
B) Lower-Upper
Pacar 1.544 13.524 .000 4.685 2.254 13.121
Pengetahuan 1.041 5.838 .016 2.831 1.153 6.682
Seks
Berdasarkan model akhir yang terdapat pada tabel 4.8 dari variabel yang sudah
OR >10%, maka didapat hasil bahwa, status pacaran dan pengetahuan seks
berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah variabel yang memiliki nilai
p valeu≤ 0,05, dimana semakin besar nilai OR(exp B) berarti semakin besar pula
berpengaruh adalah status pacaran dengan nilai OR= 4,685 yang berarti bahwa
remaja yang memiliki pacar/berstatus pacaran memiliki resiko sebesar 4,685 kali
berarti bahwa remaja dengan pengetahuan seks kurang baik memiliki resiko
sebesar 2,8 kali untuk melakuka perilaku seksual beresiko. Dibandingkan dengan
4.5 Pembahasan
seksual remaja dengan nilai OR 2.500, yang berarti usia yang beresiko
beresiko.
Hal ini sejalan dengan hasil survei kesehatan Pada remaja usia 15-19
yang berusia 15-19 tahun mulai berpacaran pada saat mereka belum
usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya dibawah tingkat orang
yang lebih tua, melainkan merasa sama paling tidak merasa sejajar( Ali,
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa remaja dengan usia
penggunaan sumber informasi melalui media sosial yang pada saat ini
dapat diakses oleh semua usia, oleh karena itu sangatlah penting peran
orang tua dan guru dalam memberikan informasi yang benar tentang
media.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Ristiyana (2018), hasil
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015).,
Basri, H., et al, 2019) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan
tidak baik.
referensi yang tidak mendidik bagi remaja. Remaja yang sedang dalam
periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat dan
didengarnya dari media massa tersebut. Maka dari itu sumber informasi
yang baik dan bertanggung jawab diperlukan oleh remaja, agar remaja
Oleh karena itu peran orang tua, tenaga kesehatan dan guru sangat
memilki perilaku seksual beresiko. Hasil Uji Chi Square diperoleh nilai P
dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga bahwa
mempenyai odd 2,793 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual
perilaku seksual pranikah. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p-value
Kabupaten Pringsewu.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
behavior).
pengetahuan baik.
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
yang paling sering dan mudah diakses adalah media sosial, Oleh karena
jawab.
pacaran dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga
bahwa nilai OR= 4.945, remaja yang memiliki pacar( berstatus pacaran )
mempenyai odd 4,945 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual
status pacaran dengan nilai OR 4,755, yang berarti bahwa status pacaran
beresiko.
sebagai teman hidup. Masa pacaran yaitu masa remaja yang ingin
cinta dan sayang dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu kita wajib
4.5.5 Hubungan Antara peran orang tua dengan Perilaku Seksual Remaja
orang tua tidak baik, dan memiliki perilaku seksual beresiko, sedangkan
diantara remaja dengan peran orang tua baik 33(47,8%) memilki perilaku
tidak ada hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan perilaku
seksual remaja. Dari hasil analisis diperoleh juga bahwa nilai OR= 1,3
yang berarti bahwa remaja dengan peran orang tua tidak baik mempunyai
odd/ risiko 1,3 kali lebih tinggi untuk melakukan perilaku seksual beresiko
dibandingkan dengan remaja dengan peran orang tua baik. Dengan kata
lain remaja yang memiliki peran orang tua tidak baik mempunyai
antara teman sebaya dengan perilaku seksual remaja. Dari hasil analisis
diperoleh juga bahwa nilai OR= 2,600, yang berarti bahwa remaja dengan
teman sebaya yang mendukung mempunyai odd 2,600 kali lebih tinggi
dengan teman sebaya yang tidak mendukung. Dengan kata lain remaja
kali lebih besar dibandingkan remaja dengan teman sebaya yang tidak
orang tua akan menurun. Peran teman sebaya berkaitan erat dengan
tahu remaja dalam segala hal termasuk perilaku seksual bebas didorong
oleh adanya pengaruh dari teman sebaya agar remaja tersebut dapat
keluarga.
status pacaran dengan nilai OR 4,755, yang berarti bahwa status pacaran
beresiko.
sebagai teman hidup. Masa pacaran yaitu masa remaja yang ingin
cinta dan sayang dengan lawan jenisnya. Oleh karena itu kita wajib
sampai 15 tahun. Mitra dari sesame jenis paling umum adalah sahabat.
dan hanya mengganti tabel. Alih-alih, variasi pada keinginan seksual dan
individu. Dalam sati studi kencan pertama sangat di atur garis gender.
berhubungan intim.
anak jalanan yang bekerja memiliki risiko 39 kali lebih tinggi untuk
197.531).
memiliki gaya kencan yang berbahaya dan remaja yang telah diraba-