Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
2.7 Hipotesis..............................................................................................24
BAB III..................................................................................................................25
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................38
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pihak sekolah dan juga orang tua harus dapat bekerjasama dalam
penanaman nilai-nilai pendidikan karakter, terdapat delapan belas nilai-
nilai pendidikan karakter yang harus diperhatikan oleh para guru. Yaitu:
1.) religius, 2.) jujur, 3.) toleransi, 4.) disiplin, 5.) kerja keras, 6.) kreatif,
7.) mandiri, 8.) demokratis, 8.) rasa ingin tahu, 9.) semangat kebangsaan,
10.) cinta tanah air, 11.) menghargai prestasi, 12.)
bersahabat/komunikatif, 13.) cinta damai, 14.) gemar membaca, 15.)
peduli lingkungan, 16.) peduli sosial, dan 17.) tanggung jawab (Kesuma,
2012:32; Amri, 2012:54; Mulyasa, 2012;35 Daryanto, 2013:43; dan
Anggraini, et. al. 2016:76).
3
dari orang tua atau bahkan tidak boleh ditonton oleh anak dalam usia
tertentu. Maka, dalam eksperimen kami ini, kami ingin membuktikan
konsep tersebut, jika seorang anak dapat melakukan hal buruk dari film
yang ditontonnya, bagaimana jika film/tontonan yang diberikan ke siswa-
siswa ini mengandung hal-hal kebaikan (nilai-nilai pendidikan karakter)
apakah perilaku yang baik juga akan dicontoh oleh mereka?
4
siswa SMP sebagai fokus utama penelitian eksperimen ini. Karena kami
percaya pembelajaran nilai-nilai pendidikan karakter merupakan langkah
awal untuk menjadi anak muda bangsa yang berkarakter
5
Manfaat teoritis, penelitian ini dapat memberikan tambahan
dukungan Informasi terhadap ilmu psikologi tentang hasil penelitian
eksperimen terhadap pengaruh menonton video yang mengandung nilai-
nilai pendidikan karakter terhadap interpretasi perilaku nilai-nilai
pendidikan karakter
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Pendidikan karakter di Indonesia tentunya tidak dapat dilepas dengan
kondisi moralitas bangsa yang sedang mengalami kemerosotan saat ini, maka dari
itu, dijelaskan dengan lebih oleh Abuddin Nata mengenai akar-akar dari
penyebab krisis moral dan akhlak yang terjadi sekarang ini adalah sebagai
berikut:
1.) Religius
2.) Jujur
3.) Toleransi
4.) Disiplin
5.) Kerja kera,
6.) Mandiri
7.) Kreatif
8.) Demokratis
9.) Patriotisme
10.) Rasa ingin tahu
11.) Persahabatan
12.) Cinta damai
13.) Gemar membaca
8
14.) Melestarikan lingkungan
15.) Kepedulian social
16.) Mengenali keunggulannya
17.) Rasa hormat
18.) Tanggung jawab.
Namun, untuk lebih memfokuskan penelitian ini, peneliti memilih tiga
nilai terkait; yaitu 1.) Religius 2.) Jujur dan 3.) Tanggung Jawab.
Maka dari itu, mari kita perdalam mengenai nilai-nilai yang telah dipilih:
9
Aspek Religius
Menurut Glok dan Stark dalam Lies Arifah (2009), aspek religious
dapat dibagi menjadi 5 dimensi:
Religious belief (aspek keyakinan)
Keyakinan terhadap Tuhan dan segala hal yang tidak
terlihat (ghaib) serta menerima secara hati dan akal mengenai
hal-hal dogmatik dalam ajaran agama yang dianutnya. Dimensi
ini adalah keiminan yang paling dasar bagi pemeluk agama
Religious practice (aspek peribadatan)
Tingkat keterikatan terhadap tata cara menjalankan ibadah
dan aturan agama yang dianut
Religious feeling (aspek penghayatan)
Benntuk perasaan yang dirasakan dengan dalam, serta
menghayati pengalaman dalam ritual-ritual keagamaan yang
dilakukannya
Religious knowledge (aspek pengetahuan)
Pemahaman serta pengetahuan berdasarkan hati dan akal
individu tersebut mengenai ajaran-ajaran agama yang
dianutnya
Religious effect (aspek pengalaman)
Penerapan dari apa yang telah diketahuinya (knowledge)
dari ajaran agam yang dianutnya lalu kemudian di aplikasikan
ke kehidupan sehari-hari
10
Nilai religious yang disajikan dalam Pendidikan karakter
dapat dikatakan sangat esensial dikarenakan keyakinan atas agama
yang dianut tiap individu dapat menjadi dasar/pilar-pilar motivasi
yang cukup kuat bagi pengembangan nilai Pendidikan karakter
yang dimiliki seorang individu.
Indikator Nilai Pendidikan Karakter Religius
Menurut Kemendikbud (2017), Indikator dari nilai religious
meliputi:
1. Dapat melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang
dianut
2. Dapat menghargai perbedaan agama
3. Dapat menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama dan kepercayaan lain
4. Dapat hidup dengan rukun dan damai bersama dengan pemeluk
agama lainnya
11
dalam perkataan, tindakan, serta pekerjaan, baik terhadap dirinya
sendiri maupun pihak lain.
Karakteristik Kejujuran
Menurut Kesuma (2012) seseorang yang berkarakte;r jujur dapat
dicirikan seperti dibawah ini:
a. Jika bertekad (memiliki inisiasi untuk membuat keputusan)
untuk melakukan berbagai hal, tekadnya adalah kebenaran dan
kejujuran
b. Jika berkata lebih memilih untuk tidak berbohong (benar apa
adanya).
c. Terdapat kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa
yang dilakukannya
12
Tanggung jawab merujuk kepada sikap dan tingkah laku
individu untuk melaksanakan tugas dengan baik serta , melakukan
kewajibannya sesuai dengan sebagaimana yang seharusnya
dilakukan, baik terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, serta
lingkungan (alam, sosial dan budaya), untuk negara, dan tentunya
Tuhan YME.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanggung
jawab adalah keadaan dimana seseorang wajib untuk menanggung
segala sesuatunya dimana jika ada sesuatu hal, boleh dituntut,
dipersalah-kan, diperkarakan dsb. Lebih lanjut oleh Narwanti
(2011) dalam Fitriastuti (2014) tanggung jawab merupakan sikap
dan perilaku individu agar melaksanakan tugas serta kewajiban
individu, yang memang seharusnya dapat dilakukan, baik terhadap
diri sendiri, ke masyarakat, dilingkungan (alam, sosial, dan
budaya), dan tentunya Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
13
4.) Selalu melakukan yang terbaik
5.) Mengendalikan diri
6.) Mendisiplinkan diri
7.) Berpikir sebelum bertindak, mempertimbangkan konsekuensi
8.) Menetapkan contoh yang baik bagi orang lain
9.) Bertanggung jawab atas kata-kata, tindakan dan sikap
14
bersumber dari nilai-nilai dasar bangsa seperti: agama, Pancasila, budaya
dan tujuan pendidikan nasional.
15
11. Cinta Tanah Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Air selalu mampu untuk menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya sendiri
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang selalu mendorong
Prestasi dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat luas, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan perasaaan senang
Komunikatif dalam berbicara, bergaul, danbekerja sama
dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang, nyaman
dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Kebiasaan dimana ia sering menyediakan waktu
Membaca untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
Lingkungan mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan juga mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan
18. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
Jawab tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa
16
2.1.3 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Sumber: google
17
mencoba untuk mencapai tujuan yang cukup penting. Tujuan pendidikan karakter ini
lebih menumpukan perhatian pada menanamkan nilai dan mermberikan perbaruan dalam
kehidupan, sehingga dapat secara penuh menyiptakan karakter, dan karakter yang mulia
bagi peserta didik, terpadudan seimbang, dan bisa dilakukan selama terus-menerus dalam
kehidupan sehari-hari. Ini dapat menjadi sangat esensial karena pendidikan karakter
mampu untuk memiliki posisi strategis dalam menciptakan manusia dengan karakter
yang mulia.
18
bahwa film adalah gambaran teatrikal yang diproduksi secara khusus untuk
dipertunjukan di gedung-gedung bioskop khusus untuk siaran televisi.
1. Film Instruktif Film, berupa arahan yang berkaitan dengan suatu tugas.
Bentuk film berupa animasi, boneka, atau diperankan oleh aktor/aktris.
2. Film penerangan film, adalah film yang memberikan kejelasan dan
mengandung pesan masyarakat.
3. Film gambar atau kartun, dibuat dari ilustrasi dan dibuat secara satu-
persatu dan harus berkesinambungan anatara gambar 1 dengan yang
lainnya.
4. Film boneka, pemain merupakan boneka dan dimainkan oleh seorang
dalang di atas panggung dan memiliki cerita fiktif dan non-fiktif.
5. Film iklan, film yang menawarkan produk tertentu seperti barang dan
jasa.
19
6. Program televisi, diproduksi untuk hiburan masyarakat. Yang
memiliki jalan cerita fiktif dan non fiktif.
7. Video klip, sarana media musik untuk memasarkan produk.
8. Film cerita panjang, yang berisi kisah hidup yang memberikan
kepuasan emosi bagi penontonnya.
9. Film cerita pendek, durasi film cerita pendek biasanya kurang dari 60
menit.
10. Film dokumenter, dapat dikatakan sebuah film jurnal dipergunakan
untuk sebuah cerita. Film ini juga bisa diartikan sebagai film
dokumenter Maka, berdasarkan uraian tersebut, film ‘Temani Aku
Bunda’ merupakan jenis film dokumenter. Dependent Variable
Variabel dependen disebut juga sebagai variabel terikat.
Variabel dependen sering kali disebut sebagai variabel output, juga kriteria, dan
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering juga disebut sebagai variabel terikat karena
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari masalah yang ingin diteliti
oleh peneliti, yang dikarenakan adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Variabel Dependen
(Y) dalam penelitian ini adalah Film
Variabel independen adalah variabel yang sering dikenal sebagai variabel stimulus,
prediktor, serta antesenden. Dalam Bahasa Indonesia variable independen sering kali disebut
sebagai variabel bebas. Karena, variabel ini juga mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen tersebut (Sugiyono, 2013: 39). Maka, Variabel
Independen (X) dalam penelitian ini adalah Nilai Pendidikan Karakter
Dengan melihat fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah, kenakalan remaja bahkan
kriminalitas yang dilakukan oleh remaja mulai dilakukan sejak duduk dibangku SMP. Perlu
mengingat kembali pada fenomena yang belum lama terjadi dimana ada seorang siswi SMP yang
20
tega membunuh tetangganya yang masih berusia balita dikarenakan film yang mengandung
agresifitas yang ia sering tonton, dapat mempengaruhi perilaku nya pada kedepannya. Maka,
pada penelitian ini, peneliti berharap adanya Pengaruh Menonton Film ‘Temani Aku Bunda’
terhadap Implementasi Nilai Pendidikan Karakter Siswa SMP di Jakarta Selatan.
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dan pertimbangan dalam melakukan
penelitian dan agar tidak terjadi pengulangan dengan penelitian yang sama.
21
nilai nilai setiap karakter. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah wujud
penugasan maupun praktik pembelajaran serta pembiasaan sehingga nilai-nilai
pendidikan karakter dapat terimplementasikan.
Tulisan ini menyajikan tentang peran pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
terhadap siswa. Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah salah satu pilar terpenting
pendidikan karakter. Pendidikan karakter akan membangun dengan baik, jika dimulai
dari menumbuhkan rasa keagamaan siswa, oleh karena itu, pelajaran PAI menjadi
pelajaran yang mendukung tumbuhnya pendidikan karakter pada siswa. Melalui
pengajaran dan pembelajaran PAI, para siswa diajarkan kepercayaan akan Tuhan sebagai
dasar agama mereka, diajarkan al-quran dan hadits sebagai cara hidup mereka, diajarkan
fiqih sebagai tanda-tanda hukum dalam melakukan pengajaran Islam, mengajarkan
sejarah Islam sebagai contoh kehidupan yang baik, dan mengajarkan etika sebagai cara
karakter manusia.
22
d. Judul Penelitian: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM
MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA SISWA (STUDI MULTI KASUS
DI SDI RAUDLATUL JANNAH SIDOARJO DAN SDIT GHILMANI SURABAYA)
2.7 Hipotesis
Maka dari berbagai hasil penelitian yang relevan maka hipotesis yang (dugaan awal)
sementara kami adalah:
H0: Tidak Terdapat Pengaruh Menonton Film ‘Temani Aku Bunda’ terhadap
Implementas Nilai Pendidikan Karakter Siswa SMP di Jakarta Selatan
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sesuai yang dibutuhkan. Menurut
Muhiddin Sirat, metode riset adalah suatu cara menggunakan permasaalahan atau judul
riset itu sendiri . Menurut Suharsini Arikunto (2002:136) “Metode Penelitian ialah suatu
cara yang dilakukan untuk pengumpulan data oleh peneliti”. Sedangkan M Iqbal Hasan
(2002 : 21), menerangkan “\bagaimana metode ini dapat dilakukan semua orang”.
24
Pengukuran Perlakuan Pengukuran Akhir
(Pre-Test) (Treatment) (Post-Test)
T1 X T2
Populasi
Menurut Sugiyono (2012: 117) populasi merupakan wilayah yang
generalisasi nya terdiri atas objek amaupun subjek yang memang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti (sesuai dengan
yang dibutuhkan peneliti) untuk dipelajari dan dapat ditarik kesimpulannya
dalam penelitian. Populasi dari Penelitan ini merupakan murid SMP di SMP
Avicenna Jagakarsa
Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 118). Sehingga sampel merupakan bagian
dari populasi yang telah ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara-cara tertentu yang didasari oleh pertimbangan-pertimbangan
26
yang ada. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 30 orang, dengan pembagian
15 orang di kelompok percobaan dan 15 orang lainnya di kelompok kontrol.
a. Perancangan Penelitian
b. Studi literatur
c. Pemilihan media stimulus
dan instrument penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pre-test
Post-test
27
Pengolahan dan analisis data
a.) Variabel Y
Definisi Operasional
b.) Variabel X
Definisi Operasional
2. Rencana kedepan
3. Selalu mencoba
5. Mengendalikan diri
6. Mendisiplinkan diri
Angket kuisioner adalah salah satu dasar pengumpulan data dengan suatu
teknik secara tidak langsung (Nana, 2013). yang dimana peneliti tidak perlu
bertanya jawab dengan responden. Furchan (1982) bahwa angket memberikan
30
subjek pertanyaan. dalam dunia olahraga dan pendidikan angket juga bisa
mengumpulkan data responden. Kuesioner merupakan sejumlah bentuk-
bentuk pertanyaan tertu;lis yang digunakan peneliti guna memperoleh
informasi dari responden yang ada mengenai sesuatu yang akan diteliti oleh
peneliti (Winarno, 2011).
Angket ini diukur dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2015) skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, perespesi orang maupun pendapat
orang tentang penomena sosial.. Furchan (1982) sejumlah jenis skala likert
dapat mengenai suatu pernyataan positif atau negatif mengenai suatu objek
sikap. Arikunto (2012).
No Instrumen Skor
1. SS (Sangat Sesuai) 4
2. S (Sesuai) 3
3. TS (Tidak Sesuai) 2
4. STS (Sangat Tidak Sesuai) 1
d. Tabel Blueprint
Nomor
No Nilai Karakter Indikator Jml.
Item
1. Kejujuran a. Mampu untuk menyampaikan sesuatu
sesuai dengan keadaan yang sebenar- 1.2 2
benarnya
b. Tidak ragu/bersedia untuk mengakui
kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan 3,4 2
dirinya sendiri
c. Tidak menyukai tindakan mencontek 5,6 2
d. Tidak menyukai perbuatan berbohong
7,8 2
e. Merasa tidak nyaman untuk memanipulasi
9,10 2
data/fakta
f. Berani dan tidak segan untuk mengakui
11,12 2
kesalahan
2. Tanggung a. Perbuatan yang diharapkan (seharusnya)
13,14 2
Jawab dilakukan
b. Rencana kedepan 15,16 2
31
c. Selalu mencoba 17,18 2
d. Selalu melakukan yang terbaik 19,20 2
e. Mengendalikan diri 21,22 2
f. Mendisiplinkan diri 23,24 2
g. Berpikir sebelum bertindak,
25,26 2
mempertimbangkan konsekuensi
h. Menetapkan contoh yang baik bagi orang
27,28 2
lain
i. Bertanggung jawab atas kata-kata,
29,30 2
tindakan dan sikap
3. Religius a. Dapat melaksanakan ajaran agama dan
31,32 2
kepercayaan yang dianut
b. Dapat menghargai perbedaan agama 33,34 2
c. Dapat menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan 35,36 2
kepercayaan lain
d. Dapat hidup dengan rukun dan damai
37,38 2
bersama dengan pemeluk agama lainnya
Jumlah Item 38
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Uji t sebagai alat untuk menganalisis
data. Uji t (T-test) merupakan uji statistik yang sering digunakan guna menguji
kebenaran/fakta atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t ini dikembangkan oleh William Seely
Gosset pada tahun 1915. Statistik uji ini dapat digunakan lewat pengujian hipotesis, uji t
digunakan melalui nilai varians yang informasi populasinya tidak di ketahui. uji t ialah
tujuan digunakanya atau tidak nya perbedaan salah satu uji yang signifikan. uji tes
dependent merupakan pengujian tentang adanya perbedaan signifikan nilai variabel dari
dua sampel yang menggabungkan atau berkolerasi dari test dependent itu sendiri ialah
untuk membandingkan. Uji t-test dependent, sebagai sampel dapat diartikan dengan
subjek tetapi akan melalui dua perlakuan atau pengukuran yang tidak sama, contoh
dilakukanya pengukuran yang signifikan. Macam jenis uji t- tes dependent ialah : (a)
mendistribusikan sebuah data normal (b) dua kelompok data seharusnya saling
berhubungakan dependen (c) jenis data dapat menggunakan numeric.
32
Pada suatu analisis data kuantitatif, setelah data terkumpul dari hasil
pengumpulan data. Adapun kegiatan-kegiatan pendahuluan dalam menganalisis data
kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Afifah, A., & Mashuri, I. (2019). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Menanamkan Nilai-Nilai Karakter pada Siswa (Studi Multi Kasus di SDI Raudlatul Jannah
Sidoarjo dan SDIT Ghilmani) Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 3(2), 87-201.
2. Ainiyah, N. (2013). Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam. Al-Ulum,
13(1), 25-38.
3. Ainissyifa, H. (2017). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 8(1), 1-26.
4. Amin, Muhammad. 2017. Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai Kejujuran Pada Lembaga
Pendidikan. Jurnal. Curup: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Curup
5. Ardila, Risma Mila, dkk. Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan Pembelajarannya di
Sekolah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
6. Arinda, Arruum & Auliya Ayu Rohayah. Teknik Analisis Data Kuantitatif. 2017. Skripsi.
Jakarta: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah
7. Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, S., & Purwanto, N. A. (2017). Pengembangan Nilai-Nilai
Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan. Jurnal Pendidikan Anak,
6(2), 203-213.
8. Farida, Siti. 2016. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Jurnal. Madura: STAI
Nazhatut Thullab Sampang.
9. Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah, Jakarta:
Ar-Ruzz Media.
10. Gunawan, Imam. 2012. Pendidikan Karakter. Malang: Universitas Negeri Malang
34
11. Helaludin, Hengki Wijaya. 2018. Hakikat Pendidikan Karakter. Paper. Makassar: Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray Makassar.
12. Isnaini, M. (2013). Internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter di madrasah. Al-Ta lim
Journal, 20(3), 445-450.
13. Jaenuri Amin. 2011. Pengelolaam Kelas dalam Film The Ron Clark Story dan Implikasinya
Terhadap Penanaman Kedisiplinan Siswa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta
14. Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Nasional
15. Kesuma, Dharma. 2011, Pendidikan KarakterKajianTeori danPraktek disekolah, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
16. Masruri, Razikin. 2015. Makalah untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Makalah. Malang: Universitas Negeri Malang
17. Murniyati, Engkizar, Anwar Fuady. 2016. Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VI. No. 2, hlm
156- 157
18. Noer, Abd. Rohim. Pola Asuh Tarbiyatul Aulad Fill Islam Anak Usia dini 5-6 Tahun dalam
Pembentukan Karakter di Pondok Pesantren Mamba’ul Hisan Desa Kauman Kecamatan
Sidayu Kabupaten Gresik. Jurnal. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
19. Oktavia, Boby Firma. 2014. Pengaruh Sikap Kejujuran dan Disiplin Siswa terhadap Prestasi
Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Datar di Kelas V SD Negeri 1 Tinggarjaya.
Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
20. Putry, R. (2019). NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DI SEKOLAH PERSPEKTIf
KEMENDIKNAS. Gender Equality: International Journal of Child and Gender
Studies, 4(1), 39-54.
21. Ramli. T. 2003. Pendidikan Karakter. Bandung : Angkasa
22. Samani, Muchlas. 2011, Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
23. Siburian, Paningkat. Penanaman dan Implementasi Nilai Karakter Tanggung Jawab. Jurnal.
Medan: Universitas Negeri Medan
24. Sugiarti, Yuni. 2013. Peranan Teknologi Interenet dalam Membangun Pendidikan Karakter
Anak. Jurnal. Jakarta: UIN Sarif Hidayatullah
35
25. Zubaedi. (2011). In D. P. Pendidikan, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan
Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
26. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/penguatan-pendidikan-karakter-jadi-pintu-
masuk-pembenahan-pendidikan-nasional. Penguatan Pendidikan Karakter jadi Pintu Masuk
Pembenahan Pendidikan Nasional. Diakses pada tanggal 9 April 2020.
36
LAMPIRAN
37
Identitas Responden:
Nama (Inisial):
Usia:
Jenis kelamin:
( ......................................... )
INSTRUKSI: Berilah tanda ceklis (√ ) pada salah satu dari 4 kotak yang Saudara anggap paling
menggambarkan kondisi Saudara. Tiap kotak tersebut berisi angka yang mengandung jawaban
sebagai berikut:
Contoh:
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang ada √
Catatan: Tidak ada jawaban yang dianggap Salah. Semua JAWABAN ADALAH BENAR,
selama menggambarkan diri Saudara.
38
No Pertanyaan S S TS STS
. S
1 Saya menyampaikan informasi sesuai dengan fakta yang ada
2 Saya memilih untuk berkata jujur daripada berbohong
3 Saya mengakui kesalahan yang telah saya perbuat
4 Saya tidak memaksa diri saya untuk melakukan suatu hal jika
diluar kemampuan saya
5 Saya lebih memilih ujian dengan jujur daripada mencontek
6 Saya lebih puas mendapat nilai seadanya dibandingkan hasil
bagus dari hasil mencontek
7 Saya akan memilih untuk berkata jujur daripada harus berbohong,
berbohong bukan lah hal yang terpuji
8 Saya lebih memilih untuk melakukan hal dengan jujur daripada
harus berbohong
9 Ketika mendapat informasi, saya sampaikan dengan apa adanya
dan tidak dilebih-lebihkan
10 Ketika saya menyampaikan sesuatu, saya tidak memanipulasi
fakta yang ada
11 Ketika saya melakukan tindakan curang, saya langsung mengakui
kesalahan tersebut
12 Jika saya melakukan tindakan yang salah, saya tidak takut unutuk
mengakui kesalahan saya.
13 Saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam mencapai sesuatu
yang saya inginkan
14 Jika saya memiliki rencana di masa depan, saya memiliki
planning yang sangat detail atas apa yang akan dan ingin saya
lakukan
15 Saya mempunyai rencana dimasa depan
16 Saya yakin saya dapat mencapai cita-cita saya
17 Jika saya gagal dalam ujian, saya tidak kecil hati dan terus
berusaha untuk mendapatkan nilai yang saya inginkan
18 Saya memutuskan lebih baik untuk terus berusaha daripada harus
berhenti di tengah perjalanan untuk mencapai hasil yang saya
harapkan
19 Saya mengerjakan tugas sekolah dengan sebaik mungkin
20 Saya akan mengerjakan segala tugas sekolah dengan sungguh-
sungguh agar menjadi yang terbaik
21 Saya dapat mengendalikan diri dari ajakan teman untuk
melakukan tidakan yang salah
22 Saya pandai dalam mengendalikan nafsu terhadap ajakan teman
yang buruk
23 Saya dapat mengikuti semua peraturan tata tertib yang ada di
sekolah dengan baik
24 Saya dapat mendisiplinkan diri saya sendiri
25 Ketika saya memilih keputusan, saya cenderung memikirkan
39
resiko yang akan terjadi terlebih dahulu
26 Saya menolak tawaran teman untuk bolos kelas karena saya
memikirkan dahulu atas dampak dan akibat yang akan saya
terima
27 Saya cenderung dapat berperilaku dengan baik dan sopan
sehingga sering dijadikan contoh yang baik oleh para guru
28 Saya selalu bersikap disiplin agar teman yang lain dapat
mengikuti perilaku saya dan meninggalkan kebiasaan buruknya
29 Saya sadar atas segala tindakan yang saya perbuat adalah
tanggung jawab saya sendiri
30 Saya menjaga tutur kata saya, terlebih dengan orang yg lebih tua
31 Saya melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang saya
anut dengan baik
32 Saya mempercayai baik secara hati dan akal atas ajaran agama
yang saya anut
33 Saya peduli terhadap sesama tanpa melihat agama yang dianut
nya
34 Saya menghormati setiap orang walau agamanya berbeda dan
tidak membeda-bedakan satu sama lain
35 Saya mengingatkan teman saya untuk selalu beribadah meskipun
mereka memiliki keyakinan yang berbeda dengan saya
36 Saya menghormati hari besar setiap agama
37 Saya hidup rukun dengan pemeluk agama lain
38 Saya dapat berteman baik dengan teman saya yang walau berbeda
agama dengan saya
40