Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V

SD NEGERI SOPRAYAN GIRIKERTO TURI

SLEMAN TAHUN 2020/2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh:

Febriyanti Eka Nur Sholikhah

NPM. 17144600239/ Kelas A6-17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2020

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah................................................................................3
B. Identifikasi Masalah......................................................................................5
C. Pembatasan Masalah.....................................................................................5
D. Rumusan Masalah.........................................................................................5
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
F. Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS...................................................7
A. Kajian Teori..................................................................................................7
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu..............................................................15
C. Kerangka Berfikir.......................................................................................20
D. Perumusan Hipotesis...................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................22
A. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................22
B. Rancangan/ Desain Penelitian.....................................................................23
C. Populasi dan Sampel...................................................................................24
D. Variabel Penelitian......................................................................................24
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................25
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................................26
G. Teknik Analisis Data...................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak-anak yang ada di sekolah dasar berusia kisaran 7-13 tahun,


dimana pada usia tersebut merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita dan merupakan masa pembentukan dan
perkembanganpada aspek motorik, fisik, kognitif, emosi, sosial, dan moral.
Anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap perkembangan anak-anak
akhir. Dalam pembentukan beberapa aspek tersebut sangatlah dibutuhkan
seseorang untuk membantu memaksimalkan fungsi dari kelima aspek
oerkembangan pada anak tersebut. Seseorang tersebut bisa dari orang-orang
yang terdekat seperti keluarga, masyarakat, teman bermain, dan seseorang yang
banyak menghabiskan waktu dengan anak-anak ketika berada di sekolah yang
ditugaskan khusus untuk mengajarkan, membimbing, serta memotivasi anak-
anak yaitu seorang guru.
Prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa merupakan hasil dari belajar
siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di sekolah. Prestasi belajar
merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan pembelajaran di sekolah. Di sinilah
peran guru dalam menyampaikan materinya memerlukan berbagai macam
metode, strategi, dan teknik penyampaian yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Namun, kehidupan anak-anak usia sekolah dasar tidak hanya di
lingkungan sekolah saja, melainkan juga berada di lingkungan masyarakat
atau dalam tingkatan anak sekolah dasar yaitu teman bermain, serta
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga inilah yang memiliki peran paling

3
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kognitif, psikomotor, dan
afektif pada anak-anak sekolah dasar. Keluarga memiliki peran yang sangat
besar dalam tumbuh kembang anak-anak sekolah dasar karena dalam
lingkungan keluarga anak lebih banyak menghabiskan waktunya. Selain itu,
orang tua menjadi sasaran utama anak untuk menceritakan hal-hal yang telah
dilakukan, dirasakan, serta pengalamannya selama di luar lingkungan keluarga
terutama di sekolah. Munirotul (2016:2) menyatakan bahwa, secara psikologis
keluarga berfungsi sebagai (1) pemberi rasa aman kepada anak dan anggota
keluarga lainnya, (2) sebagai sumber pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan
fisik maupun psikis, (3) sumber kasih sayang dan penerimaan diri, (4) model
pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota keluarga
yang baik, (5) pemberi bimbingan untuk pengebangan perilaku yang dianggap
tepat secara sosial, (6) pembentuk anak agar mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan, (7)
pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal, dan sosial
yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, (8) stimulator bagi pengembangan
kemampuan anak untuk mencapai prestasi, baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat, (9) pembimbibg dalam mengembangkan aspirasi, dan
(10) sebagai sumber persahabatan, teman bermain bagi anak sampai cukup
usia untuk mendapatkan teman di luar lingkungan keluarga, atau apabila
persahabatan di lur lingkungan keluarga sedang ana masalah/ tidak
memungkinkan. Setiap orang tua, pasti memnginginkan anak-anaknya
memiliki ilmu pengetahuan yang dijadikan bekal masadepannya kelak,
memiliki moral, dan beradab. Salah satu upaya yang dilakukan orang tua
untuk mencapai keinginan tersebut yaitu dengan mengikutsertakan anak pada
pendidikan formal. Tolak ukur anak-anak dapat mencapai tujuan atau
ketuntasan belajar selama di sekolah yaitu dilhat dari prestasi belajarnya. Dari
fungsi tersebut, dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa di sekolah juga bisa
dipengaruhi bagaimana peran orang tua dalam membimbing, merawat,
mengajari hal-hal baik terhadap anak. Hal tersebut dapat dirangkum atau
disebut sebagai pola asuh orang tua terhadap anak di lingkungan keluarga.

4
Dari uraian di atas dapat diperoleh gambaran yang menggerakkan
peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri Soprayan, khususnya kelas
V. Berpedoman pada pemikiran tersebut, peneliti mengangkat judu “Pengaruh
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri
Soprayan Girikerto, Turi, Sleman”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang


diidentifikasi adalah:

1. Pengaruh pola asuh orang tua akan berdampak pada prestasi belajar siswa.
2. Tidak sedikit anak yang merasa terbebani dengan penerapan pola asuh
orang tua yang tidak sesuai dengan karakteristik/kondisi anak.
3. Banyaknya faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar anak.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini diperkukan adanya pembatasan masalah, untuk


menghindari timbulnya permasalahan lain atau memperluas masalah dan
mengefektifkan topik bahasan. Pembatasan masalahnya yaitu sebagai berikut:

1. Materi yang dibahas pada penelitian ini adalah seputar pola asuh orang tua
dan prestasi belajar siswa.
2. Pola asuh dalam bahasan ini adalah pola asuh otoriter, permisif, dan
demikratis.
3. Penelitian ini dilakukan pada kelas V SD Negeri Soprayan Girikerto, Turi,
Sleman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa


rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Soprayan?

5
2. Adakah pengaruh pola asuh orang tua dengan prestasi prestasi belajar
siswa kelas V SD Negeri Soprayan?
3. Pola asuh manakah yang paling tepat diterapkan oleh orang tua untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Soprayan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Soprayan.


2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pola asuh orang tua dengan
prestasi prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Soprayan.
3. Untuk mengetahui pla asuh mana yang paling tepat diterapkan oleh orang
tua untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri
Soprayan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:


1. Sebagai bahan pertimbangan bagi orang tua daam menerapkan pola asuh
yang paling tepat kepada anak dalam meningkatkan prestasi belajar
khususnya siswa kelas V SD Negeri Soprayan.
2. Memberikan gambaran yang jelas mengenai pengaruh pola asuh orang tua
terhadap prestasi belajar siswa.

6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pola Asuh Orang Tua


a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pengertian Pola Asuh Orang Tua Pola asuh terdiri dari dua kata
yaitu pola dan asuh. Menurut (Isni, 2014) dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008:1088) bahwa “pola adalah model, sistem, atau cara kerja”,
Asuh adalah “menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu,
melatih, dan sebagainya” Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:96).
Sedangkan arrti orang tua menurut Nasution dan Nurhalijah (1986:1)
“Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari
disebut sebagai bapak dan ibu.” Gunarsa (2000:44) mengemukakan bahwa
“Pola asuh tidak lain merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik
dalam mendidik anak-anaknya yang meliputi bagaimana pendidik
memperlakukan anak didiknya.” Jadi yang dimaksud pendidik adalah
orang tua terutama ayah dan ibu atau wali.
(Isni, 2014) dalam Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan
bahwa:
Pola asuh sendiri memiliki definisi bagaimana orang tua
memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan
serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga
kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh
masyarakat pada umumnya.

7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh
orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak yang
meliputi kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing, menjajari
serta mendisiplinkan anak dalam mencapai kedewasaan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

b. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua


Dalam mengasuh anak, orang tua memilik cara yang berbeda-
beda.tersapat perbedaan pola asuh orang tua yang satu dengan orang tua
yang lainnya namun secara garis besar hamper mempunyai persamaan.
Berikut ini adalah jenis-jenis pola asuh orang tua menurut (Isni, 2014)
dalam Hourlock (dalam Thoha, 1996 : 111-112) mengemukakan ada tiga
jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya, yaitu:

1.) Pola Asuh Otoriter


Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-
aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti
dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri
dibatasi.
2.) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua
terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu
bergantung pada orang tua.
3.) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak yang
cenderung bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia
diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang
dikehendakinya.

Sedangkan menurut (Isni, 2014) dalam Yatim dan Irwanto (1991:


96-97). Ada tiga cara yang digunakan oleh orang tua dalam mendidik
anak-anaknya. Ketiga pola tersebut antara lain:

1.) Pola Asuh Otoriter

8
Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku
dari orang tua. Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa
anak untuk berperilaku seperti yang diinginkannya. Bila aturan-aturan
ini dilanggar, orang tua akan menghukum anak, biasanya hukuman
yang bersifat fisik.
2.) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara
orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang
disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan
pendapat, perasaan, dan keinginannya dan belajar untuk dapat
menanggapi pendapat orang lain.
3.) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini ditandai dengan adanya kebebasan yang diberikan pada
anak untuk berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua
tidak pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak. Semua
keputusan diserahkan kepada anak tanpa adanya pertimbangan orang
tua.
Dari berbagai pengertian serta pendapat para ahli di atas, mengenai
jenis-jenis pola asuh orang tua, pada dasarnya terdapat tiga jenis pola asuh
orang tua,yang sering diterapkan orang tua pada kehidupan sehari-hari,
karena hal tersebut dapat dilihat dari pengertian jenis-jenis pola asuh
menurut Hourlock, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan
pola asuh permisif.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua


Dalam penerapan pola pengasuhan orang tua terhadap anak
terdapat banyak factor yang melatarbelakangi serta mempengaruhi orang
tua dalam menerapkan pola asuhnya terhadap anak. Menurut Manurung
(1995:53) dalam (Isni, 2014) beberapa faktir yang mempengaruhi
penerapan pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:
1.) Latar belakang pola asuh orang tua

9
Maksudnya para orang tua belajar dari metode pola pengasuhan yang
pernah didapat dari orang tua mereka sendiri.
2.) Tingkat pendidikan orang tua
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi berbeda pola
pengasuhannya dengan orang tua yang hanya memiliki tingkat
pendidikan yang rendah.
3.) Status ekonomi serta pekerjaan orang tua
Orang tua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya
terkadang menjadi kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya.
Keadaan ini mengakibatkan fungsi atau peran menjadi “orang tua”
diserahkan kepada pembantu, yang pada akhirnya pola pengasuhan
yang diterapkanpun sesuai dengan pengasuhan yang diterapkan oleh
pembantu.

d. Ciri-Ciri Pola Asuh Orang Tua


1.) Pola Asuh Otoriter
Orang tua yang berpola asuh otoriter menurut Yatim dan Irwanto
(1991: 100) dalam (Isni, 2014) adalah sebagai berikut:
a.) Kurang komunikasi
b.) Sangat berkuasa
c.) Suka menghukum
d.) Selalu mengatur
e.) Suka memaksa
f.) Bersifat kaku
2.) Pola Asuh Demokratis
Ciri-ciri orang tua berpola asuh demokratis menurut Yatim dan
Irwanto (1991: 101) dalam (Isni, 2014) adalah sebagai berikut:
a.) Suka berdiskusi dengan anak
b.) Mendengarkan keluhan anak
c.) Memberi tanggapan
d.) Komunikasi yang baik

10
e.) Tidak kaku/ luwes
3.) Pola Asuh Permisif
Ciri-ciri orang tua berpola asuh permisif menurut menurut Yatim
dan Irwanto (1991: 102) dalam (Isni, 2014) adalah sebagai
berikut:
a.) Kurang membimbing
b.) Kurang kontrol terhadap anak
c.) Tidak pernah menghukum ataupun memberi ganjaran pada
anak
d.) Anak lebih berperan daripada orang tua
e.) Memberi kebebasan terhadap anak

2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”,
dimana kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Untuk memahami
dan mengetaui lebih lanjut mengenai prestasi belajar, peneliti akan
menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah sebuah
hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya. Sedangkan belajar adalah proses penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Sedangkan apabila digabungkan, Sutratinah (2001:43) dalam M. Zaiful,
dkk (2019:20) mengartikan prestasi belajar merupakan sebuah penilaian
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbil, angka,
huruf, maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh
setiap anak dalam setiap periode tertentu. Selain itu, Muhibbin (1995:141)
dalam M. Zaiful, dkk (2019:20) berpendapat bahwa prestasi belajar
adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah program pengajaran. M. Zaiful, dkk (2019:20)

11
menyatakan prestasi belajar merupakan hasil (penguasaan) yang dicapai
oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti porses belajar-
mengajar.
Dari berbagai pengertian prestasi belajar menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah capaian siswa yang didapatkan
selama proses pembelajaran yang diikutinya. Sedangkan belajar
merupakan suatu proses pembelajaran sejak awal sampai dengan akhir
pembelajaran. Dari kedua kata tersebut, dengan mempertimbangkan
pendapat para ahli mengenai ppengerian prestasi belajar, peneliti
menyimpulkan prestasi belajar adalah hasil capaian siswa selama
mengikuti pelajaran yang telah diprogramkan oleh pendidikan, yang mana
prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan keberhasilan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Kegiatan atau aktifitas belajar siswa di sekolah pastilah tidak selalu
berjalan mulus atau sessuai dengan yang diharapkan guru ataupun orang
tua, kadang-kadang siswa cepat dalam menangkap apa yang dipelajari dan
dijelaskan oleh guru, terkadang sulit untuk memahami, rasa bosan, kurang
berambisi, atau bahkan kadang selalu memiliki rasa semangat. Semua itu
tidak selalu berjalan secara wajar. Ditambah lagi setiap individu memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berbeda-beda antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya. Jadi dapat dimengerti bahwa prestasi belajar
memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar itu sendiri.

M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah,dalam (Sarah, 2014:35)


mengenai belajar ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa di sekolah, secara garis besarnya dapat dapat dibagi kepada
dua bagian, yaitu :

12
1.) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan
kondisi jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis).
2.) Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari factor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.

Sedangkan menurut Muhibbinsyah dalam (Sarah, 2014: 35), fakor-


faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:

1.) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni


keadaan/kondisi jasmani atau rohani siswa.
2.) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan sekitar siswa.
3.) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.

Dari uraian mengenai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


siswa menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar siswa sifatnya relative, artinya menyesuaikan dengan kondisi
internal dan eksternal siswa itu sendiri yang dapat berubah setiap saat.
Dengan begitu, prestasi belajar didukung oleh faktor internal dan faktor
eksternal seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas.

c. Jenis-Jenis Prestasi Belajar


Berbicara mengenai prestasi belajar, maka tidak terlepas dari hasil
penilaian dari suatu proses pembelajaran. Penilaian dari proses
pembelajaran dalam kurikulum 2013 mencakup penilaian kognitif, afektif,
dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi suatu pengelompokan
dalam mengukur prestasi belajar. Di antara ketiga ranah tersebut, ranah
kognitif merupakan ranah yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah

13
karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memahami materi
pembelajaran.

1.) Ranah Kognitif


Ranah kognitif merupakan segala kegiatan yang melibatkan otak.
Tujuan ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berpikir,
mencakup kemampuan intelektual yaitu mengingat sampai
memecahkan masalah.
2.) Ranak Afektif
Menurut (Sarah, 2014: 42) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar, dan lain-lain.
3.) Ranah Psikomotor
Menurut (Sarah, 2014: 42) ranah psikomotor adalah ranah yang terkait
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak seseorang. Ada
enam tingkatan keterampilan, yaitu sebagai berikut:
a.) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
b.) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c.) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motorik, dan lain-lain.
d.) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
e.) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks.
f.) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non decursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

d. CaraMenentukan Prestasi Belajar


Menurut (Sarah, 2014: 43) cara yang paling tepat untuk melihat
perkembangan siswa atau prestasi belajar siswa selama proses belajar yaitu

14
dengan mengadakan evaluasi. Menurut Norman E dalam (Sarah, 2014: 44)
menyebutkan bahwa evaluasi adalah:

Evaluation…a systematic process of determining the extent to


which instructional objectives are achieved by pupils. (evaluasi
adalah suatu proses yang sistematik untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa).

Menurut Sudirman N, dkk dalam (Sarah, 2014: 44) mengatakan


bahwa, “penilaian atau evaluasi (evaluation) adalah suatu tindakan untuk
menentukan nilai sesuatu”. Tujuan diadakann penilaian atau evaluasi
adalah suatu upaya untuk menentukan nilai dari suatu porses. Tujuan
diadakannya penilaian dalam proses belajar-mengajar menurut Syaiful
Bahri (2005:245) dalam (Sarah, 2014: 44) adalah sebagai berikut:

1.) Mengambil keputusan tentang hasil belajar;


2.) Memahami anak didik;
3.) Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Pada garis besarnya, teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu:

1.) Teknik Tes


tes merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi, tes yang
digunakan dalam ujian adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta
didik mencapai keberhasilan atau prestasi belajar siswa setelah
mengetahui suatu mata pelajaran atau bidang studi tertentu. Tes pada
umumnya dipergunakan untuk mengadakan penilaian terhadap
intelegensi, kemampuan dan kecakapan siswa di sekolah. Dengan
demikian dapat disimpulakan bahwa tes adalah suatu alat pengukur
berhasil tidaknya suatu pengajaran yang telah diterima anak didik di
sekolah (Sarah, 2014:45).

15
2.) Teknik Non Tes
Untuk menilai aspek tingkah laku, jenis teknis nontes lebih sesuai
digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap, minat,
perhatian, karakteristik, dan lainnya yang mencakup segi afektif. Pada
umumnya, teknik non tes digunakan untuk menilai kemampuan peserta
didik yang berhubungan dengan kepribadian dan sikap sosialnya dalam
proses belajar mengajar di sekolah (Sarah, 2014:46).

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu


Sesuai dengan hasil penelitian yang terdahulu yaitu skripsi karya Siti
Sarah yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SD Negeri 03 Pondok Petir” tahun 2014, dapat diambil kajian
hasil penelitiannya tidak secara keseluruhan yaitu sebagai berikut:

1. Pola Asuh Orang Tua (Variabel X)


Hasil penelitian melelui pengisian angket terhadap siswa untuk
menghasilkan nilai variabel X yaitu sebagai berikut:

No Nama (Inisial) Jumlah Skor (X)


1 AA 56
2 A As 62
3 Ag H 74
4 AAW 62
5 Al f 65
6 Al Sup 55
7 Am Isw 65
8 An Az 62
9 A Kin 60
10 BP 56
11 BR 63
12 CS 62
13 CR 61
14 DR 57

16
No Nama (Inisial) Jumlah Skor (X)

15 DTA 62
16 DA 56
17 DE 61
18 ESP 55
19 FMS 66
20 FP 62
21 GG 63
22 HS 56
23 IS 60
24 LM 58
25 MW 62
26 M. R A 64
27 M. R H 56
28 M. R 68
29 NA 62
30 NR 55
31 Nur 54
32 RD 56
33 RF 67
34 RS 56
35 RA 67
36 RJ 50
37 VR 67
38 YA 50
39 YP 66
40 ZA 66
∑ N =40 ∑ X=2,415

17
2. Prestasi Belajar Siswa

No Nama (Inisial) Nilai Raport (Y)


1 AA 75
2 A As 75
3 Ag H 80
4 AAW 75
5 Al f 75
6 Al Sup 70
7 Am Isw 75
8 An Az 70
9 A Kin 80
10 BP 65
11 BR 80
12 CS 65
13 CR 75
14 DR 75
15 DTA 80
16 DA 65
17 DE 75
18 ESP 70
19 FMS 75
20 FP 80
21 GG 80
22 HS 75
23 IS 80
24 LM 70
25 MW 80
26 M. R A 75
27 M. R H 70
28 M. R 80

18
29 NA 75
30 NR 70
31 Nur 65
32 RD 70
33 RF 75
34 RS 75
35 RA 80
36 RJ 65
37 VR 80
38 YA 65
39 YP 80
40 ZA 80
∑ N =40 ∑ Y =2970
3. Hasil Analisis Korelasi

0,21056422 dibulatkan menjadi 0,710.

Dari hasil analisis korelasi di atas angka korelasi antara variabel X


dan variabel Y sebesar 0,710, itu berarti korelasi tersebut bertanda positif.

19
Untuk melihat interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment
secara sederhana terletak pada angka 0,71-0,90 yang berarti korelasi antara
variabel X dengan Variabel Y itu adalah terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi.

4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi dapat ditentukan sebagai berikut:
KD = r² x 100%
KKD = (0,711)² x 100% = 0,5055 x 100% = 50,55%
Nilai KD sebesar 50,55% menunjukkan pengertian bahwa
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa sebesar
50,55% dan 49,45% ditentukan oleh faktor atau variabel lain.
5. Analisis Signifikansi (Uji f)
Analisis signifikansi digunakan untuk menguji apakah pengaruh
yang terjadi dapat digeneralisir atau berlaku untuk populasi yang berbeda.
t hit dapat ditentukan sebagai berikut:

Melihat besarnya t Hit = 6,215 dengan dk (n-2), tk (0,025 dan


0,05)= 2,024 dan 1,686, dengan demikian t hit =6,215 > t tab = 2,024 dan
1,686. Hal ini menunjukkan bahwa Hª dierima dan Hº ditolak, Dengan
demikian pada taraf signifikansi 5% dan 25%, Ha diterima sedangkan Ho
ditolak.
6. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada skripsi tersebut,
kesimpulannya yaitu sebagai berikut:
a. Hasil penelitian yang diperoleh Variabel X skor berada pada interval
62,00 dengan perolehan median sebesar 61,5 atau 62 sekitar 20,00%
berarti nilai rata-rata ini memperoleh standar nilai baik dengan skor

20
minimum yang diperoleh yaitu 50,00 dan skor maksimum yaitu 74,00,
dengan standar deviasi sebesar 5,12254, nilai mean sebesar 60,37 dan
Sum atau jumlah skor yang diperoleh sebesar 2415.
b. Hasil penelitian yang diperoleh Variabel Y berada pada interval 75.00
dengan perolehan mean sebesar 74.25 dan median sebesar 70.00 14
orang berarti nilai rata-rata ini memperoleh standar nilai baik dengan
skor minimum yang diperoleh yaitu 65.00dan skor maksimum yaitu
80.00 dengan standar deviasi sebesar 5.25625, dan Sum atau jumlah
skor yang diperoleh sebesar 2970.
c. Melihat besarnya ‘ro’ yang diperoleh 0,711 sedarngkan ‘rt’ masing-
masing sebesar 0,320 dan 0,413. Dengan demikian rxy atau ‘ro’ pada
taraf signifikansi 5% dan 1% lebih besar dari ‘rt’. Dapat disimpulkan
antara variabel x terhadap variabel y terdapat hubungan yang
signifikan.
d. Melihat besarnya t Hit = 6,215 dengan dk (n-2), tk (0,025 dan 0,05) =
2,024 dan 1,686, dengan demikian t hit
=6,215 > t tab = 2,024 dan
1,686. Hal ini menunjukkan bahwa hª dierima dan hº ditolak, dengan
demikian pada taraf signifikansi 5% dan 25%, Ha diterima sedangkan
Ho ditolak. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan atau dipengaruhi
oleh pola asuh orang tua sebesar 50,55%. Maka 49,45% lagi
ditentukan oleh faktor atau variabel lain.

C. Kerangka Berfikir
Mendidik anak dengan baik dan tepat berarti menumbuhkembangkan
potensi yang ada pada anak secara wajar. Potensi yang dimaksudkan yairu
potensi secara kognitif, afektif, psikomotor dan pemenuhan kebutuhan akan
jasmani dan rohani pada anak. Kebutuhan jasmani itu sendir seperti sandang,
pangan dan papan. Sedangkan kebutuhan akan rohani antara lain seperti
perasaan, intelektual, dan budi pekerti.

21
Peluang yang paling besar menghabiskan waktu serta paling dekan akan
kebutuhan jasmani dan rohani pada anak adalah orang tua. Selain itu, dalam
ajaran Islam orang tua mempunyai kewajiban utntuk mendidik anak sesuai
dengan fitrahnya, yaitu keimanan kepada Allah SWT. Fitrah sendiri merupakan
kerangka dasar operasional dari penciptaan manusia. Dalam lingkungan
keluarga terdapat kekuatan potensial yang perlu dikerahkan kepada anak untuk
mencapai tujuan pencipta-Nya.

Salah satu tolak ukur keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya
secara umum yaitu dilihat dari hasil prestasi belajar siswa di sekolah. Namun,
tingkat keberhasilan atau prestasi belajar siswa itu sendiri memiliki berbagai
faktor yang mempengaruhinya termasuk adalah pola asuh orang tua karena
orang tua merupakan tempat seorang anak untuk menceritakan pengalamannya,
berkeluh kesah, meminta hal yang diinginkan, dan sebagainya. Sehingga, orang
tua diindikasikan memiliki pengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa
sesuai dengan pola asuhnya. Dalam proposal penelitian ini, kerangka berpikir
dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan ilmiah yang masih


sementara terhadap suatu fenomena yang perlu dibuktikan atau diuji
kebenarannya secara empiris yaitu melalui penelitian Edi E (2016: 83).

Hipotesis Nul (H0) : Tidak terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua

22
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
Soprayan.

Hipotesis Kerja (H1) : Terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
Soprayan.

Adapun hipotesis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah


terdapat pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
SD Negeri Soprayan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian
penelitian akan dilakukan di SD Negeri Soprayan yang beralamatkan
Dusun Soprayan RT 02/RW 03, Padukuhan Soprayan, Desa Girikerto,
Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Propinsi Yogyakarta. Lebih detailnya
yaitu di kelas lima.

2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari
bulan Februari hingga bulan April 2021, dengan jadwal kegiatan penelitian
sebagai berikut:

23
No Hari, Tanggal Kegiatan Penelitian Keterangan
27 Februari Pengajuan dan seminar
1.
2021 judul skripsi
Mengetahui dan
Mengajukan permohonan
2. 12 Maret 2021 menghadap kepala
ijin penelitian
sekolah
Observasi sekolah dan
pengumpulan data SD
Negeri Soprayan meliputi:
Mengetahui serta
a. Sejarah singkat SD
3. 12 Maret 2021 menghadap Kepala
Negeri Soprayan
Sekolah dan staf TU
b. Komponen pendidikan
(guru, karyawan, dan
siswa)
Masuk kelas V untuk Didampingi guru
4. 5 April 2021 melaksanakan kegiatan kelas V SD Negeri
perkenalan Soprayan
Observasi kepada siswa
kelas V serta penentuan Didampingi guru
5. 12 April 2021 populasi dan sampel. kelas V SD Negeri
Penyebaran angket atau Soprayan
kuisioner.
Didampingi guru
Pembahasan hasil kuisioner
6. 19 April 2021 kelas V SD Negeri
di hadapan siswa kelas V
Soprayan
Pengumpulan data
presentasi belajar siswa Didampingi guru
7. 21 April 2021 selama semester I yang kelas V SD Negeri
dirangkum dalam buku Soprayan
raport siswa.

24
No Hari, Tanggal Kegiatan Penelitian Keterangan
Didampingi guru
Memberikan kesimpulan
8. 21 April 2021 kelas V SD Negeri
penelitian
Soprayan

B. Rancangan/ Desain Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan judulnya, “Pengaruh Pola Asuh


Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri Soprayan”
maka terdapat dua variabel yang perlu diteliti. Variabel yang paertama yaitu
pola asuh orang tua di mana termasuk dalam variabel bebas yang
dilambangkan dengan variabel X. sedangkan variabel yang kedua yaitu prestasi
belajar siswa kelas V SD Negeri Soprayan sebagai variabel terikat yang
dilambangkan dengan variabel Y.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa SD Negeri Soprayan,


sedangkan sampel yang akan dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas V
SD Negeri Soprayan. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain
dokumentasi, wawancara, observasi secara langsung dan observasi dokumen
arsip mengenai siswa kelas V SD Negeri Soprayan. Alat ukur yang akan
dikunakan atau instrument penelitian adalah angket. Namun, angket yang akan
digunakan perlu diuji validitas dan reliabilitasnya agar angket tersebut dapat
benar-benar mengukur masalah dalam penelitian ini.

Untuk mencari pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
siswa, peneliti membuat angket yang akan digunakan untuk mengukur niali
angka variabel X (Pola Asuh). Sedangkan untuk mencari nilai angka variabel
Y (prestasi belajar), peneliti mengumpulkan data nilai raport siswa kelas V
sellama semester I. untuk memperoleh hasil apakah antara variabel X
berpengaruh terhadap Variabel Y, maka akan dihitung menggunakan rumus
korelasi r Product Moment Pearson secara manual dan otomatis menggunakan
aplikasi IBM SPSS.

25
Secara keseluruhan, desain atau rancangan dari penelitian ini saya
gambarkan secara garis besarnya sebagai berikut:

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah objek atau subjek yang diteliti, baik itu orang, benda,
kejadian, nilai, maipun hal-hal yang memiliki kuantitas dan karakteristik
tertentu untuk mendapatkan sebuah informasi Edi R (2016:33). Populasi pada
penelitian ini adalah siswa SD Negeri Soprayan, yaitu 420 siswa.

2. Sampel

26
Sedangkan sampel adalah sebagian anggota atau elemen dari populasi
yang mewakili karakteristik dari populasi tersebut lazim Edi R (2016:34).
Dalam menentukan sampel, peneliti mengacu kepada pendapat Suharsimi
(2006:136) dalam (Sarah, 2014: 66), yaitu:

Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik jumlah populasi
tersebut diambil semuanya sehingga menjadi penelitian populasi,
namun apabila jumlah sumbernya besar atau lebih dari seratus orang
dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Teknik pengamnilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan


teknik non random sampling, yaitu pengambilan dengan tidak secara acak dari
jumlah populasi. Oleh karena itu, yang diambil sebagai sampel penelitian ini
sesuai jumlah populasi adalah 35 siswa kelas V SD Negeri Soprayan.

D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pola asuh orang tua
dan prestasi belajar siswa. Variabel bebas (Independent Variable) merupakan
suatu penyebab yang dipandang sebagai penyebab kemunculan variabel terikat
Edi R (2016: 52). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pola Asuh Orang
Tua dari siswa kelas V SD Negeri Siprayan. Sedangkan variabel terikat
(Dependent Variabel) merupakan merupakan suatu hal yang dipandang atau
diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Siswa Kelas V SD Negeri Soprayan.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

1.) Observasi, teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan


dan pencatatan sistematis terhadap kenyataan-kenyataan yang akan
diselidiki. Metode atau teknik observasi sering diartikan sebagai
pengamatan, yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indera (penglihatan, pendengaran,

27
penciuman, dan peraba). Pada metode observasi ini, peneliti menggunakan
observasi partisipatori. Obyek observasi adalah:
a.) Observasi terkait kondisi dan situasi SD Negeri Soprayan.
b.) Mengamati secara langsung baik berupa gejala yang tampak maupun
dokumen serta kondisi fisik objek penelitian tersebut.
2.) Wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Wawancara ini dilakukan terhadap Kepala Sekolah, TU SD
Negeri Soprayan, dan Guru Kelas V.
3.) Angket/ Kuisioner, yaitu angket ini diberikan kepada siswa untuk
memperoleh informasi mengenai pola asuh orang tua dan sikap
keberagamaan siswa baik di sekolah maupun di rumah. Angket dibuat
dengan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang
berjumlah genap ini dimaksud untuk menghindari kecenderungan
responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas
atau tidak pasti.
4.) Dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya yang ada di kelas V SD Negeri Soprayan.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengukur


variabel penelitian yaitu menggunakan angket atau kuisioner. Oleh karena itu,
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan dalam kuisioner yang digunakan
harus benar-benar memberikan informasi dalam penelitian, isi kuisioner
tersebut merupakan bagian vital yang harus dikembangkan sesuai dengan ciri-
ciri alat ukur yang bermutu. Ciri-ciri alat ukur (pernyataan/pertanyaan tes)
yang bermutu yaitu harus valid an reliable.

28
Validitas merupakan penentuan apakah alat yang akan digunakan
untuk mengukur dapat mengukur apa yang akan diukur (Sunarti, Selly, 2013:
87). Hal tersebut, maksudnya adalah proses uji validitas terhadap angket atau
kuisioner yang akan digunakan untuk mengukur penelitian, apakah angket
tersebut dapat mengukur pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi
belajar atau tidak, kemungkinan angket tersebut valid, cukup valid, kurang
valid, atau tidak valid. Adapun rumus untuk menentukan validitas instrumen
dengan menggunakan Pearson Product Moment, yaitu sebagai berikut:

N (∑ XY ) - ( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X -( ∑ X ) } \{N ∑ Y -( ∑ Y) \}
2 2 2 2

Dari perhitungan rumus validitas di atas maka akan diperoleh nilai r.


Apabila nilai r > dari rtabel, maka instrument tersebut dinyatakan valid.
Sedangkan bila diperoleh hasil r < rtabel, maka instrument tersebut dinyatakan
tidak valid.

Apabila instrument sudah valid, maka dilanjutkan dengan menguji


reliabilitas instrument. Reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah
instrument tes tersebut dapat mengukur sesuatu secara konsisten dari waktu ke
waktu (Sunarti, Selly, 2013: ). Rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas instumen penelitian tersebut yaitu rumus reliabilitas Alpha
Cronbach, sebagai berikut:

(
∑ Si
)
2
k
α= × 1− 2
k −1 St
Keterangan:
α : koefisien reliabilitas
k : banyaknya butir pertanyaan yang valid
2
Si : varian skor butir
2
St : varian skor total

Dalam perhitungan uji reliabilitas akan diperoleh nilai Alpha Cronbach


(α). Untuk menyatakan nilai tersebut, digunakan skala sebagai berikut:

29
Croncbach’s Alpha Internal Consistency
Excellent/ High-Stoke testing (sangat
α ≥ 0,9
diterima)
0,7 ≤ α < 0,9 Good/ Low-Stakes testing (diterima)
0,6 ≤ α < 0,7 Acceptable (cukup diterima)
0,5 ≤ α < 0,6 Poor (kurang diterima)
α < 0,5 Unacceptable (tidak dapat diterima)

G. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, data dianalisis dan diolah agar dapat diperoleh
hasil untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Teknik analisis
data merupakan cara yang digunakan untuk menguarikan keterangan-
keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami oleh
pembaca sehingga tidak hanya peneliti saja (Sarah, 2014: 69). Analisi data
dalam penelitian dapat dilihat langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Checking
Dalam pegolahan data yang pertama kali dilakukan yaitu pengecekan.
Hal tersebut berarti semua angket harus diteliti satu persatu mengenai
kelengkapan, validitas angket, reliabilitas angket, dan kebenaran pengisian
angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahpahaman.

2. Scoring
Setelah tahapan editing, maka selanjutnya peneliti memberikan skor
terhadap pertanyaan yang ada pada angket.

3. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya adalah perhitungan hasil pengisian angket yang
dinyatakan dalam bentuk score. Score tersebut digunakan sebagai bahan
menghitung baik secara manual dan otomatis menggunakan SPSS, apakah
ada korelasi atau pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
siswa, maka yang digunakan adalah rumus “r” korelasi product moment
pearson. Korelasi Pearson Product Moment dapat mengukur seberapa kuat

30
hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Adapun rumusnya dalam
perhitungan manual sebagai berikut:

N (∑ XY ) -( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√ {N ∑ X -( ∑ X ) } \{N ∑ Y -( ∑ Y) \}
2 2 2 2

Keterangan:
r xy : korelasi product moment pearson
N : Jumlah responden
∑ xy : Jumlah hasil kali antara skor x dan skor y

∑x : Jumlah seluruh skor x

∑x : Jumlah seluruh skor y

4. Deskripsi Interpretasi
Setelah pengujian hipotesis, dilanjutkan dengan memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment pearson
dengan interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil
perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment pearson.

Besarnya “r” Product Moment Interpretasi


Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan
0,00 – 0,20 tetapi korelasi tersebut diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan Y).
Antara variabel X dan variabel Y
0,21 – 0,40 terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
Antara variabel X dan variabel Y
0,41 – 0,70 terdapat korelasi yang sedang atau
cukup.
0,71 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau

31
tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y
0,91 – 1,00 terdapat korelasi yang sedang atau
sangat tinggi.

Selanjutnya untuk mengetahui data penelitian tersebut signifikan atau


tidak, interpretasi juga menggunakan tabel “r”, dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya atau degrees of freedom (df), rumusnya adalah
sebagai berikut:

df = N - nr

Df : Degrees of Freedom
N : Number of Cases (jumlah total sampel yang diamati)
Nr : banyaknya variabel

5. Analisis Signifikansi (Uji t)


Analisis signifikansi digunakan untuk menguji apakah pengaruh yang
terjadi dapat digeneralisir atau berlaku untuk populasi yang bebeda, dapat
ditentukan sebagai berikut:

r √ n−2
t Hitung=
√1−r 2
6. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD: Koefision Determination (kontribusi variabel X terhadap variable Y)


r : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
DAFTAR PUSTAKA

Edi Riadi. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manula dan IBM SPSS).

32
Yogyakarta: Andi Offset.

M. Zaiful Rosyid, dkk. (2019). Prestasi Belajar. Malang: Literasi Nusantara.

Isni, A. (2014). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung
Universita Pendidikan Indonesia. In Cell.
https://doi.org/10.1016/j.cell.2009.01.043

Sarah, S. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SD Negeri 03 Pondok Petir (p. 120).

Sunarti, S.Rahmawati. (2013). Penilaian dalam Kurikulum 2013 Membantu Guru


dan Calon Guru Mengetahui Langkah-Langkah Penilaian Pembelajaran.
Yogyakarta: Andi Offset.

33

Anda mungkin juga menyukai