Anda di halaman 1dari 12

1

PENGARUH STATUS SOSIAL DAN KONDISI EKONOMI ORANG TUA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR IPS SISWA SD 25 MADELLOKABUPATEN SOPPENG

THE INFLUENCE OF SOCIAL STATUS AND ECONOMIC CONDITION OF PARENTS ON THE


ACHIEVEMENT OF IPS LEARNERS LEARNING SD 25 MADELLOSOPPENG

A. HARDIYANTI
Pendidikan IPS Kekhususan IPS Ke-SDan
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Makassar
E-mail : ahardiyanti2@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui apakah status sosial
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa SD 25 Madello Kabupaten Soppeng. (2) Untuk
mengetahui apakah kondisi ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa SD 25
Madello Kabupaten Soppeng. (3) Untuk mengetahui apakah status sosial dan kondisi ekonomi orang tua
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.
Penelitian ini menggunakan korelasional dengan pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian
ini siswa kelas III, IV dan V SD 25 Madello Kabupaten Soppeng yang berjumlah 106 siswa dan 106
orangtua siswa.Teknik pengambilan sampelnya adalah dengan teknik probality atau penentuanyang mana
setiap bagian ditarik sampel sebagian siswa yang nilai prestasinya dalam kategori rendah dan kategori
tinggi.Data penelitian ini dikumpulkan melalui angket, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, terdapat pengaruh yang positif antara status sosial
dengan prestasi belajar IPS siswa kelas III, IV dan V SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.Kedua, hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kondisi ekonomi orang tua
dengan prestasi belajar IPS siswa kelas III, IV dan V SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.Ketiga,terdapat
pengaruh yang positif secara bersama-sama antara status sosial dan kondisi ekonomi orang tua dengan
prestasi belajar IPS siswa kelas III, IV, dan V SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.

Kata kunci:Status sosial, kondisi ekonomi orang tua, dan prestasi belajar IPS
2

Abstract
This study aims to determine: (1) To determine whether the social status affect the learning
achievement IPS students SD 25 Madello Soppeng District. (2) To know whether the economic condition
of parents affect the learning achievement of IPS students SD 25 Madello Soppeng District. (3) To find out
whether the social status and economic condition of parents affect the learning achievement of IPS
students SD 25 Madello Soppeng District.
This research uses correlational with quantitative approach. The population in this study are
students of grade III, IV and V SD 25 Madello of Soppeng Regency, which are 106 students and 106
parents. The sampling technique is by probality technique or determination of which each part is drawn
sample of some students whose achievement value is in low category and high category. The data were
collected through questionnaires, tests and documentation.
The results showed that first, there was a positive influence between social status with learning
achievement of IPS students class III, IV and V SD 25 Madello Soppeng District. Second, the results of the
study also showed that there is a positive influence between the economic condition of parents with the
achievement of IPS students learning grade III, IV and V SD 25 Madello Soppeng District. Third, there is
a positive influence together between social status and economic condition of parents with learning
achievement of IPS students class III, IV, and V SD 25 Madello Soppeng District.

Keywords: Social status, parental economic condition and IPS’ learning achievement.
3

PENDAHULUAN khusus mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta


Sehubungan dengan proses ini, setiap didik memiliki kemampuan yaitu (1)
guru sangat diharapkan memiliki karakteristik mengembangkan konsep yang berkaitan dengan
(ciri khas) kepribadian ideal sesuai dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2)
persyaratan yang bersifat psikologis- memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis
pedagogis.Hal lain yang perlu dimiliki oleh para dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah
pendidik adalah kompetensi dan profesionalisme dan keterampilan dalam kehidupaan sosial; (3)
keguruan yang sampai batas tertentu sering memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
terlupakan oleh para guru. Upaya mewujudkan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4)
proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien memiliki kemampuan berkomunikasi, kerja
maka perilaku yang terlibat dalam proses sama dan kompetensi dalam masyarakat yang
tersebut hendaknya didinamiskan secara majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
baik.Pengajar hendaknya mampu mewujudkan Berdasarkan uraian di atas, dapat
perilaku mengajar secara tepat agar mampu dikatakan bahwa mata pelajaran IPS mempunyai
mewujudkan perilaku belajar peserta didik nilai yang strategis dan penting dalam
melalui interaksi belajar-mengajar yang efektif mempersiapkan sumber daya manusia yang
dalam situasi belajar-mangajar yang unggul, handal, dan bermoral sejak dini. Mata
kondusif.Suatu pembelajaran dikatakan berhasil pelajaran IPS disusun secara sistematis,
apabila timbul perubahan tingkah laku positif komperhensif dan terpadu dalam proses
pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran menuju kedewasaan dan
pembelajaran yang telah direncanakan. keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengetahuan pengajar terhadap teori-teori dalam Begitu pentingnya peranan IPS dalam kehidupan
dunia pendidikan sangatlah penting untuk sehari-hari berbanding terbalik dengan respon
membantunya di lapangan pendidikan yang yang diberikan oleh peserta didik pada mata
dihadapkan pada peserta didik yang pelajaran ini.
beragam.Undang-Undang Republik Indonesia Berdasarkan hasil observasi di lapangan,
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan ditemukan permasalahan yaitu di mana orang tua
Nasional Bab II pasal 3 menyatakan bahwa peserta didik memiliki perekonomian yang
“Pendidikan nasional bertujuan untuk sangat terbatas sehingga sulit membiayai anak-
berkembangnya potensi peserta didik agar anaknya dalam menempuh pendidikan yang
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa lebih baik dan dimana kebanyakan orang tua
kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, peserta didik memiliki tingkat pendidikan yang
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi hanya tamatan SD dan adapula yang tak
warga Negara yang demokratis serta mengenyam bangku pendidikan sehingga
bertanggung jawab”. mereka kurang memahami tentang jenjang-
Mata pelajaran IPS di sekolah dasar jenjang pendidikan yang bisa membawa anak-
merupakan perwujudan dari salah satu anaknya ke masa depan yang lebih baik lagi
pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu- serta bila anak tidak di tunjang dengan fasilitas
ilmu sosial yang menekankan peserta didik yang memadai untuk kebutuhannya maka anak
untuk saling berinteraksi dengan siapa saja akan kesulitan dalam belajar sehingga prestasi
terutama dengan teman maupun gurunya, pada anak pun akan rendah di karenakan pendapatan
saat kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini orang tua tidak memadai untuk mendukung
dapat dilihat dari rasionalisasi rancangan mata kebutuhan sekolah anak.
pelajaran IPS yang bertujuan untuk Faktor yang sangat mempengaruhi
mengembangkan kemampuan peserta didik agar proses belajar mengajar dapat digolongkan
menjadi anggota masyarakat yang memiliki menjadi dua, golongan, yaitu faktor intern dan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan faktor ekstern. Faktor intern dapat diartikan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sebagai faktor dari dalam individu, sebagai
dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang peranan utama sebagai subyek belajar, seperti
dinamis, terlebih dalam proses kegiatan kesehatan, kenormalan tubuh, minat,
pembelajaran di kelas. Depdiknas (2006) secara watak.Faktor intern sangat perlu mendapatkan
4

perhatian bagi peningkatan prestasi belajar. ilmu sosial, kata ini menuju pada objeknya yaitu
Sedangkan faktor ekstern seperti faktor keluarga masyarakat.Sedangkan pada departemen sosial
dan lingkungan. Faktor keluarga dapat berupa menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan
keadaan atau kondisi ekonomi orang tua atau untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh
keluarga peserta didik. masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang
Keluarga merupakan lembaga sosial ruang lingkup pekerjaan dan kesejahteraan
pertama yang dikenal oleh anak dan dalam sosial.dalam konsep sosiologi, manusia sering
keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang disebut sebagai makhluk sosial artinya manusia
dapat mempengaruhi perkembangan anak tidak dapat hidup sendiri, manusia memerlukan
selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab bantuan orang lain disekitarnya untuk bertahan
menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan hidup.
anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial Sehingga kata sosial sering diartikan
ekonominya tinggi tidak akan banyak sebagai hal-hal yang berkenaan dengan
mengalami kesulitan dalam memenuhi masyarakat. Sedangkan istilah ekonomi sendiri
kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang berasal dari kata Yunani yaitu “oikos” yang
tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos”
Contohnya: anak dalam belajar akan sangat yaitu peraturan, aturan, hukum. Maka secara
memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan
kadang-kadang harganya mahal. Bila rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan Abdulsyani (2014: 23) menjelaskan
menjadi penghambat bagi anak dalam bahwa statussosial adalah kedudukan atau posisi
pembelajaran. seseorang dalam kelompok manusia yang
Berkaitan dengan hal tersebut di atas ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
maka perlu adanya suatu terobosan dalam pendapatan, tingkat pendidikan, jenis tempat
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat tinggal dan jabatan dalam organisasi.
mempengaruhi peningkatan kualitas pengajaran MenurutAhmadi (2016:12) bahwa status
pada umumnya dan peningkatan prestasi belajar sosial adalah posisi seseorang dalam masyarakat
IPS peserta didik pada khususnya dengan berkaitan dengan orangain dalam arti linkungan
memanfaatkan semua sumber belajar di dalam pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta
proses pengajaran. Beberapa sumber belajar kewajibannya dalam hubungannya dengan
tersebut adalah situasi dan lingkungan belajar, sumber daya.
alat dan bahan pengajaran. Semua sumber Sedangkan Soetjiningsih (2014: 54)
belajar tersebut harus dioptimalkan dalam proses menjelaskan bahwa status sosial merupakan
belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan
tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan keluarga yang tinggi akan menunjang tumbuh
penelitian tentang: “Pengaruh Status Sosial dan kembang anak. Karena dengan pendapatan
Kondisi Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi orang tua yang tinggi dapat menyediakan semua
Belajar IPS Peserta didik SD 25 Madello kebutuhan anak baik primer maupun skunder.
Kabupaten Soppeng”. Dan dengan itu anak akan menjadi anak yang
smart dan mempunyai banyak
KAJIAN PUSTAKA
pengetahuan,dengan itu pula anak bisa
Pengertian Status Sosial
berprestasi.
Pendefinisian statussosial dapat
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
dilakukan dengan dua tahap.yang Pertama:
disimpulkan bahwa status sosial adalah
mendefinisikan secara parsial (perkata), tahap
kedudukan seseorang dalam suatu rangkaian
Kedua dengan mendefinisikan secara utuh.
starta yang tersusun secara hirarkis yang
Tahap pertama status sosial ekonomi di
merupakan kesatuan tertimbang dam hal-hal
definisikan secara persial (perkata), yang
yang menjadi nilai dalam masyarakat yang
pertama adalah Pengertian kata status adalah
biasanya dikenal sebagai previlese berupa
penempatan orang pada suatu jabatan
kekayaan, serta pendapatan dan prestise berupa
tertentu.Selanjutnya pengertian kata sosial dalam
status, gaya hidup dan kekuasaan. Tinggi
5

rendahnya status sosial ekonomi seseorang lembaga pendidikan yang bersangkutan; (3)
ditentukan oleh pendidikan, pekerjaan, dan tujuan kurikuler adalah tujuan institusional yang
penghasilan.Selain itu, status sosial merupakan di jabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
gambaran tentang keadaan orang tua yang kurikuler dari bermacam-macam bidang studi.
ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu Tiap-tiap bidang studi mempunyai tujuan
seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, sendiri; dan (4) tujuan instruksional disebut juga
tingkat pendapatan, pemilikan kekayaan, jenis tujuan pengajaran yakni penjabaran dari tujuan
tempat tinggal. Status ekonomi kemungkinan kurikuler sebagai tujuan program pendidikan
besar merupakan pembentuk gaya hidup pada suatu tingkat (kelas).Dari tujuan
keluarga. instruksional ini disusun GBPP (Garis-garis
Faktor status sosial besar Program Pembelajaran) dan SAP (Satuan
Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, Acara Pengajaran).
jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, Dalam rangka mencapai tujuan tersebut
tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya pendidikan diselenggarakan melalui pendidikan
juga membedakan manusia yang satu dengan formal,non formal,dan informal yang dapat
yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu saling melengkapi. Jalur pendidikan
lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial sekolah(pendidikan formal) terdapat jenjang
(pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah
(pembeda-bedaan). Pernyataan tersebut sejalan pada dasarnya, pendidikan menengah, dan
dengan pendapat Suyanto (2013: 156) pendidikan tinggi.
mengemukakan bahwa: “untuk mengukur status Menurut Suyanto (2013: 159) bahwa (a)
sosial seseorang secara rinci dapat dilihat dari Pendidikan prasekolah: Pendidikan untuk
(1) tingkat pendidikan; (2) tingkat pendakatan membantu pertumbhan dan perkembangan
dan (3) tingkat pekerjaan”. Diuraikan sebagai jasmani dan rohani peserta didik di luar
berikut: lingkungan keluarga sebelum memasuki
1. Tingkat pendidikan pendidikan dasar yang diselenggarakan dijalur
Berdasarkan visi dan misi pendidikan pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar
nasional tersebut pendidikan nasional berfungsi sekolah. (b)Pendidikan dasar: Pendidikan umum
mengembangkan kemampuan dan bentuk watak yang lamanya sebilan tahun. Diselenggarakan
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta pertama atau satuan pendidikan yang
didik agar menjadi manusia yang beriman dan sederajat.Tujuan pendidikan dasar adalah untuk
bertaqwa kepada Tuhan yan maha esa, serta memberikan bekal kepada peserta didik untuk
berahlak mulia, sehat, cakap, kreatif, dan mengembangkan kehidupan sebagai pribadi
menjadi warga Negara yang demokratis serta anggota masyarakat, warga negara, dan anggota
bertanggung jawab. umat manusia serta mempersiapkan peserta didik
Sanusi (2016: 30) mengemukakan lebih untuk mengikuti pendidikan menengah. (c)
spesifik bahwa tujuan pendidikan itu bertingkat- Pendidikan menengah: Pendidikan yang
bertingkat.Adapun tingkatannya yaitu (1) Tujuan diselenggarakan bagi pendidikan dasar. Bentuk
umum pendidikan nasional adalah tujuan bagi satuan pendidikan yang terdiri atas sekolah
semua jenis dan jenjang pendidikan.Tujuan ini menengah umum, sekolah menengah kejuruan,
merupakan kualifikasi umum dan watak-watak sekolah mengah keagamaan, sekolah menengah
seharusnya dimiliki oleh setap warga setelah kedinasan, dan sekolah luar biasa. (d)
berhasil menyelesaikan pendidikannya; (2) Pendidikan tinggi: Kelanjutan pendidikan
tujuan institusional adalah penjabaran tujuan menengah yang diselenggarakan untuk
umum pendidikan yang disesuaikan tugas-tugas menyiapkan peserta didik menjadi anggota
khus masing-masing lembaga seperti, SD, SLTP, masyarakat yang memiliki kemampuan yang
SLTA, perguruan tinggi dan akademik. Tujuan akademik atau professional yang dapat
institusionalm ini dicapai melalui bermacam- menerapkan, mengembangkan atau menciptakan
macam bidang studi yang diprogramkan dalam ilmu pengatahuan, teknologi dan kesenian.
6

Beberapa ahli menjelaskan pandangan Andarias (2016: 65) menjelaskantingkat


tentang manfaat pendidikan formal dalam rangka pendapatan dapat dikelompokkan menjadi empat
meningkatkan kualitas hidup.Jalur pendidikan golongan yaitu: (1) Golongan sangat tinggi
formal sangat penting sebagai pedoman dasar- adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari
dasar pengatahuan, sikap, mental, kreatifitas dan Rp.3.500.000,00 per bulan. (2) Golongan tinggi
keinginan untuk maju.Suatu masyarakat atau adalah jika pendapatan rata-rata Rp.2.500.000,00
bangsa hanya dapat perkembang dan maju s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan. (3) Golongan
apabila warga masyarakatnya telah memiliki sedang adalah jika pendapatan rata-rata
tingkat pendidikan yang tinggi untuk melakukan Rp.1.500.000,00 s/d Rp. 2.5000.000,00 per
pembangunan dan memberikan hasil yang bulan. (4) Golongan rendah adalah jika
dinyatakan dalam pembangunan.Kenyataan di pendapatan rata-rata kurang dari
Negara-negara maju membuktikan bahwa Rp.1.500.000,00 per bulan.
Negara yang ekonominya kuat dan laju Yulisanti (2013: 21) mengemukakan
pertumbuhannya yang mantap adalah juga bahwa pendapatan merupakan semua
Negara-negara dengan tingkat pendidikan yang penghasilan yang diterima oleh setiap orang
lebih tinggi bagi rata-rata penduduknya. dalam kegiatan ekonomi pada suatu
Andarias (2016: 17) menyatakan periode.Pendapatan adalah penghasilan yang
bahwa23 persen pertumbuhan pendapatan berupa upah atau gaji, bunga, denda, dan
nasional Amerika Serikat pada tahun 1929 keuntungan, dan suatu arus uang yang diukur
sampai dengan 1957 merupakan kontribusi suatu periode waktu tertentu.
pertumbuhan kualitas pekeja yang terutama Berdasarkan penjelasan yang
diakibatkan oleh peningkatan pendidikannya. dikemukakan di atas ditarik kesimpulan bahwa
Berdasarkan penjelasan di atas dapat pendapatan diartikan semua barang dan jasa
disimpulkan bahwa pendidikan khususnya serta uang diperoleh atau di terima oleh
pendidikan formal merupakan investasi besar masyarakat dalam satu tahun dan biasanya
dalam suatu pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan dalam skop nasional (National
karena melalui penidikan dapat diciptakan Income) dan adakalanya dalam skop individual
manusia-manusia yang memiki pengatahuan, yang lazim disebut pendapatan. Cara normal
keterampilan, nilai dan sikap dalam untuk memperoleh suatu pendapatan terdiri dari
pembangunan.Hai ini menyebabkan mengapa pada tindakan melakukan prestasi ekonomi
pendidikan perlu mendapat perhatian yang bernilai dengan perkataan lain.
sungguh-sungguh tingkat baik dari individu, 3. Tingkat Pekerjaan
keluarga, dan masyarakat. Pekerjaan atau profesi dalam kehidupan
2. Tingkat pendapatan sehari-hari menunjukkan tentang pekerjaan atau
Pendapatan adalah penghasilan yang tugas yang dilakukan seseorang dalam
berupa upah atau gaji, bunga, denda, kehidupan sehari-hari.Beragamnya persepsi
keuntungan, dan suatu arus uang yang diukur masyarakat dalam memahami istilah profesi
pada suatu periode waktu tertentu.Salah satu mengindikasi perlunya suatu pengertian yang
konsep pendapatan yang penting dalam seluruh dapat menegaskan kriteria suatu pekerjaan
ekonomi adalah konsep pendapatan. Dalam hal sehingga dapat disebut profesi.Artinya tidak
ini konsep pendapatan yang biasanya semua pekerjaan atau tugas yang dilakukan
diwujudkan dalam bentuk Gross National dapat disebut profesi. Pekerjaan akan
Product (GNP) ataupun dalam bentuk menentukan status sosial ekonomi karena dari
pendapatan perkapita biasanya dijadikan tolak bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi.
ukur akan keberhasilan dalam sebuah Pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi
perekonomian. Pendapatan merupakan sejumlah namun usaha manusia untuk mendapatkan
hasil yang diperoleh atau diterima dalam suatu kepuasan dan mendapatkan.
periode tertentu baik berbentuk material maupun Mantra (2015: 67) mengungkapkan
non material yang mempengaruhi tingkat bahwa pekerjaan atau jabatan dapat disebut
kehidupan seseorang. profesi apabila pekerjaan atau jabatan itu
dilakukan dengan (1) Melayani masyarakat
7

merupakan karis yang dilaksanakan sepanjang melakukan tugas tersebut dibutuhkan bidang
hayat,(tidak berganti-ganti pekerjaan). (2) ilmu, keterampilan, aplikasi teori, dan latihan
Memerlukakan bidang ilmu dan keterampilan khusus.Pekerjaan tersebut dilakukan secara
tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak otonom, bertanggung jawab, dan diatur oleh
setiap orang dapat melakukannya). (3) suatu kode etik serta diwadahi oleh suatu
Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari organisasi sehingga mendapat pengakuan dari
teori ke praktik (teori baru dikembangkan dari masyarakat. Pendapatan memberikan kepadanya
hasil penelitian). (4) Memerlukan pelatihan untuk mengkomsumsi barang dan jasa hasil
khusus dari waktu yang panjang. (5) Terkendali pembanguna dengan demikian menjadi lebih
berdasarkan lisensi baku dan mempunya jelas barang siapa yang mempunyai produktif,
persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata
tersebut memerlukan izin tertentu atau ada dan aktif pembangunan.
persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat Kondisi ekonomi orang tua
mendudukinya). (6) Menerima tanggung 1. Pengertian Kondisi Ekonomi
jawabterhadap keputusan yang diambil dan Keadaan ekonomi keluarga erat
tampilan untuk kerjanya berhubungan dengan hubungannya dengan motivasi belajar
layanan yang diberikan. (7) Mempunyai anak.Kebutuhan-kebutuhan anak harus terpenuhi
komitmen terhadap jabatan dank lien dengan adalah makanan, pakaian, kesehatan, dan
penekanan terhadap m jabatan. (8) Mempunyai fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,
status social. penerangan, buku-buku.Fasilitas belajar ini
Menurut Sanusi (2016: 4) mengutarkan hanya dapat terpenuhi jika orang tuanya
cir-ciri utama suatu profesi yaitu: (1) Suatu mempunyai cukup uang.Keadaan ekonomi setiap
jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang
sosial yang menentukan (crusial). (2) Jabatan keadaan ekonominya tinggi, sedang, dan
yang menentukan keterampilan/keahlian rendah.Status sosial adalah sekumpulan hak dan
tertentu. (3) Keterampilan/keahlian yang dituntut kewajiban yang dimiliki seseorang dalam
jabatan iti didapat melalui pemecahan masalah masyarakatnya. Orang yang memiliki status
dengan menggunakan teori dan metode alamiah. sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi
(4) Jabatan ini didasarkan pada batan tubuh dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan
displin ilmu yang jelas, sistematik, dan eksplesit orang yang status sosialnya rendah.
bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum. Berdasarkan penjelasan tersebut
(5) Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat dijelaskan bahwa ruang lingkup status sosial
perguruan tinggi dengan waktu yang cukup ekonomi meliputi tingkat pendidikan dan tingkat
lama. (6) Proses pendidikan untuk jabatan juga pekerjaan (pendapatan) karena pendidikan dan
itu merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat
professional itu sendiri. (7) Dalam memberikan mempengaruhi kekayaan atau perekonomian
layanan kepada masyarakat anggota profesi itu individu. Keberhasilan suatu kegiatan belajar
berpegan teguh pada kode etik yang ddikontrol yang dilakukan oleh setiap individu sangat
oleh organisasi profesi. (8) Tiap anggota profesi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap
mempunyai kebebasan dalam memberikan cukup berpengaruh terhadap peningkatan
judgement terhadap permasalan profesi yang motivasi belajar peserta didik di sekolah adalah
dihadapinya. (9) Dalam praktinya melayani faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat
masyarakat, angggota profesi otonom dan bebas pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah
dari campur tangan orang lain. (10) Jabatan itu tanggungan dalam keluarga
mempunyai prestise yang tinggi 2. Pengertian Orang Tua
dalammasyarakat dan oleh karenya memperoleh Orang tua adalah setiap orang yang
imbalan yang tinggi pula. bertanggung jawab dalam satu keluarga atau
Berbagai pandangan yang dikemukakan rumah tangga yang dalam penghidupan sehari-
di atas, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah hari lazim disebut ibu-bapak. Orang tua dan
pekerjaan atau jabatan khusus untuk dilakukan peserta didik yang berdomisili dilingkungan
untuk melayani masyarakat, dimana untuk yang berpendidikan tentunya akan cenderung
8

mempengaruhi pola pikirnya terhadap visi, misi dan strategis pembangunan pendidikan
pentingnya pendidikan. Hal itu disebabkan nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi
kerena seringnya bergaul dengan orang-orang terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
yang berpendidikan, sehingga dari hasil sosial yang kuat dan berwibawa untuk
komunikasi tersebut timbul respek yang tidak memperdayakan semua warga Negara Indonesia
positif terhadap dirinya. Lain halnya dengan berkembang menjadi manusia yang berkualitas
keluarga yang tinggal di daerah kumuh aau sehingga mampu dan proaktif menjawab
daerah yang mayoritas penghuninya tantangan zaman yang selalu
berpendidikan rendah, maka mereka cenderung berubah.Pendidikan nasional mempunyai misi
kurang memperoleh informasi mengenai antara lain(1) Mengupayakan perluasan dan
pendidikan, sehingga dengan sendirnya kurang pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
tertarik dengan pendidikan. Keluarga merupakan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; (2)
lingkungan sosial terkecil dalamsuatu Membantu dan memfasilitasi pengembangan
masyarakat, yang merupakan lingkungan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
pertama dan utama dimana peserta didik sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
memperoleh pendidikan dan pengasuhan. masyarakat belajar. (3) Meningkatkan kesiapan
Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
masyarakat. Karena keluarga hanya terdiri atas mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang
beberapa orang saja, seperti ayah, ibu, dan bermoral. (4) Meningkatkan keprofesionalan dan
peserta didik. akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat
3. Faktor Kondisi Orang Tua pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
Dalam lingkungan masyarakat kita pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar
melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang nasional dan global. (5) Memberdayakan peran
berlaku dan diterima secara luas oleh serta masyarakat dalam penyelenggaraan
masyarakat.Di sekitar kita ada orang yang pendidikan berdasarkan prinsip otonomi daerah
menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan dalam konteks Negara Kesatuan Republik
walikota dan jabatan rendah seperti camat dan Indonesia.
lurah.Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf Prestasi Belajar
sekolah.Di RT atau RW kita ada orang kaya, 1. Pengertian Pestasi Belajar
orang biasa saja dan ada orang miskin.Perbedaan Kata prestasi berarti hasil yang telah
itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung dicapai oleh seseorang melalui kegiatan tertentu.
jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat Untuk mendapatkan gambaran yang jelas
perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. mengenai prestasi berikut ini akan dikutip
Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis pendapat ahli. Menurut Taniredja (2015: 26)
kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai, tinggi
badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga rendahnya suatu nilai sebagai hasil yang dicapai
membedakan manusia yang satu dengan yang oleh seseorang. Selain itu prestasi juga
lain. Beragamnya orang yang ada di suatu merupakan pengaruh reputasi yang timbul dari
lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial keberhasilan, pencapaian tingkat atau hal-hal
(pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial lain.
(pembeda-bedaan). Keberhasilan suatu kegiatan Berdasarkan pendapat ahli tersebut di
belajar yang dilakukan oleh setiap individu atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang hasil yang telah dicapai oleh seseorang dari
dianggap cukup berpengaruh terhadap suatu kegiatan tertentu yang menunjukkan
peningkatan prestasi belajar peserta didik di kecakapannya yang dapat diukur dengan suatu
sekolah adalah faktor sosial ekonomi atau faktor alat yang disebut test. Jadi prestasi yang diraih
keadaan ekonomi. oleh seseorang adalah merupakan indikator
Dalam undang-undang Republik adanya kecakapan yang dimiliki oleh seseorang.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Dapat diasumsikan bahwa seseorang tidak
pembaharuan sistem pendidikan nasional, mungkin dapat meraih suatu prestasi tanpa
pembaharuan dimaksud adalah memperbaharui
9

melakukan suatu usaha dan memiliki suatu bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada
kecakapan. upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang
2. Pengetian Belajar telah dipelajarinya sebagai bekal dalam
Pengertian belajar adalah proses untuk memenuhi dan ikut serta dalam melakoni
mendapatkan pengetahuan. Dimana di dalam kehidupan masyarakat di lingkungannya. Oleh
proses tersebut terjadi penambahan ilmu karena itu, rancangan pembelajaran guru
pengetahuan yang didapatkan melalui hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai
pengalaman. Belajar merupakan perubahan dengan kondisi dan perkembangan potensi
perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil peserta didik agar pembelajaran yang dilakukan
dari pengalaman.Dari penjelasan tersebut bahwa benar berguna dan bermanfaat bagi peserta
belajar mempunyai tujuan, yaitu untuk didik.
menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
METODE PENELITIAN
seseorang serta merealisasikannya dalam
1. Jenis Penelitian
perubahan tingkah laku.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Menurut Mueljono (2014: 4) bahwa
expostfacto dengan pendekatan korelasional
belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis
yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh dua
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
atau lebih variabel.Penelitian ini berusaha
lingkungan yang menghasilkan perubahan-
mengungkap pengaruh variabel antara status
perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat
sosial dan kondisi ekonomi orang tua terhadap
adanya interaksi antara individu dengan individu
prestasi belajar IPS peserta didik SD 25 Madello
dengan lingkungan.
Kabupaten Soppeng.
Sedangkan Thaniredja (2015:
2. Desain Penelitian
5)menjelaskan bahwa belajar merupakan proses
Penelitian ini bersifat deskriptif-
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan
korelasional yaitu dimaksudkan untuk mengkaji
baik latihan di dalam laboratorium maupun
pengaruh antara status sosial dan kondisi
dalam lingkungan alamiah. Belajar adalah proses
ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar IPS
mental yang terjadi dalam diri seseorang,
peserta didik SD 25 Madello Kabupaten
sehingga menyebabkan munculnya perubahan
Soppeng. Jenis penelitian korelasional ini dapat
perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena
dipakai untuk mendeteksi sejauh mana variasi
adanya interaksi individu dengan lingkungan
pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada
yang disadari.
satu atau lebih variabel lain, berdasarkan
Berdasarkan pengertian belajar yang di
koefisien korelasi. Dengan studi korelasional
kemukakan tersebut, maka penulis
pengukuran terhadap beberapa variabel serta
menyimpulkan bahwa belajar merupakan
saling pengaruh di antara variabel-variabel dapat
aktivitas mental yang terjadi melalui suatu
dilakukan serentak dalam kondisi yang realistis.
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
Desain yang digunakan adalah desain
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
penelitian korelasi, sebagaimana skema di bawah
sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam
ini:
melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Perubahan tersebut dapat berupa sesuatu yang Status Sosial Prestasi Belajar
sama sekali baru atau penyempurnaan dari hasil IPS(Y)
belajar yang telah diperoleh sebelumnya. Kondisi
Hakikat Mata Pelajaran IPS di SD
Gambar 3.1 Desain penelitian pengaruh (X1) dan
IPS adalah suatu bahan kajian yang
(X2) dengan (Y)
terpadu yang merupakan penyederhanaan,
adaptasi, seleksi dan modifikasi yang di
3. Populasi dan Sample
organisasikan dari konsep dan keterampilan
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan a. Populasi
ekonomi. Selain itu penekanan misi dari Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa
pendidikan IPS adalah bukan sebatas mencocoki populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
peserta didik dengan sejumlah konsep yang atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
10

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh deskriptif pada variabel prestasi belajar IPS pada
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kelas III berada pada kategori baik dengan
kesimpulannya.Hal ini berarti populasi persentase 85%, kelas IV berada pada kategori
merupakan keseluruhan dari objek atau subjek baik dengan persentase 67% dan kelas V berada
yang diteliti dengan permasalahan yang pada kategori baik dengan persentase 67%.
diteliti.Populasi dalam peneliti ini adalah Tingginya status sosial dan kondisi ekonomi
keseluruh peserta didik kelas III, IV dan V SD orangtua sangat mempengaruhi prestasi belajar
25 Madello Kabupaten Soppeng yang berjumlah IPS yang dapat dibuktikan melalui uji
106 peserta didik. inferensial.
b. Sampel Hasil pengolahan data menjelaskan
Menurut Surakhmad (2016) bahwa: bahwa hipotesis H0 ditolak karena nilai
“sampel adalah sebagai bagian dari populasi signifikan kurang dari 0,05 yang berarti bahwa
yang diambil dengan menggunakan cara-cara H1 diterima dengan asumsi bahwa status sosial
tertentu”. Apabila ukuran populasi sebanyak dan kondisi ekonomi orangtua ada pengaruh
kurang atau sama dengan 100, pengambilan dengan prestasi belajar IPS. Hal ini juga
sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran mengindikasikan bahwa apabila pengaruh status
populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan sosial dan kondisi ekonomi orangtua meningkat,
atau lebih dari 100, ukuran sampel diharapkan maka prestasi belajar IPS peserta didik SD 25
sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Madello Kabupaten Soppeng juga meningkat
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian pula. Persamaan regresi tersebut juga
ini adalah teknik probality atau penentuan, mengandung makna bahwa setiap kenaikan satu
dimana yang menjadi sampel penelitian adalah satuan pengaruh status sosial orangtua dan
peserta didik kelas III, IV dan V SD 25 Madello kondisi ekonomi orangtua, akan di ikuti dengan
Kabupaten Soppeng kenaikan prestasi belajar IPS.
4. Teknik Pengumpulan Data Walaupun status sosial ekonomi orang
Teknik pengumpulan data adalah cara tua memuaskan, tetapi apabila mereka itu tidak
yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data. memperhatikan pendidikan anaknya hal itu juga
Jika peneliti tidak mengetahui teknik akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial
pengumpulan data, maka calon peneliti akan anaknya. Pernyataan di atas dapat dipahami
sulit mendapatkan data yang akurat. Adapun karena keluarga yang status sosial ekonominya
teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam tinggi adapula yang kurang memperhatikan
penelitian ini adalah sebagai berikut:Tes, pendidikan anaknya karena kesibukan atau
Observasi dan Dokumentasi. karena berasumsi bahwa uang adalah segala-
galanya, sehingga menomorduakan
PEMBAHASAN
pendidikan.Sementara ada keluarga yang status
Hasil analisis data statistik deskriptif
sosial ekonominya menengah ke bawah tetapi
variabel status sosial dan kondisi ekonomi
sangat mementingkan pendidikan yang baik dan
orangtua terhadap prestasi belajar IPS peserta
memadai bagi anaknya agar mereka dapat
didik SD 25 Madello Kabupaten Soppeng. Hasil
memperbaiki kedudukan sosialnya. Kedudukan
analisis deskriptif pada variabel status sosial
sosial akan mempengaruhi kedudukan orang
orangtua pada kelas III berada pada kategori
tersebut dalam kelompok sosial berbeda.
tinggi dengan persentase 62%, kelas IV berada
Menurut Ngalim Purwanto (2017)
pada kategori tinggi dengan persentase 53% dan
mengemukakan bahwa: “kemampuan ekonomi
kelas V berada pada kategori tinggi dengan
keluarga akan memberikan pengaruh baik
persentase 73%. Sedangkan hasil analisis
langsung maupun tidak langsung pada
deskriptif pada variabel kondisi ekonomi
pendidikan dan pekerjaan atau jabatan serta
orangtua pada kelas III berada pada kategori
mempertimbangkan hasil yang dicapai pada
tinggi dengan persentase 54%, kelas IV berada
pendidikan dan pekerjaan.”
pada kategori tinggi dengan persentase 47% dan
Selain itu juga kondisi keluarga yang
kelas V berada pada kategori tinggi dengan
harmonis akan menimbulkan keberhasilan
persentase 80%. Selanjutnya hasil analisis
belajar siswa karena semua fungsi keluarga
11

terealisasikan. Sedangkan kondisi keluarga yang perhatian yang lebih mendalam pada masa depan
kurang harmonis kurang mendukung anaknya apabila tidak dibebani dengan masalah-
keberhasilan belajar siswa karena salah satu masalah kebutuhan primer kehidupan. Tingginya
fungsi keluarga kurang terealisasi.Perhatian pengaruh status sosial dan kondisi ekonomi
orang tua terhadap anak memberikan pengaruh orangtua menjadikan peserta didik tersebut lebih
bagi kelancaran pendidikan anak di sekolah. termotivasi dalam memaksimalkan potensi
Kebutuhan-kebutuhan anak pada keluarga yang dirinya dalam proses pembelajaran di sekolah
berasal dari kelompok yang berstatus sosial karena mendapat dukungan dari orangtuanya,
ekonomi tinggi, cenderung akan diperhatikan, peserta didik tersebut juga lebih terkontrol dari
dibandingkan dengan anak yang berasal dari segi pergaulan yang dapat mempengaruhi
kelompok yang status sosial ekonomi prestasi belajaranya disekolah.
keluarganya rendah. Berdasarkan uraian diatas maka dapat
Nilai signifikansi untuk pengaruh disimpulkan bahwa pengaruh status sosial dan
variabel status sosial dan kondisi ekonomi kondisi ekonomi orangtua sangat erat
orangtua secara simultan terhadap prestasi pengaruhnya dengan prestasi belajar IPS peserta
belajar IPS pada kelas III nilai Sig 0.000 < 0.05 didik SD 25 Madello Kabupaten Soppeng.
dan nilai F hitung 27.293 > F tabel 3.98, kelas
KESIMPULAN DAN SARAN
IV nilai Sig 0.000 < 0.05 dan nilai F hitung
17.465 > F tabel 3.81 dan kelas V nilai Sig 0.000
A. Kesimpulan
< 0.05 dan nilai F hitung 21.672 > F tabel 3.81. Berdasarkan hasil analisis pengujian
hipotesis dan pembahasan yang telah dilakukan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian
sebelumnya, maka kesimpulan yang dihasilkan
hipotesis ketiga (H3) pada kelas III, IV dan V
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
diterima yang berarti terdapat pengaruh status
1. Pengaruh status sosial terhadap prestasi
sosial dan kondisi ekonomi orangtua secara
belajar IPS peserta didik kelas III, IV dan V
simultan terhadap prestasi belajar IPS.Hal ini
SD 25 Madello Kabupaten Soppeng adalah
sejalan dengan analisis deskriptif yang
memberikan informasi pengaruh status sosial positif yang berarti pengaruhnya signifikan
dan kotribusinya nyata. Indikator yang dapat
dan kondisi ekonomi orangtua yang berada pada
mempengaruhi pengaruh kondisi ekonomi
kategori tinggi diikuti juga dengan prestasi
orangtua seperti: Apa pendidikan terakhir
belajar IPS yang berada pada kategori sangat
ayah anda dan status pekerjaan ayah anda.
tinggi.
Makin tinggi pengaruh status sosial dan 2. Pengaruh kondisi ekonomi orangtua
terhadap prestasi belajar IPS peserta didik
kondisi ekonomi orangtua makin baik prestasi
kelas III, IV dan V SD 25 Madello
belajar IPS peserta didik dan sebaliknya makin
Kabupaten Soppeng adalah positif yang
rendah tingkat pengaruh status sosial dan kondisi
berarti pengaruhnya signifikan dan
ekonomi orangtua makin kurang baik prestasi
belajar IPS peserta didik. Keadaan status sosial kotribusinya nyata. Indikator yang dapat
mempengaruhi peserta didik seperti: Apa
dan kondisi ekonomi orangtua tentulah
pekerjaan ayah anda dan berapa penghasilan
berpengaruh terhadap perkembangan peserta
perbulan ayah anda.
didik yaitu dengan adanya perekonomian yang
3. Pengaruh status sosial dan kondisi ekonomi
cukup, lingkungan material yang dihadapi
peserta didik di dalam keluarganya lebih luas, orangtua terhadap prestasi belajar IPS
peserta didik kelas III, IV dan V SD 25
peserta didik mendapat kesempatan yang lebih
Madello Kabupaten Soppeng adalah positif
luas untuk mengembangkan bermacam-macam
yang berarti pengaruhnya signifikan dan
kecakapan yang tidak dapat peserta didik
kotribusinya nyata.
kembangkan apabila tidak ada prasarananya.
4. Pengujian hipotesis alternatif (H3) ada
Serta hubungan orangtua dalam status sosial dan
pengaruh yang signifikan antara status sosial
kondisi ekonomi serba cukup dan kurang
dan kondisi ekonomi orangtua terhadap
mengalami tekanan-tekanan fundamental seperti
prestasi belajar IPS peserta didik SD 25
dalam memperoleh nafkah hidupnya yang
Madello Kabupaten Soppeng.
memadai. Orangtua dapat mencurahkan
12

a. Saran Mueljono. 2014. Belajar dan Pembelajaran.


Berdasarkan kesimpulan yang telah Jakarta: Rineka Cipta.
dikemukakan tersebut, maka ada beberapa saran Purwanto. 2017.Pengaruh Status Sosial Ekonomi
yang perlu peneliti kemukakan sebagai Orang Tua terhadap Prestasi Belajar
rekomendasi dalam peneliti ini, yaitu: Siswa. Https:// journal. uny. ac. id/
1. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar IPS index. php/ jpv/ article/ view/
peserta didik, diharapkan orangtua untuk 1028.(diakses 29 Juni 2017).
selalu memberikan binbingan dan Reni, Akbar. 2014. Psikologi Perkembangan
pengawasan terhadap perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.
pendidikannya. Hal ini demi terwujudnya Sanusi. 2016. Kepemimpinan
kepribadian peserta didik yang baik dan Pendidikan(Strategi Pembaruan,
menerima hasil belajar yang baik. Semangat Pengabdian, Manajemen
2. Orangtua harus menanamkan hidup Modern. Bandung: Nuansa Cendakia.
sederhana sejak dini kepada anak-anaknya, Soetjiningsih. 2015. Teori-teori Sosial.
agar supaya peserta didik bisa memahami Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
status sosial dan kondisi ekonomi orang Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif
tuanya. Sehingga peserta didik terbiasa Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
dengan hidup sederhana dan mudah bergaul Sunarto, Kamanto. 2014. Pengantar Sosiologi.
dengan temannya. Jakarta: Depdikbud.
3. Diharapkan guru selalu meningkatkan Surakhmad, Winarno.2016. Pengantar
kemampuannya dalam mengembangkan dan Pendidikan Ilmiah. Bandung Tarsito.
menyampaikan materi, serta dalam Suyanto.2013. Metode Penelitian Sosial
mengelola kelas, menciptakan suasana Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:
belajar yang nyaman dan aktif sehingga Kencana.
menimbulkan prestasi belajar IPS peserta Taniredja, Tukiran dkk. 2015. Model-model
didik meningkat. Pembelajaran Inovatif. Bandung:
4. Sekolah secara rutin melakukan pengawasan Alfabeta.
dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga
tercapai kegiatan belajar mengajar yang
menjadikan peserta didik memiliki minat
yang tinggi dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar IPS peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2014. Sosiologi Sistematika, Teori
dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ahmadi, Abu. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta.
Salemba Empat.
Andarias, Simanjutak. 2016. Pendapatan
Perkapita Nasional. Jakarta: FE
Universitas Indonesia.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.
Jakarta: BNSP.
Gunawan. 2015. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Mantra, Ida Bagus.2015. Mobilitas Penduduk
Sirkuler dari Desa ke Kota di Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai