Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI Se-GUGUS KECAMATAN


KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk


Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Nur Hazizah
18108244012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan landasan kehidupan bagi manusia. Setiap individu


membutuhkan pendidikan dari awal mereka lahir sampai akhir kehidupan.
Menghasilkan manusia yang berkualitas dan berkarakter mulia merupakan tujuan
dari pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai jika terjadi keberhasilan
dalam proses belajar dan mengajar.

Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa dan negara, karena
dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia didapat
melalui pendidikan. Dengan pendidikan kita dapat memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan karakter dalam kehidupan. Pendidikan dapat membentuk seseorang
untuk terampil, keterampilan tersebut yang dapat berguna untuk kelangsungan hidup
setiap individu.

Pendidikan juga mempunyai fungsi yaitu menyiapkan individu untuk menjadi


manusia secara utuh yang artinya manusia utuh potensi dan utuh dalam wawasan,
sehingga menjalankan hidupnya secara baik. Disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

“untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban


bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang tertuang dalam Undang-Undang No.20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenai berkembangnya
potensi peserta didik. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting di dalam
meningkatkan potensi peserta didik melalui dengan prestasi belajar siswa.
Pendidikan adalah serangkaian proses belajar yang harus dilalui oleh setiap orang
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan prestasi belajarnya. Prestasi
belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Arif Rohman, 2009: 196-197), proses


pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu pendidikan di
dalam keluarga (pendidikan informal), pendidikan di dalam sekolah
(pendidikan formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non
formal). Oleh karena itu pendidikan bukan hanya menjadi tugas guru dan
sekolah saja tetapi juga tugas bagi orang tua.

Orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar yang


baik. Prestasi belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa itu sendiri. Abu Ahmadi
dan Widodo (2004:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya
baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal)
individu.

Seperti yang kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga


merupakan pendidikan yang pertama bagi anak karena tidak ada orang yang
dilahirkan tanpa adanya sebuah keluarga. Didalam keluarga terdapat orang tua
yang merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa yang mendasari pendidikan bagi anak merupakan didikan orang tuanya
sendiri. Namun pendidikan yang dibutuhkan anak tidak cukup pada lingkungan
keluarga saja, karena tidak semua pembelajaran yang ada dikeluarga mampu
mengajarkan kebutuhan untuk hidup bermasyarakat. Sehingga anak membutuhkan
pendidikan formal untuk memenuhinya, yang dimulai pada jenjang sekolah dasar.

Jika dilihat dari lapangan saat ini masih terdapat siswa yang prestasi
belajarnya rendah, padahal jika ditinjau dari lamanya jam belajar sekolah di
Indonesia cukup lama dibanding negara maju seperti Finlandia dan Singapura,
seharusnya prestasi belajarnya tidak tertinggal dengan negara lain. Hal tersebut
dapat ditemukan di SD N Hulosobo, SD N Kaliharjo, dan SD N Kaligesing
Kecamatan Kaligesing. Apabila dilihat dari teori dan fungsi pendidikan
seharusnya melalui pendidikan formal yang didahului dengan pendidikan di
lingkungan keluarga mampu menciptakan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Perhatian orang tua ini sangat penting bagi anak dalam kegiatan
belajarnya. Slameto (2010: 60) berpendapat bahwa dalam lingkungan keluarga,
perhatian orang tua dalam belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar anak tersebut. Perhatian orang tua memberikan dampak yang baik bagi
anak seperti meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi anak. Perhatian
dan bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa,
baik belajar di rumah maupun di sekolah.

Berdasarkan wawancara dan observasi dengan guru yang dilakukan pada


tanggal 28 November 2022 di SD N Hulosobo, SD N Kaliharjo dan SD N
Kaligesing diperoleh informasi mengenai permasalahan-permasalahan yang ada.
Permasalahan tersebut antara lain di ditemukan siswa yang prestasi belajarnya
rendah,dan rendahnya minat siswa terhadap suatu pelajaran kurangnya perhatian
yang diberikan oleh orang tua kepada siswa disebabkan karena orang tua tengah
sibuk dengan kewajiban pekerjaan sehingga orang tua lupa membimbing dan
memberikan dorongan siswa untuk terus giat belajar. Selain itu adanya pandemi
COVID-19 yang lalu menyebabkan anak lebih bergantung ke gadget, orang tua
cenderung membuat anak menyelesaikan tugas – tugasnya sendiri dan mencari di
internet. Hal itu menyebabkan anak kurang termotivasi dalam mengerjakan tugas
sehingga kurang berusaha membaca dan mencari jawabnnya sendiri di buku.
Maka dari itu perhatian orang tua sangat dibutuhkan, supaya anak terbiasa untuk
memecahkan masalahnya sendiri di sekolah. Sehingga prestasi belajar anak di
sekolah meningkat.

Rendahnya prestasi belajar yang dialami siswa dibuktikan dengan: 1.


Masih terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yang ditentukan, 2.
Ditemukan siswa yang tidak mengerjakan PR, 3. Masih terdapat siswa yang tidak
memahami pembelajaran, dan 4. Sebagian siswa kurang tertarik untuk membaca
dan susah untuk memecahkan masalah.

Kompas.id melaporkan bahwa penutupan sekolah akibat adanya pandemic


COVID-19 berdampak pada prestasi belajar siswa, terutama pada siswa yang
terkendala dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kemendikbud mencatat,
sebanyak 20 persen sekolah secara nasional menyatakan, bahwa sebagian siswa
tidak memenuhi kompetensi atau mengalami learning loss akibat PJJ.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, bahwa
terjadi penurunan prestasi belajar siswa selama pandemi covid-19 di hampir
seluruh satuan pendidikan melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), baik
secara daring atau luring terbatas. Setelah pandemi tersebut berdampak pada
prestasi belajar siswa sampai saat ini masih banyak yang menurun, karena sudah
banyak materi yang harus dikuasai secara menyeluruh. Maka dari itu para orang
tua perlu memantau prestasi anak agar dapat terpantau.

Diungkapkan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural


Organization (UNESCO) 2012, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64
untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Begitupun data yang
diungkapkan UNESCO dalam Education For All Global Monitoring Report
(EFA-GMR). Laporan Indeks Pembangunan Pendidikan Untuk Semua atau The
Education for All Development Index (EDI) Indonesia pada 2014 Indonesia
berada di peringkat ke-57 dari 115 negara. Dengan kata lain pendidikan di
Indonesia dapat dikategorikan masih menempati posisi menengah kebawah
(UNESCO, 2012). Data diatas membuktikan bahwa kualitas pendidikan
masyarakat di Indonesia tergolong rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan harus diperbaiki dari prestasi belajar siswanya, yaitu dengan
melihat pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajarnya. Perhatian
orang tua ini sangat penting bagi anak dalam kegiatan belajarnya. Perhatian yang
diberikan oleh orang tua terhadap anak dapat meningkatkan semangat belajarnya.
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat ditemukan sejumlah masalah yang ada
di beberapa SD Negeri di kecamatan kaligesing. Melihat luasnya permasalahan
yang ditemukan, maka peneliti melakukan pembatasan masalah pada prestasi
belajar yang dimiliki oleh siswa. Prestasi belajar merupakan suatu aspek yang
penting karena dengan tercapainya prestasi belajar.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Satria (2015) membuktikan bahwa


ada hubungan yang bermakna antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar
siswa. Begitupun dalam penelitian yang dilakukan oleh Turner, Chandler, Heffer
(2009) menunjukan hasil bahwa parenting style dan keberhasilan pribadi memiliki
pengaruh signifikan dalam prestasi belajar. Menurut penelitian Sukirno (2013)
terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan keluarga terhadap prestasi
belajar siswa. Hal senada juga diungkapkan oleh Yana dan Nurjanah (2014)
terdapat hubungan bermakna antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar
siswa.

Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu


perhatian orang tua. Seperti yang kita tahu saat ini orang tua memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan anaknya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Safitri dan Nurhayati (2018: 64-67) yang menyatakan bahwa
orang tua memiliki pengaruh psikologis yang kuat terhadap kegiatan belajar
siswa. Artinya perhatian orang tua harus selalu diberikan kepada siswa agar
prestasi belajarnya selalu baik namun harus disesuaikan porsinya jangan terlalu
berlebihan, karena dengan pemberian perhatian yang berlebihan dapat membuat
siswa menjadi manja dan akan berpengaruh terhadap sikap malas belajar.

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa maka


penulis membatasi variable bebas pada perhatian orang tua. Perhatian orang tua
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Sesuai
dengan penelitian yang telah dilakukan Kartini (2017: 50-51), menyimpulkan
bahwa perhatian orang memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
perhatian orang tua .
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa perhatian orang tua
dapat mempengaruhi beberapa prestasi belajar siswa. Namun, belum diketahui
berapa besarnya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri se-
Gugus Kaligesing Kabupaten Purworejo”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, dapat dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1. Tidak semua orang tua menyadari perannya sebagai pendidik anak
2. Rendahnya prestasi belajar siswa
3. Masih terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yang ditentukan
4. Terdapat beberapa siswa yang diingatkan guru untuk mengumpulkan tugas,
akan tetapi siswa tersebut tidak mengumpulkan tugasnya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di


atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada prestasi belajar
siswa yang masih mudah dipengaruhi. Salah satu factor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa yaitu perhatian orang tua. Dengan demikian, peneliti akan
melakukan penelitian mendalam pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi
belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah yang menjadi fokus dalam


penelitian ini adalah :
Apakah perhatian orang tua dan berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar siswa kelas V SD se-Gugus, Kaligesing, Purworejo ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri se-Gugus Kecamatan Kaligesing, Kabupaten
Purworejo pada tahun ajaran 2022/2023.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti mengemukakan manfaat penelitian


ini yaitu sebagai berikut.

a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD.
Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian lain mengenai perhatian orang tua dan tanggung jawab
belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana dalam


meningkatkan pengetahuan metodologi penelitian kuantitatif dan sarana
menerapkan langsung teori yang didapat pada saat mata kuliah metodologi
penelitian kuantitatif dalam kegiatan pembelajaran nyata.

b. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akan
pentingnya kasih sayang dan perhatian orang tua kepada anak dalam kegiatan
belajar, serta memperhatikan tanggung jawab belajar anak.

c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap tanggung
jawab belajar siswa.

d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Perhatian Orang Tua

a. Pengertian Perhatian Orang Tua

Setiap anak memiliki impian agar dapat tumbuh menjadi anak yang
membanggakan bagi orang tua. Begitu juga orang tua, mereka memiliki impian
agar anak mereka tumbuh dengan baik, sehat, cerdas, berkelakuan terpuji,
membanggakan, berguna bagi keluarga, agama, dan negara. Hal tersebut dapat
dicapai melalui pemenuhan pendidikan bagi anak. Akan tetapi tidak cukup dengan
pemenuhan pendidikan saja, tentunya anak harus berhasil dalam proses
belajarnya. Dikatakan berhasil apabila anak dapat memahami seluruh
pembelajaran dan mendapat hasil belajar yang memuaskan. Salah satu faktor
penentu keberhasilan belajar anak ialah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga menjadi sangat berpengaruh bagi keberhasilan belajar


anak karena rata-rata 75% waktu anak dalam sehari dihabiskan dirumah. Hanya
25% waktu anak yang dihabiskan di sekolah yaitu sekitar 6 jam sehari dari pukul
07.00- 20 13.00. Oleh karena itu orang tua harus lebih menyadari betapa
pentignya peran orang tua dalam keberhasilan belajar anak. Orang tua perlu
memberikan perhatian terhadap anak dalam proses belajarnya agar dapat meraih
hasil belajar yang memuaskan.

Untuk dapat memahami makna perhatian orang tua perlu dipahami terlebih
dahulu makna perhatian dan orang tua secara terpisah. Perhatian menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (kbbi.kemendikbud.go.id) memiliki arti sebagai hal
memperhatikan; apa yang diperhatikan, dan minat. Untuk dapat lebih memahami
makna kata perhatia beberapa ahli telah membatu menjabarkannya. Menurut
Suryabrata (2013: 14) “perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju pada
suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan”.

Sementara Sagala (2012: 130) menyatakan bahwa “perhatian merupakan cara


menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam
medan tingkah laku”. Pendapat sagala tersebut atas dasar pendapat stern dan bigot
(dalam sagala, 2012: 130) bahwa “perhatian merupakan pemusatan
tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu obyek”. Sejalan dengan hal tersebut
Walgito (20010-110) mengungkapkan “perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada suatu atau
sekumpulan obyek”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan


pemusatan atau konsentrasi yang diberikan oleh individu atas tenaga psikis/
kekuatan jiwa ditujukan pada suatu obyek. Objek dapat berupa orang, benda,
kegiatan, dan sebagainya. Secara sederhana perhatian ialah usaha sadar individu
21 dalam memusatkan dirinya yang berupa tenaga maupun jiwanya terhadap suatu
obyek yang dikehendaki.

Orang tua secara leksikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti (1) ayah ibu kandung, (2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan
sebagainya); orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua. Menurut
Rismawati dalam penelitiannya (2015:13) mengungkapkan “orang tua adalah
komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil ikatan
perkawinan yang sah”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua
ialah ayah dan ibu kandung maupun ayah ibu dari hasil ikatan pernikahan yag sah.
Namun orang tua dalam penelitian ini merujuk pada orang tua yang berperan
sebagai penaggungjawab pendidikan anak baik ayah-ibu kandung, ayah-ibu
angkat, wali siswa, maupun orang tua asuh.

Orang tua dalam kedudukannya memiliki peranan yag sangat penting bagi
kehidupan anak. pertumbuhan dan perkembagan anak seluruhnya menjadi
tanggung jawab orang tua. Clemes dan Reynold (2001:29) menyebutkan bahwa
fungsi orang tua dalam keluarga antara lain menyediakan kemampuan untuk
memperkirakan (predictability) hal-hal dalam hidup setiap anggota keluarga
sehingga dapat mengurangi kecemasan dalam melakukan sesuatu,
mengkoordinasikan (coordinating) aktivitas keluarga sehingga tiap orang bisa
menyelesaikan apa yang ingin dilakukannya, menetapkan standar (setting
standards) sehingga semua anggota keluarga tahu apa yang diharapkan dari
dirinya, percaya bahwa yang lain juga bertanggung jawab dan masing-masing
tahu bagaimana harus memenuhi tanggung jawabnya, dan menciptakan iklim
untuk komunikasi yang baik (good communication) sehingga semua kebutuhan
dan keinginan dapat diungkapkan dan didengarkan; ini akan meningkatkan
perasaan senang dan nyaman semua anggota keluarga.

Perwujudan fungsi orang tua dalam keluarga guna permajuan tumbuh-kembang


anak disebut perhatian orang tua. Perhatian orang tua menjadi faktor penting dan
sangat berpengaruh bagi keberhasilan belajar anak. Perlu diketahui pengertian
perhatian orang tua menurut Handayani (2017:130) dalam jurnalnya menyatakan
bahwa perhatian orang tua memberi kontribusi kepada anak dalam rasa aman,
pembentukan cara berfikir, intelegensi dan prestasi. Orang tua yang memberikan
suasana yang kondusif dalam belajar di rumah yang dapat membuat anaknya
menjadi aktif dalam belajar.

Russell (I Wayan Dwija, 2008:51) menegaskan bahwa perhatian orang tua


berpengaruh kuat terhadap perilaku anak-anak. Demikian pula, Markum (I Wayan
Dwija, 2008:56) menyatakan bahwa hubungan emosional antara orang tua dengan
anak dapat mempegaruhi kesuksesan belajarnya. Bagus Santoso dalam So’imah
(2012: 17) berpendapat bahwa perhatian orang tua, yaitu pemusatan kesadaran
jiwa berupa tenaga, pikiran dan perasaan, dari orang tua kepada anaknya,
ditransformasikan dalam berbagai cara untuk memberikan motivasi atau dorongan
positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar yang optimal.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua
merupakan suatu keterlibatan orang tua secara sadar baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik dengan penuh rasa kasih sayang dan kepedulian sebagai upaya
menunjang pendidikan anaknya dalam upaya perwujudan kesuksesan belajar
anak. Orang tua merupakan pengemban tanggung jawab pendidikan anak.
Sehingga sudah sewajarnya orang tua memberikan perhatian terhadap pendidikan
dan kegiatan belajar anak. Perhatian Orang Tua di Gugus Kecamatan Kaligesing
perlu ditekannya kepada para anak - anak oleh orang tua, supaya dapat
meningkatkan prestasi belajar anak menjadi lebih baik.

b. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Suryabrata (2015:14) menggolongkan perhatian sebagai berikut: 1) Atas dasar


intensitasnya; 2) Atas dasar timbulnya; 3) Atas dasar luasnya objek yang dikenai
perhatian. Suryabrata (2015:15-16) menyebutkan 1) Atas dasar intensitasnya,
yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas atau pengalaman
batin, dibedakan menjadi: perhatian insentif dan tidak intensif; 2) Atas dasar
timbulnya, dibedakan menjadi: perhatian spontan (tidak disengaja) dan perhatian
sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif); 3) Atas dasar luasnya objek
yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi: Perhatian terpencar (distribusif) dan
Perhatian terpusat (konsentratif)

Suryabrata (2015:15) menjelaskan perhatian terpencar dapat tertuju pada


bermacam-macam objek. Perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat
tertuju kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian khusus yang diberikan orang
tua dalam proses belajar menjadikan siswa lebih terarah karena bimbingan yang
diberikan selama proses belajar yang kondusif dapat memperlancar proses belajar.
Abu Ahmadi (2009: 144-146) mengemukakan macam-macam perhatian antara
lain: (1) perhatian spontan dan disengaja; (2) perhatian statis dan dinamis; (3)
perhatian konsentratif dan distributif; (4) perhatian sempit dan luas; (5) perhatian
fiktif dan fluktuatif. Perhatian spontan merupakan perhatia asli yang timbul
dengan sendirinya karena ketertarikan tanpa ada dorongan oleh kemauan.
Sedangkan perhatian disengaja timbul karena kemauan dengan tujuan tertentu.
Perhatian statis merupakan perhatian tetap terhadap sesuatu. Sementara perhatian
dinamis dapat berubah-ubah, mudah berpindah da bergerak dari objek yang satu
ke objek yang lain.
Perhatian konsertatif lebih memusat ditunjukkan untuk objek tertentu.
Sedangkan distributif terbagi-bagi kebeberapa arah dalam waktu yang bersamaan.
Perhatian sempit ditunjukkan pada suatu objek yag terbatas dan tidak mudah
berpindah ke objek lain. Sedagkan perhatian luas tidak dapat mengarah ke hal-hal
tertentu. Perhatian fiktif merupakan perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu
hal dan melekat pada objek tertentu. Sementara perhatian fluktuatif atau
bergelombang adalah perhatian yang sangat subjektif, sehingga yag melekat
hayalah yag dirasa penting bagi dirinya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa orang tua sebaiknya fokus untuk


memperhatikan kepada anak seperti menemani anak saat mengerjakan PR di
rumah, mengawasi dan memantau. Sehingga anak – anak di SD Negeri Kaligesing
merasa mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya, sehingga anak akan
meningkat prestasi belajarnya.

c. Faktor Perhatian Orang Tua

Perhatian yang timbul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal
dari diri maupun dari luar diri si pengamat. Faktor-faktor yang ada akan
mengarahkan untuk memberikan perhatian lebih kepada obyek tertentu. Jika suatu
obyek mempunyai daya tarik yang tinggi baik itu daya tarik yang berasal dari
dalam maupun luar diri si pengamat, maka si pengamat akan memberikan
perhatian yang penuh terhadap obyek, begitupun sebaliknya. Gilliland A.R, John
J.B Morgan, S.M. Stevens (Baharuddin, 2007:181) mengungkapkan terdapat dua
faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu “objective determinants of attention
dan subjective determinants of attention”.

1) Objective determinants of attention atau faktor obyektif yang menentukan


perhatian seseorang antara lain:
a) Adanya rangsangan yang kuat dapat menarik perhatian
b) Kualitas rangsangan dapat mempengaruhi perhatian
c) Adanya rangsangan yang besar atau luas yang menarik perhatian
d) Adanya rangsangan yang berulang-ulang dapat menarik perhatian
2) Subjective determinants of attention atau faktor subyektif yang menentukan
perhatian seseorang antara lain:
a) Rangsangan yang sesuai dengan bakat dan minat seseorang akan lebih
menarik perhatian dibanding dengan rangsangan lainnya.
b) Adanya rangsangan yang mempunyai arti atau maksud pada sesuatu dapat
menimbulkan daya tarik
c) Rangsangan yang berubah-ubah menjadi daya tarik tersendiri
d) Kebiasaan-kebiasaan emosional yang menimbulkan perhatian
Sementara Ahmadi (2009: 146-147) berpendapat bahwa perhatian
dipengaruhi oleh delapan faktor, yaitu:
1) Pembawaan
Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan obyek yang direaksi,
maka banyak sedikitnya akan timbul perhatian terhadap obyek tertentu.
2) Latihan dan kebiasaan
Hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat memudahkan timbulnya perhatian
terhadap bidag tertentu walaupun tidak memiliki bakat bawaan tentang
bidang tertentu.
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan dorongan, sedagkan dorongan mempunyai tujuan.
Adanya kebutuhan akan sesuatu dapat menimbulkan perhatian terhadap
obyek tersebut. Misalnya seorang siswa yang tidak suka terhadap mata
pelajaran tertentu. Tetapi karena pelajaran tersebut merupakan salah satu
pelajaran yang menentukan kelulusan, maka siswa tersebut akan berusaha
mempelajari dan memahami pelajaran tersebut.
4) Kewajiban

Kewajiban mengandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang


yang bersangkutan. Ia menyadari apa yang menjadi kewajibannya maka akan
dijalankan dengan penuh perhatian.

5) Keadaan jasmani
Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap
obyek. Apabila keadaan jasmani kurang baik maka akan menganggu perhatian.

6) Suasana jiwa

Seperti keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran sangat mempengaruhi


perhatian seseorang, mungkin dapat mendorong atau dapat juga menghambat
perhatian.

7) Suasana di sekitar

Bermacam-macam suasana di lingkungan sekitar dapat mempengaruhi


perhatian. Suasana tersebut antara lain seperti keramaian, kegaduhan, keributan,
keindahan, sosial ekonomi, dan sebagainya.

8) Kuat tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri


Seberapa kuat perangsang yang bersangkutan dengan obyek sangat
mempengaruhi perhatian seseorang. Jika rangsangannnya kuat, kemungkinan
perhatian yang ditimbulkan akan besar pula begitupun sebaliknya.

Diharapkan siswa kelas V SD Negeri Hulosobo mendapat prestasi belajar


yang baik dengan perhatian orang tua yang lebih ditekankan kepada siswa. Sebab
meningakatnya prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi faktor perhatian orang
tua dan lingkungan keluarga.

d. Indikator Perhatian Orang Tua

Orang tua menjadi garda terdepan untuk pendidikan anak. Sistem pendidikan
di Indonesia saat ini menuntut orang tua untuk menggatikan peran guru disekolah
dalam proses belajar anak. Diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian
lebih untuk pendidikan anak terlebih usia sekolah dasar yang masih sangat
membutuhkan perhatian dan pendampingan orang tua secara langsung.

Dalyono (2009: 59) mengungkapkan perhatian orang tua terhadap kegiatan


belajar anak berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pemberian penghargaan
dan hukuman, pemenuhan kebutuhan belajar, menciptakan suasana belajar yang
tenang dan tenteram, memperhatikan kesehatan anak, memberikan petunjuk
praktis, mengenai (cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar konsentrasi
dan persiapan menghadapi ujian).

Sementara indikator perhatian orang tua menurut Dalyono (2009:59) ada tujuh
hal yaitu sebagai berikut:

1) Pemberian bimbingan dan nasihat

Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada individu tertentu dalam


memecahkan masalah dan agar anak lebih terarah serta bertanggung jawab.
Sementara bimbingan belajar dimaksudkan pemberian bimbingan atau batuan
untuk anak dalam belajar. Dalam belajar anak pasti mengalami kesulitan serta
penurunan semamgat belajarnya, sehingga disini orang tua perlu memberikan
bimbingan kepada anak untuk dapat mengatasi permasalahannya.

Selain memberikan bimbingan, bentuk lain dari perhatian orang tua adalah
memberikan nasihat kepada anak. Pemberian saran-saran kepada anak untuk
memecahkan masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan akal sehat.
Dengan ini orang tua juga dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi
anak selama pembelajaran.

2) Pengawasan terhadap belajar

Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya. Pengawasan pendidikan


anak bertujuan untuk memastikan apakah pendidikan anak berjalan denga lancar
serta guna mengetahui kendala-kendala yang dihadapi anak. Pengawasan orang tua
tersebut berarti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan
orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi
tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan
bertanggung jawab. Sehingga ketika orang tua menglihat ada tanda penyimpangan
oleh anak orang tua harus segera mengingatkan dan menuntunnya ke jalan yang
benar.
Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam
masalah belajar. Pengawasan yang dilakukan orang tua memungkinkan orang tua
untuk dapat memberikan pemenuhan kebutuhan belajar anak, memotivasi, serta
membantu anak dalam mengatasi masalah dalam belajarnya. Sehingga anak akan
terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

3) Pemberian penghargaan dan hukuman

Anak perlu diapresiasi atas segala usaha yang telah ia lakukan sehingga
tumbuh semangat untuk terus berusaha. Bentuk apresiasi yang dapat dilakukan
orang tua yaitu memberikan pujian dan penghargaan atas kemampuan atau
prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
orang tua menilai dan menghargai usaha yang telah dilakukan oleh anaknya.

Selain pujian bentuk apresiasi lain yaitu pemberian hadiah. Dengan hadiah
diharapkan dapat memberikan motivasi pada anak, dan menambah kepercayaan
diri pada anak, serta untuk mendorong semangat belajar anak.

Akan tetapi tidak selalu hal yang dilakukan anak benar. Ada kalanya anak
melakukan sebuah kesalahan. Maka orang tua juga harus menegur anak secara
verbal maupun non verbal. Teguran tersebut dapat berupa hukuman. Hukuman
yang diberikan harus wajar, logis, objektif, mendidik dan tidak membebani mental
anak, serta harus sebanding antara kesalahan yang diperbuat dengan hukuman
yang diberikan. Misalnya ketika anak lupa mengerjakan tugas maka anak diberika
hukuma dnega mengerjakan tugas tersebut sebayak 3 kali. Tujuan diberikan
hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik.

4) Pemenuhan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk
menunjang kebutuhan belajar anak. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar
yang memadahi akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak
yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya seringkali tidak memiliki semangat
belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak akan
lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Dengan demikian sudah
sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi
kebutuhan belajar anak.

5) Menciptakan suasana belajar yang nyaman

Anak dapat belajar dengan maksimal apabila lingkungan mendukungnya untuk


belajar dengan nyaman. Sehingga orang tua harus menciptakan suasana rumah
yang aman dan nyaman sebagai tempat belajar anak. Rumah yang bising dengan
suara radio, tape recorder, TV, suara penghuni rumah yang ribut, maupun suara
pertengkaran orang tua pada waktu belajar, dapat mengganggu konsentrasi belajar
anak (Slameto, 2013: 63). Suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat
anak merasa betah dan dapat berkonsentrasi dalam belajar.

6) Memperhatikan kesehatan

Orang tua harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak, gizi


makanan, istirahat, pemeliharaan kesehatan badan. Serta segera memeriksakan
anak ke dokter atau puskesmas jika terjadi gangguan kesehatan. Hal ini karena
jika tubuh anak tidak sehat atau sakit maka anak tidak bisa belajar dengan
maksimal.

Diharapkan kelas V SD Negeri Kaligesing dapat mendapatkan suasana belajar


yang nyaman di rumah sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Orang tua
dapat mendampingi anak belajar dan memperhatikan kesehatan serta
memfasilitasi semua kebutuhan anak. Supaya

e. Bentuk Perhatian Orang Tua

Keberhasilan pendidikan anak merupakan harapan semua orang tua. Sehingga


orang tua akan melakukan berbagai upaya untuk keberhasilan pendidikan
anaknya. Disinilah peran penting orang tua bagi pendidikan anak. sahlan Syafei
(2006:51-54) mengungkapkan ada beberapa bentuk perhatian yang dapat
dilakukan orang tua dalam mendukung pendidikan anaknya, antara lain:

1) Meminta anak untuk membaca mengulang kembali pelajaran yang diterima


dari sekolah setiap hari. Jangan biarkan anak baru akan belajar kalau hendak
ulangan atau ujian saja. Sesuatu yang diulang ulang pasti akan bertahan lebih
lama dalam ingatan anak.
2) Ingatkan anak dengan segera, apabila dia tidak belajar pada waktu belajar
yang telah ditetapkan. Tetapi perlu diingat untuk menggunakan kata-kata yang
tidak keras dan kasar sehingga anak tidak akan terpaksa belajar karena takut
pada orang tuanya.
3) Memberi bantuan dan dorongan agar anak mau belajar secara aktif. Menyuruh
anak untuk belajar bersama dengan teman temannya merupakan sesuatu yang
baik untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan dengan belajar bersama anak akan
mempunyai teman untuk berbagi ilmu dan pengalaman, mengetahui
kekurangan yang ada pada dirinya sehingga dapat memperbaikinya, dan dapat
saling bekerjasama.
4) Jangan paksakan anak untuk belajar di saat anak dalam kondisi yang kurang
mendukung seperti anak sedang sakit atau anak mempunyai suatu masalah.
Orang tua harus memahami kondisi dan kebiasaan anaknya saat anak sakit
atau sedang mempunyai masalah sehingga orang tua dapat membantu
permasalahan anaknya agar tidak berlarut-larut.
5) Pahami batas kemampuan belajar anak sehingga orang tua tidak memaksakan
anak untuk belajar di luar batas kemampuannya. Jika menemukan anak
mengalami kelainan dalam belajarnya, bantu anak untuk mengatasinya atau
konsultasikan kepada ahlinya jika diperlukan.
6) Memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan agar anak bisa dan mau
mengerti bahwa belajar yang dilakukan sekarang semata-mata demi masa
depannya. Beri penjelasan kepada anak bahwa untuk dapat mencapai cita-cita
yang diinginkan, anak harus belajar karena dengan belajar anak akan
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang dibutuhkan dalam mencapai cita-cita
tersebut.
7) Memberi bantuan kepada anak agar dapat mengenali milieu (lingkungan yang
mengitari kehidupan anak) agar tidak menjadi kendala dalam proses belajar
dan perkembangannya. Oleh karena itu orang tua hendaknya dapat
membentuk dan menyiapkan anak sehingga anak siap untuk menghadapi
milieu.

Sedangkan menurut Slameto (2010: 61) tentang perhatian orang tua yang
dapat mempengaruhi keberhasilan belajar anaknya, maka dirumuskan bahwa
bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya dapat dilakukan
dengan cara memenuhi kebutuhan anaknya dalam belajar, membantu anak
mengatur jadwal belajarnya, menyediakan fasilitas belajar, mengontrol kemajuan
belajar anaknya, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak dalam
belajar. Orang tua diharapkan memberikan perhatian tehadap kegiatan belajar
anak agar teciptanya keberhasilan belajar. Orang tua diharapkan juga melakukan
lima upaya pemenuhan perhatian orang tua.

Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian orang


tua sangat penting dalam keberhasilan belajar anaknya. Dukungan, doa, dan
perhatian orang orang di sekitarnya terutama orang tua akan memberikan motivasi
yang lebih kepada anak untuk berusaha lebih keras lagi dalam mencapai
keberhasilan dan kesuksesannya. Orang tua dapat membantu anak dalam
pendidikannya dengan cara, memberikan bimbingan belajar dan nasehat,
memperhatikan kesehatan anak, memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan belajar
anak, menciptakan suasana belajar yang nyaman, dan mengontrol kemajuan
belajar anak. Diharapkan dengan adanya perhatian orang tua tersebut, anak SD di
Kecamatan Kaligesing dapat lebih memahami materi yang sudah diberikan
disekolah, sehingga prestasi belajarnya meningkat.

2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan sarana individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Sugihartono (2007: 74) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Abin Syamsuddin
(2005:157) “belajar menunjuk pada suatu proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”. Belajar
merupakan proses tingkah laku individu dalam berinteraksi dengan lingkungan
yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku atau pribadi pada individu
tersebut.
Prestasi belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan belajar anak dalam kelas. Menurut Sumadi Suryabrata
(2004: 297) prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan perumusan terakhir
yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-
muridnya selama masa tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2011: 19)
menjelaskan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar
digunakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar anak di sekolah atas
kegiatan pembelajaran yang telah dilalui baik secara individu maupun
kelompok. Berdasarkan penjelasan mengenai prestasi belajar yang telah
disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan nilai
akhir mengenai hasil belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologi atas
proses belajar mengajar yang telah dikerjakan baik secara individual maupun
kelompok. Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Prestasi Belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa melalui ulangan-
ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan tidaklah mudah.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Slameto (2010:
54-72) menyebutkan ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
ada dalam diri individu. Faktor internal ini ada 3 yaitu:
1) Faktor jasmaniah, seperti kesehatan dan cacat tubuh.
2) psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan, seperti kelelahan, jasmani dan rohani.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
ada di luar diri individu. Faktor eksternal ini ada 3 yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga, cara yang digunakan dalam mendidik anak, relasi antar
anggota keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi keluarga dapat
mempengaruhi prestasi belajar anak.
2) Faktor sekolah, bagaimana proses pembelajaran di dalam kelas
berlangsung, hubungan antara guru dan siswa, hubungan siswa dengan siswa
lainnya, fasilitas sekolah, metode mengajar, tugas, standar pelajaran yang
digunakan mempengaruhi prestasi yang diraih oleh siswa.
3) Faktor masyarakat, di dalam lingkungan masyarakat kegiatan siswa, teman
bergaul, mass media dan bentuk kehidupan dalam masyarakat dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Selain itu Saefudin Azwar (2010:165) menjelaskan ada 2 faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor
sosial.
a. Faktor internal
1) Keadaan fisik, seperti: Panca indra, dan kondisi fisik secara umum
2) Keadaan psikologi, seperti: sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,
penyesuaian diri, dan kemampuan anak (umum dan khusus)
b. Faktor eksternall
1) Faktor fisik, yaitu meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan
perlengkapan belajar, materi pelajaran, kondisi lingkungan belajar anak.
2) Faktor sosial, faktor sosial terbagi menjadi 2 yaitu dukungan sosial dan
pengaruh budaya. Dukungan sosial berupa lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
Sedangkan pengaruh budaya berupa adat istiadat, teknologi, dan kesenian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ada 2 faktor yang


mempengaruhi prestasi belajar anak yaitu faktor internal, faktor eksternal. Faktor
internal meliputi a) keadaan fisik atau jasmani, b) keadaan psikologis, c) faktor
kelelahan. Faktor eksternal meliputi a) faktor fisik dan b) faktor sosial.
Diharapkan para orang tua dapat memperhatikan faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar anak, baik internal maupun eksternal. Semua faktor saling
berkaitan satu sama lain. Prestasi belajar anak akan meningkat jika orang tua
dapat memahami faktor yang mempengaruhi faktor tersebut.

3. Pengukuran Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa diketahui dengan menggunakan


dokumentasi rata-rata nilai rapor semester ganjil siswa kelas V SD Se-Gugus
Kaligesing, Purworejo tahun ajaran 2022/2023 yang diperoleh dari guru.

3. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan
kelaskelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992: 44).
Dari pengkategorian tersebut maka dapat langsung diketahui bahwa siswa kelas V
sekolah dasar masuk pada kategori siswa kelas tinggi. Tentunya perbedaan
kategori kelas rendah dan tinggi memiliki perbedaan karakteristik pula.

Anak usia sekolah dasar berada pada usia antara 6-12 tahun. Karakteristik
siswa sekolah dasar menurut Desmita (2012: 35) secara umum yaitu senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
melakukan sesuatu secara langsung. Selain itu Desmita (2012: 74) juga
mengemukakan karakteristik khusus yang ada pada anak usia sekolah dasar
sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik anak usia sekolah dasar lebih banyak pada peningkatan
berat badan dari pada panjang badan serta mulai mengalami pubertas pada
usia 10 tahun keatas.
2. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik anak berjalan lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik sehingga dapat ikut dalam permainan dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Perkembangan kognitif
Pada masa ini menurut Piaget perkembangan kognitif anak berada pada tahap
operasional kongkret yaitu dimana mental anak terfokus pada objekobjek
yang nyata atau pada kejadian yang pernah dialaminya.
4. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri ini menurut Santrock dilihat melalui tiga
karakteristik sebagai berikut:
1. Karakterisitk internal memahami dirinya melalui melihat pada dirinya
sendiri dibanding pengaruh dari luar.
2. Karakteristik aspek-aspek sosial menjadikan kelompok sosial sebagai
acuan.
3. Karakteristik perbandingan sosial anak cenderung membedakan dirinya
dengan orang lain
5. Perkembangan hubungan dengan keluarga
Pada perkembangan hubungan dengan keluarga karakteristik yang
menganggap orang tua sebagai teladan dan kontrol orang tua akan berkurang
karena berkurangnya waktu bertemu juga berkurang.
6. Perkembangan spiritual
Dalam perkembangan spiritual anak dapat mengambil makna dan nilai dari
tradisi masyarakat, seperti kebiaasaan masyarakat, agama yang dianut
masyarakat.
Berdasarkan penjelasan karakteristik khusus tersebut dapat diketahui
bahwa perhatian orang tua dan hasil belajar siswa memiliki kaitan yang erat
dengan karakteristik anak kelas V SD. Orang tua berperan dalam membantu
anak dalam perkembangan fisik dan motorik dengan memberikan asupan gizi
yang cukup untuk anak sehingga anak memiliki cukup tenaga untuk
disalurkan dalam menjalani kegiatannya dirumah dan disekolah. Orang tua
dapat membantu perkembangan kognitif anak dengan mengarahkan anak
pada objek nyata yang belum pernah dilihat, atau kejadian yang belum pernah
dialami sehingga dapat membantu dalam belajar anak. Orang tua dapat
memantau belajar anak dirumah sehingga anak dapat meningkat prestasi
belajarnya di sekolah.
4. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) Prestasi belajar, dan variabel
bebas (X) perhatian orang tua. Kedua variabel ini memiliki hubungan.
Diketahui bahwa keberhasilan belajar dalam hal ini hasil belajar dipengaruhi
oleh dua faktor. Faktor tersebut ialah faktor internal dan eksternal. Faktor
internal ialah faktor yang berasal dari diri siswa sementara faktor eksternal
berasal dari luar diri siswa berupa keluarga, sekolah, masyarakat atau
lingkungan, dan kultur sekolah.
Dari berbagai faktor tersebut keluarga menjadi faktor penting karena
keluarga khususnya orang tua merupakan lembaga pendidikan pertama dan
utama bagi siswa (Slameto dalam syamsudin, 2010:281). Bayaknya waktu
anak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah menjadikan tanggungjawab
yang besar orang tua terhadap aktivitas belajar anak diluar jam sekolah.
Sehingga keberhasilan prestasi belajar siswa sangat besar dipengaruhi oleh
orang tua.
Menurut Rismawati (2015:35) perhatian orang tua dalam kegiatan belajar
anak di rumah merupakan faktor keluarga yang sangat penting dalam upaya
menyukseskan anak dalam belajarnya. Kurangnya perhatian orang tua akan
menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar sehingga
kemungkinan gagal dalam belajarnya menjadi lebih besar. Mahuro(2016 :179)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa partisipasi orang tua memainkan
peran penting dalam memotivasi anak-anak untuk meningkatkan nilai
akademis mereka.
Malone (2015:14) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa, keterlibatan
orang tua adalah bidang penelitian yang penting karena keterlibatan orang tua
memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa (Hill & Craft,
2003; Jasso, 2007). Malone juga mengungkapkan bahwa beberapa bentuk
keterlibatan orang tua meliputi komunikasi dengan pendidik, menjadi relawan
di sekolah, membina pembelajaran di rumah, terlibat dalam proses
pengambilan keputusan di tingkat kampus atau kabupsekolah maupun daerah,
dan berpartisipasi dalam kemitraan sekolah dan masyarakat. Sehingga dari
penelitian Malone dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Hal senada diungkapkan oleh Aliana, dkk (2010:260) bahwa partisipasi
orang tua dalam pendidikan anak meningkatkan prestasi akademik siswa. Hal
ini dibuktikan dari hasil penelitiannya yang dilakukan di sekolah dasar
Malaysia dengan model yang dikembangkan oleh Epste dalam berisi enam
aspek keterlibatan orang tua di sekolah diadaptasi dalam membentuk kuesioner
untuk penelitian ini. Keenam bidang yang didasarkan pada model tersebut
adalah komunikasi, pengasuhan anak, relawan, keterlibatan rumah, tata kelola
sekolah dan pengambilan keputusan serta pelayanan masyarakat. Dari
penelitian tersebut didapat penemuan bahwa partisipasi orang tua pada
pendidikan anak sekolah dasar di Malaysia sangat mempengaruhi peningkatan
prestasi siswa.
Dari berbagai hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa perhatian orang tua yang menjadi faktor eksternal
keberhasilan hasil belajar siswa sangatlah mempengaruhi peningkatan prestasi
dan hasil belajar siswa. Sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran
diharapkan orang tua turut berperan aktif dalam memperhatikan belajar siswa.
Sebaliknya kurangnya perhatian orang tua akan mempengaruhi menurunnya
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Diharapkan bahwa faktor eksternal
yaitu perhatian orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan dengan penelitian sebelumnya yakni, tugas akhir skripsi Kartika
Rismawati yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Dalam Kegiatan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Di Daerah Binaan III
Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan (2015:91). Paparan data dan
hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan antara perhatian orang tua
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Daerah Binaan III Kecamatan
Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini
dibuktikan dengan perolehan thitung > ttabel (2,897 > 0,97623) dan
signifikansinya 0,004 < 0.05 yang berarti Ha diterima yaitu bahwa perhatian
orang tua memang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian Ayundia Putma Aglistya dengan judul Pengaruh Perhatian orang tua
dan kemandirian belahar terhadap prestasi belajar matematika kelas IV SD Negeri
Se-Gugus Wahidin Sudirohusodo Kabupaten Tegal (2020:127-128). Didapatka
hasil perhatian orang tua berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri Se-Gugus Wahidin Sudirohusodo
Kabupaten Tegal, dibuktikan dengan hasil penghitungan analisis regresi sederhana
diketahui nilai thitung > nilai ttabel (4,112 > 1,976) dan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika.

Penelitian Henti Nurjanah denga judul Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan
Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 03
Nglebak Tahun Ajaran 2014/2015 (2014). Dengan hasil perhatian orang tua
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini berdasarkan hasil uji t diketahui
bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,398 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu
0,001.

Dari ketiga penelitian diatas, terlihat bahwa terdapat pengaruh signifikan


perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar. Persamaan
penelitian ini adalah variabel X dan Y yaitu perhatian orang tua dengan prestasi
belajar siswa sekolah dasar. Pembeda penelitian ini dengan penelitian penelitian
diatas yaitu pada objek penelitian dan subjek penelitian pada daerah Kecamatan
kaligesing Kabupaten Purworejo. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri se Gugus Kaligesing Kabupaten Purworejo.

C. Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses belajar anak dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa atas proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar yang memuaskan ialah dambaan
setiap siswa dan orang tua. Akan tetapi tidak semua siswa dapat memenuhi
harapan tersebut. Perhatian orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan
atau tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas
tertentu. Perhatian orang tua kepada anaknya didasarkan pada kebutuhan anak
baik kebutuhan psikologis, fisologis, maupun sosialnya. Bentuk dari perhatian
orang tua dapat berupa pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar
anak, pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar. Akan
tetapi tidak semua siswa dapat memenuhi harapan tersebut. Dikarenakan anak
kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk. Agar kegiatan belajar memperoleh
hasil yang baik, dibutuhkan dukungan dari orang tua kepada anak untuk
menciptakan semangat belajar dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan


dengan prestasi belajarnya. Prestasi belajar dimaksudkan sebagai tingkat
keberhasilan belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor dan perubahan perilaku
yang baik setelah seseorang melakukan proses belajar. Belajar menurut Ahmadi
dan Supriyono (2008:128) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Proses belajar menurut Syah (2012:109) dapat diartikan sebagai tahapan
perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju
dari pada keadaan sebelumnya.
Diketahui bahwa dengan naiknya motivasi belajar anak maka prestasi belajar
juga akan naik. Sementara motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diataranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal ialah yang berasal dari diri
siswa yang lebih bersifat biologis. Sementara faktor eksternal ialah berasal dari
luar diri siswa berupa keluarga, sekolah, masyarakat, dan kultur sekolah. Faktor
intermal memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar. Akan tetapi
faktor interinsik juga besar dipengaruhi oleh faktor eksternal. Mengingat
pembelajaran pada saat ini semua dilakukan di rumah maka tentu faktor eksternal
sekolah dan kultur sekolah tidak dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Faktor
keluarga adalah yang dominan mempengaruhi keberhasilan hasil belajar siswa.
Terlebih orang tua yang kini berperan buka hanya sebagai orang tua saja, namun
juga guru bagi siswa.

Karena kini orang tua bertanggug jawab seluruhnya untuk keberhasilan belajar
siswa. Perhatian orang tua dapat diwujudkan dengan menjaga kondisi kesehatan
siswa, menumbuhkan minat belajar, menjaga kondisi psikis, memberikan fasilitas
penunjang pembelajaran, menjaga dan menciptakan lingkungan dan suasana
belajar yang baik bagi siswa. Dengan upaya tersebut tentunya dapat
menumbuhkan motivasi dan tanggungj awab belajar siswa, sehingga dalam
mengikuti proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan
prestasi belajar yang baik pula.

Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa adanya keterkaitan antara


perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak yang terletak pada hubungan
yang bersifat positif yang diterapkan orang tua dalam segi tindakan, bentuk
dukungan, bimbingan kepada anak secara langsung dapat mempengaruhi prestasi
belajar anak. Oleh karena itu perhatian orang tua dapat berkembang dengan baik
apabila orang tua dapat melakukan upaya – upaya untuk membuat anak menjadi
lebih bersemangat untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Bentuk dari perhatian
orang tua yang diterapkan untuk anak yaitu adalah dengan memberikan motivasi,
bimbingan, dukungan kepada anak dan pemenuhan fasilitas dan sarana.
Orang tua yang selalu berusaha untuk mengatasi kesulitan belajar anaknya
dengan memberikan bimbingan belajar, memberikan fasilitas belajar, memberikan
contoh belajar yang baik, memotivasi belajar anak, dapat membantu anak dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam belajar. Anak yang
termotivasi dalam belajarnya akan menunjukkan sikap yang tekun dalam belajar,
senang dan rajin belajar, berusaha mendapat nilai yang bagus dalam setiap
pelajaran, memiliki tujuan yang ingin dicapai dan lain-lain. Sikap tersebut
memungkinkan anak untuk memiliki prestasi belajar yang tinggi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut perhatian orang tua diduga berpengaruh positif


terhadap prestasi belajar siswa. Sehingga peneliti melakukan penelitian mengenai
kedua variable tersebut. Berikut gambaran hubungan keterkaitan antar variabel
perhatian orang tua (X) dan variable prestasi belajar (Y)

Perhatian Orang Tua ( X ) Prestasi belajar siswa ( Y )

Gambar 1. Skema Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka peneliti


merumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar anak siswa kelas
V SD Negeri se Gugus Kecamatan Kaligesing.

Anda mungkin juga menyukai