Oleh :
Nur Hazizah
18108244012
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran penting bagi suatu bangsa dan negara, karena
dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia didapat
melalui pendidikan. Dengan pendidikan kita dapat memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan karakter dalam kehidupan. Pendidikan dapat membentuk seseorang
untuk terampil, keterampilan tersebut yang dapat berguna untuk kelangsungan hidup
setiap individu.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang tertuang dalam Undang-Undang No.20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenai berkembangnya
potensi peserta didik. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting di dalam
meningkatkan potensi peserta didik melalui dengan prestasi belajar siswa.
Pendidikan adalah serangkaian proses belajar yang harus dilalui oleh setiap orang
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan prestasi belajarnya. Prestasi
belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran.
Jika dilihat dari lapangan saat ini masih terdapat siswa yang prestasi
belajarnya rendah, padahal jika ditinjau dari lamanya jam belajar sekolah di
Indonesia cukup lama dibanding negara maju seperti Finlandia dan Singapura,
seharusnya prestasi belajarnya tidak tertinggal dengan negara lain. Hal tersebut
dapat ditemukan di SD N Hulosobo, SD N Kaliharjo, dan SD N Kaligesing
Kecamatan Kaligesing. Apabila dilihat dari teori dan fungsi pendidikan
seharusnya melalui pendidikan formal yang didahului dengan pendidikan di
lingkungan keluarga mampu menciptakan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Perhatian orang tua ini sangat penting bagi anak dalam kegiatan
belajarnya. Slameto (2010: 60) berpendapat bahwa dalam lingkungan keluarga,
perhatian orang tua dalam belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar anak tersebut. Perhatian orang tua memberikan dampak yang baik bagi
anak seperti meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi anak. Perhatian
dan bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa,
baik belajar di rumah maupun di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, dapat dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan, yaitu sebagai berikut :
1. Tidak semua orang tua menyadari perannya sebagai pendidik anak
2. Rendahnya prestasi belajar siswa
3. Masih terdapat siswa yang mendapat nilai kurang dari KKM yang ditentukan
4. Terdapat beberapa siswa yang diingatkan guru untuk mengumpulkan tugas,
akan tetapi siswa tersebut tidak mengumpulkan tugasnya.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas V SD Negeri se-Gugus Kecamatan Kaligesing, Kabupaten
Purworejo pada tahun ajaran 2022/2023.
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD.
Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian lain mengenai perhatian orang tua dan tanggung jawab
belajar.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akan
pentingnya kasih sayang dan perhatian orang tua kepada anak dalam kegiatan
belajar, serta memperhatikan tanggung jawab belajar anak.
c. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap tanggung
jawab belajar siswa.
d. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi untuk melakukan penelitian berikutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Setiap anak memiliki impian agar dapat tumbuh menjadi anak yang
membanggakan bagi orang tua. Begitu juga orang tua, mereka memiliki impian
agar anak mereka tumbuh dengan baik, sehat, cerdas, berkelakuan terpuji,
membanggakan, berguna bagi keluarga, agama, dan negara. Hal tersebut dapat
dicapai melalui pemenuhan pendidikan bagi anak. Akan tetapi tidak cukup dengan
pemenuhan pendidikan saja, tentunya anak harus berhasil dalam proses
belajarnya. Dikatakan berhasil apabila anak dapat memahami seluruh
pembelajaran dan mendapat hasil belajar yang memuaskan. Salah satu faktor
penentu keberhasilan belajar anak ialah lingkungan keluarga.
Untuk dapat memahami makna perhatian orang tua perlu dipahami terlebih
dahulu makna perhatian dan orang tua secara terpisah. Perhatian menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (kbbi.kemendikbud.go.id) memiliki arti sebagai hal
memperhatikan; apa yang diperhatikan, dan minat. Untuk dapat lebih memahami
makna kata perhatia beberapa ahli telah membatu menjabarkannya. Menurut
Suryabrata (2013: 14) “perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju pada
suatu objek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan”.
Orang tua secara leksikal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
arti (1) ayah ibu kandung, (2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli, dan
sebagainya); orang yang dihormati (disegani) di kampung; tetua. Menurut
Rismawati dalam penelitiannya (2015:13) mengungkapkan “orang tua adalah
komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu dan merupakan hasil ikatan
perkawinan yang sah”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua
ialah ayah dan ibu kandung maupun ayah ibu dari hasil ikatan pernikahan yag sah.
Namun orang tua dalam penelitian ini merujuk pada orang tua yang berperan
sebagai penaggungjawab pendidikan anak baik ayah-ibu kandung, ayah-ibu
angkat, wali siswa, maupun orang tua asuh.
Orang tua dalam kedudukannya memiliki peranan yag sangat penting bagi
kehidupan anak. pertumbuhan dan perkembagan anak seluruhnya menjadi
tanggung jawab orang tua. Clemes dan Reynold (2001:29) menyebutkan bahwa
fungsi orang tua dalam keluarga antara lain menyediakan kemampuan untuk
memperkirakan (predictability) hal-hal dalam hidup setiap anggota keluarga
sehingga dapat mengurangi kecemasan dalam melakukan sesuatu,
mengkoordinasikan (coordinating) aktivitas keluarga sehingga tiap orang bisa
menyelesaikan apa yang ingin dilakukannya, menetapkan standar (setting
standards) sehingga semua anggota keluarga tahu apa yang diharapkan dari
dirinya, percaya bahwa yang lain juga bertanggung jawab dan masing-masing
tahu bagaimana harus memenuhi tanggung jawabnya, dan menciptakan iklim
untuk komunikasi yang baik (good communication) sehingga semua kebutuhan
dan keinginan dapat diungkapkan dan didengarkan; ini akan meningkatkan
perasaan senang dan nyaman semua anggota keluarga.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua
merupakan suatu keterlibatan orang tua secara sadar baik dalam bentuk fisik
maupun non fisik dengan penuh rasa kasih sayang dan kepedulian sebagai upaya
menunjang pendidikan anaknya dalam upaya perwujudan kesuksesan belajar
anak. Orang tua merupakan pengemban tanggung jawab pendidikan anak.
Sehingga sudah sewajarnya orang tua memberikan perhatian terhadap pendidikan
dan kegiatan belajar anak. Perhatian Orang Tua di Gugus Kecamatan Kaligesing
perlu ditekannya kepada para anak - anak oleh orang tua, supaya dapat
meningkatkan prestasi belajar anak menjadi lebih baik.
Perhatian yang timbul dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal
dari diri maupun dari luar diri si pengamat. Faktor-faktor yang ada akan
mengarahkan untuk memberikan perhatian lebih kepada obyek tertentu. Jika suatu
obyek mempunyai daya tarik yang tinggi baik itu daya tarik yang berasal dari
dalam maupun luar diri si pengamat, maka si pengamat akan memberikan
perhatian yang penuh terhadap obyek, begitupun sebaliknya. Gilliland A.R, John
J.B Morgan, S.M. Stevens (Baharuddin, 2007:181) mengungkapkan terdapat dua
faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu “objective determinants of attention
dan subjective determinants of attention”.
5) Keadaan jasmani
Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian seseorang terhadap
obyek. Apabila keadaan jasmani kurang baik maka akan menganggu perhatian.
6) Suasana jiwa
7) Suasana di sekitar
Orang tua menjadi garda terdepan untuk pendidikan anak. Sistem pendidikan
di Indonesia saat ini menuntut orang tua untuk menggatikan peran guru disekolah
dalam proses belajar anak. Diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian
lebih untuk pendidikan anak terlebih usia sekolah dasar yang masih sangat
membutuhkan perhatian dan pendampingan orang tua secara langsung.
Sementara indikator perhatian orang tua menurut Dalyono (2009:59) ada tujuh
hal yaitu sebagai berikut:
Selain memberikan bimbingan, bentuk lain dari perhatian orang tua adalah
memberikan nasihat kepada anak. Pemberian saran-saran kepada anak untuk
memecahkan masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan akal sehat.
Dengan ini orang tua juga dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi
anak selama pembelajaran.
Anak perlu diapresiasi atas segala usaha yang telah ia lakukan sehingga
tumbuh semangat untuk terus berusaha. Bentuk apresiasi yang dapat dilakukan
orang tua yaitu memberikan pujian dan penghargaan atas kemampuan atau
prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
orang tua menilai dan menghargai usaha yang telah dilakukan oleh anaknya.
Selain pujian bentuk apresiasi lain yaitu pemberian hadiah. Dengan hadiah
diharapkan dapat memberikan motivasi pada anak, dan menambah kepercayaan
diri pada anak, serta untuk mendorong semangat belajar anak.
Akan tetapi tidak selalu hal yang dilakukan anak benar. Ada kalanya anak
melakukan sebuah kesalahan. Maka orang tua juga harus menegur anak secara
verbal maupun non verbal. Teguran tersebut dapat berupa hukuman. Hukuman
yang diberikan harus wajar, logis, objektif, mendidik dan tidak membebani mental
anak, serta harus sebanding antara kesalahan yang diperbuat dengan hukuman
yang diberikan. Misalnya ketika anak lupa mengerjakan tugas maka anak diberika
hukuma dnega mengerjakan tugas tersebut sebayak 3 kali. Tujuan diberikan
hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik.
Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk
menunjang kebutuhan belajar anak. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar
yang memadahi akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak
yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya seringkali tidak memiliki semangat
belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak akan
lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Dengan demikian sudah
sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi
kebutuhan belajar anak.
6) Memperhatikan kesehatan
Sedangkan menurut Slameto (2010: 61) tentang perhatian orang tua yang
dapat mempengaruhi keberhasilan belajar anaknya, maka dirumuskan bahwa
bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anaknya dapat dilakukan
dengan cara memenuhi kebutuhan anaknya dalam belajar, membantu anak
mengatur jadwal belajarnya, menyediakan fasilitas belajar, mengontrol kemajuan
belajar anaknya, dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak dalam
belajar. Orang tua diharapkan memberikan perhatian tehadap kegiatan belajar
anak agar teciptanya keberhasilan belajar. Orang tua diharapkan juga melakukan
lima upaya pemenuhan perhatian orang tua.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan sarana individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sebagaimana yang disampaikan
oleh Sugihartono (2007: 74) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Abin Syamsuddin
(2005:157) “belajar menunjuk pada suatu proses perubahan perilaku atau
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”. Belajar
merupakan proses tingkah laku individu dalam berinteraksi dengan lingkungan
yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku atau pribadi pada individu
tersebut.
Prestasi belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui kemampuan belajar anak dalam kelas. Menurut Sumadi Suryabrata
(2004: 297) prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan perumusan terakhir
yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-
muridnya selama masa tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2011: 19)
menjelaskan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar
digunakan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar anak di sekolah atas
kegiatan pembelajaran yang telah dilalui baik secara individu maupun
kelompok. Berdasarkan penjelasan mengenai prestasi belajar yang telah
disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan nilai
akhir mengenai hasil belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologi atas
proses belajar mengajar yang telah dikerjakan baik secara individual maupun
kelompok. Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Prestasi Belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa melalui ulangan-
ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Dalam mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan tidaklah mudah.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Slameto (2010:
54-72) menyebutkan ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
ada dalam diri individu. Faktor internal ini ada 3 yaitu:
1) Faktor jasmaniah, seperti kesehatan dan cacat tubuh.
2) psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan, seperti kelelahan, jasmani dan rohani.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang
ada di luar diri individu. Faktor eksternal ini ada 3 yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga, cara yang digunakan dalam mendidik anak, relasi antar
anggota keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi keluarga dapat
mempengaruhi prestasi belajar anak.
2) Faktor sekolah, bagaimana proses pembelajaran di dalam kelas
berlangsung, hubungan antara guru dan siswa, hubungan siswa dengan siswa
lainnya, fasilitas sekolah, metode mengajar, tugas, standar pelajaran yang
digunakan mempengaruhi prestasi yang diraih oleh siswa.
3) Faktor masyarakat, di dalam lingkungan masyarakat kegiatan siswa, teman
bergaul, mass media dan bentuk kehidupan dalam masyarakat dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Selain itu Saefudin Azwar (2010:165) menjelaskan ada 2 faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor
sosial.
a. Faktor internal
1) Keadaan fisik, seperti: Panca indra, dan kondisi fisik secara umum
2) Keadaan psikologi, seperti: sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,
penyesuaian diri, dan kemampuan anak (umum dan khusus)
b. Faktor eksternall
1) Faktor fisik, yaitu meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan
perlengkapan belajar, materi pelajaran, kondisi lingkungan belajar anak.
2) Faktor sosial, faktor sosial terbagi menjadi 2 yaitu dukungan sosial dan
pengaruh budaya. Dukungan sosial berupa lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
Sedangkan pengaruh budaya berupa adat istiadat, teknologi, dan kesenian.
Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan
kelaskelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992: 44).
Dari pengkategorian tersebut maka dapat langsung diketahui bahwa siswa kelas V
sekolah dasar masuk pada kategori siswa kelas tinggi. Tentunya perbedaan
kategori kelas rendah dan tinggi memiliki perbedaan karakteristik pula.
Anak usia sekolah dasar berada pada usia antara 6-12 tahun. Karakteristik
siswa sekolah dasar menurut Desmita (2012: 35) secara umum yaitu senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
melakukan sesuatu secara langsung. Selain itu Desmita (2012: 74) juga
mengemukakan karakteristik khusus yang ada pada anak usia sekolah dasar
sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik anak usia sekolah dasar lebih banyak pada peningkatan
berat badan dari pada panjang badan serta mulai mengalami pubertas pada
usia 10 tahun keatas.
2. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik anak berjalan lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik sehingga dapat ikut dalam permainan dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Perkembangan kognitif
Pada masa ini menurut Piaget perkembangan kognitif anak berada pada tahap
operasional kongkret yaitu dimana mental anak terfokus pada objekobjek
yang nyata atau pada kejadian yang pernah dialaminya.
4. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri ini menurut Santrock dilihat melalui tiga
karakteristik sebagai berikut:
1. Karakterisitk internal memahami dirinya melalui melihat pada dirinya
sendiri dibanding pengaruh dari luar.
2. Karakteristik aspek-aspek sosial menjadikan kelompok sosial sebagai
acuan.
3. Karakteristik perbandingan sosial anak cenderung membedakan dirinya
dengan orang lain
5. Perkembangan hubungan dengan keluarga
Pada perkembangan hubungan dengan keluarga karakteristik yang
menganggap orang tua sebagai teladan dan kontrol orang tua akan berkurang
karena berkurangnya waktu bertemu juga berkurang.
6. Perkembangan spiritual
Dalam perkembangan spiritual anak dapat mengambil makna dan nilai dari
tradisi masyarakat, seperti kebiaasaan masyarakat, agama yang dianut
masyarakat.
Berdasarkan penjelasan karakteristik khusus tersebut dapat diketahui
bahwa perhatian orang tua dan hasil belajar siswa memiliki kaitan yang erat
dengan karakteristik anak kelas V SD. Orang tua berperan dalam membantu
anak dalam perkembangan fisik dan motorik dengan memberikan asupan gizi
yang cukup untuk anak sehingga anak memiliki cukup tenaga untuk
disalurkan dalam menjalani kegiatannya dirumah dan disekolah. Orang tua
dapat membantu perkembangan kognitif anak dengan mengarahkan anak
pada objek nyata yang belum pernah dilihat, atau kejadian yang belum pernah
dialami sehingga dapat membantu dalam belajar anak. Orang tua dapat
memantau belajar anak dirumah sehingga anak dapat meningkat prestasi
belajarnya di sekolah.
4. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Y) Prestasi belajar, dan variabel
bebas (X) perhatian orang tua. Kedua variabel ini memiliki hubungan.
Diketahui bahwa keberhasilan belajar dalam hal ini hasil belajar dipengaruhi
oleh dua faktor. Faktor tersebut ialah faktor internal dan eksternal. Faktor
internal ialah faktor yang berasal dari diri siswa sementara faktor eksternal
berasal dari luar diri siswa berupa keluarga, sekolah, masyarakat atau
lingkungan, dan kultur sekolah.
Dari berbagai faktor tersebut keluarga menjadi faktor penting karena
keluarga khususnya orang tua merupakan lembaga pendidikan pertama dan
utama bagi siswa (Slameto dalam syamsudin, 2010:281). Bayaknya waktu
anak dihabiskan di rumah dari pada di sekolah menjadikan tanggungjawab
yang besar orang tua terhadap aktivitas belajar anak diluar jam sekolah.
Sehingga keberhasilan prestasi belajar siswa sangat besar dipengaruhi oleh
orang tua.
Menurut Rismawati (2015:35) perhatian orang tua dalam kegiatan belajar
anak di rumah merupakan faktor keluarga yang sangat penting dalam upaya
menyukseskan anak dalam belajarnya. Kurangnya perhatian orang tua akan
menyebabkan anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar sehingga
kemungkinan gagal dalam belajarnya menjadi lebih besar. Mahuro(2016 :179)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa partisipasi orang tua memainkan
peran penting dalam memotivasi anak-anak untuk meningkatkan nilai
akademis mereka.
Malone (2015:14) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa, keterlibatan
orang tua adalah bidang penelitian yang penting karena keterlibatan orang tua
memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa (Hill & Craft,
2003; Jasso, 2007). Malone juga mengungkapkan bahwa beberapa bentuk
keterlibatan orang tua meliputi komunikasi dengan pendidik, menjadi relawan
di sekolah, membina pembelajaran di rumah, terlibat dalam proses
pengambilan keputusan di tingkat kampus atau kabupsekolah maupun daerah,
dan berpartisipasi dalam kemitraan sekolah dan masyarakat. Sehingga dari
penelitian Malone dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua
memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
Hal senada diungkapkan oleh Aliana, dkk (2010:260) bahwa partisipasi
orang tua dalam pendidikan anak meningkatkan prestasi akademik siswa. Hal
ini dibuktikan dari hasil penelitiannya yang dilakukan di sekolah dasar
Malaysia dengan model yang dikembangkan oleh Epste dalam berisi enam
aspek keterlibatan orang tua di sekolah diadaptasi dalam membentuk kuesioner
untuk penelitian ini. Keenam bidang yang didasarkan pada model tersebut
adalah komunikasi, pengasuhan anak, relawan, keterlibatan rumah, tata kelola
sekolah dan pengambilan keputusan serta pelayanan masyarakat. Dari
penelitian tersebut didapat penemuan bahwa partisipasi orang tua pada
pendidikan anak sekolah dasar di Malaysia sangat mempengaruhi peningkatan
prestasi siswa.
Dari berbagai hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa perhatian orang tua yang menjadi faktor eksternal
keberhasilan hasil belajar siswa sangatlah mempengaruhi peningkatan prestasi
dan hasil belajar siswa. Sehingga dalam pelaksanaan proses pembelajaran
diharapkan orang tua turut berperan aktif dalam memperhatikan belajar siswa.
Sebaliknya kurangnya perhatian orang tua akan mempengaruhi menurunnya
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Diharapkan bahwa faktor eksternal
yaitu perhatian orang tua dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan dengan penelitian sebelumnya yakni, tugas akhir skripsi Kartika
Rismawati yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Dalam Kegiatan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Di Daerah Binaan III
Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan (2015:91). Paparan data dan
hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan antara perhatian orang tua
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Daerah Binaan III Kecamatan
Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini
dibuktikan dengan perolehan thitung > ttabel (2,897 > 0,97623) dan
signifikansinya 0,004 < 0.05 yang berarti Ha diterima yaitu bahwa perhatian
orang tua memang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian Ayundia Putma Aglistya dengan judul Pengaruh Perhatian orang tua
dan kemandirian belahar terhadap prestasi belajar matematika kelas IV SD Negeri
Se-Gugus Wahidin Sudirohusodo Kabupaten Tegal (2020:127-128). Didapatka
hasil perhatian orang tua berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri Se-Gugus Wahidin Sudirohusodo
Kabupaten Tegal, dibuktikan dengan hasil penghitungan analisis regresi sederhana
diketahui nilai thitung > nilai ttabel (4,112 > 1,976) dan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan perhatian orang tua terhadap hasil belajar matematika.
Penelitian Henti Nurjanah denga judul Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan
Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 03
Nglebak Tahun Ajaran 2014/2015 (2014). Dengan hasil perhatian orang tua
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini berdasarkan hasil uji t diketahui
bahwa thitung > ttabel, yaitu 3,398 > 2,000 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu
0,001.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan proses belajar anak dapat dilihat dari prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa atas proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar yang memuaskan ialah dambaan
setiap siswa dan orang tua. Akan tetapi tidak semua siswa dapat memenuhi
harapan tersebut. Perhatian orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan
atau tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas
tertentu. Perhatian orang tua kepada anaknya didasarkan pada kebutuhan anak
baik kebutuhan psikologis, fisologis, maupun sosialnya. Bentuk dari perhatian
orang tua dapat berupa pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar
anak, pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar. Akan
tetapi tidak semua siswa dapat memenuhi harapan tersebut. Dikarenakan anak
kurangnya perhatian dari orang tua yang sibuk. Agar kegiatan belajar memperoleh
hasil yang baik, dibutuhkan dukungan dari orang tua kepada anak untuk
menciptakan semangat belajar dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Karena kini orang tua bertanggug jawab seluruhnya untuk keberhasilan belajar
siswa. Perhatian orang tua dapat diwujudkan dengan menjaga kondisi kesehatan
siswa, menumbuhkan minat belajar, menjaga kondisi psikis, memberikan fasilitas
penunjang pembelajaran, menjaga dan menciptakan lingkungan dan suasana
belajar yang baik bagi siswa. Dengan upaya tersebut tentunya dapat
menumbuhkan motivasi dan tanggungj awab belajar siswa, sehingga dalam
mengikuti proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan memberikan
prestasi belajar yang baik pula.
D. Hipotesis Penelitian