Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 POSO PADA


MATA PELAJARAN BIOLOGI DI MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sintuwu Maroso Poso

OLEH:
JOICE VIANA NOFRIANI NONGKA
91811402111002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aset yang tidak ternilai bagi individu dan

masyarakat. Pendidikan adalah proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan

cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis. Pendidikan

menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya

mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun

masyarakat pada umumnya ( Yusuf, 2014).

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dalam kehidupan

anak. Pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama dalam

perkembangan pribadi anak. Dalam keluarga mempunyai peranan tanggung jawab

atas perawatan, perlindungan keamanan anak mulai dari lahir (bayi) sampai

dewasa. Pengenalan kepada kebudayaan, pendidikan, nilai, dan norma-norma

kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu

lingkungan keluarga sangatlah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak terutama perkembangan sosial emosinya (Umi, 2020).

Pendidikan juga memiliki tujuan yang dilakukan dengan cara

meningkatkan hasil belajar sebagai suatu pencapaian dari proses pembelajaran

akan menunjukkan atau menggambarkan seberapa berhasil proses belajar yang

terjadi, juga menggambarkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang dinyatakan angka-angka atau nilai ( Jamil, 2020).


2

Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran

di sekolah, untuk itu seorang guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa

metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Untuk menghasilkan

hasil belajar siswa yang tinggi, guru dituntut untuk mendidik dan mengajar siswa

dengan menggunakan metode pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses

pembelajaran di kelas ( Nasution, 2017).

Pentingnya mengetahui hasil belajar karena hasil belajar merupakan

pencapaian setiap individu setelah mengalami suatu proses belajar. Hasil belajar

diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa

dalam menyerap atau memahami suatu materi yang telah diajarkan. Namun pada

kenyataannya siswa SMA Negeri 1 Poso masih ada sebagian siswa yang tidak

menyukai mata pelajaran Biologi ini dan menganggap pelajaran ini banyak

hafalannya. Hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Poso sudah bisa dikatakan baik

karena telah memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan yaitu 75, tetapi masih

ada sebagian siswa yang harus terus di perhatikan dan diberi perhatian lebih oleh

guru seperti menyuruh siswa untuk lebih giat belajar dirumah dan tugas yang

diberikan untuk selalu dikerjakan agar mampu mempertahankan nilai dari proses

pembelajaran yang telah di terima.

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Rifa’i dan

Anni faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar

yaitu kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis, seperti

kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sama kompleksnya pada kondisi

internal adalah kondisi eksternal yang ada di lingkungan siswa seperti variasi dan
3

tingkat kesulitan materi belajar (Stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat

belajar, iklim suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan

mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar (Permana, 2015).

Faktor eksternal yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar salah

satunya adalah peran orang tua. Menurut Hadi, orang tua memiliki kewajiban

untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat mengembangkan

potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Selain itu, orang tua harus

memahami setiap tahap perkembangan anak serta kebutuhan pengembangan

kecerdasan anak dari setiap tahap. Pada saat anak masih kecil, orang tua

mengajarkan banyak hal sebagai dasar pembentukan perilaku (Rumbewas, 2018).

Pada dasarnya semua orang tua menghendaki anak-anak mereka tumbuh

menjadi anak yang baik, cerdas, patuh, dan terampil. Selain itu banyak lagi

harapan lainnya tentang anak, yang kesemuanya berbentuk sesuatu yang positif.

Pada sisi lain, setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara baik

dan berhasil serta anak yang cerdas memiliki kepribadian yang utuh. Maka disini

akan terlihat bagaiman peran orang tua saat belajar di rumah. Mengingat

pentingnya peranan orang tua dalam mendidik anak, orang tua memiliki andil

yang sangat besar dalam kemampuan anak dalam lingkup pendidikan (Yudha,

2020).

Peran orang tua merupakan peran yang memiliki andil dalam mendukung

keberhasilan anaknya terutama dalam hal meningkatkan motivasi belajar anak.

Orang tua berperan untuk mengupayakan perkembangan potensi anak, baik

potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Motivasi yang diberikan orang tua
4

tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga bentuk lain sehingga mampu

membangkitkan semangat dan motivasi belajar anak (Ningrum, 2019).

Pentingnya orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang sepele

karena pendidikan merupakan modal utama yang wajib dimiliki setiap individu

yang hidup, supaya bisa bertahan menghadapi perkembangan zaman. Keterlibatan

orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti memberikan banyak dampak

positif bagi anak. Peran aktif orang tua tentu saja perlu didukung oleh komunikasi

yang baik antara orang tua dan juga pihak sekolah. Jadi tidak hanya peran guru

dan lingkungan yang penting tetapi peran orang tua juga memegang peranan yang

sangat penting dalam hasil belajar anak (Pratiwi, 2018).

Orang tua yang tidak peduli dengan pendidikan anak cenderung

mengalami kesulitan saat belajar, anak akan merasa kurang perhatian dan

menambah rasa malas atau tidak semangat dalam melakukan sesuatu termasuk

belajar. misalnya orang tua tidak sempat menanyakan tugas anak yang di berikan

oleh gurunya di sekolah sehingga akan mengakibatkan siswa tidak terlalu peduli

dengan tugas dan menjadikan anak tersebut kesulitan dalam mengikuti pelajaran

berikutnya atau dengan kata lain ketinggalan dalam pelajarannya di sekolah. Dan

karena kesibukan orang tua juga kurang memperhatikan keadaan segi fisik anak

contohnya yaitu anak tersebut sedang sakit sehingga sulit mengikuti

pembelajaran. Orang tua seharusnya memperhatikan anak dalam belajar baik dari

segi fisik, segi fasilitas, maupun kesenggangan waktu orang tua untuk menemani

anak belajar. Supaya dalam hal itu anak bisa bersemangat dalam mengerjakan

tugas-tugas nya dan menjadikan hasil belajar anak meningkat. Dengan demikian
5

bahwa pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan anak-anaknya bagi

perkembangan dan hasil belajar anak di sekolah, karena orangtua lah yang

memperhatikan pendidikan anak ketika di rumah. Cara orang tua yang digunakan

terkait dengan perannya terhadap anak harus benar-benar dijalankan sesuai

dengan tugas-tugas yang semestinya dilakukan oleh orang tua, karena cara yang

dilakukan orang tua akan menjadi pegangan bagi anak tersebut (Rumbewas,

2018).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kenyataan di lapangan

bahwasannya masih ada orang tua yang kurang perhatian kepada anaknya dan

jarang berkomunikasi kepada anaknya. Seperti menanyakan materi yang dipelajari

di sekolah, nilai yang didapat di sekolah, mendampingi anak belajar dan lain

sebagainya.

Selain faktor eksternal, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor yang ada

di dalam diri individu (faktor internal). Faktor internal yang diduga dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya yaitu motivasi belajar. Motivasi

merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar diri

siswa. Motivasi adalah sebuah motor penggerak dari diri anak itu sendiri.

Rendahnya motivasi belajar siswa merupakan salah satu wujud dari hambatan

ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Motivasi belajar siswa yang rendah akan

berakibat pada proses pembelajaran siswa, selain itu dapat juga berpengaruh

terhadap perilaku siswa, contohnya yaitu siswa mendapatkan nilai dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), siswa tidak naik kelas, kurang semangat

dalam belajar, serta melanggar tata tertib dan peraturan sekolah. Untuk mencapai
6

hasil belajar yang baik, siswa tidak bisa dibiarkan sendiri karena siswa sangat

membutuhkan motivasi yang kuat. Motivasi dapat diperoleh siswa dari berbagai

arah antara lain dari orang tua, masyarakat, guru dan media, baik itu media cetak

maupun media elektronik. Jika tidak ada motivasi dari siswa untuk belajar, maka

selamanya siswa tidak akan tertarik dengan pelajaran biologi dan tidak

memperoleh kepuasan dari belajar biologi dan belajar menjadi tidak bermakna

(Warti, 2016).

Penelitian sebelumnya yang sejalan dengan penulisan proposal yaitu,

penelitian yang dilakukan oleh Tanib (2016) dengan judul skripsi “Pengaruh

peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Limboto

Kabupaten Gorontalo” menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dari peran

orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Limboto

Kabupaten Gorontalo. Hal ini juga didukung oleh Ningrum (2016) dengan judul

skripsi “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di

Kelurahan Margorejo 25 Polos Kecamatan Metro Selatan” menunjukan bahwa

peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak cukup baik. Penelitian

lain yang dilakukan oleh Wahida (2021) dengan judul skripsi “Pengaruh Peran

Orang Tua Dan Motivasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri

Purworejo 1 Padangan Bojonegoro Pada Mata Pelajaran Ipa Masa Pandemi

Covid-19 Tahun Ajaran 2020/2022” juga menunjukan ada pengaruh peran orang

tua dan motivasi siswa secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

Tahun 2020 terdapat pandemi yang dinamakan dengan virus Corona

(Covid-19). Virus ini sangat merugikan seluruh dunia termasuk pendidikan di


7

negara kita yaitu Indonesia. Di Indonesia hampir semua sekolah pembelajaran

dilaksanakan secara daring. Guru di tuntut untuk bagaimana menerapkan model,

metode, pendekatan dan strategi pembelajaran dengan mengoptimalkan belajar

online tersebut. Sedangkan siswa dituntut mampu bagaimana agar bisa

beradaptasi dengan pembelajaran dengan sistem daring yang benar-benar hal baru

bagi mereka. Dalam proses pembelajaran daring, siswa dituntut untuk memiliki

tanggung jawab secara personal dalam belajar di rumah, dapat mengontrol sikap

diri sendiri dalam belajar, menyelesaikan tugas-tugas melalui daring dan

mengoptimalkan fasilitas gadget yang dimiliki sebagai media belajar. orang tua

sangat diperlukan dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya yang

masih belum paham terkait pandemi yang sedang mewabah di berbagai Negara

untuk tetap melakukan kegiatan di rumah, berdiam diri dirumah agar tidak tertular

dan menularkan wabah pandemi ini (Theresia, 2020).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa

pandemi covid-19”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada pengaruh peran orang tua terhadap hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid- 19 tahun

ajaran 2021/2022?
8

2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid-19 tahun

ajaran 2021/2022?

3. Apakah ada pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa

pandemi covid-19 tahun ajaran 2021/2022?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian

ini yaitu untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh pera n orang tua terhadap hasil belajar siswa

SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid-19

tahun ajaran 2021/2022.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid-19

tahun ajaran 2021/2022.

3. Untuk mengetahui pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar terhadap

hasi belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa

pandemi covid-19 tahun ajaran 2021/2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi siswa untuk

meningkatkan hasil belajarnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang


9

dapat mempengaruhi hasil belajarnya baik faktor yang berasal dari dalam diri

maupun dari luar diri siswa.

2. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan

dalam mengontrol anak dalam belajar dirumah. Karena peran orang tua dalam

pembelajaran anak sangat penting.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi sekolah tentang

pengaruh peran orang tua terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1

Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid-19.

4. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan agar guru dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran dan kreatif dalam membuat suatu metode pembelajaran yang

dilakukan siswa ketika belajar dirumah.

E. Ruang Lingkup/ Batasan Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu tentang pengaruh peran orang tua

dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada

mata pelajaran Biologi di masa pandemi covid-19.

F. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional sebagai berikut:

1. Peran orang tua adalah sebagai guru pertama dalam hal membimbing,

memotivasi, dan memberikan fasilitas yang diperlukan anak dalam

pembelajaran di masa pandemi covid-19.


10

2. Motivasi belajar adalah dorangan dalam diri yang menggerakan seseorang

untuk melaksanakan kegiatan belajar.

3. Hasil belajar adalah keseluruhan pencapaian yang dicapai siswa selama

proses pembelajaran.

4. Pandemi Covid-19 adalah penyakit menular yang berarti dapat menyebar,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dari satu orang ke orang

lain. Kondisi ini menyerang system pernapasan, seperti hidung, tenggorokan

dan paru-paru.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual (teori)

1. Peran Orang Tua

a. Pengertian Peran Orang Tua

Peran merupakan pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas

semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Orang tua memiliki tanggung

jawab utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anakanaknya. Baik

atau buruknya suatu didikan yang diberikan orang tua dapat berpengaruh pada

perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri (Laili, 2020).

Peran orang tua dalam pendidikan anak yaitu selalu mendukung anaknya

dengan dukungan berupa motivasi, perhatian, dorongan untuk belajar. Jika orang

tua terlalu sibuk dan kurang memperhatikan anak-anaknya dalam belajar,

misalnya orang tua tidak sempat menanyakan tugas yang di berikan oleh guru

sehingga siswa tidak terlalu peduli dengan tugas dan menyebabkan anak tersebut

sulit mengikuti pelajaran berikutnya atau dengan kata lain ketinggalan dalam

pelajaran. Dan karena kesibukan orang tua kurang memperhatikan keadaan fisik

anak contohnya anak tersebut sakit sehingga sulit mengikuti pembelajaran.

Dengan demikian bahwa pentingnya peranan orang tua terhadap anak (Kasiono,

2017).

b. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Hasil Belajar Anak

Peran orang tua yaitu sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator.

Orang tua memiliki peran yang penting terhadap hasil belajar anak. Dengan
12

adanya peran orang tua dapat menjadikan kegiatan belajar anak berjalan dengan

baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Peran orang tua dalam

meningkatkan hasil belajar anak yaitu: (Ekonomi, 2020).

1) Memberikan Dorongan (Motivasi Belajar Anak)

Motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar supaya hasil belajar

yang didapat akan baik. Motivasi dapat menjadi penggerak untuk meningkatkan

usaha dan pencapaian hasil belajar anak. Adanya motivasi yang tinggi maka usaha

yang dilakukan akan optimal dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Siswa

akan berhasil dalam belajar apabila memilki keinginan atau motivasi yang kuat

untuk belajar. Contoh perlakuan orang tua dalam memotivasi anak yaitu; memberi

perhatian, penghargaan, dan nasihat.

2) Membimbing Belajar Anak

Dalam proses kegiatan belajar setiap anak tentu orang tua harus

memahami karakteristik anaknya sehingga orang tua mampu mengetahui jelas

cara belajar anak dan kemampuannya. Keberhasilan anak dapat dicapai apabila

orang tua menunjukan keyakinan bahwa anaknya mampu untuk belajar sehingga

dalam proses bimbingan orang tua harus menciptakan suasana dimana anak

merasa dihargai dan disayangi oleh orang tuanya. Orang tua bisa membantu

kesulitan belajar anak dan mendampingi belajar.

3) Memberikan Teladan yang Baik

Keluarga adalah tempat yang utama dan pertama untuk mendapatkan

pendidikan. Sifat yang utama pada anak pada tahap perkembangan adalah

mengamati kebiasaan orang lain dan meniru apa yang dilakukan oleh orang lain,
13

oleh sebab itu orang tua mampu memberikan contoh yang positif untuk anaknya

sehingga apa yang diamati dan ditiru oleh anak adalah hal yang positif, dengan

memberi teladan atau contoh tanggung jawab terhadap belajar anak.

4) Sebagai Fasilitator

Dalam belajar mengajar orang tua menyediakan berbagai fasilitas seperti

media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai jalan untuk mendapatkan

fasilitas tertentu dalam menunjang program belajar anak. Orang tua sebagai

fasilitator turut mempengaruhi tingkat prestasi yang dicapai anak. Bentuk

dukungan lain yang tidak kalah pentingnya berkenaan dengan peranan orang tua

dalam belajar anak adalah dengan menyiapkan berbagai fasilitas pembelajaran.

Fasilitas ini dimulai dengan biaya pendidikan karena tidak ada pendidikan gratis

seratus persen. Fasilitas pendidikan selanjutnya adalah berkenaan dengan

penyediaan buku-buku ajar yang dibutuhkan peserta didik, demikian juga dengan

fasilitas lainnya, seperti alat-alat tulis, tempat belajar, dan lain-lain.

c. Peran Orang Tua Siswa dalam Proses Pembelajaran Selama Wabah

Covid – 19

Sejak munculnya virus Corona di Indonesia pada awal Maret 2020,

menyebabkan pemerintah segera melakukan tindakan tegas untuk mencegah

penyebaran yang lebih luas. Karena pada kasus ini, penyakit yang disebabkan oleh

virus Corona dapat menyebar sangat cepat dan telah banyak meregang nyawa di

setiap negara, sehingga pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah

penyebaran yang sangat luas, di mana salah satunya adalah dengan menerapkan

pembelajaran jarak jauh, baik dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi.
14

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat diidentifikasi dalam beberapa pola

yang berbeda seperti bekerja sama (misalnya, membantu dengan pekerjaan

rumah), kegiatan berbasis sekolah (misalnya, menghadiri acara sekolah), atau

komukasi orang tua-guru (misalnya, berbicara dengan guru soal pekerjaan

rumah), serta pemantuan perilaku anak-anak diluar sekolah (Yulianingsih, 2020).

Dalam proses pembelajaran jarak jauh ini, dibutuhkan peran orang tua

sebagai pengganti guru. Terdapat empat peran orang tua selama pembelajaran di

masa pandemi covid-19 adalah sebagai berikut.

1) Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua

dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.

2) Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan prasarana

bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

3) Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat

serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga

anak memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik.

4) Orang tua sebagai pengarah atau direktor.

Ketelibatan orang tua dalam dalam pendidikan diartikan sebagai upaya

yang dilakukan oleh orang tua untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak baik

itu dengan datang kesekolah maupun dengan diskusi dengan pihak sekolah

tentang perkembangan anak.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar


15

Motivasi merupakan kekuatan atau dorongan yang menjadi penggerak bagi

individu atau kelompok untuk melakukan sesuatu tindakan yang mengarah pada

tujuan tertentu. Motivasi merupakan faktor yang penting bagi individu atau

kelompok untuk dapat melakukan suatu tindakan yang mengarah pada

ketercapaian suatu tujuan yang ditentukan. Dengan demikian motivasi menjadi

faktor penting bagi siswa dalam usaha mencapai tujuan belajar dan tujuan

pendidikannya, dimana motivasi tersebut akan menjadi pendorong bagi siswa

untuk terus berusaha dan bersemangat meraih prestasi dan cita-cita yang mereka

tentukan, maka untuk dapat meraih tujuan tersebut diperlukan motivasi yang

tinggi baik dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang (Kognisi, 2021).

Seorang siswa memiliki tugas yaitu belajar. Belajar merupakan perubahan

tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu (Oktaviana, 2015).

Sehingga motivasi belajar yaitu kekuatan pendorong baik dari dalam diri

maupun luar diri siswa untuk belajar dalam mengadakan perubahan tingkah laku

agar mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan didukung beberapa indikator

seperti: hasrat dan keinginan, kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa

depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang menarik, serta lingkungan

belajar yang kondusif. Berdasarkan hal tersebut, motivasi belajar sangatlah

penting dipahami di dalam dunia pendidikan. Motivasi belajar sangat penting

untuk dimiliki oleh siswa, sedangkan bagi guru, motivasi belajar sangat penting

untuk diketahui dan ditanamkan pada diri peserta didik (Annauval, 2021).
16

b. Fungsi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar diperlukan adanya motivasi. Motivasi akan

senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Ada tiga fungsi

motivasi yang dikemukakan oleh Sardiman adalah mendorong manusia untuk

berbuat, dalan hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan

yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan kearah tujuan yang hendak

dicapai, menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Oktaviana,

2015).

c. Aspek dalam Motivasi Belajar

Motivasi belajar siswa dapat diukur menggunakan instrumen yang

dikembangkan berdasarkan aspek-aspek dari motivasi belajar. Keller

mengembangkan aspek-aspek yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

motivasi belajar siswa yang dinamakan ARCS (Attention Relevance Confidence

Satisfaction). ARCS yang dikembangkan oleh Keller didasarkan pada sintesis dari

konsep motivasi dan karakteristik motivasi yang dikelompokkan menjadi empat

aspek yaitu: (Sari, 2018).

1) Attention (perhatian), yaitu sikap yang ditunjukkan oleh siswa dengan

memberi atensi atau pemfokusan diri terhadap pembelajaran biologi,

perhatian siswa timbul karena rasa ingin tahu.

2) Relevance (relevansi), adalah pandangan siswa tentang keterkaitan antara

manfaat dan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Motivasi belajar siswa


17

akan terjaga apabila siswa dapat menemukan hubungan antara apa yang

dipelajari dengan manfaatnya dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun

sesuai dengan nilai yang diyakini.

3) Confidence (percaya diri), adalah keyakinan diri siswa dalam belajar dan

menyelesaikan masalah. siswa yang memiliki rasa bahwa dirinya

berkompeten atau mampu dalam belajar biologi, maka keinginan untuk

belajar biologi semakin baik.

4) Satisfaction (kepuasan), yaitu rasa puas dari dalam diri siswa dalam

memecahkan permasalahan biologi yang sedang dipelajari.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman. Apabila seorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan

kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran (Handayani, 2020).

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar merupakan perubahan

perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri

siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap

dan keterampilan (Handayani, 2020)


18

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan tolak ukur atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa

sudah memahami pelajaran dan terjadi perubahan tingkah laku (Yudha, 2020).

Hasil belajar ada lima yaitu:

1) Informasi verbal; yaitu hasil belajar yang berupa kemampuan untuk

menyediakan respon yang bersifat spesifik terhadap stimulus yang spesifik

pula. Atau kemampuan mengingat atau menghafal informasi. Contoh

kemampuan menyebutkan, mengidentifikasi, dan menjelaskan.

2) Keterampilan motorik; yaitu kemampuan yang beruoa tindakan bersifat fisik

dan penggunaan otot untuk melakukan suatu tindakan, kemampuan eksekusi

atau pelaksanaan suatu tindakan untuk mencapai hasil tertentu.

3) Sikap atau attitude; yaitu kondisi internal yang dapat mempengaruhi pilihan

individu dalam melakukan suatu tindakan. Sikap menunjukkan adanya suatu

kecenderungan yang dimiliki oleh seseorang bertindak salam menghadapi

situasi atau kondisi.

4) Keterampilan intelektual; yaitu kemampuan dalam melakukan analisis dan

modifikasi simbol-simbol kognitif atau informasi. Keterampilan intelektual

dilakukan dengan cara mempelajari dan menggunakan konsep dan aturan

untuk mengatasi permasalahan.

5) Strategi kognitif; yaitu kemampuan metakognitif yang diperlihatkan dalam

bentuk kemampuan berfikir tentang proses berfikir (think how to think) dan

belajar bagaimana belajar (learn how to learn).


19

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar masa pandemi Covid-19

Pengaruh belajar siswa di sini ada banyak jenisnya, yang dapat

digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri

dalam belajar. Yang termasuk dalam faktor internal yaitu:

 Faktor jasmaniah, misalnya kesehatan

 Faktor psikologis, misalnya: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

dan kematangan

2) Faktor eksternal

 Faktor keluarga, misalnya: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

latar belakang kebudayaan.

 Faktor sekolah, misalnya: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan guru, metode belajar,

tugas rumah

 Faktor masyarakat, misalnya: kegiatan siswa dalam masyarakat, media

massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Jamil, 2014).

4. Mata Pelajaran Biologi

a. Hakikat Biologi

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha


20

sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman

yang bermakna. Pembelajaran biologi di sekolah menengah diharapkan dapat

menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

serta proses pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-

hari. Penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses

belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan

belajar yang tepat dan serasi bagi siswa (Jacioa, 2007).

Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk

menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan

sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi sebagai ilmu dapat

diidentifikasikan melalui objek, benda alam, persoalan/gejala yang ditunjukkan

oleh alam, serta proses keilmuan dalam menemukan konsep-konsep biologi.

Biologi merupakan bagian dari bidang studi Ilmu Pengetahuan alam (IPA).

Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau kajian saintifik tentang

kehidupan. Biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena

kehidupan makhluk hidup pada tingkat organisasi kehidupan dan tingkat

interaksinya dengan faktor lingkungan. Biologi sebagai bagian dari sains terdiri

dari produk dan proses. Produk biologi terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori,

dan hukum yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup beserta interaksinya

dengan lingkungan (Akruifu, 2018).

b. Karakteristik Pembelajaran Biologi

Biologi memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya.

Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termaksud biologi yaitu: objek


21

kajian berupa benda konkrit dan dapat ditangkap indera. Dikembangkan

berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata) memiliki langkah-langkah

yang sistematis yang bersifat baku menggunakan cara berpikir logis, yang bersifat

deduktif artinya berpikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus

menjadi ketentuan yang berlaku umum. Hasilnya bersifat obyektif atau apa

adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif)(Akruifu, 2018).

Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik

dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural

science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam

sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep prinsip

teori (produk sains). Cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan didalamnya

terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang

mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi

mempelajari struktur fisiologis dan genetika manusia sedangkan sosiologi

mempelajari aspek hubungan sosial antar manusia, dan psikologi aspek perilaku

dan kejiwaan manusia (Akruifu, 2018).

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Hipotesis dirumuskan karena untuk dijadikan sebagai

pedoman yang berupa dugaan sementara terhadap suatu penelitian maupun

pemecahan masalah. Karena hipotesis ini merupakan suatu dugaan sementara


22

maka perlu dibuktikan dengan hasil penelitian untuk membuktikan kebenarannya

(Siti, 2010).

Hipotesis akan diterima apabila faktanya benar dan jika faktanya salah

maka hipotesis akan ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang

merupakan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah peran orang tua ( X 1 ) dan motivasi belajar siswa ( X 2 ),

sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar (Y). Berdasarkan rumusan

masalah di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berbunyi:

Ho1 : Tidak ada pengaruh peran orang tua terhadap hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid- 19.

Ha 1 : Ada pengaruh peran orang tua terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1

Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid- 19.

Ho 2 : Tidak ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa

SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid-

19.

Ha 2 : Ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa pandemi covid- 19.

Ho3 : Tidak ada pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap

hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di

masa pandemi covid-19.

Ha 3 : Ada pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap hasil

belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi di masa

pandemi covid-19.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Teknik analisis data

kuantitatif yaitu data yang berwujud angka-angka yang bisa diperoleh dari hasil

penjumlahan (menghitung) atau bisa juga dengan hasil pengukuran sehingga

dapat diketahui ada atau tidaknya pengaruh peran orang tua dan motivasi belajar

siswa terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran

biologi di masa pandemi Covid-19 tahun ajaran 2021/2022 (Chotim, 2019).

Rancangan penelitian ini mengambil tiga variabel yaitu dua variabel bebas

(Independen) dan satu variabel terikat (Dependen) yaitu:

1. Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas atau yang sering

didenotasikan dengan X. Variabel Independennya adalah Peran orang tua (X1)

dan Motivasi siswa (X2). Teknik pengumpulan data variabel X1 dan X2

menggunakan angket dan yang mengisi angket tersebut adalah siswa SMA

Negeri 1 Poso yang berjumlah 207 siswa.

2. Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen/bebas. Variabel dependen disebut

juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia disebut

sebagai variabel terikat atau yang sering didenotasikan dengan Y. Variabel


24

Dependennya Hasil belajar siswa (Y). Teknik pengumpulan data menggunakan

nilai hasil ujian semester ganjil (Chotim, 2019).

Pada penelitian ini menggunakan konstelasi penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = Peran Orang Tua

X2 = Motivasi Belajar

Y❑ = Hasil Belajar

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Poso, Kecamatan Poso Kota

Utara, Kabupaten Poso. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Poso tahun

ajaran 2021/2022 yang berjumlah 207 siswa.

b. Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling untuk pengambilan

sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 207 siswa.


25

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner (Angket)

Kuisioner sebagai alat pengumpul data dengan menggunakan skala

pengukuran yaitu skala Likert. Dengan penggunaan skala pengukuran, maka

nilai variabel yang diukur dengan instrumen dapat dinyatakan dalam bentuk

angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif (Iin, 2010).

Tabel 1. Kisi-kisi Kuisioner


Variabel Indikator No. Butir Jumlah
Peran Orang Memberikan bimbingan 1, 2, 3, 4 4
Tua (X1)
Pengawasan terhadap belajar 5, 6, 7, 8 4
Pemberian penghargaan dan 9, 10, 11, 12 4
hukuman
Pemenuhan kebutuhan belajar 13, 14, 15 3
Penciptaan suasana belajar 16, 17, 18, 19, 20 5
yang nyaman dan tentram
Memperhatikan kesehatan anak 21, 22, 23, 24, 25 5
25
Motivasi Kehadiran disekolah 1, 2 2
Belajar Siswa
(X2)
Mengikuti PBM di kelas 3, 4, 5, 6 4
Belajar di luar jam sekolah 7, 8, 9 3
Sikap terhadap kesulitan 10, 11, 12, 13 4
Usaha mengatasi kesulitan 14, 15 2
Kebiasaan dalam mengikuti 16, 17, 18 3
pelajaran
Semangat dalam mengikuti 19, 20, 21 3
PBM
26

Keinginan untuk berprestasi 22, 23 3

Kualitas hasil 24 1
Menggunakan kesempatan 25 1
diluar jam pelajaran saat di
sekolah
25
Hasil Belajar 1. Nilai Ujian Semester Ganjil
(Y)

Berikut ini merupakan pemberian skor pada skala Likert yang telah

dimodifikasi menjadi 4 option/pilihan (Iin, 2010).

Tabel 2. Skor Kuesioner Skala Likert dengan 4 Option


Kategori Keterangan Skor Skor
Jawaban (Pernyataan (Pernyataan
Positif) Negatif)
SS Sangat Sering 4 1
S Sering 3 2
K Kadang-kadang 2 3
TP Tidak Pernah 1 4
Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui respon orang tua siswa

sesuai dengan kuisioner yang di adopsi dari penelitian Nurhidayah (2021).

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengambil data-data hasil belajar siswa

semester ganjil SMA Negeri 1 Poso pada mata pelajaran biologi.

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kevalidan

kesahilan suatu instrumen (Janna, 2020).


27

N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
r xy=
√{¿ ¿ ¿

Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
∑ XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑X = Skor item tes
∑Y = Skor responden
Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikan

0,05. Jika r hitung > r tabel 0,05 maka butir soal tersebut valid. Selain uji statistic, uji

validasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21.0

for windows (Sugiyono, 2015).

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrument

dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian, untuk mendapatkan

informasi reliabilitasnnya, nilai koefesien alpha cronbach (r 11) dibandingkan

denganr tabel . Apabila nilai alpha cronbach > 0,6 maka instrument penelitian

dinyatakan reliabel. Berikut adalah rumus koefesien alpha Cronbach.

r 11 = [ ][
n
n−1
∑ s2 i
1− 2 ❑
s❑ t ]
Keterangan:
r 11 = koefisien reliabilitas

n = banyaknya butir item

∑ s2❑ i = total jumlah varian


28

2
s❑ t = varian skor total

F. Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data dari

variabel penelitian. Uji Normalitas yang digunakan adalah Kolmogorof

Smirnov. Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut:

a. Perumusan Masalah

H 0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Menentukan rata-rata

c. Menentukan standar deviasi

d. Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi.

1. Rumus banyak kelas

K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek.

2. Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil

R
3. Panjang kelas (P) =
K

e. Cari X 2 hitung dengan menggunakan rumus :

2
2 (0 i−Ei)❑
X =∑ (Sugiyono,2015).
Ei

Keterangan:
29

2
X = harga kai kuadrat (Chi square)

0 i = frekuensi observasi

Ei = frekuensi ekspetasi

f. Cari X 2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (k) – 3 dan taraf

kepercayaan 95% dan taraf signifikan (a) = 5%

g. Kriteria pengujian :

Jika X 2 hitung ≤ X 2 tabel, maka H 0 diterima

Jika X 2 hitung ≥ X 2 tabel, maka H 0 ditolak dan H a diterima.

b. Uji Linearitas

Uji linier merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui

apakah antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak.

Pengujian ini dapat digunakan sebagai syarat dalam analisis korelasi atau regresi

linier. Menurut Sudjana (2003), uji linearitas dimaksudkan untuk menguji linier

tidaknya data yang dianalisis. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

RK reg
F hitung=
RK res

Ket:

F hitung= koefisien regresi

RK reg = rerata kuadrat garis regresi

RK res = rerata kuadrat residu

Kesimpulan:

a. Jika F hitung > F tabel ,maka H 0 ditolak berarti persamaannya tidak linier.

b. Jika F hitung < F tabel ,maka H 0 diterima berarti persamaannya linier.


30

c. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program perhitungan SPSS Versi

21.

c. Uji hipotesis

a) Regresi Linear

Regresi linear sederhana merupakan suatu model persamaan yang

menggambarkan hubungan satu variabel bebas/predictor (X) dengan satu variabel

terikat (Y), yang biasanya digambarkan dengan garis lurus, pada penelitian ini

persamaan yang dimaksud adalah:

X1 Y X2 Y

Ket: X 1 = Peran Orang Tua

X 2 = Motivasi

Y = Hasil Belajar

Adapun rumus persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = garis regresi/variabel responden

a = kostanta

b = konstanta regresi

X = variabel bebas

b) Regresi Linear Berganda


31

Uji regresi linier berganda yaitu hubungan satu variabel terikat dengan

dua variabel bebas, maka persamaan regresinya adalah:

Y =a+b1 X 1 +b 2 X 2

Keterangan:

Y = Variabel terikat (dependent)


a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = Variabel bebas (independent)
Jika sig > 0,05 atau F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H a diterima.
Jika sig < 0,05 atau F hitung < F tabel maka H a ditolak dan H 0 diterima.

Anda mungkin juga menyukai