Anda di halaman 1dari 13

1

PENGARUH SELF REGUALTION LEARNING TERHADAP KEBIASAAN


BELAJAR SISWA SMP NEGERI 18 MAKASSAR

Nurhadiawati
Guru Bimbingan dan Konseling, SMAN 18 Makassar
email: nurhadiawati77@gmail.com

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bentuk gangguan
konsentrasi belajar yang dialami oleh anak perilaklu hiperaktif atau ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder)., (2) Untuk mengetahui faktor determinan pelaksanaan
dan hasil konseling integratif yang dilakukan oleh guru dalam menangani gangguan
konsentrasi belajar pada anak perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)., (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru BK dalam
menangani gangguan konsentrasi belajar pada anak perilaku hiperaktif (ADHD).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. subjek
dalam penelitian ini adalah satu anak yang mengalami gangguan konsentrasi belajar
pada anak perilaku hiperaktif (ADHD) di SMPN 18 Kota Makassar. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hash penelitian ini mengemukakan bahwa (1) Bentuk perilaku siswa
hiperaktif (ADHD) terbagi menjadi dua, yaitu perilaku positif dan perilaku negatif.
Bentuk perilaku yang ditunjukkan pada kasus AL lebih banyak cenderung
menunjukkan perilaku agresif, (2) Dampak sosial perilaku siswa hiperaktif (ADHD)
sebagai reaksi dari lingkungan yaitu, pada kasus reaksi yang muncul pada lingkungan
sekolah adalah mendapatkan perhatian, dukungan, dan bantuan. Sedangkan reaksi
yang muncul di rumah hubungan kasus dengan saudara-saudaranya kurang harmonis,
(3) Bentuk Pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua kasus AL sama-sama
memberikan pengasuhan yang cenderung permisif yang justru menguatkan perilaku
negatif serta mengakibatkan perbedaan perilaku anak saat di sekolah dan di rumah,

Kata K unci: Self legulation learning, kebiasaan belajar.

Abstract: The purpose of this research is (1) To know the form of disorder of learning
concentration experienced by children behavior of hyperactive or ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder), (2) To know the determinant factor of
implementation and result of integrative counseling done by teacher In dealing with
learning disorder concentration in children with hyperactive behavior or ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)., (3) To know the efforts of BK teacher in
handling learning disorder concentration in children hyperactive behavior (ADHD).
The approach used in this study is a qualitative approach. Subjects in this study were
one child who experienced learning disorder concentration in children hyperactive
behavior (ADHD). Data collection techniques used are methods of observation,
interview and documentation. The results of this study suggests that (1) Form of
hyperactive student behavior (ADHD) is divided into two, namely positive behavior
and negative behavior. The behavioral form shown in the AL case is more likely to
exhibit aggressive behavior, (2) The social impact of hyperactive student behavior
(ADHD) as a reaction from the environment that is, in the case of reactions that
appear in the school environment is getting attention, support, and assistance. While
the reaction that appears in the home case relationship with his relatives is less
harmonious, (3) The pattern of parenting is done by the parents of the case of AL
equally provide permissive nurture that actually reinforces the negative behavior and
lead to differences in child behavior at school and at home.

Keywords: Hyperactivity, Integrative counseling.

PENDAHULIJAN dalam hal watak dan mental.


Tujuan pendidikan nasional
Kebutuhan akan pendidikan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan berfungsi untuk mengembangkan
seseorang, hal ini disebabkan karena kemampuan serta meningkatkan mute
tingkat pendidikan dapat menunjukkan kehidupan dan martabat manusia Indonesia
kualitas sumber daya yang dimiliki oleh dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
bangsa yang bersangkutan. Dewasa ini, nasional bertujuan mencerdaskan
pendidikan telah mengalami perkembangan kehidupan bangsa dan mengembangkan
yang semakin pesat, hal ini mengakibatkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
adanya persaingan yang sangat ketat di manusia beriman dan bertaqwa terhadap
dunia pendidikan, karena itu untuk Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
menghadapinya diperlukan kualitas luhur, memiliki pengetahuan dan
pendidikan yang bermutu dan semakin keterampilan, kesehatan jasmani dan
meningkat. rohani, kepribadian yang mantap dan
Pada hakekatnya tujuan mandiri serta rasa tanggung jawab
pembangunan dalam bidang pendidikan kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk
adalah untuk meningkatkan kualitas hidup mencapai tujuan pendidikan tersebut, tidak
manusia secara utuh dan menyeluruh. Di akan terlepas dan usaha dalam
samping itu, pendidikan bertujuan mewujudkan suasana dan proses
mewujudkan manusia Indonesia yang pembelajaran yang kondusif sehingga
beriman dan bertaqwa, berkualitas dan memberikan motivasi lebih, dalam
mandiri sehingga mampu membangun meningkatkan hasil belajar peserta didik,
dirinya dan bertanggung jawab pada mencakup aspek kognitif, afektif, maupun
pembangunan bangsa. psikomotorik.
Menurut Undang-Undang No. 20 Kondisi proses pembelajaran saat ini
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan mengalami disparitas antara pencapaian
Nasional, bahwa: academic standar dan performance
standard karena faktanya banyak peserta
"Pendidikan nasional berfimgsi didik yang mampu menyajikan hafalan
mengembangkan kemampuan dan yang baik tehadap suatu materi ajar atau
membentuk watak serta peradaban memberikan jawaban ketika di evaluasi
bangsa yang bermartabat dalam secara kelompok namun faktanya ketika
rangka mencerdaskan kehidupan diberikan achievement test terhadap materi
bangsa". yang diterimanya banyak peserta didik
yang tidak mencapai kriteria ketuntasan
Ini berarti pendidikan bertujuan
minimal (KKM) yang ditentukan
bukan hanya untuk mencerdaskan peserta
Kelemahan tersebut, salah satunya
didik dari segi pengetahuan, tetapi juga
dikarenakan faktor proses pengajaran dan

2
3
penggunaan metode belajar yang
merupakan ujung tombak sebagai
pelaksanaan teknis dalam kegiatan belajar
mengajar.
4

Sekolah Menengah Pertama anak.


merupakan salah satu bentuk Pendidikan Hasil penelitian Caspi, Ben dan Ader
Anak Usia Remaja pada jalur pendidikan (Prasetya, 2003: 98) bahwa anak- anak yang
formal yang menyelenggarakan program memiliki masalah dan perangai buruk pada
pendidikan bagi anak usia 11 tahun dan masa kanak-kanak berpeluang terbawa
bertujuan membantu anak didik sampai pada masa dewasa. Olehnya itu anak
mengembangkan berbagai potensi seperti yang menunjukkan perilaku hiperaktif hams
fisik, moral, nilai-nilai bahasa, motorik, dan mendapat perhatian dan penanganan yang
seni untuk siap memasuki pendidikan tepat dan berkesinambungan agar memiliki
menengah. kesempatan berkembang menjadi manusia
Salah satu masalah dalam
perkembangan anak yang harus diketahui yang sukses dimasa depan.
guru SMP adalah masalah perkembangan Perilaku buruk pada masa kanak-
anak yang bersifat non normatif atau perilaku kanak apabila tidak diatasi cenderung
menyimpang. Pendidik dituntut untuk dapat bermasalah pada saat dewasa, sehingga dalam
mengenali setiap ciri masalah dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam
perkembangan anak yang mengalami lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan
kesulitan, sehingga dapat memberikan dan keluarga mereka menghadapi banyak
penanganan yang tepat. Akan sangat masalah. Dan hasil survey awal pada sekolah
berbahaya bila salah dalam mengidentifikasi SMPN 18 Makassar tgl 27 Januari 2017
masalah perkembangan anak, misalnya anak melalui data kelola siswa di TU dan
autis dianggap anak hiperaktif sehingga wawancara dengan beberapa gum mata
penanganan yang diberikan juga tidak akan pelajaran dan guru BK maka, diperoleh dua
tepat pada sasaran. Alih-alih anak akan orang anak yang berperilaku hiperaktif dan
terbebas dari masalahnya dengan berkembang upaya yang dilakukan guru dalam membantu
dengan baik justru masalah yang dialaminya kedua anak tersebut, dimana kedua anak
akan makin parah. secara umum memiliki karakteristik dan
Perilaku hiperaktif dapat dialami oleh perilaku yang hampir sama dan sangat
anak yang mengalami gangguan pemusatan mengganggu proses pembelajaran di kelas.
perhatian. Hal ini ditandai dengan ciri-ciri Pada praktiknya proses konseling
sering bergerak, menjawab dengan cepat yang dilakukan oleh setiap konselor tidak
sebelum pertanyaan setesai, sulit untuk hanya membutuhkan satu pendekatan saja,
menunggu giliran, menyela permainan yang untuk mendukung tercapainya tujuan
sedang berlangsung, sulit bermain dengan konseling seorang konselor membutuhkan
diam, sulit berkonsentrasi dan sulit mengatur penggabungan antara teori-teori yang ada
aktivitas. Anak yang berperilaku hiperaktif dengan kepercayaannya. Setiap konseli
dapat berisiko tinggi seperti gagal di sekolah, mempunyai karakteristik masing-masing,
mengalami masalah sosial yang serius, sehingga yang dibutuhkan konselor adalah
termasuk kesulitan bergaul sekaligus konflik memahami karakteristik setiap kongseli agar
dengan anggota keluarga, sering dimarahi dan konselor dapat membantu kongseli. Banyak
dihukum oleh para pengasuh, dibenci oleh dijumpai konselor memandang bahwa semua
teman-teman di sekolah, bahkan diberi lebel kongseli itu sama. Melihat fenomena
sebagai "anak nakal". Semua faktor-faktor semacam ini dibutuhkan adanya konseling
tersebut dapat berpengaruh terhadap integratif untuk menangani setiap
timbulnya kekacauan sikap dan perilaku permasalahan konseli dan kebutuhan konseli.
Telah jelas bahwa konseling integratif telah
disadari sebagai pendekatan yang berguna disebut sebagai anak hiperaktif.
oleh banyak konselor praktisi. Satu alasan Perkembangan sekarang ini ada
penting yang mendasari hal ini adalah tak ada beberapa pendapat yang menyebutkan
satupun pendekatan konseling tunggal yang bahwa anak hiperaktif yang biasa disebut
memiliki penjelasan, teknis, atau kekuatan Attentian deficit hiperaktive disorder
konsep yang memadai untuk membantu (ADHD) atau keterbatasan perhatian
semua konseling. sebenarnya tidak benar, gejala perilaku
Pendidikan merupakan upaya sadar hiperaktif atau (ADHD) tidak hanya
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, disebabkan oleh pola asuh keluarga namun
pendidikan disalurkan me lau i sebuah ikut juga faktor gen atau keturunan. Anak
instansi yang dinamakan sekolah. Sekolah dengan orang tua yang menyandang perilaku
tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak yang hiperaktif atau (ADHD) akan mempunyai
sewajarnya dikatakan normal namun anak- delapan kali kemungkinan mempunyai
anak yang dikatakan tidak seberuntung kita resiko mendapat anak perilaku hiperaktif
yang normal secara fisik maupun psikis, atau atau (ADHD).
bahkan mempunyai gangguan seperti Dari uraian tersebut dapat dikatakan
gangguan pemusatan perhatian atau bahwa anak dengan perilaku hiperaktif atau
hiperaktivitas. Mereka sudah mempunyai (ADHD) membutuhkan penanganan yang
tempat tersendiri untuk belajar dalam khusus dan sekolah yang memiliki wadah
menempuh pendidikannya. Bahkan diantara khusus untuk menangani anak perilaku
sekolah ini mereka mempunyai guru khusus hiperaktif atau (ADHD). Penanganan
untuk membimbingnya belajar. tersebut tidak hanya membutuhkan satu
Banyak dijumpai bahwa anak pendekatan atau terapi saja. Namun
perilaku penyandang hiperaktif atau (ADHD) membutuhkan konseling integratif dalam
bukan karena kurang perhatian dari orang tua penanganan anak perilaku hiperaktif atau
atau gurunya. Attention deficit (kekurangan (ADHD) membutuhkan banyak pendekatan
pemusatan perhatian) karena anak-anak ini dalam islam untuk mendukung belajar siswa.
mengalami kesulitan untuk melakukan SMPN 18 Makassar menerima anak
pemusatan perhatian terhadap tugas-tugas perilaku hiperaktif atau (ADHD). SMPN 18
yang diberikan kepada mereka. Sekalipun Makassar ini tidak membeda-bedakan siswa
mempunyai motivasi yang baik, namun sebab SMPN 18 Makassar ini memandang
mereka sangat sulit untuk mengerjakannya, bahwa pendidikan adalah hak setiap
dan kalaupun mengerjakannya maka mereka manusia, baik siswa itu cacat atau tidak.
menghabiskan banyak tenaga bila Tinjauan dari segi pembiayaan pun siswa
dibandingkan dengan anak-anak lainnya. yang secara latar belakang kurang dalam hal
Anak yang selalu mengganggu perekonomian, SMPN 18 Makasar ini tetap
teman, tidak bisa diam, dan seolah- olah menerima.
tidak memperhatikan pelajaran di kelas, serta Di dalam proses belajar mengajar
dinyatakan oleh gurunya tidak dapat anak sering di jumpai anak yang berkelakuan
mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas, seperti; (1) tidak bisa duduk diam di dalam
bukanlah anak nakal dan juga bukan anak kelas, (2) tangan bergerak dengan gelisah; (3)
yang malas atau bodoh, namun anak tersebut kadang berlari-lari dan naik di atas meja dan
mengalami gangguan dalam memanjat guru; (4) mengalami kesulitan
perkembangannya, yaitu gangguan dalam bermain atau dalam kegiatan
hiperkinetik yang secara luas di masyarakat menyenangkan bersama yang memerlukan
ketenangan; (5) impulsivitas, mengalami suatu organisasi (komunitas), suatu
kesulitan dalam menunggu giliran; (6) program, atau suatu situasi sosial.
menjawab sebelum pertanyaan selesai/ sering Purwoko (2008:52) "Penelitian studi kasus
menginterupsi orang lain. berupaya menelaah sebanyak mungkin data
Berdasarkan latar belakang di atas, mengenai subjek yang diteliti. Studi kasus
maka penyusun merasa tertarik untuk dapat diartikan metode untuk mempelajari
mengkaji lebih jauh tentang konseling keadaan dan perkembangan seseorang
integratif dalam menangani gangguan secara lengkap dan mendalam."
konsentrasi belajar pada anak perilaku Penelitian jenis deskriptif ini akan
hiperaktif atau (ADHD) studi kasus di SMPN digunakan untuk mendiskripsikan mengenai
18 Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. konseling integratif dalam menangani
Fokus Penelitian gangguan konsentrasi belajar pada anak
Berdasarkan dari latar belakang yang SMPN 18 Kota Makassar. Adapun studi
telah dikemukakan di atas, maka focus kasus dalam penelitian ini adalah menelaah
penelitian ini yaitu: 1) Bentuk gangguan secara mendalam dan menggali data
konsentrasi belajar yang dialami oleh anak sebanyak mungkin tentang konseling
perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention integratif dalam menangani gangguang
Deficit Hyperactivity Disorder) di SMPN 18 konsentrasi belajar pada anak perilaku
Makasar. 2) Faktor determinan pelaksanaan hiperaktif atau (ADHD).
yang dilakukan oleh guru dalam menangani Subjek Penelitian
gangguan konsentrasi belajar pada anak Amirin, (1986:92) Subjek
perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention Penelitian adalah sumber tempat
Deficit Hyperactivity Disorder) di SMPN 18 memperoleh keterangan penelitian".
Makassar. 3) Upaya yang dilakukan guru BK Sedangkan subjek penelitian menurut
dalam menangani gangguan konsentrasi Sofyan Efendi yaitu orang-orang yang
belajar pada anak perilaku hiperaktif atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
(ADHD) di SMPN 18 Makassar. penelitian. Adapun yang menjadi subjek
dalam penelitian ini adalah satu anak yang
METODE mengalami gangguan konsentrasi belajar
pada anak perilaku hiperaktif atau (ADHD)
Jenis penelitian yang digunakan
di SMPN 18 Kota Makassar yaitu Alfradi
dalam penulisan ini adalah penelitian
dan sate guru pendamping yaitu Pak
kualitatif dengan menggunakan metode
Baharuddin sebagai guru yang memberikan
studi kasus. Pohan (2007: 7) "Penelitian
pelajaran pada anak perilaku hiperaktif atau
kualitatif adalah penelitian yang mama
(ADHD) di kelas. Guru pendamping di
prosedur penelitiannya menghasilkan data
kelas sebagai informan utama sebab beliau
deskriptif berupa kata-kata secara tertulis
yang berpengalaman dan menangani anak
maupun lisan dari perilaku orang-orang
tersebut, selanjutnya untuk melengkapi data
yang diamati. Artinya bahan-bahan atau
penulis melakukan informan kepada kepala
data yang dikumpulkan berupa keterangan-
sekolah, tata usaha, guru mata pelajaran dan
keterangan kulaitatif'. Mulyana (2010: 201)
orang tua siswa.
"Penelitian kualitatif deskriptif ini
menggunakan studi kasus yaitu uraian dan Objek Penelitian
penjelasan komprehensif mengenai berbagai Koentjaraningrat (1997:178) Objek
aspek seorang individu, suatu kelompok, penelitian adalah merupakan
permasalahan- permasalahan yang menjadi

6
titik sentral perhatian dan penelitian. pengecekan atau sebagai pembanding
Teknik Pengumpulan Data terhadap data itu. Adapun triangulasi yang
Arikunto (1993: 211) Teknik digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data adalah prosedur yang triangulasi sumber.
sistematis dan standar untuk memperoleh Menurut Patton triangulasi dengan
data yang diperlukan. Sukmadinata (2007: sumber berisi membandingkan dan
220) Observasi (observation) atau mengecek balik derajat kepercayaan suatu
pengamatan merupakan suatu teknik atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan
cam mengumpulkan data dengan jalan alat yang berbeda dengan metode kualitatif.
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedan berlangsung. Metode ini HASH, DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk memperoleh data terutama
tentang gambaran umum sekolah, yang Deskripsi perilaku siswa ADHD di
meliputi geografis, sarana dan prasarana SMPN 18 Makassar dilakukan dengan
sekolah, proses pengajaran yang memilih siswa berdasarkan informasi hasil
melibatakan guru dan peserta didik, dan wawancara dengan guru BK dan berdasarkan
pelaksanaan jam klasikal guru di kelas. pengamatan awal peneliti. Berdasarkan hal
Basrowi dan Suwandi, (2008: 165). tersebut maka peneliti memfokuskan
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian pada subjek yang berinisial EL
penelitian ini adalah non-partisipan, artinya yang duduk pada bangku kelas VIII.
peneliti tidal( turut ambil bagian dalam Hasil pengamatan peneliti terfokus
kegiatan yang diteliti hanya sebagai pada perilaku siswa gangguan konsentarsi
pengamat yang independen. belajar pada anak berperilalcu hiperaktif
Teknik Analisis Data (ADHD) dengan menitikberatkan pada
Analisis data dalam penelitian gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perilaku
kualitatif dilakukan sejak sebelum siswa ADHD berupa komunikasi kasus dalam
memasuki lapangan, selama dilapangan dan kesehariannya, Interaksi sosial kasus baik di
setelah selesai dilapangan. Namun dalam rumah maupun di sekolah, Gangguan
penelitian kualitatif, analisis data lebih
konsentrasi belajar yang terjadi pada kasus
difokuskan selama proses dilapangan
yang berbeda dari anak-anak lainnya, Pola
bersamaan dengan pengumpulan data.
bermain yang nampak pada kesehariannya,
Dalam proses analisis data, peneliti
perilaku-perilaku yang berbeda dan anak
menggunakan model Miles dan Huberman,
normal lainnya, serta emosi kasus dalam
yaitu ada tiga macam kegiatan:
menghadapi sekitarnya.
a. Reduksi data (Data Reduction) Perilaku siswa ADHD yang
b. Penyajian Data (Display Data) dilakukan oleh kasus EL bisa saja terjadi
c. Penarikan Kesimpulan (Verification) perbedaan dengan siswa lainnya. Hal tersebut
Uji Keabsahan Data disebabkan karena perbedaan stimulasi yang
Untuk menguji keabsahan data yang diterima kasus atau banyak di pengaruhi oleh
di dapat sehingga benar-benar sesuai kondisi yang dialami oleh masing-masing
dengan yang peneliti maksud, maka peneliti kasus baik itu di keluarga dalam hal ini
menggunakan teknik triangulasi. kondisi kesehatan, genetis, pola pengasuhan
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan dan perlakuan keluarga terhadap kasus, serta
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu pengaruh kondisi lingkungan sekitarnya.
yang lain diluar data itu untuk keperluan Melalui observasi dan adanya kesempatan
untuk wawancara dengan informan-informan janmi gangguka. Ka ada kubikin" Sekarang
yang dekat dengan kasus, balk itu guru ini EL sedan apa, kenapa ngak belajar" .

bimbingan konseling, guru pendamping, wali (Wwc01/060417/DR/I 1)


kelas, orangtua (wali) maupun teman kelas
kasus telah cukup banyak memberikan "Dia kan juga banyak bicaranya jadi
informasi. Maka peneliti memperoleh terkadang sulit dimengerti apa yang
beberapa fakta dan gambaran perilaku siswa dinginkan anak tersebut artinya
ADHD yang mengalami gangguan bicaranya itu terlalu banyak dan
konsentrasi belajar sesuai pengamatan dan panjang kadang juga tidak tau apa
kutipan wawancara yang telah dilakukan yang dia bilang. Kalau ditanya dia
peneliti. Berikut akan dideskripsikan ulang lagi seperti itu".
pengamatan dan hasil wawancara peneliti (Wwc06/200517/KH/1 4)
dengan informan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan Hasil wawancara yang dilakukan
ditemukan bahwa cara kasus berkomunikasi dengan guru BK kasus EL yang memantau
dengan orang lain disekitarnya sangat EL di kelas satu pun membenarkan hal
terbatas. Meskipun pada dasarnya kasus AL tersebut. Guru BK yang berinisial BM
dapat berkomunikasi dengan bahasa-bahasa mengatakan bahwa ketika ingin
yang sederhana namun membutuhkan analisis berkomunikasi dengan kasus. Hendaknya
yang lebih bagi lawan bicara kasus untuk setiap orang sebaiknya menyebut dan
dapat mengerti maksudnya. Kasus memperkenalkan din pada kasus meskipun
membutuhkan stimulasi yang lebih banyak respon yang akan diterima tidak begitu baik
sebelum kasus merespon apa yang dikatakan dari kasus:
orang lain. Seperti yang terlihat pada saat "Kalau kita fiat EL caranya seperti
peneliti melakukan pengamatan di dalam ini. Panggil dan sebut namanya
kelas bahwa kasus EL berkomunikasi dengan kemudian tepuk-tepuk pundaknya
guru pendampingnya ketika ingin belajar. kemudian perkenalkan did dan yang
Saat itu guru cfpendamping kasus mencoba penting itu setiap hari kita tegur sapa
untuk membujuk kembali kasus sambil dia, karena dia bisa merespon dengan
mengajak kasus untuk menyelesaikan baik kalau sering menyapanya dan
tugasnya. Hanya saja cara kasus EL mengingat kita, meskipun kadang
berkomunikasi menggunakan kata terlalu lambat atau dengan kata-kata yang
cepat dan tidak memperhatikan apa yang keluar secara spontan dan tidak
disampaikan ke guru pendampingnya. terlalu memperhatikan lawan
bicaranya, terkadang juga ia asik
Hasil wawancara dengan salah satu
sendiri ketika di ajak berbicara".
guru BK dan guru pendamping kasus (Wwc 03/130415/BM/I 2).
membenarkan hal tersebut bahwa EL hanya
mampu menggunakan kata-kata yang terlalu Selain cam kasus berkomunikasi
cepat saat ingin berbicara dengan orang lain: yang terlihat banyak bicara dan tidak
"Tapi kalau misalnya kita mau berkenalan memperhatikan lawan bicaranya. Kasus juga
sama dia kita hams sebut nama kayak ini "EL baanyak berbicara dengan menggerak-
ini bu guru" baru dia merespon meskipun gerakkan tubuhnya dan memulai pembicaraan
responnya yang dengan cepat namun kata- pada orang lain. Kasus hanya dapat merespon
katanya tuh kecepetan dan kadang tidak jelas ketika orang lain yang memberikan stimulasi
karena terlalu cepatnya, seperti "apa bu, terlebih dahulu dengan sabar menemani

8
berbicara sate arah. Bahkan terkadang mata demi mencari perhatian dengan orang
meskipun diajak untuk berkomunikasi kasus lain dan selalu terlihat sibuk dengan
merespon tanpa memperhatikan lawan aktivitasnya sendiri:
bicaranya dan apa yang dikatakan orang lain "Memang saya liat selama ini ya
dan tetap sibuk dengan aktivitasnya. Namun alhamdulilah, memang sih kalau yang
hal demikian hanya terjadi ketika kasus sibuk kayak EL sekarang ini ya sepertilah
bermain yang merupakan kebiasaan kasus anak-anak yang hiperaktif pada
EL. umumnya toh, kayak banyak gerak
"Biasaji tapi tidak selalu, kalau gitu dan tidak jelas apa yang
mauji makan atau mandi atau ada dilakukan seolah-olah tenaganya itu
yang dia mau dan hal itu dia pahami tidak pernah habis, terus sering asik
dengan benar dan baik, itu dia sama dunianya sendiri Kadang dia
ngomong tapi selebihnya kita pi liat ji kita tapi sekilasji abis itu cepat
yang ajak bicara itupun kalau diajak pindah lagi matanya ke arah yang
bicara respon biasa itu tidak sesuai lain sangat cepat teralihkan
dengan apa yang kita harapkan". konsentrasinya terhadap sesuatu.".
(Wwc06/2005 1 7/KI-1/I 4). (Wwc0 1 /06041 5/DR/I 1).

Selain cara kasus EL berkomunikasi Selain keadaan tersebut,


yang demikian terdapat pula hal lain yang berdasarkan wawancara dengan guru BK
cukup menonjol pada kasus, yaitu kontak kasus EL juga memiliki beberapa perilaku
mata yang terjadi antara kasus EL dengan yang muncul ketika waktu tertentu. Perilaku
orang yang ada disekelilingnya. Berdasarkan komunikasi yang muncul tersebut terlihat
hash pengamatan peneliti saat itu, kasus seperti kode berupa gerakan yang memiliki
sering sekali melakukan kontak mata dengan arti. Beberapa informan menyatakan bahwa
orang yang ada disekitarnya bermaksud hal tersebut merupakan perilaku komunikasi
mencari perhatian pada sekitamya. Kasus EL non verbal yang nampak pada kasus EL
lebih banyak melihat ke teman-temannya atau ketika is bosan dan tidak ingin melakukan
melihat permainan atau barang bawaannya suatu hal.
dibandingkan untuk langsung bertatapan "Kalau ditanya EL mau sesuatu atau
dengan guru yang sedang menerangkan keluar dikelas dengan alasan yang
pembelajaran. Mata kasus terlihat bergerak ke tidak jelas, dia kasi tanda dari
kid dan ke kanan seiring dengan gerakan perilakunya dengan caranya
kepalanya dengan gerakan tubuh yang tersendidiri dia tank tangannya kita
mengikuti dan terkadang sengaja mecolek atau tiba-tiba tan dari kelas tanpa
teman sebangkunya ataupun teman bicara apapun. Biasa juga itu kalau
disekitamya. Meskipun terkadang ia dia sudah merasa tidak nyaman, dia
mengganggu teman disekitarnya, namun hal mengganggu temanya dengan pensil
tersebut tidak dapat bertahan lama dan atau kertas dengan cara melemparnya
kemudian kembali melakukan aktivitas lain dan robek-robek kertas begitu itu
lagi yang sangat berbeda dengan yang artinya dia lagi tidak mau belajar atau
dilakukan oleh temannya. sedang merasa kesulitan dengan
pelajaran tersebut".
Berdasarkan wawancara dengan guru (Wwc01/060417/DR/I1)
pendamping kasus juga membenarkan hal
tersebut bahwa kasus EL melakukan kontak Hal tersebut juga dibenarkan oleh
salah seorang guru BK yang pernah proses pembelajaran dan konsisten dalam
menangangi kasus di kelas satu dan juga oleh menangani kasus maka lambat laun perilaku
guru pendamping kasus. Mereka menyatakan berlebihan tersebut dapat diminimalisir. Hasil
bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku wawancara dengan guru pendamping kasus:
yang paling sering muncul ketika kasus EL "lye kalau marah dulu itu kayak
sudah bosan dan menginginkan hal yang pukul kepalanya, kayak nyakiti din
baru. sendiri begitu, paling juga menangis,
"Dia kadang merobek-robek kertas kadang teriak, ya kayak gitu saja".
yang ada didepannya terus ditaruh di (Wwc05/160417/KH/1 4)
bawah laci atau di lemparkan
keteman sekelasnya dan kami "Begitu-begituji dia bu, datang-
mengertinya kalau sudah seperti itu datangan toh kalau ada dia mau yang
artinya dia ndak suka. Kalau kita biasa dia sampai berteriak tapi kalau
paksa terus terkadang dia memukul lagi tenang bahkan biasa saya liat dia
kita itu, teriak-teriak juga, sehingga duduk kayak orang mengkhayal tapi
mengganggu teman sekelasnya juga". memang yang paling sering itu ya
(Wwc 03/130417/BM/1 2) melihat keatas terus matanya sambil
bergerakgerak, biasa itu sementara
"Kadang dia itu menggunakan belajar begitu lagi, atau biasa kerja
kodenya dengan cara menarik tangan yang lain. Tidak konsenki".
kita apalagi kalau dia sudah bosan (Wwc06/200517/KH/I 4)
kan (sambil mencontohkan apa yang
di inginkannya).". Hal tersebut juga dibenarkan oleh ibu
(Wwc06/200517/KH/I 4) kasus EL, bahwa kasus memang terkadang
melakukan gerakan yang berlebihan.
Berdasarkan hasil wawancara dan "Iya gak gitu banget meskipun
pengamatan peneliti tersebut dapat memang kadang kalau uda gerak
diketahui bahwa kasus memiliki memang berlebih tapi gak terus-
hambatan dalam berkomunikasi terusan cepat berhenti, apalagi kalau
dengan orang lain disekitarnya. uda di kasi yang dia mau, ya uda dia
Meskipun pada dasarnya dapat berhenti dengan sendirinya".
merespon namun membutuhkan (Wwc08/220415/AM/I 5)
banyak sti mu Iasi dan orang-orang
disekitarnya untuk mengetahui Perubahan yang terjadi pada din
respon dan maksud yang diutarakan kasus EL disebabkan karena adanya
kasus. Selain itu dari hasil di konsistensi dalam mengatur perilaku kasus
lapangan selain secara verbal setiap harinya sehingga lambat laun pola
terkadang kasus menggunakan cara yang ada telah terkonsep pada kasus EL
non verbal untuk berkomunikasi sehingga dapat mengurangi perilaku-
dengan berbagai gerakan untuk perilaku negatif. Hal tersebut sesuai dengan
mengutarakan keinginannya. wawancara dengan beberapa informan:
Berdasarkan hasil wawancara dengan "Iya ituji lagi butuhki penyesuian,
beberapa informan mengatakan bahwa apakah konsisten juga atau tidak,
perilaku kasus EL pada awalnya memang apalagi ini pendampingnya yang
cukup berlebihan. Namun dengan adanya sekarang kan lanjut di rumah. Baru

10
kalau anak-anak begini tidak suka harinya.
berubah-ubah polanya bisa jadi dari Berdasarkan hasil pengamatan yang
nol lagi perilakunya karena sudah dilakukan peneliti juga demikian. Kasus EL
terkonsepmi begitu sama bu KH flap mengalami peningkatan yang cukup
hari. Konsistenki toh jadi terpolaki". signifikan dengan adanya pola pengajaran
(Wwc01/060417/DR/I 1) yang konsisten serta tidak mengandung unsur
kekerasan sehingga kasus EL semakin hari
Hal tersebut juga senada dengan hasil menunjukkan perilaku positif. Keadaan kasus
pengamatan peneiliti yang dilakukan di EL di dalam kelas cukup stabil, kasus tidak
dalam kelas saat proses belajar mengajar. berteriak, tidak menunjukkan perilaku yang
Kasus EL tampak tidak dapat mengerjakan berlebihan dan tampak lebih tenang. Selain
tugas-tugasnya dengan penuh konsentrasi. itu, kasus mampu menyelesaikan tugasnya
Setelah mengerjakan dua sampai tiga soal dengan baik. Meskipun sesekali kasus
kasus tiba-tiba mengambil barang lain atau berhenti bekerja, namun setelah dibujuk oleh
langsung melihat ke arah lain. selain itu, guru pendampingnya kasus pun kembali
kasus kadang meminta pada guru menyelesaikan tugasnya. Terlihat kasus EL
pendamping untuk menggambar di buku justru lebih tertarik menyelesaikan tugas atau
lain meskipun pekerjaan belum selesai. sekedar bernyanyi di tempat duduknya.
Dengan begitu butuh waktu beberapa menit Berdasarkan pengamatan dan hasil
untuk membujuk kasus EL untuk kembali wawacara ditemukan bahwa dan segi emosi
menyelesaikan tugas-tugasnya. pada awalnya kasus mengalami kendala.
Beberapa perilaku kasus EL yang Kasus terlihat suka berteriak, tertawa, marah
dilakukan pada pengamatan awal pada saat yang cukup berlebihan. Namun dengan
sekarang ini telah berhasil di minimalisir. Hal adanya bimbingan dan proses pendampingan
tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. setiap hari yang secara konsisten di lakukan
Di sekolah kasus EL terlihat cukup tenang sehingga lambat laun emosi kasus menjadi
duduk di kursinya, tidak ada perilaku yang lebih terkontrol.
berlebihan yang mengganggu temanteman di
sekitarnya. Meskipun sesekali berteriak dan Bentuk Penanganan Bagi Anak
bergerak kesana kemari tetapi kasus EL tidak Hiperaktif (ADHD), Selain ketiga hal
meninggalkan tempat duduknya. mengenai gambaran perilaku, dampak sosial
sebagai reaksi dari lingkungan, dan pola
Berdasarkan hasil penelitian di
pengasuhan bagi anak hiperaktif (ADHD).
lapangan ditemukan bahwa dalam perilaku
Hal lain yang penting untuk diketahui baik
kasus juga mengalami kendala. Salah satu
orang tua maupun guru BK adalah bentuk
diantaranya yang cukup menonjol adalah
penanganan untuk meminimalisir perilaku-
tidak dapat mempertahankan konsentrasi saat
perilaku negatif anak. Dalam upaya
melakukan suatu hal sehingga tidak jarang
memahami dan mengatasi masalah anak
kasus sering melakukan aktivitas lain. Selain
hiperaktif (ADHD) di sekolah, tentu tidak
itu, kasus juga biasa berteriak tanpa sebab
bisa dilihat permasalahan secara terpisah atau
dan beberap gerakan yang berlebih yang
terkotak-kotak. Semua aspek biasanya saling
dilakukannya. Namun dengan pengajaran
berkaitan satu sama lain, bahkan terlihat
yang konsisten dan pengulangan perintah
tumpang tindih menjadi sebuah sebab
positif serta nasehat yang terus dilakukan
ataupun akibat. Seperti pada gangguan
setiap hail. Beberapa perilaku kasus yang
perilaku umumnya disebabkan karena
berlebihan berangsur berkurang setiap
pengaruh neurologic, tetapi dapat pula bahwa anak hiperaktif (ADHD) akan dapat
disebabkan karena masalah lainnya. Adanya belajar tentang penalaran, logika berfikir,
keterkaitan berbagai aspek tersebut dapat konsentrasi dan memahami konsep-konsep
menjadikan seorang individu hiperaktif sosial melalui terapi bermain, karena pada
(ADHD) menjadi semakin kompleks, unik, terapi bermain yang diberikan pada anak
spesifik, dan sering berubah-ubah. hiperaktif (ADHD) akan memfokuskan pada
Berdasarkan hasil penelitian yang peningkatan kemampuan motoric kasar dan
juga merupakan asesmen kebutuhan dari halus, melatih konsentrasi atau pemusatan
kedua kasus di lapangan yang berkaitan perhatian pada tugas tertentu, mengenal
dengan pemberian bimbingan konseling di berbagai konsep dasar seperti warna, bentuk,
sekolah. Maka peneliti menarik kesimpulan ukuran, besaran, arah, keruangan, belajar
bahwa kasus EL memiliki perilaku negatif berkomunikasi baik verbal atau non verbal,
yang cukup banyak dan jika tidak diatasi interaksi sosial dan sebagainya.
akan membuat masalah anak menjadi Selain terapi bermain, token economy,
semakin kompleks. Namun karena jenis konseling behavioral Pengertian akan
hiperaktif (ADHD) pada kasus EL tergolong rumusan A-B-C merupakan dasar yang
pada jenis hiperaktif (ADHD) ringan yang sangat penting terutama ketika ingin
pada hakikatnya hiperaktif (ADHD) jenis ini menghilangkan perilaku aneh seorang anak.
meski mengalami hambatan perkembangan Dengan dasar rumusan diatas, maka dapat
namun dipandang tidak begitu berat. Maka disimpulkan bahwa suatu perilaku hiperaktif
dari itu peneliti membuat alternatif (ADHD) didahului oleh suatu penyebab atau
penanganan sebagai bentuk penanganan yang antecedent. Apabila penyebab ini dapat kita
dapat diberikan pada anak hiperaktif (ADHD) temukan dan kita cegah, anak-anak tersebut
di sekolah, yaitu dengan merekomendasikan tidak mempunyai dorongan lagi untuk
penggunakan konseling Person center yang menampilkan perilaku perilaku anehnya.
dikemas dalam terapi bermain dan juga Selanjutnya apabila suatu perilaku yang
konseling behavioral untuk meminimalisir dilakukan memberikan akibat (consequence)
perilaku negatif yang ada pada kasus EL. yang menyenangkan (imbalan) atau
Peneliti merekomendasikan (reinvorcement) maka perilaku itu pasti akan
konseling Person Center yang dikemas diulang-ulang. Dan sebaliknya apabila
dalam terapi bermain karena dalam terapi perilaku ternyata memberikan akibat yang
bermain, kasus EL diharapkan mampu tidak menyenangkan atau tidak mendapatkan
meningkatkan komunikasi, interaksi sosial, imbalan maka perilaku tersebut pasti akan
memperkuat motorik, mengetahui fungsi dan dihentikan (Handojo, 2009).
setiap permainan, dan belajar berkonsentrasi
pada setiap petunjuk atau dalam hal SIMPULAN DAN SARAN
menyelesaikan permainan yang diberikan.
Selain itu, kasus EL juga diajak untuk Kesimpulan dari hasil penelitian
mengenal emosinya sendiri pada saat terapi mengenai perilaku siswa hiperaktif (ADHD),
bermain. Peneliti juga memberikan saran yaitu sebagai berikut: 1) Bentuk perilaku
untuk menggunakan konseling behavior siswa hiperaktif (ADHD) terbagi menjadi
untuk meminimalisir perilakuperilaku dua, yaitu perilaku positif dan perilaku
negatif yang kadang tampak pada kasus EL. negatif. Bentuk perilaku yang ditunjukkan
Hal tersebut juga di jelaskan oleh pada kasus AL yang mencangkupi
Tara (Indahwati, 2013) yang mengemukakan komunikasi, yaitu interpersonal, inter sosial,

12
ganguan sensoris, pola bermain, dan emosi. Rusdi Pohan, 2007. Metodelogi Penelitian
2) Dampak ganguan perilaku siswa hiperaktif Pendidikan, Yogyakarta:
(ADHD) yang berkaitan dengan kehidupan Lanakarya.
sosial dengan dirinya, sekolah, dan keluarga. Sofyan Efendi (ed), 2005. Metodelogi
sebagai reaksi dari dirinya yaitu, pada kasus Penelitian Survei, Jakarta: Rajawali
reaksi yang muncul pads dirinya adalah Press,t,t.
kurang semangat dalam mempelajari hal-hal Stephen Palmer, 2011. Konseling dan
baru, selanjutnya sebagai reaksi dan Psikoterapi, terj. Haris H. Setiadjid,
lingkungan yaitu, pada kasus reaksi yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
muncul pada lingkungan sekolah adalah Sugiyono, 2010. Metode penelitian
mendapatkan perhatian, dukungan, dan Pendidikan ;Pendekatan
bantuan. Sedangkan reaksi yang muncul di Kucmtitatif,Kualitatif, dan R & D,
rumah hubungan kasus dengan saudara- Bandung: Alfabeta.
saudaranya kurang harmonis, orang tua kasus Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di
AL sama-sama memberikan pengasuhan yang Sekolah dan Madrasah (Berbasis
cenderung permisif yang justru menguatkan Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo
perilaku negatif serta mengakibatkan Persada.
perbedaan perilaku anak saat di sekolah dan
di rumah. 3) Upaya guru BK menangani
siswa hiperaktif (ADHD) konseling
integrative (teknik non-derektif, deraktif, dan
ekletik).

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani. 1991.


Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta:Rineka Cipta.
Suwandi dan Basrowi, 2008. Memahami
Penelitian Kualitatij Jakarta: PT
Rieneka Cipta.
Purwoko, B. 2008. Organisasi Manajemen
Bimbingan dan Konseling,
(Surabaya: UNESA.
Mulyana, D. 2010. Metodelogi Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. 2007. Metode
Penelitian Pendidikan, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Pius A. Partanto dan Barry, 2005. Kamus
Ilmiah Populer, Surabaya:

Anda mungkin juga menyukai