Nurhadiawati
Guru Bimbingan dan Konseling, SMAN 18 Makassar
email: nurhadiawati77@gmail.com
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bentuk gangguan
konsentrasi belajar yang dialami oleh anak perilaklu hiperaktif atau ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder)., (2) Untuk mengetahui faktor determinan pelaksanaan
dan hasil konseling integratif yang dilakukan oleh guru dalam menangani gangguan
konsentrasi belajar pada anak perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder)., (3) Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru BK dalam
menangani gangguan konsentrasi belajar pada anak perilaku hiperaktif (ADHD).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. subjek
dalam penelitian ini adalah satu anak yang mengalami gangguan konsentrasi belajar
pada anak perilaku hiperaktif (ADHD) di SMPN 18 Kota Makassar. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hash penelitian ini mengemukakan bahwa (1) Bentuk perilaku siswa
hiperaktif (ADHD) terbagi menjadi dua, yaitu perilaku positif dan perilaku negatif.
Bentuk perilaku yang ditunjukkan pada kasus AL lebih banyak cenderung
menunjukkan perilaku agresif, (2) Dampak sosial perilaku siswa hiperaktif (ADHD)
sebagai reaksi dari lingkungan yaitu, pada kasus reaksi yang muncul pada lingkungan
sekolah adalah mendapatkan perhatian, dukungan, dan bantuan. Sedangkan reaksi
yang muncul di rumah hubungan kasus dengan saudara-saudaranya kurang harmonis,
(3) Bentuk Pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua kasus AL sama-sama
memberikan pengasuhan yang cenderung permisif yang justru menguatkan perilaku
negatif serta mengakibatkan perbedaan perilaku anak saat di sekolah dan di rumah,
Abstract: The purpose of this research is (1) To know the form of disorder of learning
concentration experienced by children behavior of hyperactive or ADHD (Attention
Deficit Hyperactivity Disorder), (2) To know the determinant factor of
implementation and result of integrative counseling done by teacher In dealing with
learning disorder concentration in children with hyperactive behavior or ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity Disorder)., (3) To know the efforts of BK teacher in
handling learning disorder concentration in children hyperactive behavior (ADHD).
The approach used in this study is a qualitative approach. Subjects in this study were
one child who experienced learning disorder concentration in children hyperactive
behavior (ADHD). Data collection techniques used are methods of observation,
interview and documentation. The results of this study suggests that (1) Form of
hyperactive student behavior (ADHD) is divided into two, namely positive behavior
and negative behavior. The behavioral form shown in the AL case is more likely to
exhibit aggressive behavior, (2) The social impact of hyperactive student behavior
(ADHD) as a reaction from the environment that is, in the case of reactions that
appear in the school environment is getting attention, support, and assistance. While
the reaction that appears in the home case relationship with his relatives is less
harmonious, (3) The pattern of parenting is done by the parents of the case of AL
equally provide permissive nurture that actually reinforces the negative behavior and
lead to differences in child behavior at school and at home.
2
3
penggunaan metode belajar yang
merupakan ujung tombak sebagai
pelaksanaan teknis dalam kegiatan belajar
mengajar.
4
6
titik sentral perhatian dan penelitian. pengecekan atau sebagai pembanding
Teknik Pengumpulan Data terhadap data itu. Adapun triangulasi yang
Arikunto (1993: 211) Teknik digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data adalah prosedur yang triangulasi sumber.
sistematis dan standar untuk memperoleh Menurut Patton triangulasi dengan
data yang diperlukan. Sukmadinata (2007: sumber berisi membandingkan dan
220) Observasi (observation) atau mengecek balik derajat kepercayaan suatu
pengamatan merupakan suatu teknik atau informasi yang diperoleh melalui waktu dan
cam mengumpulkan data dengan jalan alat yang berbeda dengan metode kualitatif.
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedan berlangsung. Metode ini HASH, DAN PEMBAHASAN
digunakan untuk memperoleh data terutama
tentang gambaran umum sekolah, yang Deskripsi perilaku siswa ADHD di
meliputi geografis, sarana dan prasarana SMPN 18 Makassar dilakukan dengan
sekolah, proses pengajaran yang memilih siswa berdasarkan informasi hasil
melibatakan guru dan peserta didik, dan wawancara dengan guru BK dan berdasarkan
pelaksanaan jam klasikal guru di kelas. pengamatan awal peneliti. Berdasarkan hal
Basrowi dan Suwandi, (2008: 165). tersebut maka peneliti memfokuskan
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian pada subjek yang berinisial EL
penelitian ini adalah non-partisipan, artinya yang duduk pada bangku kelas VIII.
peneliti tidal( turut ambil bagian dalam Hasil pengamatan peneliti terfokus
kegiatan yang diteliti hanya sebagai pada perilaku siswa gangguan konsentarsi
pengamat yang independen. belajar pada anak berperilalcu hiperaktif
Teknik Analisis Data (ADHD) dengan menitikberatkan pada
Analisis data dalam penelitian gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perilaku
kualitatif dilakukan sejak sebelum siswa ADHD berupa komunikasi kasus dalam
memasuki lapangan, selama dilapangan dan kesehariannya, Interaksi sosial kasus baik di
setelah selesai dilapangan. Namun dalam rumah maupun di sekolah, Gangguan
penelitian kualitatif, analisis data lebih
konsentrasi belajar yang terjadi pada kasus
difokuskan selama proses dilapangan
yang berbeda dari anak-anak lainnya, Pola
bersamaan dengan pengumpulan data.
bermain yang nampak pada kesehariannya,
Dalam proses analisis data, peneliti
perilaku-perilaku yang berbeda dan anak
menggunakan model Miles dan Huberman,
normal lainnya, serta emosi kasus dalam
yaitu ada tiga macam kegiatan:
menghadapi sekitarnya.
a. Reduksi data (Data Reduction) Perilaku siswa ADHD yang
b. Penyajian Data (Display Data) dilakukan oleh kasus EL bisa saja terjadi
c. Penarikan Kesimpulan (Verification) perbedaan dengan siswa lainnya. Hal tersebut
Uji Keabsahan Data disebabkan karena perbedaan stimulasi yang
Untuk menguji keabsahan data yang diterima kasus atau banyak di pengaruhi oleh
di dapat sehingga benar-benar sesuai kondisi yang dialami oleh masing-masing
dengan yang peneliti maksud, maka peneliti kasus baik itu di keluarga dalam hal ini
menggunakan teknik triangulasi. kondisi kesehatan, genetis, pola pengasuhan
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan dan perlakuan keluarga terhadap kasus, serta
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu pengaruh kondisi lingkungan sekitarnya.
yang lain diluar data itu untuk keperluan Melalui observasi dan adanya kesempatan
untuk wawancara dengan informan-informan janmi gangguka. Ka ada kubikin" Sekarang
yang dekat dengan kasus, balk itu guru ini EL sedan apa, kenapa ngak belajar" .
8
berbicara sate arah. Bahkan terkadang mata demi mencari perhatian dengan orang
meskipun diajak untuk berkomunikasi kasus lain dan selalu terlihat sibuk dengan
merespon tanpa memperhatikan lawan aktivitasnya sendiri:
bicaranya dan apa yang dikatakan orang lain "Memang saya liat selama ini ya
dan tetap sibuk dengan aktivitasnya. Namun alhamdulilah, memang sih kalau yang
hal demikian hanya terjadi ketika kasus sibuk kayak EL sekarang ini ya sepertilah
bermain yang merupakan kebiasaan kasus anak-anak yang hiperaktif pada
EL. umumnya toh, kayak banyak gerak
"Biasaji tapi tidak selalu, kalau gitu dan tidak jelas apa yang
mauji makan atau mandi atau ada dilakukan seolah-olah tenaganya itu
yang dia mau dan hal itu dia pahami tidak pernah habis, terus sering asik
dengan benar dan baik, itu dia sama dunianya sendiri Kadang dia
ngomong tapi selebihnya kita pi liat ji kita tapi sekilasji abis itu cepat
yang ajak bicara itupun kalau diajak pindah lagi matanya ke arah yang
bicara respon biasa itu tidak sesuai lain sangat cepat teralihkan
dengan apa yang kita harapkan". konsentrasinya terhadap sesuatu.".
(Wwc06/2005 1 7/KI-1/I 4). (Wwc0 1 /06041 5/DR/I 1).
10
kalau anak-anak begini tidak suka harinya.
berubah-ubah polanya bisa jadi dari Berdasarkan hasil pengamatan yang
nol lagi perilakunya karena sudah dilakukan peneliti juga demikian. Kasus EL
terkonsepmi begitu sama bu KH flap mengalami peningkatan yang cukup
hari. Konsistenki toh jadi terpolaki". signifikan dengan adanya pola pengajaran
(Wwc01/060417/DR/I 1) yang konsisten serta tidak mengandung unsur
kekerasan sehingga kasus EL semakin hari
Hal tersebut juga senada dengan hasil menunjukkan perilaku positif. Keadaan kasus
pengamatan peneiliti yang dilakukan di EL di dalam kelas cukup stabil, kasus tidak
dalam kelas saat proses belajar mengajar. berteriak, tidak menunjukkan perilaku yang
Kasus EL tampak tidak dapat mengerjakan berlebihan dan tampak lebih tenang. Selain
tugas-tugasnya dengan penuh konsentrasi. itu, kasus mampu menyelesaikan tugasnya
Setelah mengerjakan dua sampai tiga soal dengan baik. Meskipun sesekali kasus
kasus tiba-tiba mengambil barang lain atau berhenti bekerja, namun setelah dibujuk oleh
langsung melihat ke arah lain. selain itu, guru pendampingnya kasus pun kembali
kasus kadang meminta pada guru menyelesaikan tugasnya. Terlihat kasus EL
pendamping untuk menggambar di buku justru lebih tertarik menyelesaikan tugas atau
lain meskipun pekerjaan belum selesai. sekedar bernyanyi di tempat duduknya.
Dengan begitu butuh waktu beberapa menit Berdasarkan pengamatan dan hasil
untuk membujuk kasus EL untuk kembali wawacara ditemukan bahwa dan segi emosi
menyelesaikan tugas-tugasnya. pada awalnya kasus mengalami kendala.
Beberapa perilaku kasus EL yang Kasus terlihat suka berteriak, tertawa, marah
dilakukan pada pengamatan awal pada saat yang cukup berlebihan. Namun dengan
sekarang ini telah berhasil di minimalisir. Hal adanya bimbingan dan proses pendampingan
tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. setiap hari yang secara konsisten di lakukan
Di sekolah kasus EL terlihat cukup tenang sehingga lambat laun emosi kasus menjadi
duduk di kursinya, tidak ada perilaku yang lebih terkontrol.
berlebihan yang mengganggu temanteman di
sekitarnya. Meskipun sesekali berteriak dan Bentuk Penanganan Bagi Anak
bergerak kesana kemari tetapi kasus EL tidak Hiperaktif (ADHD), Selain ketiga hal
meninggalkan tempat duduknya. mengenai gambaran perilaku, dampak sosial
sebagai reaksi dari lingkungan, dan pola
Berdasarkan hasil penelitian di
pengasuhan bagi anak hiperaktif (ADHD).
lapangan ditemukan bahwa dalam perilaku
Hal lain yang penting untuk diketahui baik
kasus juga mengalami kendala. Salah satu
orang tua maupun guru BK adalah bentuk
diantaranya yang cukup menonjol adalah
penanganan untuk meminimalisir perilaku-
tidak dapat mempertahankan konsentrasi saat
perilaku negatif anak. Dalam upaya
melakukan suatu hal sehingga tidak jarang
memahami dan mengatasi masalah anak
kasus sering melakukan aktivitas lain. Selain
hiperaktif (ADHD) di sekolah, tentu tidak
itu, kasus juga biasa berteriak tanpa sebab
bisa dilihat permasalahan secara terpisah atau
dan beberap gerakan yang berlebih yang
terkotak-kotak. Semua aspek biasanya saling
dilakukannya. Namun dengan pengajaran
berkaitan satu sama lain, bahkan terlihat
yang konsisten dan pengulangan perintah
tumpang tindih menjadi sebuah sebab
positif serta nasehat yang terus dilakukan
ataupun akibat. Seperti pada gangguan
setiap hail. Beberapa perilaku kasus yang
perilaku umumnya disebabkan karena
berlebihan berangsur berkurang setiap
pengaruh neurologic, tetapi dapat pula bahwa anak hiperaktif (ADHD) akan dapat
disebabkan karena masalah lainnya. Adanya belajar tentang penalaran, logika berfikir,
keterkaitan berbagai aspek tersebut dapat konsentrasi dan memahami konsep-konsep
menjadikan seorang individu hiperaktif sosial melalui terapi bermain, karena pada
(ADHD) menjadi semakin kompleks, unik, terapi bermain yang diberikan pada anak
spesifik, dan sering berubah-ubah. hiperaktif (ADHD) akan memfokuskan pada
Berdasarkan hasil penelitian yang peningkatan kemampuan motoric kasar dan
juga merupakan asesmen kebutuhan dari halus, melatih konsentrasi atau pemusatan
kedua kasus di lapangan yang berkaitan perhatian pada tugas tertentu, mengenal
dengan pemberian bimbingan konseling di berbagai konsep dasar seperti warna, bentuk,
sekolah. Maka peneliti menarik kesimpulan ukuran, besaran, arah, keruangan, belajar
bahwa kasus EL memiliki perilaku negatif berkomunikasi baik verbal atau non verbal,
yang cukup banyak dan jika tidak diatasi interaksi sosial dan sebagainya.
akan membuat masalah anak menjadi Selain terapi bermain, token economy,
semakin kompleks. Namun karena jenis konseling behavioral Pengertian akan
hiperaktif (ADHD) pada kasus EL tergolong rumusan A-B-C merupakan dasar yang
pada jenis hiperaktif (ADHD) ringan yang sangat penting terutama ketika ingin
pada hakikatnya hiperaktif (ADHD) jenis ini menghilangkan perilaku aneh seorang anak.
meski mengalami hambatan perkembangan Dengan dasar rumusan diatas, maka dapat
namun dipandang tidak begitu berat. Maka disimpulkan bahwa suatu perilaku hiperaktif
dari itu peneliti membuat alternatif (ADHD) didahului oleh suatu penyebab atau
penanganan sebagai bentuk penanganan yang antecedent. Apabila penyebab ini dapat kita
dapat diberikan pada anak hiperaktif (ADHD) temukan dan kita cegah, anak-anak tersebut
di sekolah, yaitu dengan merekomendasikan tidak mempunyai dorongan lagi untuk
penggunakan konseling Person center yang menampilkan perilaku perilaku anehnya.
dikemas dalam terapi bermain dan juga Selanjutnya apabila suatu perilaku yang
konseling behavioral untuk meminimalisir dilakukan memberikan akibat (consequence)
perilaku negatif yang ada pada kasus EL. yang menyenangkan (imbalan) atau
Peneliti merekomendasikan (reinvorcement) maka perilaku itu pasti akan
konseling Person Center yang dikemas diulang-ulang. Dan sebaliknya apabila
dalam terapi bermain karena dalam terapi perilaku ternyata memberikan akibat yang
bermain, kasus EL diharapkan mampu tidak menyenangkan atau tidak mendapatkan
meningkatkan komunikasi, interaksi sosial, imbalan maka perilaku tersebut pasti akan
memperkuat motorik, mengetahui fungsi dan dihentikan (Handojo, 2009).
setiap permainan, dan belajar berkonsentrasi
pada setiap petunjuk atau dalam hal SIMPULAN DAN SARAN
menyelesaikan permainan yang diberikan.
Selain itu, kasus EL juga diajak untuk Kesimpulan dari hasil penelitian
mengenal emosinya sendiri pada saat terapi mengenai perilaku siswa hiperaktif (ADHD),
bermain. Peneliti juga memberikan saran yaitu sebagai berikut: 1) Bentuk perilaku
untuk menggunakan konseling behavior siswa hiperaktif (ADHD) terbagi menjadi
untuk meminimalisir perilakuperilaku dua, yaitu perilaku positif dan perilaku
negatif yang kadang tampak pada kasus EL. negatif. Bentuk perilaku yang ditunjukkan
Hal tersebut juga di jelaskan oleh pada kasus AL yang mencangkupi
Tara (Indahwati, 2013) yang mengemukakan komunikasi, yaitu interpersonal, inter sosial,
12
ganguan sensoris, pola bermain, dan emosi. Rusdi Pohan, 2007. Metodelogi Penelitian
2) Dampak ganguan perilaku siswa hiperaktif Pendidikan, Yogyakarta:
(ADHD) yang berkaitan dengan kehidupan Lanakarya.
sosial dengan dirinya, sekolah, dan keluarga. Sofyan Efendi (ed), 2005. Metodelogi
sebagai reaksi dari dirinya yaitu, pada kasus Penelitian Survei, Jakarta: Rajawali
reaksi yang muncul pads dirinya adalah Press,t,t.
kurang semangat dalam mempelajari hal-hal Stephen Palmer, 2011. Konseling dan
baru, selanjutnya sebagai reaksi dan Psikoterapi, terj. Haris H. Setiadjid,
lingkungan yaitu, pada kasus reaksi yang Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
muncul pada lingkungan sekolah adalah Sugiyono, 2010. Metode penelitian
mendapatkan perhatian, dukungan, dan Pendidikan ;Pendekatan
bantuan. Sedangkan reaksi yang muncul di Kucmtitatif,Kualitatif, dan R & D,
rumah hubungan kasus dengan saudara- Bandung: Alfabeta.
saudaranya kurang harmonis, orang tua kasus Tohirin, 2007. Bimbingan dan Konseling di
AL sama-sama memberikan pengasuhan yang Sekolah dan Madrasah (Berbasis
cenderung permisif yang justru menguatkan Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo
perilaku negatif serta mengakibatkan Persada.
perbedaan perilaku anak saat di sekolah dan
di rumah. 3) Upaya guru BK menangani
siswa hiperaktif (ADHD) konseling
integrative (teknik non-derektif, deraktif, dan
ekletik).
DAFTAR RUJUKAN