BAB I
PENDAHULUAN
memadaii dari guru dan pembimbing serta dengan desiplin waktu yang
memadai.
tidak terintegrasi.
1
2
ini sebagai salah satu bukti bahwa antara pembimbing dan guru mata
belum mendapat sorotan yang memadai. Demikian pula dalam aspek !ain
berikut.
4
Gejala ini akan melebar manakala pendidik dalam hal ini guru,
guru masih memfokuskan diri pada pengajaran. Mereka enggan jika tugas
sebagai berikut.
5
sampai masalah ganja. Saya ingin membantu, tetapi saya tidak mampu.
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Oleh sebab itu saya tidak
dengan baik’.
tersebut melalui berbagai jenis layanan, selama ini terlalu disibukkan oleh
layanan yang lain yang memiliki makna yang tidak kalah pentingnya
administrasi. Mereka lupa bahwa masih ada sejumlah cara dan bentuk
mengatakan :
bimbingan pun tidak mesti terpaku dilakukan di luar atau di dalam kelas,
masing pihak, dimana yang satu merasa lebih penting dari yang lain, turut
sampai menjadi milik pribadi, makin banyak pula perubahan yang terjadi".
belajar yang lebih afektif, efisien dan produktif. Konsep ini menurut
Dalam arti luas konsep ini dapat dikembangkan oleh setiap individu
Rose dan Malcalm J. Nocholl (1997:255), bahwa salah satu hasil belajar
ini dapat medorong siswa mampu mengelola diri dan memotivasi diri
sebagai pebelajar. Secara lebih rinci dua tokoh ini mengatakan demikian.
(1986), menemukan bahwa ’siswa akan belajar lebih efektif apabila guru
guru. Pergeseran peran guru yang tidak hanya mengajarkan data kognitif,
berpikir kreatif dan antisipatif serta mampu hidup bersama dengan orang
pendukung belajar.
bahwa kedua kolega profesional ini dapat saling membantu dalam banyak
kebutuhan.
non kognitif. Dilengkapi dengan tuntunan dari atas (Tuhan ) maka upaya
menampilkan pendirian yang kokoh dan mantap , bertolak dari niat yang
perilaku yang singkron taat azas dalam usaha mencapai ridha Allah SWT".
”pribadinya, yaitu iman dan taqwa kepada Tuhan, budi pekerti yang luhur,
rasa puas bagi yang melakukan. Selanjutnya perasaan yang demikian itu
6) sebagai berikut. “
opimal.
jelas. Praktek pendidikan seperti ini tentu semakin menjauhkan kita dalam
adalah upaya sadar untuk mencapai tujuan. Implikasi dari konsep ini,
18
C. Fokus Penelitian
evaluasi.
PEMBIMBIN KOLABORASI
G * R*
G
Konxp
Test
Membuat
KETERAMPILAN
Membaca
BELAJAR SISWA
Mengingat
Membuat Mcnggarim
sebagai berikut.
bimbingan ?
c. Keterampilan belajar apa saja yang telah dikuasai oleh siswa pada
belajar siswa ,
(a) Apakah keterampilan belajar siswa telah mengalami
peningkatan ?
Singaraja ?
E. Tujuan Penelitian
tiga tahapan tujuan yaitu, tujuan awal penelitian, tujuan yang berkaitan
model akhir.
Singaraja.
sekolah.
peningkatan.
Negeri 1 Singaraja.
24
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis.
G. Asumsi Penelitian
H. Hipotesis Penelitian
I. Metode Penelitian
Negeri 1 Singaraja.
sebagai berikut.
yang tertua di daerah ini. Dari segi sumber daya, sekolah ini memiliki
penelitian pada siswa kelas satu disebabkan karena siswa kelas awal
ini memiliki aset yang potensial dalam waktu yang cukup panjang
pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kelas awal, siswa kelas satu
operasional.
bentuk kebiasaan dan disiipin belajar yang teratur yang dilandasi oleh
yang mendalam sering berubah menjadi emosi. Jika emosi positif yang
kepentingan belajar.
pendukung belajar. Dalam aktivitas belajar, paling tidak ada tiga alat
Belajar dengan tipe auditif cendrung lebih suka membaca dari pada
dibacakan dan memerlukan alat bantu yang bisa diamati seperti alat
hasil belajar.
dengan kemampuannya.
komunikatif dengan teman sejawat, guru, dan orang lain yang dinilai
kebutuhan belajar.
makan, tidur yang cukup, olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak
produktif.
kegiatan evaluasi.