Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN

BERDIFERENSIASI

PPG PRAJABATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

UTS Yeni Luthfiyah (2306753039)


Kelas IPA 01
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

A. PENDAHULUAN
Peserta didik merupakan salah satu komponen pendidikan
yang tidak bisa ditinggalkan, Karena tanpa adanya peserta
didik maka tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat
berjalan. Peserta didik merupakan komponen yang manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar.
Di dalam proses belajar mengajar, peserta didik merupakan
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan
kemudian ingin mencapainya secara optimal. Peserta didik
juga merupakan sumber utama dan terpenting dalam proses
pendidikan. Dalam proses pendidikan, peserta didik
merupakan subjek sekaligus objek pendidikan. Dikatakan
sebagai subjek karena mereka berperan sebagai pelaku utama
dalam proses pembelajaran, sedangkan dikatakan objek
karena mereka menjadi sasaran didik untuk ditumbuh
kembangkan oleh pendidik (Kamilah, 2021).
Peserta didik juga merupakan individu yang memiliki banyak
kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dan keterbatasan yang
dimiliki oleh peserta didik menimbulkan adanya keragaman
antara setiap peserta didik. Keragaman tersebut merupakan
potensi atau kekuatan yang dapat dikembangkan melalui
proses pendidikan. Keberagaman adalah sebuah kondisi yang
memuat bermacam-macam perbedaan yang dimiliki oleh
setiap individu di tengah kehidupan bermasyarakat, begitu
juga dengan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki
keragaman yang berbeda-beda dengan yang lainnya, mulai dari
perbedaan individu dari segi psikis maupun fisik.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

Perbedaan individu dari segi psikis yaitu dari segi intelektual,


emosi, sosial dan moral. Keragaman ini muncul sesuai dengan
periode perkembangan yang dilalui manusia yang dipengaruhi
oleh faktor kematangan (maturity), faktor kesiapan
(readimess), irama dan tempo perkembangan yang dilalui
seseorang dan intervensi faktor lingkungan. Selain itu, faktor
genetik/keturunan, minat peserta didik dan profil belajar
peserta didik juga merupakan faktor yang dapat memunculkan
keragaman/perbedaan individu. Profil belajar peserta didik
terkait dengan banyak faktor seperti bahasa, budaya,
kesehatan dan keadaan keluarga dan kekhususan lainnya.
Profil belajar peserta didik merupakan pendekatan yang
disukai peserta didik untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya
berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin dan
lain-lain.
Salah satu permasalahan yang timbul adalah perbedaan latar
belakang peserta didik. Ada peserta didik yang memiliki latar
belakang yang berasal dari keluarga mampu sehingga dia dapat
tumbuh dan berkembang dengan sarana dan prasarana
fasilitas yang memadai serta dia mampu untuk
memanfaatkannya dengan baik karena ada juga peserta didik
yang berasal dari keluarga mampu namun tidak dapat
memanfaatkan fasilitas yang diperolehnya dengan baik
sehingga pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya
menjadi lambat. Ada pula peserta didik yang berasal dari
keluarga yang kurang mampu sehingga semuanya serba
terbatas, namun karena keterbatasan ini banyak yang menjadi
pemicu peserta didik untuk bangkit melawan keterbatasannya
sehingga banyak peserta didik yang sukses walaupun berasal
dari keluarga yang kurang mampu. Sehingga, sebagai guru
harus mampu menanamkan prinsip bahwa keterbatasan yang
dimiliki bukan menjadi penghalang untuk maju.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

Guru harus terlebih dahulu mengetahui latar belakang


peserta didiknya untuk dapat memahami keberagaman yang
ada dalam kelasnya. Hal ini bertujuan agar dapat membantu
guru dalam menentukan pembelajaran yang tepat tanpa
membuat peserta didiknya merasa terasingkan karena
berbeda latar belakangnya dengan teman lainnya. Berbeda
dari segi fisik mudah untuk diamati perbedaan individu seperti
tinggi badan, raut wajah, proporsi tubuh yang dalam ini
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun, tidak dipungkiri
faktor lingkungan juga berpengaruh pada perbedaan individu
dari segi aspek fisik.
Salah satu permasalahan yang kerap timbul dari perbedaan
individu dari segi aspek fisik adalah bullying. Bullying sampai
sekarang masih saja menjadi permasalahan yang belum dapat
dipecahkan. Salah satu langkah awal guru untuk mencegah
bullying di kelasnya adalah menanamkan rasa kebersamaan,
mengeratkan indahnya perbedaan dalam pertemanan. Guru
harus merangkul semua peserta didik untuk saling
menghormati satu sama lain dan mengajarkan cara bertutur
kata dan bersikap yang sopan. Ada 3 kekerasan saat ini yang
menimbulkan permasalahan terhadap generasi sekarang yang
sudah banyak teresolir akibat lingkungan luar dan lingkungan
sekolah atau taman bermain.

Drugs Bullying Pelecehan


seksual
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

Jumlah penyalahgunaan narkoba meningkat pada tahun 2022


menjadi 1350 kasus, dengan jumlah tersangka sebanyak 1.748
orang dan barang bukti sebanyak 12,4 ton. Tahun 2023 sejak
Januari hingga bulan Juli, diketahui sudah ada 1125 kasus
narkoba dengan jumlah sebanyak 1.625 orang. Berdasarkan
data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang dihimpun dari
Republik terdapat 14 kasus perundungan yang terjadi di
lingkungan sekolah pada periode Januari hingga Agustus 2023.
Adapun kasus perundungan di lingkungan sekolah paling
banyak terjadi di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dengan proporsi 25% dari total kasus. Kemudian
perundungan juga terjadi di lingkungan sekolah Menengah
Akhir (SMA) dan sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang sama-
sama mendapatkan persentase sebesar 18,75%. Sementara
dilingkungan Madrasah Tsanawiyah dan pondok pesantren,
masing- masing dengan persentase sebesar 6,25%.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
anak (PPPA) mencatat, sebanyak 25.050 perempuan di
Indonesia sepanjang 2022. Jumlah tersebut meningkat 15,2%
dari tahun sebelumnya sebanyak 21.753 kasus.
Salah satu solusi yang diterapkan pada permasalahan yang
marak dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Penerapan
kurikulum merdeka yang dihubungkan pada pembelajaran
diferensiasi dengan strategi pengajaran yang sangat efektif dan
inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penerapan
pertama adalah Auditori merupakan gaya belajar yang
menekankan terhadap proses pendengaran. Peserta didik
auditori akan lebih mudah menerima materi pelajaran dengan
cara mendengarkan, lebih menyukai berdiskusi daripada
membaca bahan bacaan, lebih senang mendengarkan guru,
cerita dan lagu-lagu dan mereka menikmati variasi seperti
refleksi suara dan intonasi.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi peserta


didik yang auditori adalah dengan metode ceramah diskusi dan
tanya jawab. Visual adalah gaya belajar yang menyukai proses
penglihatan titik peserta didik visual belajar dari apa yang dia
lihat dan mereka baca. Mereka menyukai ilustrasi gambar dan
diagram-diagram. Grafis yang terorganisir adalah alat yang
berguna untuk membangun makna visual bagi peserta didik
visual. Pembelajaran di kelas yang dapat mengakomodasi
peserta didik yang visual yaitu dengan menggunakan metode
membaca suatu teks lalu membuat kalimat atau membuat
dialog percakapan. Kinestetik adalah gaya belajar yang
menggunakan gerak, artinya peserta didik kinestetik belajar
dengan menggunakan gerak, keterlibatan secara fisik dalam
melakukan aktivitas pembelajaran yang bermakna dan relevan
dalam kehidupan manusia. Pembelajaran di kelas yang dapat
mengakomodasi peserta didik kinestetik yaitu dengan
menggunakan metode eksperimen atau anak disuruh maju
untuk mempraktekkan dialog percakapan.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

✓ Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar peserta didik sebagai individu, dengan kata lain
pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang
berpusat kepada peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi juga
merupakan pembelajaran yang memberi keleluasaan dan
mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk
meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar,
minat dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan
masuk akal yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada
kebutuhan peserta didik. Keputusan-keputusan yang dibuat
tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Menciptakan lingkungan belajar
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas
3. Penilaian berkelanjutan
4. Guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta
didiknya
5. Manajemen kelas yang efektif
Menurut Suwartiningsih (2021), pembelajaran diferensiasi
menggunakan berbagai pendekatan (multi approach) dalam
konten, proses dan produk. Dalam kelas berdiferensiasi, guru
akan memperhatikan 3 elemen penting dalam pembelajaran
berdiferensiasi di kelas yaitu (1) Konten input yaitu mengenai apa
yang peserta didik pelajari, (2) Proses yaitu bagaimana peserta
didik akan mendapatkan informasi dan membuat ide mengenai
hal yang dipelajarinya, dan (3) Produk (output) yaitu bagaimana
peserta didik akan mendemonstrasikan apa yang sudah mereka
pelajari.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

✓ Pembelajaran Berdiferensiasi
✓ Konten
Konten berhubungan dengan apa yang akan peserta didik
ketahui, pahami dan apa yang akan dipelajari. Dalam hal ini, guru
akan memodifikasi cara agar setiap peserta didik mempelajari
suatu topik pembelajaran.
✓ Proses
Proses merupakan cara peserta didik mendapatkan informasi
atau bagaimana dia belajar. Dalam arti lain, aktivitas peserta
didik dalam mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan berdasarkan konten yang akan dipelajari sesuai
dengan kemampuan peserta didik atau gaya belajarnya.
✓ Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas
pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta
didik. Tugas dan penilaian untuk masing- masing peserta didik
dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan
pembelajaran yang sama.
✓ Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal penting untuk
diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses
pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang
dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi,
pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang
memberi pengaruh pada peserta Didi, di mana hal-hal tersebut
juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan
intelektual (Suprayogi, 2022)
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

✓ Kurikulum Merdeka
Pendidikan memiliki tujuan untuk melahirkan generasi yang cerdas dan
memiliki karakter yang berbudi luhur. Tidak hanya itu, pendidikan juga
mendorong perubahan menuju hal yang lebih baik dari generasi ke
generasi. Melalui pendidikan diharapkan dapat melahirkan hal-hal
inovatif, kreatif serta mencetak generasi yang mampu membawa
perubahan dan mampu memberikan dampak bagi dirinya dan orang-
orang di sekitarnya. Salah satu yang menjadi tokoh penting dalam
pendidikan adalah guru yang merupakan tokoh utama dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik sehingga guru dituntut
untuk menguasai materi pelajaran. Namun pemerintah mengeluarkan
kebijakan yang baru yaitu "Merdeka Belajar". Merdeka belajar
merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan peserta
didik dalam menuntun sistem pembelajaran. Tujuan dari mereka belajar
adalah menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi peserta didik
dan guru karena selama ini pendidikan lebih menekankan kepada aspek
pengetahuan daripada aspek keterampilan.
Menurut Ania (2020), Merdeka belajar merupakan suatu konsep yang
memberikan kebebasan untuk berpikir dan kebebasan untuk berinovasi.
Esensi utama kemerdekaan berpikir yaitu berada pada pendidik. Tanpa
terjadi pada pendidik, maka tidak mungkin terjadi kepada peserta didik.
Selama ini, peserta didik belajar di dalam kelas. Namun di tahun
mendatang, peserta didik mungkin dapat belajar di luar kelas atau
outing class sehingga peserta didik dapat berdiskusi dengan guru tidak
sekedar mendengarkan ceramah guru namun memotivasi.
Merdeka belajar merupakan suatu langkah yang tepat untuk mencapai
pendidikan yang ideal yang sesuai dengan kondisi pendidikan dewasa
kini dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi yang tanggung
cerdas, kreatif dan memiliki karakter. Merdeka belajar memberikan
kebebasan kepada peserta didik dan guru untuk mengembangkan bakat
dan keterampilan yang ada. dalam diri mereka dan juga merdeka belajar
termaksud salah satu strategi dalam pengembangan pendidikan
karakter sehingga peserta didik diharapkan dapat mencapai pendidikan
yang ideal dan sesuai dengan nilai-nilai yang ada menjadi tanggung
jawab dan memiliki kesadaran bersama. Menciptakan generasi emas
yang memiliki pemikiran HOTS, MOST dan mengurangi generasi LOST.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

B. PEMBAHASAN
Keragaman peserta didik yang beragam dapat dilihat berdasarkan
karakteristik peserta didik menyebabkan kebutuhan belajar yang
berbeda-beda dari setiap peserta didiknya. Setiap peserta didik memiliki
latar belakang yang berbeda-beda, begitu juga dengan profil belajar yang
dimiliki setiap peserta didik. Profil belajar peserta didik terdiri dari
pendekatan belajar yang disukai peserta didik, gaya berpikir peserta
didik, kecerdasan peserta didik budaya, jenis kelamin serta gaya belajar
dari peserta didiknya. Begitu juga dengan gaya belajar peserta didik yang
berbeda-beda. Ada peserta didik yang gaya belajarnya visual, dan ada
juga yang gaya belajarnya auditori serta ada juga yang gaya belajarnya
kinestetik. Berdasarkan hal tersebut guru harus terlebih dahulu
mengetahui latar belakang dan profil belajar peserta didiknya untuk
memahami keberagaman yang ada dengan tujuan untuk dapat
menyusun pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik
peserta didiknya.
Guru dapat melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik. Asesment diagnostik adalah bentuk
penilaian yang dilakukan oleh guru di mana guru mengevaluasi
kekuatan, kelemahan pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Sebelum memulai pembelajaran guru merancang asesmen formatif dan
sumatif untuk dapat memonitor hasil pembelajaran, berupa hasil
presentasi dan ujian tengah semester dan ujian akhir. Merdeka belajar
ini dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran berdiferensiasi
mengingat setiap peserta didik memiliki karakteristik dan profil belajar
yang berbeda-beda. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha
untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Pembelajaran
berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
sehingga mampu meningkatkan potensi dan kemampuannya.
Pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan proses, guru dapat
menyesuaikan proses belajar untuk masing-masing peserta didik. Jika
peserta didik dengan kemampuan kognitif rendah dan sedang maka
mereka membutuhkan proses belajar dengan teknik scaffolding. Mereka
membutuhkan perhatian lebih untuk dapat memahami suatu materi.
Jika peserta didik dengan kemampuan kognitif tinggi maka mereka
mampu belajar secara mandiri. Proses belajar yang mereka lalui akan
berbeda dengan peserta didik dengan kemampuan rendah dan sedang.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

B. PEMBAHASAN
Pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan produk, misalnya guru
dapat menyesuaikan proses atau hasil belajar yang ingin dicapai dari
peserta didik dengan gaya belajar peserta didik tersebut. Jika terdapat
peserta didik yang gaya belajarnya visual, maka guru dapat memberikan
tugas bagi peserta didik untuk membuat suatu karya berupa poster atau
brosur. Jika terdapat peserta didik yang gaya belajarnya auditori, maka
guru dapat memberikan tugas kepada peserta didiknya untuk membuat
podcast atau video pembelajaran dan jika terdapat peserta didik yang
gaya belajarnya kinestetik maka guru dapat memberikan tugas kepada
peserta didiknya untuk membuat pementasan atau drama. Tugas-tugas
yang diberikan oleh guru dapat disesuaikan dengan gaya belajar yang
dimiliki untuk menghasilkan produk belajar yang berbeda, namun dari
produk belajar tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sama. Jadi, peserta didik secara bersama-sama
mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran walaupun produk hasil
belajar yang mereka buat berbeda.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
peserta didik memiliki keragaman yang berbeda-beda titik karakteristik
dan kemampuan/potensi yang dimiliki peserta didik berbeda satu
dengan yang lainnya. Untuk mengakomodasi perbedaan tersebut, maka
pemerintah mengeluarkan kebijakan baru yaitu kurikulum Merdeka
Belajar. Di mana kurikulum tersebut memberikan kebebasan kepada
peserta didik dan guru dalam menyusun dan merancang pembelajaran
agar pembelajaran yang berlangsung di kelas terjadi menyenangkan.
Untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka belajar tersebut maka
guru dapat membuat pembelajaran yang berdiferensiasi yang dapat
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda. Dengan
adanya pembelajaran berdiferensiasi ini, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan potensi peserta didik yang berbeda-
beda. Namun, bukan berarti setiap peserta didik mampu untuk
mengakomodasi pembelajaran yang berdiferensiasi yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didiknya.
Keragaman Siswa dan
Pemenuhan Target Kurikulum

DAFTAR PUSTAKA
Aina, Dela Khoirul.2020. Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar
Dewantara dan Relevansi bagi Pengembangan Pendidikan Karakter.
Jurnal Filsafat Indonesia. Vol. 3(3):95-101.

Kamaliah. 2021. Hakikat Peserta Didik. Educational Journal: General and


Specific Research. Vol. 1(1): 49-55.

Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri


Yogyakarta Press.

Suwartiningsih. 2021. Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IX-B Semester
Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Indonesia (JPPI). Vol. 1 (2): 80-94.

Anda mungkin juga menyukai