Oleh:
Muh.Nurul Maula
NPM: (220102277)
B.Membangun Kedekatan dan Hubungan Baik antara Guru, Siswa, dan Orang Tua
Relasi orangtua dan guru dapat berpengaruh terhadap perkembangan belajar siswa. Sebagai
contoh, hubungan antara relasi orang tua dengan guru terhadap hasil belajar siswa tampak saat
implementasi pembelajaran daring beberapa waktu yang lalu, tepatnya ketika pandemi Covid-19
sedang terjadi. Pada waktu itu, peranan orang tua dan guru sama-sama penting dan dibutuhkan
oleh siswa Bahkan dalam pembelajaran luring seperti sekarang, relasi guru dan orang tua murid
yang baik masih memegang peranan penting. Mengapa harus ada hubungan baik antara orangtua,
guru, dan siswa? Salah satu manfaat yang didapatkan adalah rasa aman dan nyaman siswa ketika
belajar.
Membangun hubungan baik antara guru, orang tua, dan murid dalam pendidikan anak juga
diperlukan supaya kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar. Hubungan yang
harmonis akan membuat anak lebih bersemangat belajar dan dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan tidak semudah itu. Masalah relasi dan komunikasi antara
guru, siswa, dan orang tua bisa sangat beragam. Bagaimana caranya supaya sinergi antara peran
guru dan orang tua dapat dimaksimalkan demi membangun dan menjaga kedekatan dengan
siswa?
1. Kedekatan Guru dan Orang Tua untuk Mengenali Karakter dan Kebutuhan
Siswa
Mengenali ragam karakter dan kebutuhan siswa yang berbeda-beda bisa menjadi
tantangan tersendiri bagi guru. Dengan membangun hubungan baik antara guru
dengan orang tua murid, karakter anak akan lebih mudah dipahami. Guru juga
dapat menentukan metode yang lebih tepat untuk berinteraksi dengan siswa,
bahkan merancang pembelajaran yang lebih sesuai.
2. Bersikap Sabar Dan Terbuka Dalam Menjalani Komunikasi
Untuk menjaga keharmonisan hubungan guru dengan siswa maupun orang tua dengan
anak, sikap sabar sangat diperlukan. Guru tidak dapat memilih akan berhadapan dengan
tipe orang tua dan siswa yang seperti apa. Sebaliknya, tidak semua siswa dapat
memenuhi ekspektasi guru dan orang tua. Oleh karena itu, untuk membentuk generasi
yang berprestasi dan sejahtera, baik guru maupun orang tua diharapkan dapat menyadari
bahwa setiap anak punya sifat dan keunikannya sendiri-sendiri.
Untuk membangun hubungan yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua, komunikasi
yang terbuka dari masing-masing pihak sama-sama diperlukan. Terkadang guru dan
orang tua dituntut untuk meredam emosi demi melakukan pendekatan kepada anak. Di
sekolah, persepsi siswa yang baik terhadap guru dapat membantu kelancaran proses
belajar mengajar.
Sebagaimana hubungan orang tua dengan anak, hubungan guru dengan siswa adalah
hubungan dua arah. Ketika guru menunjukkan semangat dan antusiasme saat mengajar,
siswa pun akan memberikan respon yang positif. Semangat, antusiasme, dan nilai-nilai
positif yang ditunjukkan oleh guru akan menular kepada siswa. Demikian pula, nilai-nilai
yang diyakini oleh orang tua terhadap ilmu pengetahuan juga akan diserap oleh anak.
Sinergi antara peran guru dan orang tua, baik di sekolah maupun di rumah, dapat
berpengaruh terhadap semangat belajar siswa.
Di sisi lain, jika guru mengajar dengan ogah-ogahan dan semaunya sendiri, siswa akan
menunjukkan perilaku yang sama. Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan semangat
menuntut ilmu yang rendah juga cenderung malas-malasan belajar. Itulah sebabnya,
hubungan antara guru, siswa, dan orangtua bisa saling mendukung atau, sebaliknya,
justru saling menjatuhkan.
Membangun hubungan yang kuat antara guru, siswa, dan orang tua sebenarnya tidak
selalu rumit. Siswa pasti memiliki ketertarikan terhadap hal-hal tertentu. Supaya lebih
mudah "masuk" ke dalam dunia siswa, guru dapat menggunakan hal-hal yang disukai
siswa tersebut sebagai penunjang pembelajaran. Cara seperti ini dapat membuat siswa
merasa lebih terlibat secara emosional.
Misalnya, siswa suka dengan K-pop. Guru dapat menggunakan idol tertentu sebagai
tokoh dalam pembelajaran. Cara lainnya, guru dapat menyisipkan informasi yang sedang
viral supaya siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran di kelas. Di luar kelas, guru
dapat memasukkan pesan-pesan moral melalui kegiatan ekstrakurikuler ataupun di jam
istirahat tanpa menimbulkan kesan keras dan kaku bagi siswa. Orang tua perlu
memahami hal-hal seperti ini sebagai cara guru menjaga minat dan semangat anak untuk
belajar. Justru relasi orangtua dan guru dapat menyediakan "ruang belajar" bagi anak
yang menyenangkan
Cara menjaga kedekatan dengan siswa, salah satunya, adalah dengan memberikan
penghargaan atau apresiasi yang mampu mendorongnya untuk terus belajar dan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Cara ini pun sebenarnya dapat diterapkan oleh orang tua
karena manfaat yang didapatkan adalah anak yang lebih percaya diri.
Banyak sekali bentuk-bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada siswa. Contoh bentuk
apresiasi guru kepada siswa antara lain pemberian hadiah, tepukan di bahu, senyuman,
pujian, dan lain sebagainya. Relasi guru dan orang tua murid yang baik, dalam hal ini,
dapat menentukan bentuk apresiasi yang lebih sesuai bagi siswa. Penghargaan yang tepat
akan mendorong siswa untuk mengulangi keberhasilan yang telah diraihnya, bahkan
mungkin dapat memotivasi siswa lainnya.
Sebagai partner guru, orang tua memiliki peranan penting dalam tercapainya tujuan
pembelajaran. Karena setiap keluarga memiliki beragam latar belakang, membangun
hubungan baik antara guru dengan orang tua murid dan siswa sekaligus bisa menjadi
tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, pertemuan rutin antara guru dengan orang tua bisa
menjadi wadah komunikasi yang sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
.
DAFTAR PUSTAKA
http://nailufadhilatullaili.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/
15448/2017/10/Menjadi-Pendidik-yang-Mengakomodasi-Keberagaman-
Siswa-Sekolah-Dasar-Melalui-Landasan-Psikologi-Pendidikan.
https://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi/article/view/2243
kupintar.id/info-pintar/-/blogs/membangun-kedekatan-dan-hubungan-baik-
antara-guru-dengan-siswa