Gaya Belajar
informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Gaya
bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan orang yang
satu dengan orang yang lain. Dengan demikian secara umum gaya belajar
orang yang satu dengan yang lain menyerap dan menggali informasi, dan
sendiri.
mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar
10
berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika kita
kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana cara pembelajaran yang baik
dan efektif.
pembawaan dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak
Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan
efektif untuk orang lain”. Dengan gaya belajar, peserta didik akan lebih
memahaminya.
belajar sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap
siswa maka guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik
berlangsung optimal.
yang satu dengan yang lain menyerap dan menggali informasi, dan dapat
para guru di mana pun untuk dapat mendekati semua atau hamper semua
berbeda-beda.
belajar tersebut dipengaruhi oleh jurusan atau bidang yang digeluti, yang
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan
dan cacat tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan
belajar. Proses belajar akan terganggu, selain itu akan cepat
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila
badannya lemah, kurang darah ataupun gangguan pada alat
indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, tuli, setengah tuli,
patah kaki, lumpuh dan lain-lain.
2) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke
dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-
faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesepian.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunnya
daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kurangnya minta belajar, kelesuan dan
kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor Ekstern
1) Faktor Keluarga
Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor Sekolah
Faktor Sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya
belajar siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan
guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau
tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaaan
gedung, letak sekolah dan lainnya. Faktor guru misalnya,
kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan
hubungan antara guru dengan siswa turut mempengaruhi cara
atau gaya belajar siswa.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor
masyarakat yang mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa
meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
secara spesifik.
Setiap individu memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya
belajar atau dapat memiliki kombinasi dari Gaya Belajar yang berbeda.
dua tipe Gaya Belajar pada individu yaitu, Gaya Belajar Field
a. Gaya Diverger
Gaya Belajar Diverger merupakan kombinasi dari perasaan
dan pengamatan. Individu dengan tipe diverger unggul dalam
melihat situasi konkret dari banyak sudut pandang yang berbeda.
Pendekatannya pada setiap situasi adalah mengamati dan bukan
bertindak, termasuk perilaku orang lain diskusi dan sebagainya.
Individu seperti menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk
menghasilkan ide-ide (brainstorming), mempelajari hal-hal baru,
biasanya juga menyukai isu budaya. Ingin segera mengalami suatu
pengalaman, misalnya memecahkan suatu persoalan, dan tidak
takut untuk mencoba.
b. Gaya Assimilator
Gaya Belajar Assimilator merupakan kombinasi dari berpikir
dan mengamati. Individu dengan tipe assimilator memiliki
kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi yang
dikumpulkan dari berbagai berbagai sumber, dan dipandang dari
berbagai berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang
logis, singkat dan jelas.
c. Gaya Konverger
Gaya Belajar Konverger merupakan kombinasi dari berpikir
dan berbuat. Individu dengan tipe konverger unggul dalam
menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya
mereka punye kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan.
d. Gaya Akomodator
Gaya Belajar Akomodator merupakan kombinasi dari
perasaan dan tindakan. Individu dengan tipe akomodator memiliki
kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang
dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan
melibatkan dirinya dalam pengalaman baru dan menantang.
Sedangkan Menurut Bobbi Deporter & Mike Hinercki (2016:119),
dikemukakan olehh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar pada penelitian ini mengangkat teori dari Bobbi Deporter & Mike
Hernacki, yaitu gaya belajar siswa terdiri dari Gaya Belajar Visual, Gaya
kinerja dalam belajar. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang
pemebelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang
lain”. Berarti gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta
efektif bagi diri seseorang belum tentu efektif bagi orang lain. Untuk
yang efektif bagi dirinya sendiri. Menurut Bobbi Deporter dan Mike
meliputi :
berbeda-beda
B. Prestasi Belajar
“Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha (belajar)
bagi murid dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Harus dimiliki tiga
aspek dalam prestasi belajar yaitu kognitif, aspek afektif dan psikomotor.
penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat
dalam belajar yang diberikan dalam jangka waktu tertentu oleh guru
kepada murid-muridnya.
faktor, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri peserta didik dan faktor ekstern adalah faktor ada dari luar
peserta didik.
a. Faktor Intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan, dan cacat
tubuh.
2) Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan
b. Faktor Ekstern adalan faktor yang ada di luar individu, yakni terdiri
dari:
1) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan
ekonomi, pengertian orang tua, dan latar kebudayaan.
2) Faktor masyarakat, seperti kegiatan yang diikuti siswa dalam
masyarakat.
3) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, Kurikulum, relasi
guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
metode belajar, dan tugas rumah.
Menurut Syah (2013:144) dalam psikologi belajar,
macam, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor ini terdiri dari:
1) Aspek fisiologis,
Kondisi umum jasmani seseorang yang menandai
tingkat kesehatan organ-organ tubuh dan sendisendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan
kesehatan organ tubuh, khususnya organ indera pendengar
dan penglihatan akan sangat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan dalam
kegiatan pembelajaran.
Jika kondisi kesehatan sendiri kurang sehat, maka
siswa tersebut tidak akan dapat berkonsentrasi dikarenakan
perhatiannya beralih pada ketidaknyamanan tubuh yang
dirasakan.
2) Aspek psikologis,
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis
diantaranya faktor rohaniah yang dianggap lebih penting.
Faktor-faktor ini seperti: tingkat kecerdasan, sikap, bakat,
minat dan motivasi.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal terdapat dua macam yaitu:
1) Lingkungan sosial, Lingkunagan sosial mencakup
lingkungan sekolah, masyarakat dan lingkungan keluarga.
2) Lingkungan nonsosial, Faktor yang termasuk lingkungan
nonsosial yaitu gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan
cuaca, dan waktu belajar yang digunakan dalam belajar.
3) Faktor pendekatan belajar, Faktor pendekatan belajar
merupakan upaya belajar yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi pelajaran.
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
1) Kecerdasan/ intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya
intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini
lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan. Dalam
proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang
baik.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang
dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan
rasa sayang. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena
hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa
untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam
belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat
ditingkatkan. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu (a) Motivasi instrinsik dan (b) Motivasi
ekstrinsik.
b. Faktor Ekstern
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,
karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
3) Lingkungan Masyarakat
Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam
sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di
suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan
besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga
ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
adalah:
a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
b. Sebagai pemuasaan hasrat ingin tahu. Hal ini sebagai tendensi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia
termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
c. Sebagai bahan informasi dan instansi pendidikan.
d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
e. Sebagai indikator daya serap kecerdasan anak.
(judgement) yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasarkan data yang
a. Teknik Tes
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Kata lain
a. Evaluasi Formatif
Berfungsi untuk memperbaiki proses belajar mengajar kea rah yang
lebih baik. Tujuannya untuk mengetahui hingga dimana
penguasaan murid tentang bahan yang telah diajarakan dalam suatu
program satuan pelajaran. Aspek-aspek yang dinilai berkanaan
dengan hasil pelajaran murid, meliputi pengetahuan, keterampilan,
sikap dan penguassaan terhadap bahan pelajaran yang telah
disajikan.
b. Evaluasi Somatif
Berfungsi untuk menentukan angka/nilai murid setelah mengikuti
program pengajaran dalam satu semester atau akhir dari suatu
program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Tujuannya
untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid
setelah menyelesaiakan program bahan pengajaran dalam satu
semester atau akhir. Aspek-aspek yang dinilai yaitu kemajuan
belajar siswa.
c. Evaluasi Placement (penempatan)
Berfungsi untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan
seluruh pribadinya, agar anak tersebut dapat ditempatkan pada
posisinya yang tepat. Tujuannya untuk menempatkan anak didik
pada kedudukan yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat,
kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keadaan yang lainnya,
sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap
program/bahan yang disajikan guru. Aspek-aspek yang meliputi
yaitu keadaan fisik, psiskis, bakat, kemampuan/pengetahuan,
keterampilan, sikap dan lain-lain aspek yang dianggap perlu bagi
kepentingan pendidikan anak selanjutnya.
d. Evaluasi Diagnostik
Berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang diderita
atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia mengalami
kesulitan hambatan atau gangguan ketika mengikuti program
tertentu. Tujuannya untuk mengatasi/membantu pemecahan
kesulitan atau hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti
kegiatan belajar mengajar pada suatu studi atau keseluruhan bidang
pengajaran. Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar, latar
Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah faktor yang
datang dari luar diri siswa, yaitu faktor ekstern. Faktor yang datang dari luar
diri siswa antara lain, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
Faktor dari sekolah salah satunya adalah kondisi lingkungan sekolah saat
itu. Dari lingkungan sekolah inilah mengarah kepada kegiatan belajar mengajar
disekolah. Dalam proses belajar siswa gaya belajar siswa yang mempengaruhi
belajar antara lain gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar
tactual.
proses belajar. Menurut Nasution (2013:94) gaya belajar adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang
untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru
melalui persepsi yang berbeda. Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan
untuk membedakan orang yang satu dengan orang yang lain. Dengan demikian
yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam suatu situasi yang telah
dikondisikan.
satu dengan yang lain menyerap dan menggali informasi, dan dapat
demikian, ia telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan
pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan
siswa memiliki gaya belajar yang baik dan tepat bagi dirinya maka dengan
sendirinya ia juga akan mendapat prestasi belajar yang baik pula. Namun,
apabila siswa memiliki gaya belajar yang kurang baik dan kurang tepat
terhadap proses belajar maka hasil belajar yang diperolehnya juga rendah. Ini
belajar. Upaya untuk menumbuhkan gaya belajar yang baik pada siswa tidak
terlepas peran aktif dari guru disekolah baik guru mata pelajaran maupun guru
pembimbing
Pengantar
Bangsa yang memprioritaskan pendidikan dalam program-program pemerintahannya akan
menjadi bangsa yang maju dan dapat bersaing di dunia internasional. Bangsa yang memperhatikan
pendidikan akan membuatnya sebagai bangsa terdepan dalam ilmu pengetahuan dan pada gilirannya
bisa menjadi penguasa dunia karena bangsa yang pendidikan dan teknologinya maju akan menjadi
kiblat bagi bangsa-bangsa yang lain.
Pendidikan individu dapat dilakukan melalui pendidikan formal, non formal maupun informal.
Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan secara formal adalah perguruan tinggi, yakni
merupakan pendidikan lanjutan bagi peserta didik setelah selesai menempuh pendidikan
menengah atas. Menurut UU No. 12 Tahun 2012, perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi (Pasal 1 Ayat 6), penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat (Pasal 1 Ayat 9).
Aktifitas pendidikan atau belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara
wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang- kadang terasa amat sulit. Demikian kenyataan yang sering dijumpai pada setiap
anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu
memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku dikalangan anak didik. Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah
yang disebut dengan kesulitan belajar. Menurut Djamarah (2002) bahwa gangguan yang
menyebabkan seseorang mengalami kesulitan belajar dapat berupa sindrom psikologis yang dapat
berupa ketidakmampuan belajar (learning disability). Sindrom berarti gejala yang muncul sebagai
indikator adanya ketidaknormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak. Kesulitan
belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar
tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami masalah
kesulitan belajar.
Gangguan belajar merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris lerning disorder. Namun
amat langka pembahasan tersebut akan dijumpai baik dari versi bahasa Inggris maupun Indonesia.
Yang paling sering dijumpai adalah handaya kesulitan belajar (learning disability). Tulisan berikutnya
menyamakan gangguan belajar dengan handaya kesulitan belajar. Tulisan ini beusaha untuk
mengidentifikasi factor yang berperan mempengaruhi kesulitas belajar pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Bandi Delphi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, Dalam Setting Pendidikan Inklusi. Bandung:
Refina Aditama
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Geddes, D. (1982). Psychomotor Individualled Educational Program for Intellectual, Learning and
behavioral Disabilities. Boston: Allyn Bacon, Inc.
Hallahan D.P.& Kauffman (1991). Exeptional Children: Introduction to Special Education. New Jersey:
Prentice-Hall, Englewood Cliffs.
Kauffman & Hallahan D.P. (2005). Special education: What it is and Why We Need it. Boston: Pearson
Education, Inc.
Kelly, L.J.&Vergasan, G.A.(1978). Dictionary of Special education and Rehabilitation, Dever: Colorado:
Love Publishing Company.
Lerner, R. M. (1985). Individual and context in developmental psychology: Conceptual and theoretical issues. In
J. R. Nesselroade & A. Von Eye (Eds.), Individual development and social change: Explanatory analysis (pp.
155-183). New York: