Anda di halaman 1dari 10

MANAGEMENT IN TEACHING ENGLISH CHARACTER

Makalah ini untuk Memenuhi Tugas Bahasa Inggris

Dosen: Dr. Hj. Huriyah, M.Pd.

Oleh:

YUNI MELANI SARI

2286010024

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SYEKH NURJATI CIREBON

(2022)
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Pendidikan Karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah, yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
dan kebangsaan sehingga menjadi manusia yang sempurna. Dalam Pendidikan Karakter di
sekolah, semua komponen (stakeholder) harus dilibatkan, termasuk komponen pendidikan itu
sendiri, isi kurikulum, pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau
pengelolaan mata pelajaran, manajemen sekolah, pelaksanaan pendidikan karakter. kegiatan atau
kegiatan ekstra kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh
warga dan lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di setiap mata pelajaran.
Materi ajar yang berkaitan dengan norma atau nilai dalam setiap mata pelajaran harus
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Salah satunya adalah mata pelajaran bahasa
Inggris. Mata pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran inti yang dipelajari oleh semua
jenjang pendidikan di Indonesia, baik formal maupun informal. Mulai dari Sekolah Dasar (SD)
hingga Peguruan Tinggi. Mata pelajaran ini ditetapkan sebagai mata pelajaran yang mutlak wajib
dipelajari, karena di era globalisasi ini, pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang
digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Diharapkan kedepannya, dengan pengetahuan bahasa
Inggris, siswa dapat bersaing di segala bidang. Mengingat pentingnya peran bahasa Inggris,
maka pelajaran bahasa Inggris di sekolah sudah sepatutnya menjadi perhatian yang besar oleh
pihak sekolah. Selama ini sebagian besar pendapat yang dikemukakan oleh siswa, bahwa mata
pelajaran bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sulit bahkan menakutkan bagi mereka,
tidak jarang siswa yang membolos tidak mengikuti mata pelajaran ini. Di sisi lain terkadang
siswa hanya bersikap pasif saat belajar bahasa Inggris, dalam arti duduk diam dan tidak
mengetahui apa yang sedang dipelajari.
Keadaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, jika ingin anak muda mampu bersaing di era
globalisasi saat ini, terutama di masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu ditelusuri
penyebab siswa mengalami hambatan dalam mempelajari mata pelajaran bahasa Inggris.
Kemudian, guru dapat menerapkan pendidikan karakter bahasa Inggris. Dengan harapan, siswa
lebih bersemangat dan antusias dalam belajar bahasa Inggris. Inilah yang harus diperhatikan dan
disikapi oleh pihak sekolah sekaligus pengambil kebijakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan siswa terhambat dalam belajar bahasa Inggris?
2. Bagaimana cara mengatasi hambatan siswa untuk belajar bahasa Inggris?
3. Bagaimana guru menerapkan pengajaran karakter bahasa Inggris?

C. Tujuan
1. Mengetahui hambatan siswa dalam belajar bahasa Inggris.
2. Mengetahui cara mengatasi hambatan siswa dalam belajar bahasa Inggris.
3. Mengetahui bagaimana guru menerapkan karakter pengajaran bahasa Inggris kepada siswa.
TEORI

A. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Fontana adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap
dalam tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman. Definisi difokuskan pada tiga hal. Itu
adalah:
- Studi itu harus memungkinkan perubahan perilaku individu
- Perubahan itu harus menjadi buah dari pengalaman
- Perubahan itu terjadi pada perilaku individu yang mungkin
Belajar dalam arti umum adalah pencarian pengetahuan dan pengalaman baru dalam
rangka mengatasi masalah dalam hidupnya. Termasuk dalam pengertian ini adalah mencari
untuk memperoleh kemampuan baru. Menurut Cronbach yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata,
mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebgai hasil karena pengalaman.
Menurut Harold Spears, belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba,
mendengarkan dan mengikuti arahan (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti arahan).
Sedangkan Mc.Geoh mengatakan bahwa belajar adalah perubahan penampilan sebagai
akibat dari latihan (menjalankan sesuatu kegiatan/kegiatan). Dari beberapa pendapat pada poin-
poin diatas dapat ditarik pengertian bahwa :
- Belajar akan membawa perubahan aktual dalam perilaku
- Dengan mempelajari, seseorang akan mendapatkan keterampilan baru
- Perubahan perilaku dan keterampilan baru

B. Hambatan dalam Belajar

Proses belajar yang dialami siswa tidak selalu mulus seperti yang diharapkan. Terkadang
mereka mengalami kesulitan atau hambatan yang dapat mengganggu kelancaran belajar
walaupun kecil. Hambatan dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Hambatan Diri Siswa timbul dari Diri Sendiri.
Hambatan tersebut dapat berupa:

1) Biologis, adalah hambatan yang bersifat fisik:

a. Kecacatan tubuh, adalah kurangnya kesempurnaan tubuh, seperti patah kaki, patah lengan,
kaki lancip (polio), kurang pendengaran atau tuli, buta, dapat mengganggu kelancaran belajar.
Selain itu dapat menimbulkan frustasi dan harga diri yang rendah, yang tentunya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Meski tidak semua siswa, namun banyak juga siswa yang
merasa demikian.

b. Sehat, orang yang sehat berarti bebas dari penyakit. Puasa yang tidak sehat dapat
menyebabkan kelelahan, mudah mengantuk, kurang semangat dalam belajar dan akibatnya
mengganggu kelancaran belajar.

2) Hambatan psikologis yang bersifat psikologis seperti:

a. Intelijen. Siswa yang memiliki intelegensi rendah akan terhambat kemajuan belajarnya.

b. Bakat. Adalah kemampuan belajar yang terlihat baru ketika seseorang sedang belajar. Bakat
sangat berpengaruh dalam belajar siswa dan dalam satu bidang tertentu.

c. Minat. Merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keberhasilan penelitian. Siswa
yang tidak berminat mempelajari bidang tertentu akan sulit mencapai prestasi yang baik.

b. Hambatan yang timbul dari Luar Siswa.

1) Kendala tersebut berasal dari keluarga.

a. Sikap acuh dari orang tua, memanjakan, over protektif, terlalu banyak tekanan pada anak
dengan disiplin yang ketat dapat menghambat kemajuan belajar.

b. Kondisi ekonomi juga berperan dalam mendukung keberhasilan belajar keluarga.

c. Hubungan yang tidak harmonis antara anggota keluarga.

2) Sekolah.
a. Keadaan gedung yang tidak memadai,itu menjadi salah satu factor siswauntuk tidak focus
dalam belajar.

c. Metode belajar mengajar yang tidak sesuai menentukan efektivitas pembelajaran.

d. Pekerjaan rumah terlalu banyak (PR)

e. Minimnya sarana dan prasarana sekolah juga dapat menghambat kemajuan siswa.

3) Lingkungan.

a. Teman bergaul itu tidak baik.

b. Pengaruh media massa bersifat negatif.

c. Melakukan hal yang tidak bermanfaat

C. Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Rothwall (1961) sebagai berikut:

1) Prinsip Kesiapsiagaan adalah kondisi individu yang memungkinkan dirinya untuk belajar.
Yang termasuk kesiapan disini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, latar belakang
kecerdasan pengalaman, motivasi, persepsi dan faktor lain yang memungkinkan menjadi
penyangga belajar.

2) Motivasi prinsip adalah kondisi siswa untuk memulai kegiatan dan menetapkan arah kegiatan

3) Prinsip interpretasi bahwa persepsi situasi hidup. Setiap individu melihat dunia dengan
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain

4) Prinsip tujuan yaitu tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh seseorang.

5) Prinsip transfer dan retensi. Apa pun yang dipelajari dalam satu situasi pada akhirnya akan
digunakan dalam situasi lain, proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan untuk
menggunakan kembali hasil belajar seseorang disebut retensi.

6) Prinsip belajar kognitif meliputi asosiasi antar elemen, pembentukan konsep, keterampilan
menemukan masalah dan pemecahan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru.
7) Prinsip belajar efektif yang meliputi nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.

8) Prinsip belajar psikomotor yang menentukan bagaimana seseorang mampu mengontrol


aktivitas fisiknya.

9) Prinsip evaluasi adalah bagaimana menguji kemajuan dalam mencapai tujuan.

D. Faktor Pendorong Pembelajaran yang dapat dilakukan oleh Guru.

1. Motivasi Internal

Motivasi yang kuat dalam diri siswa, tidak dibujuk oleh orang tuanya. Untuk memunculkan
motivasi internal ini, mungkin perlu rekayasa social. Ketika seseorang bertemu bule, dan
berinisiatif untuk meminta foto dalam Bahasa Inggris, itu berarti dia memiliki keingintahuan
bahasa Inggris. Sifat dadakan itu tentu subjektif, yang bisa dilakukan adalah menciptakan ruang
yang memungkinkan kreativitas muncul. Prof. mengitup bahasa. John Halsey (guru besar
pendidikan di Flinders University), yaitu perlunya suatu mekanisme yang memungkinkan
kreativitas itu akan muncul. Sebagai seorang guru, guru memiliki peran yang strategis dengan
didukung oleh kebijakan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang menumbuhkan
kecintaan terhadap bahasa Inggris. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan membawa
bule/native speaker langsung ke dalam kelas, atau membawa orang-orang sukses belajar bahasa
Inggris, dan upaya lain dalam rangka mensitumulasi tumbuhnya motivasi internal.

2. Motivasi Eksternal.

Metode ini berbeda dengan yang pertama, lebih banyak faktor penguat yang berada di luar siswa
yang bersangkutan. Tetapi juga mempengaruhi tumbuhnya motivasi belajar. Pemberian
bingkisan, memberi apresiasi, dan bentuk lomba lainnya merupakan salah satu upaya agar siswa
lebih semangat belajar bahasa Inggris. Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
METODE

Bahasa Inggris di sekolah dasar akan tampak menarik dan tidak membosankan jika guru
sebagai agent of knowledge yang dapat menransfer ilmu pengetahuan, dan keterampilan bahasa
Inggris dengan cara yang menyenangkan dan dapat diterima oleh anak-anak. Banyak hal yang
bisa dilakukan oleh seorang guru pengampu bahasa Inggris di sekolah dasar. Guru dapat
menggunakan berbagai media dan metode yang tepat dan menyenangkan bagi anak.
Salah satu metode pengajaran bahasa Inggris yang menarik bagi anak-anak adalah
melalui bercerita (telling). Mendongeng di mana guru menceritakan kisah dan cerita dalam
bahasa Inggris. Kedengarannya sulit karena anak tidak tahu arti kata dan frasa yang diucapkan
oleh guru. Tapi di sini ada sisi positifnya. Anak-anak akan terbiasa dengan kata, frasa, dan
kalimat dalam bahasa Inggris. Untuk mengatasi hal tersebut guru dapat menggunakan media
gambar atau video cerita. Guru dapat menggunakan gambar atau video yang akan membantu
anak memahami cerita. Sehingga cerita nyata dan merangsang emosi anak dan respon guru
dalam membawakan cerita melibatkan ekspresi dan emosi seolah-olah peran guru dalam cerita
tersebut. Bercerita juga bisa menggunakan bantuan video lengkap. Guru cukup merotasi cerita
anak dalam bahasa Inggris. Setelah selesai memutar video cerita dapat mengajukan pertanyaan
kepada guru pada anak.
Berbicara tentang bahan cerita untuk mendongeng guru dapat menggunakan buku cerita
rakyat (dongeng, dongeng, legenda, fabel, dll). Untuk menunjang pembelajaran guru juga dapat
membuat media gambar yang berkaitan dengan cerita yang digunakan. Beberapa situs yang bisa
dijadikan sebagai referensi. Untuk mendukung dan memfasilitasi story telling ini idealnya guru
menggunakan laptop dan LCD proyektor. Dengan bantuan kedua alat tersebut akan sangat
memudahkan guru dalam menyajikan materi story telling. Story telling merupakan salah satu
metode pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar yang dapat meningkatkan kemampuan anak
dalam mendengarkan dan berbicara. Anak-anak disini tidak hanya pasif mendengarkan saja
karena setelah mendengarkan cerita guru dapat mengajak anak berdiskusi terkait cerita yang
dilihat dan didengar. Anak-anak akan terbiasa terlibat dan diekspos dalam penggunaan bahasa.
Siswa dibiasakan dengan suasana bahasa Inggris yang sesungguhnya.
HASIL

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hambatan pembelajaran siswa dalam bahasa Inggris meliputi hambatan yang timbul dari
siswa dan hambatan yang timbul dari luar siswa.
2) Mengatasi hambatan siswa dalam belajar bahasa inggris dilakukan oleh guru melalui faktor
kemauan belajar siswa yang mendorong dan metode yang unik.
3) Pelaksanaan pendidikan bahasa Inggris berkarakter, dilakukan dengan pengembangan yang
lebih memadai dalam model kurikulum terpadu dan pembelajaran dengan metode pembelajaran
terpadu.
REFERENSI

http://ikhsanu.blogspot.com/2011/01/makalah-bahasa-inggris.html#ixzz2EtEc7SJF
http://www.wayantulus.com
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/02/pendidikan-karakter-atau-pendidikan-berkarakter-
498437.html
http://aceh.tribunnews.com/2012/03/01/pendidikan-berkarakter
http://www.pendidikankarakter.com/pentingnya-pendidikan-karakter-dalam-dunia-pendidikan/
http://liyanasunanto.wordpress.com/2012/02/19/implementasi-dan-pengembangan-pendidikan-
karakter-dalam-pembelajaran-di-sekolah-dasar/

Anda mungkin juga menyukai