PEMBELAJARAN
Aprilia Ines Nur Faj’ri
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Karakteristik Peserta didik yaitu kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari
minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berfikir, dan kemampuan awal.
Sebagai pendidik yang berkualitas, penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam
mengenai karakter peserta didik agar proses pembelajaran dapat dioptimalkan. Ini
mencakup pengenalan karakteristikbdari kecerdasan dan gaya belajar yang beragam.
Pembangunan kurikulum haruslah memperhitungkan faktor-faktor seperti tuntutan, bakat,
minat, kebutuhan, dan kepentingan siswa. Dari segi teoritis, siswa memiliki perbedaan
dalam banyak aspek, termasuk perbedaan fitrah individu dan latar belakang keluarga,
sosial, budaya, ekonomi, serta lingkungan. Interaksi antara guru dan siswa menjadi ciri
khas dalam proses belajar mengajar, di mana keduanya memiliki peran yang saling
mendukung. Siswa bertanggung jawab untuk belajar, sedangkan guru memiliki tugas
untuk mendampingi siswa dalam proses pembelajaran mereka.
a) Fase sensori pada usia 0-2 tahun, di mana anak belum memiliki konsep
tentang objek yang permanen; mereka hanya menyadari hal-hal yang diakses
oleh indera mereka.
b) Fase praoperasional pada usia 2-7 tahun, di mana anak mulai mengalami
pertumbuhan kognitif, namun masih terbatas pada pengalaman yang dapat
diakses (dilihat) di sekitarnya. Hanya menjelang tahun kedua, anak mulai
mengenal simbol dan nama.
c) Fase operasional konkret pada usia 7-11 tahun, di mana anak dapat memahami
simbol-simbol matematis, tetapi masih sulit menghadapi konsep-konsep
abstrak.
a. Faktor Akademis
b. Faktor Sosial
Hasil pre test berguna untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi
sebelum mengikuti pelajaran, dan hasilnya dibandingkan dengan pencapaian setelah
mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman awal mengenai
pengetahuan siswa sebelum memperkenalkan informasi baru. Setelahnya, post test
diperlukan untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa setelah diberikan materi baru.
Selain menggunakan pre test untuk memahami karakteristik siswa, guru juga dapat
menggunakan peta konsep sebagai alat untuk mengevaluasi pengetahuan awal siswa
sebelum pembelajaran dimulai. Sebagai contoh, guru dapat menuliskan kata kunci utama,
seperti "Pasar," di tengah papan tulis dan meminta siswa menyebutkan atau menuliskan
konsep-konsep yang berkaitan dengan pasar. Melalui kegiatan ini, pengetahuan awal
siswa dapat terlihat saat mereka bersama-sama membuat peta konsep di papan tulis. Tiap
peserta didik memiliki karakter dan kemampuan yang unik. Ada yang dapat menyerap
banyak informasi sekaligus, sementara yang lain lebih cenderung memproses sedikit
demi sedikit. Beberapa dapat dengan cepat menyimpan dan mengeluarkan informasi,
sementara yang lain melakukannya dengan lambat. Banyak peserta didik yang
mengalami luka emosional dan merasa gagal ketika tidak dapat memenuhi harapan dari
lingkungannya, terutama dalam hal akademis. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator
perlu memahami karakter dan gaya belajar masing-masing peserta didik.