DI SEKOLAH DASAR
abstrak:
Tulisan ini ditujukan untuk menggambarkan tentang landasan psikologis dalam
pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar. Landasan psikologis dapat didefenisikan sebagai
suatu landasan yang dijadikan sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas
berbagai informasi tentang jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan
dari bayi hingga usia lanjut sehingga dapat memudahkan pelaksanaan proses pendidikan. Ada
dua tujuan utama menjadikan psikologi sebagai salah satu landasan dalam pendidikan.
Pertama,agar para pendidik, atau para calon pendidik memahami pemahaman yang baik
tentangsituasi pendidikan. Kedua, agar para pendidik, dan para calon pendidik
mampumenyiapkan dan melaksanakan pengajarandan bimbingan terhadap siswa dengan
lebih baik. Landasan psikologis yang digunakan dalam penentu pendidikan di sekolah dasar,
antara lain keberagaman, gaya belajar, karakteristik, permasalahan, potensi dan keunikan,
multiple intellegencies.
Kats kunci : psikologis, keberagaman, karakteristik, SD
PENDAHULUAN
Landasan Pendidikan dengan pokok pemahamannya tentang seluk beluk
bahasan Landasan Psikologis landasan pendidikan.
dalam Pendidikan. Sehubungan dengan Perbedaan individual terjadi karena adanya
pentingnya mengetahui tentang landasan perbedaan berbagai aspek
psikologis dalam pendidikan maka pemba kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya
hasan yang kami lakukan sangat perlu yang berkaitan dengan kecerdasan dan
untuk dibincangkan. Pendidikan selalu mel bakat tetapi juga perbedaan pengalaman
ibatkan kejiwaan manusia, sehingga dan tingkat perkembangan, perbedaan
landasan psikologi merupakan salah satu la aspirasi dan cita•cita bahkan perbedaan ke
ndasan yang penting dalam bidang pribadian secara keseluruhan. Oleh
pendidikan. Sementara itu keberhasilan pe sebab itu, pendidik perlu memahami perke
ndidik dalam melaksanakan berbagai mbangan individu peserta didiknya
peranannya akan dipengaruhi oleh baik itu prinsip perkembangannya maupun
arah perkembangannya. terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan
Dalam landasan psikologis terdapat unsur- dalam kehidupan nyata. Keberagaman
unsur yang dapat diterapkan dalam tersebut lebih memusatkan pada
pembelajaran di Sekolah Dasar, antara lain keragaman individual.
keberagaman, gaya belajar, karakteristik,
Gaya belajar merupakan cara termudah
permasalahan, potensi dan keunikan, dan
yang dimiliki oleh individu
multiple intelligencies. Keberagaman atau
dalammenyerap,mengatur, dan mengolah
kemajemukan merupakan kenyataan
informasi yang diterima. Gaya belajar
sekaligus keniscayaan dalam kehidupan
yang sesuai adalah kunci keberhasilan
dimasyarakat. Keragaman merupakan
siswa dalam belajar.Dengan menyadari hal
salah satu realitas utama yang dialami
ini, siswa mampu menyerap dan mengolah
masyarakat dan kebudayaan di masa silam,
informasi dan menjadikan belajar lebih
kini diwaktu-waktu mendatang sebagai
mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.
fakta, keragaman sering di sikapi secara
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi
berbeda, di satu sisi di terima sebagai fakta
hanya dalam satu bentuk, terutama yang
yang dapat memperkaya kehidupan
bersifat verbal atau dengan jalur auditorial,
bersama, tetapi di sisi lain dianggap
tentunya dapat menyebabkan adanya
sebagai faktor penyulit. Kemajemukan
ketimpangan dalam menyerap informasi.
bisa mendatangkan konflik yang dapat
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar,
merugikan masyarakat sendiri jika tidak di
siswa perlu dibantu dan diarahkan untuk
kelola dengan baik. Setiap manusia
mengenali gaya belajar yang sesuai dengan
dilahirkan setara, meskipun dengan
dirinya sehingga tujuan pembelajaran
keragaman identitas yang disandang.
dapat dicapai secara efektif. Terdapat tiga
Kesetaraan merupakan hal yang inheren
modalitas (type) dalam gaya belajar yaitu
yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap
visual, auditorial, dan kinestetik.
individu memiliki hak-hak dasar yang
Ada beberapa karakteristik anak di usia
sama melekat pada dirinya sejak dilahirkan
Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
atau disebut dengan hak asasi manusia.
guru, agar lebih mengetahui keadaan
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan
peserta didik khususnya ditingkat Sekolah
dapat terwujud dalam praktik nyata dengan
Dasar(SD). Seorang guru harus dapat
adanya pranata-pranata sosial, terutama
menerapkan metode pengajaran yang
pranata hukum, yang merupakan
sesuai dengan keadaan siswanya, maka
merupakan mekanisme kontrol yang
sangat penting bagi seorang pendidik
secara ketat dan adil mendukung dan
mendorong
mengetahui karakteristik siswanya. Selain perkembangan diri siswa, sekolah dan
karakteristik yang perlu diperhatikan juga guru seyogiyanya dapat menyediakan dan
adalah kebutuhan peserta didik. memenuhi berbagai kebutuhan siswanya
pemahaman terhadap karakteristik peserta dalam rangka pencapaian perkembangan
didik dan tugas-tugas perkembangan anak diri sisw. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan
SD dapat dijadikan titik awal untuk Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih
untuk menentukan waktu yang tepat dalam Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan
memberikan pendidikan sesuai dengan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian
PEMBAHASAN
Sekolah dasar merupakan sarana pembelajaran dua arah dengan cara guru
pendidikan awal bagi siswa kanak-kanak hanya menerangkan materi kemudian
dalam memperoleh pendidikan di sekolah siswa mengisi soal yang tersedia di lembar
formal yang sebelumnya memperoleh kerja siswa (LKS). Dengan metode ini
pendidikan dini di taman kanak-kanak atau proses pembelajaran dirasakan kurang
pendidikan anak usia dini (PAUD). efektif dan proses penyerapan materi pada
Sekolah Dasar memberikan peranan siswa kurang maksimal karena pola pikir
penting dan mendasar dalam memberikan mereka terpaku pada materi yang hanya
pengetahuan pada anak yang sedang diterangkan oleh guru dan dari materi di
mengalami proses pertumbuhan, baik buku.
pertumbuhan dari segi fisik, psikis maupun
mental. Melihat permasalahan diatas perlu
adanya proses perubahan dalam proses
Saat ini sekolah dasar negeri gaya belajar siswa yaitu dari proses belajar
maupun swasta memberikan materi kontekstual menuju proses belajar yang
pendidikan kepada siswa dasar dengan menunjang pada keaktifan dan pola pikir
cara yang berbeda. Ada yang berbasis agar kritis dari siswa. Oleh karena itu, ada
siswa itu aktif maupun agar siswa itu beberapa cakupan perubahan yang akan
berkompetitif secara sehat. Disamping dilakukan, yakni sebagai berikut :
pada tujuan pendidikan yang akan dicapai
namun masih banyak sekolah dasar yang Perubahan proses belajar siswa dari
masih menerapkan proses belajar secara kontekstual menuju siswa aktif
konvensional atau kontekstual, yaitu
proses
Contoh : Dari guru hanya menerangkan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh
dan kemudian memberikan soal (UNY, 2008), karakter mengacu kepada
pertanyaan kemudian siswa mengisi pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
LKS (Lembar Kerja Siswa) (behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills). Karakter berasal dari
Proses gaya belajar siswa dari materi kasus
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
ke praktek edukasi
menandai dan memfokuskan bagaimana
Contoh : Dari guru memberikan materi dan mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
contoh riil dari kasus yang dihadapi baik sehingga orang yang tidak jujur, kejam,
melalui foto, tayangan film maupun dari rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan
poster gambar sehingga siswa mampu orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
memberikan solusi yang tepat terhadap yang perilakunya sesuai dengan kaidah
permasalahan sesuai dengan pola pikir moral disebut dengan berkarakter mulia.
KESIMPULAN
Landasan psikologis dapat
sesuai adalah kunci keberhasilan siswa
didefenisikan sebagai suatu landasan yang
dalam belajar.
dijadikan sebagai titik tolak dalam proses
Karakter menurut Pusat Bahasa
pendidikan yang membahas berbagai
Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
informasi tentang jiwa atau psikis manusia
kepribadian, budi pekerti, perilaku,
yang selalu mengalami perkembangan dari
personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
bayi hingga usia lanjut sehingga dapat
watak”.
memudahkan pelaksanaan proses
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Landasan psikologis berupa keberagaman,
gaya belajar, karakteristik, permasalahan, Mustadi, Ali. Pendidikan Karakter
potensi dan keunikan, multiple Berwawasan Sosiokultural (Sociocultural
intellegencies. Based Character Education)di Sekolah
Dasar, Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY)
Gaya belajar merupakan cara Melalui :
termudah yang dimiliki oleh individu
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen
dalammenyerap,mengatur, dan mengolah
elitian/dr-ali-mustadi-mpd/7-artikel-
informasi yang diterima. Gaya belajar
pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-
yang
kultural-terbit-majalah-dinamika-
pendidikan-2011_2.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen
elitian/dr-ali-mustadi-mpd/7-artikel-
pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-
kultural-terbit-majalah-dinamika-
pendidikan-2011_2.pdf
www.umnaw.ac.id/wp-
content/.../01/LAPORAN-SUJARWO.pdf
https://digitum.um.es/jspui/bitstream/10201
/2172/1/919582.pdf
https://gicibusinessschool.ac.id/.../jurnal/Jurn
al-AKMENBIS-05.pdf
https://www.sfu.ca/~jcnesbit/EDUC220/Think
Paper/Gardner1989.pdf
www.unpak.ac.id/.../dosen_8581_5_analisis_
terhadap_pola_asuh_....
https://digilib.unsika.ac.id/.../08.Pengaruh%2
0Gaya%20Belajar%20.