Anda di halaman 1dari 7

LANDASAN PSIKOLOGIS SEBAGAI PENENTU ARAH PENDIDIKAN

DI SEKOLAH DASAR

Candra Adi Wijaya


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: candra.rebelqueen@gmail.com

abstrak:
Tulisan ini ditujukan untuk menggambarkan tentang landasan psikologis dalam
pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar. Landasan psikologis dapat didefenisikan sebagai
suatu landasan yang dijadikan sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas
berbagai informasi tentang jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan
dari bayi hingga usia lanjut sehingga dapat memudahkan pelaksanaan proses pendidikan. Ada
dua tujuan utama menjadikan psikologi sebagai salah satu landasan dalam pendidikan.
Pertama,agar para pendidik, atau para calon pendidik memahami pemahaman yang baik
tentangsituasi pendidikan. Kedua, agar para pendidik, dan para calon pendidik
mampumenyiapkan dan melaksanakan pengajarandan bimbingan terhadap siswa dengan
lebih baik. Landasan psikologis yang digunakan dalam penentu pendidikan di sekolah dasar,
antara lain keberagaman, gaya belajar, karakteristik, permasalahan, potensi dan keunikan,
multiple intellegencies.
Kats kunci : psikologis, keberagaman, karakteristik, SD

PENDAHULUAN
Landasan Pendidikan dengan pokok pemahamannya tentang seluk beluk
bahasan Landasan Psikologis landasan pendidikan.
dalam Pendidikan. Sehubungan dengan Perbedaan individual terjadi karena adanya
pentingnya mengetahui tentang landasan perbedaan berbagai aspek
psikologis dalam pendidikan maka pemba kejiwaan antar peserta didik, bukan hanya
hasan yang kami lakukan sangat perlu yang berkaitan dengan kecerdasan dan
untuk dibincangkan. Pendidikan selalu mel bakat tetapi juga perbedaan pengalaman
ibatkan kejiwaan manusia, sehingga dan tingkat perkembangan, perbedaan
landasan psikologi merupakan salah satu la aspirasi dan cita•cita bahkan perbedaan ke
ndasan yang penting dalam bidang pribadian secara keseluruhan. Oleh
pendidikan. Sementara itu keberhasilan pe sebab itu, pendidik perlu memahami perke
ndidik dalam melaksanakan berbagai mbangan individu peserta didiknya
peranannya akan dipengaruhi oleh baik itu prinsip perkembangannya maupun
arah perkembangannya. terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan
Dalam landasan psikologis terdapat unsur- dalam kehidupan nyata. Keberagaman
unsur yang dapat diterapkan dalam tersebut lebih memusatkan pada
pembelajaran di Sekolah Dasar, antara lain keragaman individual.
keberagaman, gaya belajar, karakteristik,
Gaya belajar merupakan cara termudah
permasalahan, potensi dan keunikan, dan
yang dimiliki oleh individu
multiple intelligencies. Keberagaman atau
dalammenyerap,mengatur, dan mengolah
kemajemukan merupakan kenyataan
informasi yang diterima. Gaya belajar
sekaligus keniscayaan dalam kehidupan
yang sesuai adalah kunci keberhasilan
dimasyarakat. Keragaman merupakan
siswa dalam belajar.Dengan menyadari hal
salah satu realitas utama yang dialami
ini, siswa mampu menyerap dan mengolah
masyarakat dan kebudayaan di masa silam,
informasi dan menjadikan belajar lebih
kini diwaktu-waktu mendatang sebagai
mudah dengan gaya belajar siswa sendiri.
fakta, keragaman sering di sikapi secara
Penggunaan gaya belajar yang dibatasi
berbeda, di satu sisi di terima sebagai fakta
hanya dalam satu bentuk, terutama yang
yang dapat memperkaya kehidupan
bersifat verbal atau dengan jalur auditorial,
bersama, tetapi di sisi lain dianggap
tentunya dapat menyebabkan adanya
sebagai faktor penyulit. Kemajemukan
ketimpangan dalam menyerap informasi.
bisa mendatangkan konflik yang dapat
Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar,
merugikan masyarakat sendiri jika tidak di
siswa perlu dibantu dan diarahkan untuk
kelola dengan baik. Setiap manusia
mengenali gaya belajar yang sesuai dengan
dilahirkan setara, meskipun dengan
dirinya sehingga tujuan pembelajaran
keragaman identitas yang disandang.
dapat dicapai secara efektif. Terdapat tiga
Kesetaraan merupakan hal yang inheren
modalitas (type) dalam gaya belajar yaitu
yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap
visual, auditorial, dan kinestetik.
individu memiliki hak-hak dasar yang
Ada beberapa karakteristik anak di usia
sama melekat pada dirinya sejak dilahirkan
Sekolah Dasar yang perlu diketahui para
atau disebut dengan hak asasi manusia.
guru, agar lebih mengetahui keadaan
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan
peserta didik khususnya ditingkat Sekolah
dapat terwujud dalam praktik nyata dengan
Dasar(SD). Seorang guru harus dapat
adanya pranata-pranata sosial, terutama
menerapkan metode pengajaran yang
pranata hukum, yang merupakan
sesuai dengan keadaan siswanya, maka
merupakan mekanisme kontrol yang
sangat penting bagi seorang pendidik
secara ketat dan adil mendukung dan
mendorong
mengetahui karakteristik siswanya. Selain perkembangan diri siswa, sekolah dan
karakteristik yang perlu diperhatikan juga guru seyogiyanya dapat menyediakan dan
adalah kebutuhan peserta didik. memenuhi berbagai kebutuhan siswanya
pemahaman terhadap karakteristik peserta dalam rangka pencapaian perkembangan
didik dan tugas-tugas perkembangan anak diri sisw. Sepeti Pemenuhan Kebutuhan
SD dapat dijadikan titik awal untuk Fisiologis, Pemenuhan Kebutuhan Rasa
menentukan tujuan pendidikan di SD, dan Aman, Pemenuhan Kebutuhan Kasih
untuk menentukan waktu yang tepat dalam Sayang atau Penerimaan, Pemenuhan
memberikan pendidikan sesuai dengan Kebutuhan Harga Diri , Pemenuhan
kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Kebutuhan Akatualisasi Diri.
Secara ideal, dalam rangka pencapaian
PEMBAHASAN
Sekolah dasar merupakan sarana pembelajaran dua arah dengan cara guru
pendidikan awal bagi siswa kanak-kanak hanya menerangkan materi kemudian
dalam memperoleh pendidikan di sekolah siswa mengisi soal yang tersedia di lembar
formal yang sebelumnya memperoleh kerja siswa (LKS). Dengan metode ini
pendidikan dini di taman kanak-kanak atau proses pembelajaran dirasakan kurang
pendidikan anak usia dini (PAUD). efektif dan proses penyerapan materi pada
Sekolah Dasar memberikan peranan siswa kurang maksimal karena pola pikir
penting dan mendasar dalam memberikan mereka terpaku pada materi yang hanya
pengetahuan pada anak yang sedang diterangkan oleh guru dan dari materi di
mengalami proses pertumbuhan, baik buku.
pertumbuhan dari segi fisik, psikis maupun
mental. Melihat permasalahan diatas perlu
adanya proses perubahan dalam proses
Saat ini sekolah dasar negeri gaya belajar siswa yaitu dari proses belajar
maupun swasta memberikan materi kontekstual menuju proses belajar yang
pendidikan kepada siswa dasar dengan menunjang pada keaktifan dan pola pikir
cara yang berbeda. Ada yang berbasis agar kritis dari siswa. Oleh karena itu, ada
siswa itu aktif maupun agar siswa itu beberapa cakupan perubahan yang akan
berkompetitif secara sehat. Disamping dilakukan, yakni sebagai berikut :
pada tujuan pendidikan yang akan dicapai
namun masih banyak sekolah dasar yang Perubahan proses belajar siswa dari
masih menerapkan proses belajar secara kontekstual menuju siswa aktif
konvensional atau kontekstual, yaitu
proses
Contoh : Dari guru hanya menerangkan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh
dan kemudian memberikan soal (UNY, 2008), karakter mengacu kepada
pertanyaan kemudian siswa mengisi pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku
LKS (Lembar Kerja Siswa) (behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (skills). Karakter berasal dari
Proses gaya belajar siswa dari materi kasus
bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau
ke praktek edukasi
menandai dan memfokuskan bagaimana

Contoh : Dari guru memberikan materi dan mengaplikasikan nilai kebaikan dalam

pertanyaan kemudia guru memberikan bentuk tindakan atau tingkah laku,

contoh riil dari kasus yang dihadapi baik sehingga orang yang tidak jujur, kejam,

melalui foto, tayangan film maupun dari rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan

poster gambar sehingga siswa mampu orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang

memberikan solusi yang tepat terhadap yang perilakunya sesuai dengan kaidah

permasalahan sesuai dengan pola pikir moral disebut dengan berkarakter mulia.

siswa sekolah dasar. Karakter adalah sifat pribadi yang relative


stabil pada diri individu yang menjadi
Gaya belajar individu menjadi gaya belajar landasan bagi penampilan perilaku dalam
kelompok dan berkompetisi standar nilai dan norma yang tinggi .
[1]Sedangkan karakteristik diambil dari
Contoh : Siswa diperbanyak dalam
bahasa Inggris yakni characteristic, yang
pelajaran berkelompok sehingga mampu
artinya mengandung sifat khas. Ia
berkompetisi dengan kelompok lain dan
mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari
secara individu sehingga siswa diharapkan
sesuatu.
aktif di dalam kelas. Baik aktif dalam
menyampaikan pendapat maupun Piaget memandang, bahwa anak
pertanyaan. memainkan peran aktif dalam menyusun
pengetahuan dan pemahamannya
Karakter menurut Pusat Bahasa
mengenai realitas. Anak yang lebih
Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
berperan aktif dalam menginterpretasikan
kepribadian, budi pekerti, perilaku,
informasi yang diperoleh melalui
personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
pengalaman. Piaget percaya bahwa
watak”. Adapun
pemikiran anak-anak berkembang
berkarakter adalah berkepribadian,
berdasarkan priode-priode yang terus
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan
bertambah kompleks. Menurut tahapan
piaget, setiap individu akan melalui
serangkaian perubahan kualitatif.
Perubahan ini terjadi karena tekanan pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan
biologis untuk menyesuaikan diri dengan Keterampilan (SBK).
lingkungan serta adanya pengorganisasian
2. Senang bergerak.
struktur berfikir.
Orang dewasa dapat duduk berjam-
Perkembangan kognisi atau
jam, sedangkan anak SD dapat duduk
intelektual anak berjalan secara gradual,
dengan tenang paling lama sekitar 30
bertahap dan berkelanjutan seiring
menit. Oleh karena itu, guru hendaknya
bertambahnya umur. Walaupun dalam
merancang model pembelajaran yang
perkembangan kognisi pada usia-usia
memungkinkan anak berpindah atau
tertentu memiliki pola umum, tetap ada
bergerak. Menyuruh anak untuk duduk
peluang bahwa sebagian anak
rapi untuk jangka waktu yang lama,
menunjukkan perkembangan lebih awal
dirasakan anak sebagai siksaan.
dari pola umum tersebut. Rata-rata
umumnya perkembangan kognisi anak 3. Anak senang bekerja dalam
usia MI berkisar antara 6-13 tahun mulai kelompok.
dari kelas satu Dari pergaulannya dengan kelompok
Adapun karakeristik dan sebaya, anak belajar aspek-aspek yang
kebutuhan peserta didik sebagai berikut: penting dalam proses sosialisasi, seperti:
belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
1. Senang bermain.
belajar setia kawan, belajar tidak
Karakteristik ini menuntut guru SD
tergantung pada diterimanya dilingkungan,
untuk melaksanakan kegiatan pendidikan
belajar menerimanya tanggung jawab,
yang bermuatan permainan lebih – lebih
belajar bersaing dengan orang lain secara
untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya
sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan
merancang model pembelajaran yang
membawa implikasi bahwa guru harus
memungkinkan adanya unsur permainan di
merancang model pembelajaran yang
dalamnya. Guru hendaknya
memungkinkan anak untuk bekerja atau
mengembangkan model pengajaran yang
belajar dalam kelompok, serta belajar
serius tapi santai. Penyusunan jadwal
keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
pelajaran hendaknya diselang saling antara
membawa implikasi bahwa guru harus
mata pelajaran serius seperti IPA,
merancang model pembelajaran yang
Matematika, dengan pelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau
mengandung unsur permainan seperti
belajar dalam kelompok. Guru dapat
meminta siswa untuk membentuk
kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan
untuk mempelajari atau menyelesaikan guru tentang materi pelajaran akan lebih
suatu tugas secara kelompok. dipahami jika anak melaksanakan sendiri,
4. Senang merasakan atau sama halnya dengan memberi contoh bagi
melakukan/memperagakan sesuatu orang dewasa. Dengan demikian guru
secara langsung. hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak
Ditunjau dari teori perkembangan
terlibat langsung dalam proses
kognitif, anak SD memasuki tahap
pembelajaran. Sebagai contoh anak akan
operasional konkret. Dari apa yang
lebih memahami tentang arah mata angina,
dipelajari di sekolah, ia belajar
dengan cara membawa anak langsung
menghubungkan konsep-konsep baru
keluar kelas, kemudian menunjuk
dengan konsep-konsep lama. Berdasar
langsung setiap arah angina, bahkan
pengalaman ini, siswa membentuk konsep-
dengan sedikit menjulurkan lidah akan
konsep tentang angka, ruang, waktu,
diketahui secara persis dari arah mana
fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral,
angina saat itu bertiup.

KESIMPULAN
Landasan psikologis dapat
sesuai adalah kunci keberhasilan siswa
didefenisikan sebagai suatu landasan yang
dalam belajar.
dijadikan sebagai titik tolak dalam proses
Karakter menurut Pusat Bahasa
pendidikan yang membahas berbagai
Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,
informasi tentang jiwa atau psikis manusia
kepribadian, budi pekerti, perilaku,
yang selalu mengalami perkembangan dari
personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
bayi hingga usia lanjut sehingga dapat
watak”.
memudahkan pelaksanaan proses
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Landasan psikologis berupa keberagaman,
gaya belajar, karakteristik, permasalahan, Mustadi, Ali. Pendidikan Karakter
potensi dan keunikan, multiple Berwawasan Sosiokultural (Sociocultural
intellegencies. Based Character Education)di Sekolah
Dasar, Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY)
Gaya belajar merupakan cara Melalui :
termudah yang dimiliki oleh individu
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen
dalammenyerap,mengatur, dan mengolah
elitian/dr-ali-mustadi-mpd/7-artikel-
informasi yang diterima. Gaya belajar
pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-
yang
kultural-terbit-majalah-dinamika-
pendidikan-2011_2.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pen
elitian/dr-ali-mustadi-mpd/7-artikel-
pendidikan-karakter-berwawasan-sosio-
kultural-terbit-majalah-dinamika-
pendidikan-2011_2.pdf

www.umnaw.ac.id/wp-
content/.../01/LAPORAN-SUJARWO.pdf

https://digitum.um.es/jspui/bitstream/10201
/2172/1/919582.pdf

https://gicibusinessschool.ac.id/.../jurnal/Jurn
al-AKMENBIS-05.pdf

https://www.sfu.ca/~jcnesbit/EDUC220/Think
Paper/Gardner1989.pdf

www.unpak.ac.id/.../dosen_8581_5_analisis_
terhadap_pola_asuh_....

https://digilib.unsika.ac.id/.../08.Pengaruh%2
0Gaya%20Belajar%20.

Anda mungkin juga menyukai