Pendidikan Formal
Hakikat Karakteristik Peserta
Didik
Inisiasi ketujuh
Setiap peserta didik adalah individu yang memiliki sifat bawaan (heredity) tertentu. Peserta
didik merupakan pribadi dengan sifat-sifat kejiwaan atau karakter yang khas. Sifat-sifat
kejiwaan atau watak manusia yang khas ini pada umumnya disebut dengan karakteristik.
Karakteristik peserta didik adalah karakter dan gaya hidup setiap peserta didik serta nilai-nilai
yang berkembang pada diri mereka secara teratur sehingga tingkah laku mereka menjadi lebih
konsisten dan mudah diperhatikan.
Hamzah B. Uno (2007) megatakan bahwa karakteristik siswa
adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri
atas minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar dan berfikir, serta
kemampuan awal yang dimiliki.
Oleh karena itu, perbedaan karakteristik di antara peserta didik merupakan suatu
hal yang alamiah. Apabila ada satu aspek yang sama pada peserta didik, misalnya
pada pertumbuhan fisiknya, pada aspek lainnya (contohnya perilaku) dan bakatnya
hampir pasti berbeda.
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan yang dominan pada karakteristik peserta didik
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Perbedaan Pada Karakteristik
Fisik
Perbedaan karakteristik fisik peserta didik dapat dilihat dari ukuran kecil
sampai ukuran besar. Proses karakteristik fisik peserta didik terjadi sejak sebelum
lahir hingga dia dewasa. Karakteristik fisik ini sifatnya dapat dilihat oleh indra
mata dan dapat diukur oleh satuan tertentu.
Perbedaan fisik peserta didik dapat pula dilihat dari kondisi fisik yang lengkap dan
sehat serta ada pula kondisi fisik peserta didik yang lengkap, tetapi kurang sehat.
Peserta didik dengan kondisi fisik kurang sehat akan lebih menuntut perhatian dari
guru dibandingkan dengan peserta didik yang sehat.
Perbedaan Pada Karakteristik
Psikologis
Peserta didik yang sangat pandai akan lebih cepat memahami materi pelajaran
dibandingkan dengan peserta didik yang pandai atau kurang pandai, apalagi jika
dibandingkan dengan peserta didik yang tidak pandai.
Perbedaan Pada Karakteristik
Bakat
Para peserta didik berbeda-beda dalam bakatnya. Seorang siswa yang berbakat
dalam seni baca puisi akan lebih cepat menyerap informasi dan menguasai teknik-
teknik seni membaca puisi dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki atau
kurang memiliki bakat.
Bakat peserta didik merupakan kecenderungan khusus yang dibawa sejak ia lahir,
suatu kekuatan yang dinikmati yang terealisasi menjadi nyata sesudah belajar atau
berlatih terlebih dahulu.
Perbedaan Pada Karakteristik
Lainnya
Mengekspresikan bakat peserta didik merupakan tugas guru agar bakat siswa
semakin berkembang dengan baik.
Gaya kognitif peserta didik berbeda-beda. Ada peserta didik yang memiliki
perilaku stabil dalam menerima, memikirkan, dan memecahkan masalah.
Ada pula peserta didik yang memiliki perilaku labil pada saat menerima,
memikirkan, dan memecahkan masalah.
Kematangan setiap peserta didik juga berbeda-beda. Ada
peserta didik yang tahan banting untuk menghadapi dan
mengatasi kesulitan serta bertanggung jawab terhadap tugas-
tugas yang diberikan kepadanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan sistem syaraf.
Makin bertambah umur seseorang, makin kompleks susunan sel syarafnya dan makin
meningkat pula kemampuannya. Terciptanya perubahan pada struktur kognitif
seseorang merupakan hasil dari akumulasi pengalaman dan kedewasaan yang terjadi
secara bertahap.
Lanjutan
Pada saat usia satu tahun, tingkat perkembangan fisiknya agak lambat dan
selanjutnya mulai stabil sampai anak memasuki usia remaja atau sampai tahap
kematangan kehidupan seksualnya.
Lanjutan
Hal ini dimulai ketika anak berusia delapan sampai anak berusia 12 tahun.
Mulai saat itu atau saat anak usia 15 atau 16 tahun, pertumbuhan fisiknya akan
cepat kembali yang biasanya disebut “ledakan pertumbuhan pubertas”. Tahap
selanjutnya memasuki periode pertumbuhan agak lambat kembali sampai anak
memasuki tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah tercapai dalam periode ini
akan tetap sama ketika ia berusia tua, tetapi berat tubuh masih dapat berubah-
ubah
Pengembangan Potensi
Psikomotor
2. Melalui pengembangan motorik, anak dapat menanjak dari kondisi tidak berdaya
pada bulan-bulan pertama kehidupannya menjadi independen. Anak dapat bergerak
dari satu tempat ke tempat yang lain dan dapat berbuat untuk dirinya sendiri. Rasa
percaya diri akan tumbuh.
Moral berasal dari bahasa Latin, yaitu mores, yang artinya tata cara, kebiasaan, dan adat.
Moralitas merupakan kebiasaan yang terbentuk dari standar sosial yang juga dipengaruhi oleh
luar individu. Moralitas dipengaruhi oleh sistem kepercayaan, penghargaan, dan ketetapan yang
terjadi di bawah sadar tentang tindakan yang benar dan yang salah.
Setiap anak memiliki potensi moral. Agar anak memiliki moral yang kuat, potensi moral anak
harus dikembangkan. Pengembangan potensi moral anak ini berkaitan dengan aturan tentang apa
yang seharusnya dilakukan anak dalam berinteraksi dengan orang lain. Pengembangan potensi
moral ini meliputi perubahan penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar
dan salah.
Segala hal yang berkaitan dengan nilai benar ataupun salah yang ada di sekeliling anak, baik di
sekolah maupun di rumah, akan menjadi media pendidikan bagi anak.
Lanjutan
Potensi moral anak sebaiknya dibangun sejak anak masih usia dini di
lingkungan terdekatnya, yakni di rumah, melalui pembiasaan dan
keteladanan, bimbingan, serta arahan dari orang tuanya.
Stimulus yang tepat dari guru dan orang tua merupakan faktor penting dalam
pengembangan potensi emosional anak.
Lanjutan
Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu saling bekerja sama dengan
manusia lain. Manusia selalu berkaitan dengan lingkungan sosialnya. Pengembangan
emosi anak memerlukan desain yang tepat agar tercipta lingkungan yang kondusif untuk
mendukung upaya pengembangan emosi yang baik.
Kemampuan sosial anak merupakan aspek yang sangat diperlukan karena berkaitan erat
dengan keberhasilan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
Perkembangan kemampuan bersosialisasi ini dibentuk melalui proses kematangan dan
kesempatan belajar.
Anak belajar bersosialisasi dari lingkungan tempat mereka
berada serta di lingkungan keluarga sebagai media belajar anak
bersosialisasi untuk pertama kali, kemudian meluas pada
lingkungan sekolah dan masyarakat. Banyak hal yang harus
diperhatikan guru agar perkembangan sosial anak menjadi
optimal, antara lain dengan pemilihan berbagai macam strategi
dan metode yang sesuai tahapan karakteristik perkembangan
anak
Lanjutan
Bahasa merupakan suatu sistem lambang yang dipergunakan sebagai alat komunikasi
oleh anggota masyarakat yang bersifat arbitrer (manasuka) dan manusiawi dalam rangka bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa merupakan media komunikasi yang
dipergunakan setiap orang untuk dapat bersosialisasi dengan orang lain.
Kemampuan berbahasa pada anak penting untuk dikembangkan agar anak dapat saling
berkomunikasi dengan baik. Melalui kemampuan berbahasa, anak dapat mengomunikasikan
pikiran, perasaan, ataupun sikapnya. Melalui kemampuan berbahasa pula, anak akan dapat
meningkatkan kemampuan inteleknya. Tanpa kemampuan berbahasa secara tepat, anak tidak
dapat mengomunikasikan gagasannya sehingga tidak ada peluang untuk mengembangkan diri.
Bahasa dapat berbentuk struktur, yakni struktur bentuk dan struktur makna.
Oleh karena itu, kemampuan berbahasa merupakan aspek
penting yang harus diperhatikan guru. Mampu berbahasa
berarti mampu mengekspresikan suatu hal dengan
mempergunakan kosakata yang benar. Semakin banyak
kosakata, semakin besar anak mampu berkomunikasi
dengan baik.