Anda di halaman 1dari 4

PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2019/2020

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2022/2023

Nama : Awaluddin
NPM : 22001011199
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Kode Matakuliah-Kelas : MKW60104-C
Sifat ujian *) : take home
Dosen Pengampu : Atika Zuhrotus Sufiyana, M.PdI

Jawaban

1. Karakteristik peserta didik/konseli yang perlu dipahami meliputi:


a. Aspek fisik: Aspek Fisik peserta didikkonseli tumbuh secara cepat sebagai akibat
dari hormon-hormon dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan organ-
organ seksual. Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini membawa
konsekuensi pada perubahan-perubahan aspek- aspek lainnya seperti seksualitas,
emosionalitas, dan aspek-aspek psikososialnya).
b. Kognitif: peserta didikkonseli berubah secara fundamental dibandingkan dengan
masa kanak-kanak yang menyebabkan remaja mampu berfikir abstrak. Akibatnya
remaja menjadi kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa sebagai
“pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris, dan
menganggap orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Hal demikian
menyebabkan remaja banyak mengalami konflik dengan orang lain, terutama
dengan orang dewasa.
c. Sosial: Aspek Sosial Masyarakat memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-
anak, namun belum juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat
peserta didik SMP remaja merasa diperlakukan secara tidak konsisten. Selain itu,
remaja juga tidak suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa
keberatan jika dituntut bertanggung jawab penuh sebagaimana orang dewasa pada
umumnya.. 5. Aspek Moral Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat
pertimbangan tentang baik-buruk, benar-salah, boleh atau tidak boleh dalam
melakukan sesuatu. Aspek ini sangat terkait dengan perkembangan kognitif.
Karena aspek kognitif remaja berkembang sangat pesat, maka moralitas remaja
juga mengalami perubahan cukup mendasar dibandingkan pada masa kanak-
kanak. Oleh karena itu, peserta didikkonseli SMP sering mempersoalkan hal- hal
yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya telah dihayati dan diyakini benar
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2019/2020
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

d. Emosi: Peserta didikkonseli pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil.


Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja
mudah berubah- ubah. Perasaan remaja terhadap suatu obyek tertentu mudah
berubah. Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat
potensial menimbulkan konflik
e. Moral: berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-
buruk, benar-salah, boleh atau tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini
sangat terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja
berkembang sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami perubahan
cukup mendasar dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta
didikkonseli SMP sering mempersoalkan hal- hal yang terkait dengan moralitas
yang sebelumnya telah dihayati dan diyakini benar
f. Spiritual: berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap kekuatan
di luar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum SMP,
peserta didik menerima keyakinan-keyakinan tersebut secara dogmatis. Sejalan
dengan perkembangan kognitifnya, peserta didikkonseli SMP sering
mempersoalkan religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh.
Akibatnya, banyak remaja mempersoalkan Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama

2. a. Kompetensi Pedagogik: kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang


sederhana , karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata. Kualitas ini dapat dilihat
dari aspek intelektual meliputi aspek (1) logika sebagai pengembangan kognitig
mencakup kemampuan intelektual mengenal lingkungan terdiri atas enam macam
yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai yang kompleks; (2) etika
sebagai pengembangan afektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami
dan menghayati sesuatu hal meliputi lima macam kemampuan emosional disusun
secara hierarkis; (3) estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan
motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan.
b. Kompetensi Kepribadian: Seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, dan
berakhlak mulia. Kepribadian yang Mantap, Stabil, dan Dewasa. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, professional dan dapat dipertanggungjawabkan,
guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dan dewasa. Hal ini penting,
karena banyak masalah pendidikan yang desebabakan oleh faktor kepribadian guru
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2019/2020
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

yang kurang yang mantap, stabil, dan dewasa. Kondisi kepribadian yang demikian
sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak professional, tidak
terpuji, bahkan tindakan yang tidak senonoh yang merusak citra dan martabat guru.
c. Kompetensi Sosial: Kompetensi sosial berkaitan dengan kemempuan guru sebagai
makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan guru
berkomunikasi dan berinterakasi secara efektif dan menarik dengan peserta didik,
sesama pendidik, dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik,
masyarakat sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak
berkepentingan dengan sekolah. Kompetensi sosial menurut Slamet PH (2006) terdiri
dari Sub-Kompetensi (1) memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki
kemampuan mengelola konflik dan benturan; (2) melaksanakan kerjasama secara
harmonis dengan kawasan sejawat, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dan
pihakpihak terkait lainnya; (3) membangun kerja tim yang kompak; (4) melaksanakan
komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan menyenangkan dengan
seluruh warga sekolah, orang tua peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa
masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab terhadap kemajuan
pembelajaran; (5) memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan
perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya; (7) melaksanakan
prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya: partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, penegakan hukum, dan profesionalisme). Sharon A. Lynch
d. Kompetensi Profesional: Kompetensi profesional adalah penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penugasan terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi menurut Slamet PH (2006)
terdiri dari SubKompetensi (1) memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan
untuk mengajar; (2) memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran
yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam
kurikulumntingkat satuan pendidikan (KTSP); (3) memahami struktur, konsep, dan
metode keilmuan yang menaungi materi ajar; (4) memahami hubungan konsep antar
mata pelajaran terkait ; dan (5) menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari. Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses
pembelajaran, guru yang digugu dan dituru adalah suatu profesi yang mengutamakan
intelektualitas, kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi, kebijaksanaan dan
kesabaran tinggi.
PANITIA UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2019/2020
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144

e. Kompetensi komunikasi: Kompetensi komunikasi mencakup hal-hal seperti


pengetahuan tentang peranlingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan
(content) dan bentuk pesankomunikasi (Devito, 1997: 27). Kemampuan merupakan
potensi untuk melakukan beberapaaktifitas secara konsisten. Adapun komponen-
komponen kompetensi komunikasi dapatdigambarkan dalam skema:Motivation
(motivasi) + Knowledge (pengetahuan) + Skills (keterampilan). Keterampilan
komunikasi adalah keterampilan yang diperlukan guru dalam berbicara, mendengar,
mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari
murid dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif (Santrock dalam
Dalimunthe, 2008, p.1).Sebutkan sifat-sifat layanan BK yang dibutuhkan peserta
didik di sekolah.

3. Guru PAI memiliki peranan yang tidak hanya besar, tapi juga sangat menentukan
pembentukan karakter dan mengembangkan minta bakat siswa. Sebagai negara yang
religius dan menjadi mayoritas terbesar, merupakan sunnatullah bahwa para
masyarakatnya memiliki kultur keagaamaan yang ketat. Itulah kenapa Guru PAI yang
kerap di framing Ustadz/ah dapat menjadi patokan dan teladan siswa. Tidak hanya
itu, Guru PAI kerap kali lebih didengarkan oleh peserta didik disbanding guru yang
lain, sehingga kesempatan ini menjadi penting dan banyak guru PAI telah
menggunakan dan membantu membimbing siswa.

4. Saya akan membangun sebuah ruangan dimana semua siswa setiap minggu
menuliskan apa yang telah ia rasakan, apa yang ingin lakukan, dan mencatat
perubahan apa yang telah ia lakukan dari hari ke hari.

Setiap bulan akan saya rekap, dan diumumkan persemester, supaya berubah itu
menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Namun jauh dari itu, hal pertama yang saya
lakukan adalah mengubah mindset banyak orang tentang BK. Guru BK akan saya
seleksi dengan ketat, yang akan menghasilkan gabungan guru yang menyenangkan
dengan segala keramahtamahan dan guru yang tidak bisa diajak kompromi atau tegas.

Jika dipersentase, saya akan menggunakan power BK 75% untuk mengembangkan


minat dan bakat, sisanya baru mengatur kedisiplinan siswa.

Anda mungkin juga menyukai