Anda di halaman 1dari 29

PROGRAM TAHUNAN

A. RASIONAL
Pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan yang mulia sebagaimana
dirumuskan dalam Pasal 3 UU 20 Tahun 2003 yaitu Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya mencapai tujuan
Pendidikan Nasional menyusun Kurikulum yang diharapkan mampu mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kompetensi yang bersifat produktif dan kontributif dan
pada akhirnya menghasilkan warga negara yang tidak hanya mampu memberikan
kehidupan layak bagi dirinya tetapi juga mampu memberikan kontribusi kepada
masyarakat dan bangsa.
Kurikulum yang digunakan suatu di suatu satuan pendidikan tentunya akan
mempengaruhi strategi pemenuhan kebutuhan dan potensi peserta didik, dengan tetap
memperhatikan sumber daya yang dimiliki oleh satuan pendidikan. Hal ini perlu
diakomodir dalam kurikulum satuan pendidikan untuk mengetahui lebih jelas mengenai
strategi pelaksanaan kurikulum yang mengedepankan pembelajaran fleksibel dan
penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila yang terintegrasi pada semua mata
pelajaran. Kurikulum satuan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik apabila menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak antara lain kepala sekolah, guru, konselor, dan tenaga
pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru mengupayakan tercapainya pembelajaran
melalui kegiatan belajar mengajar, konselor mengupayakan tercapainya tugas
perkembangan melalui kegiatan Layanan Bimbingan

1
dan Konseling yang memandirikan, sedangkan kepala sekolah dan tenaga pendidik
memfasilitasi demi lancarnya proses belajar mengajar.
Dalam upaya memperoleh capaian pembelajaran, yang memiliki makna luas,
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah
memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Layanan Bimbingan dan
Konseling membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya melalui Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling yang merupakan dokumen utama dalam rangka
bagian dari pengembangan kurikulum satuan pendidikan.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 6 Depok dilaksanakan oleh
Guru Bimbingan sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai
perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam
kehidupannya. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan kolaborasi dan
sinergitas kerja antara Guru Bimbinganguru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

1. Karakteristik Bimbingan dan Konseling di SMP


Perkembangan individu pada setiap masa memiliki ciri khas pada setiap
generasinya, peserta didik merupakan individu yang terus menerus berkembang.
Perubahan ini pun berdampak pada perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik, dan
teknologi. Pandangan terkini tentang generasi masa depan didasari oleh perubahan
teknologi yang sangat pesat yang mempengaruhi karakteristik peserta didik.
Guru BK sudah selayaknya memahami karakteristisk peserta didik yang menjadi
sasaran layanan bimbingan dan konseling. Peserta didik yang akan menjadi subjek
layanan bimbingan dan konseling masa depan adalah generasi Z (lahir pada tahun
1995–2010) dan Alpha (lahir tahun 2010--2024). Kedua generasi ini memiliki
karakteristik khas yang belum dibahas pada teori perkembangan yang ada. Generasi Z
biasanya disebut dengan generasi internet atau i-generation. Mereka lahir pada masa
transisi perkembangan teknologi. Sejak dini, generasi ini sudah banyak dikenalkan oleh
2
teknologi dan sangat akrab dengan telepon pintar yang menyebabkan generasi Z
menyukai hal-hal instan dalam proses bekerja. Hal tersebut berpengaruh terhadap pola
pikir dan cara kerjanya. Generasi ini juga senang bersosialisasi melalui media sosial
dan mementingkan popularitas dengan melakukan hal-hal yang penuh sensasi.
Karakteristik generasi ini adalah (1) lebih menyukai kegiatan sosial jika dibandingkan
dengan generasi sebelumnya, (2) multitasking, (3) sangat menyukai teknologi, (4) ahli
dalam mengoperasikan teknologi tersebut, dan peduli terhadap lingkungan (Mark
McCrindle, 2020).
Generasi Z merupakan generasi yang up-ageing karena mereka tumbuh lebih
cepat. The World Health Organisation (WHO) memperkirakan bahwa anak memulai
pubertas tiga bulan lebih cepat pada setiap dekade. Mereka juga masuk sekolah lebih
cepat, terekspos pasar lebih muda sehingga mereka merupakan konsumen terbesar jika
dibandingkan dengan anak sebelumnya. Generasi Z merupakan generasi yang memiliki
literasi digital yang baik, dapat pindah tugas dengan cepat (multi-tasking) mereka
hanya memahami wireless, hyperlinked, user-generated world dan menggunakan klik
untuk memperoleh teknologi.

2. Karakteristik peserta didik/konseli SMP


Karakteristik peserta didik/konseli diartikan sebagai ciri-ciri yang melekat pada
peserta didik SMP yang bersifat khas dan membedakannya dengan peserta
didik/konseli lain pada satuan pendidikan. Karakteristik peserta didik/konseli SMP
yang perlu dipahami meliputi aspek fisik, kognisi, sosial, emosi, moral, dan spiritual.
1) Aspek Fisik
Fisik peserta didik/konseli SMP tumbuh secara cepat sebagai akibat dari hormon-
hormon dan organ tubuh terutama terkait dengan hormon dan organ-organ seksual.
Pertumbuhan fisik yang cepat pada masa ini membawa konsekuensi pada
perubahan-perubahan aspek aspek lainnya seperti seksualitas, emosionalitas, dan
aspek-aspek psikososialnya.
2) Aspek Kognitif
Aspek kognitif peserta didik/konseli berubah secara fundamental dibandingkan
dengan masa kanak-kanak yang menyebabkan remaja mampu berpikir abstrak.

3
Akibatnya remaja menjadi kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa sebagai
“pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris, dan
menganggap orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Hal demikian
menyebabkan remaja banyak mengalami konflik dengan orang lain, terutama
dengan orang dewasa.
3) Aspek Sosial
Masyarakat memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-anak, namun belum
juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat peserta didik SMP
(remaja) merasa diperlakukan secara tidak konsisten. Selain itu, remaja juga tidak
suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa keberatan jika dituntut
bertanggung jawab penuh sebagaimana orang dewasa pada umumnya.
4) Aspek Emosi
Peserta didik/konseli SMP pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil.
Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja
mudah berubah-ubah. Perasaan remaja terhadap suatu objek tertentu mudah
berubah. Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat potensial
menimbulkan konflik.
5) Aspek Moral
Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-
buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini sangat
terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja berkembang
sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami perubahan cukup mendasar
dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta didik/konseli SMP
sering mempersoalkan hal-hal yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya
telah dihayati dan diyakini benar.
6) Aspek Religius
Aspek religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap
kekuatan diluar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum
SMP, peserta didik menerima keyakinankeyakinan tersebut secara dogmatis.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, peserta didik/konseli SMP sering
mempersoalkan religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh.
4
Akibatnya, banyak remaja mempersoalkan. kembali keyakinan keagamaan
mereka, mengalami penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan
sebelumnya. Di sisi lain, keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP
mendorong mereka lebih giat mencari informasi dan menguji kembali kebenaran
yang mereka yakini.

3. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling


Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta
didik/konseli untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Keberhasilan peserta
didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan
akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya.
Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas perkembangan
akan membuat mereka kecewa dan/atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan
menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan fase berikutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan harus dipahami
oleh Guru Bimbingan dan Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan
merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling.
Keberhasilan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam memfasilitasi
peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung optimalisasi Capaian
Pembelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran. Capaian Layanan sekaligus untuk
mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan
karakter.
Capaian Layanan dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan
target capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang, yaitu : Fase pada
jenjang SD terbagi dalam 3 fase yaitu fase A (kelas 1 - 2), fase B (kelas 3-4) dan
fase C (kelas 5 - 6). Pada jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D, dengan durasi
3 tahun, untuk kelas 7- 9 SMP. Terakhir di SMA terdapat 2 fase, yaitu fase E
(kelas 10) dan fase F ( kelas 11- 12).
Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup 4 (empat)
bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek
perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase D

5
(kelas 7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi
pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka
memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam konteks Indonesia.
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan
internalisasi yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan
peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Well-being, Profil Pelajar Pancasila
dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMPN
6 Depok memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi
internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat
kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di
Sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di Sekolah, ketidakmatangan
orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat
yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat
dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial
peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya
seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi,
dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta
didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar
terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta
didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan
olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung
yang tersedia di SMPN 6 Depok dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh
fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan
telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan
profesionalnya masing-masing.
6
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana
dan prasarana yang dimiliki, SMPN 6 Depok memiliki kecukupan fasilitas untuk
menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai
wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. VISI DAN MISI


1. Visi dan Misi SMPN 6 Depok
VISI :
Menjadikan Generasi Bertaqwa, Berkarakter, Berprestasi, Berbudaya
Lingkungan Serta Berwawasan Global

MISI :
1. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki ketaqwaan kepada Tuhan YME
2. Mengembangkan karakter seluruh warga sekolah menjadi pribadi
yang unggul
3. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan nyaman
5. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, inovatif
dan menguasai IPTEK

TUJUAN :
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut sehingga
terwujud lingkungan sekolah yang religius
2. Mewujudkan dan mengembangkan potensi warga sekolah untuk mampu
berkompetensi
3. Mengembangkan rasa toleransi disiplin, jujur, kreatif, mandiri kerja keras serta
pembiasaan 5 S
4. Menanamkan kepedulian dan semangat kebangsaan
5. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap kebersihan, keindahan dan
kenyamanan
6. Menciptakan sekolah yang peduli lingkungan
7. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam penguasaan IT
8. Mengembangkan kebiasan siswa membaca buku
9. Mengembangkan sistem pembelajaran berbasis IT
10.Mengembangkan pemahaman siswa tentang masa depan

7
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMPN 6 Depok
VISI :

Bimbingan dan Konseling adalah upaya pengembangan seluruh siswa SMP Negeri 6 Depok
untuk menjadi individu yang “Mantap” ( Nyaman, Tertib,Aman, Prestasi)

MISI :

1. Memfasilitasi siswa agar dapat mencapai tugas perkembangan seoptimal mungkin


untuk mengapai prestasi.
2. Menanamkan kedisiplinan dan ketertiban agar siswa merasa aman dan nyaman.
3. Meningkatkan kolabolasi, konsultasi dan kerjasama dengan guru-guru mata
pelajaran,wali kelas, orang tua siswa serta instansi terkait.
4. Peningkatan profesionalisme guru pembimbing atau konselor melalui seminar,
pelatihan atau lokakarya

Tujuan dan Sasaran:

1. Mewujudkan visi dan misi sekolah.

2. Mewujudkan tugas perkembangan peserta didik usia SMP


3. Memenuhi program kurikuler SMP termasuk di dalamnya arah
peminatan peserta didik SMP.
4. Melaksanakan arah dan fungsi pelayanan bimbingan dan konseling
dalam rangka pengembangan potensi peserta didik secara optimal.

C. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik
dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment).
Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan
Konseli.
8
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan
(ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan
dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar
kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMPN 6 Depok, dibuat dan disusun
sendiri oleh Guru Bimbingan dan Konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di Sekolah. Dalam pelaksanaannya Guru Bimbingan
Konseling menggunakan Angket Kebutuhan Peserta Didik .

A. DESKRIPSI ASESSMEN 4 LAYANAN PSBK


BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
PRIBADI Saya belum bersungguh-sungguh Kesadaran untuk beribadah Tuhan YME
beribadah pada Tuhan YME dengan Ikhlas
Kadang-kadang perbuatan saya
Kesadaran untuk selalu bersikap jujur
tidak sesuai dengan yang diucapkan
Saya kadang lupa bersyukur atas
Memiliki sikap selalu bersyukur pada
nikmat dan karunia dari Tuhan
Tuhan YME
YME
Saya merasa pernah menyontek
Pemahaman terhadap dampak menyontek
pada waktu ulangan
Saya lebih senang budaya luar Kesadaran untuk mencintai budaya
(asing) daripada budaya Indonesia Indonesia
Saya merasa kurang memiliki rasa Kemampuan untuk selalu bertanggung
tanggung jawab jawab
Saya gampang marah tanpa tahu Kemampuan mengendalikan diri dari rasa
penyebabnya marah
Saya merasa rendah diri Memiliki kepercaya diri
Saya merasa malu dengan kondisi Kesadaran untuk menerima pemberian
fisik (jasmani) yang dimiliki terbaik dari Tuhan
Saya merasa kurang mendapatkan Memperoleh perhatian orang tua yang
perhatian dari orang tua cukup
Saya belum tahu cara menjaga Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
kesehatan yang baik dan benar yang baik
Saya belum tahu tentang potensi Menggali Potensi Diri Sendiri
diri saya sendiri

9
Saya sering mengalami sakit / Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
alergi yang baik
Saya belum memahami kelebihan Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan
dan kekurangan yang saya miliki yang dimiliki
Orang tua saya tidak mempunyai Meningkatkan taraf hidup /ekonomi
penghasilan tetap keluarga
Saya merasa kesulitan mengatur Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari
waktu belajar dan bermain dengan baik
Saya belum mengenal jati diri saya
Kemampuan mengenal diri sendiri sendiri
yang sebenarnya
Saya belum tahu perubahan apa Menyadari dan memahami perubahan yang
saja yang terjadi pada masa remaja terjadi pada masa remaja
Saya belum terbiasa disiplin dalam
Memiliki disiplin diri dalam kehidupan
kehidupan
Saya belum tahu cara menjadi
Memiliki kepribadian yang mandiri
pribadi mandiri
Pemahaman saya masih sedikit
Menghindari bahaya atau dampak rokok
tentang bahaya atau dampak rokok
Kata maaf, tolong dan terimakasih
Kemampuan mengucapkan kata maaf,
kadang lupa saya ucapkan dalam
tolong dan terima kasih
pergaulan
Saya merasa malu untuk
Dapat berinteraksi dengan guru dan
berinteraksi dengan para guru dan
karyawan sekolah
karyawan di sekolah
Saya belum banyak mengenal
Mudah beradaptasi dengan lingkungan
lingkungan sekolah baru saya
sekolah baru
(guru, fasilitas, prestasi, dll)
Saya merasa sulit bergaul/kaku Kemudahan bergaul dengan teman-teman
SOSIAL dengan teman-teman di sekolah di sekolah
Saya ingin menyelesaikan masalah Kemampuan mengatasi masalah dengan
dengan teman bermain teman di sekolah
Saya belum banyak teman atau
Kemudahan mencari dan disenangi teman
sahabat
Saya belum tahu tentang bullying Memahami tentang bullying dan cara
dan cara mensikapinya mensikapinya
Saya sering lupa waktu ketika
Mengendalikan penggunaan medsos sesuai
bermain/membuka medsos (fb, wa,
kebutuhan
dll)
Saya merasa malu jika bergaul
Dapat berinteraksi dengan lawan jenis
dengan teman yang beda jenis
sesuai norma yang berlaku
kelamin
Saya jarang bermain/berteman di Kesadaran sebagai makhluk sosial yang
lingkungan tempat saya tinggal harus berinteraksi
BELAJAR Orang tua saya tidak peduli dengan Kesadaran orang tua untuk peduli pada
kegiatan belajar saya kegiatan belajar anaknya
Saya masih kesulitan dalam Kemudahan memaham pelajaran
10
memahami pelajaran tertentu
Saya merasa tidak disiplin kalau
Melakukan disiplin belajar
belajar di rumah sendiri
Saya belajarnya jika akan ada
Melakukan kebiasaan belajar
ulangan atau ujian saja
Saya belajar di rumah kalau
Memiliki kebiasaan belajar di rumah
disuruh/diperintah orang tua
Saya sering menunda-nunda Kemampuan untuk tidak menunda
pekerjaan sekolah pekerjaan sekolah
Saya belum tahu cara meraih Memperoleh atau meraih prestasi di
prestasi di sekolah sekolah
Saya selalu malas untuk belajar Memiliki Motivasi belajar
Saya belum terbiasa belajar
kelompok, biasanya saya selalu Melakukan belajar kelompok yang baik
belajar sendiri
Saya belum paham cara yang baik Pemahaman cara belajar di SMP/MTs yang
belajar di sekolah baru (SMP/MTs) baik
Saya belum ada teman yang cocok
Menemukan cara belajar yang sesuai
untuk belajar bersama
Saya belum tahu cara memperoleh
Memperoleh informasi beasiswa
bantuan pendidikan (beasiswa)
Saya terpaksa harus bekerja untuk Kemampuan mengatur waktu bekerja dan
mencukupi kebutuhan hidup sekolah
Saya merasa bingung memilih
Memilih Ekskul yang sesuai
kegiatan esktrakurikuler di sekolah
KARIR
Saya merasa pesimis bisa naik kelas Memiliki Sikap optimis dapat naik kelas
Saya belum mempunyai cita-cita Mengidentifikasi cita-cita yang sesuai
yang pasti dengan dirinya
Saya belum banyak tahu tentang Pemahaman mengenai jenis-jenis profesi
jenis-jenis pekerjaan di masyakarat di masyarakat
Saya belum tahu tentang osis dan
Mengenal osis dan kegiataannya
kegiatannya
saya merasa belum paham
Memahami hubungan hobi, bakat, minat
hubungan antara hobi, bakat, minat
dan kemampuan
dan kemampuan

D. RUMUSAN TUJUAN
Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan pada Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
pengenalan (pengetahuan), akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta
didik/konseli harus memiliki dalam satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi

11
prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling. Peserta
didik mencapai tugas perkembangan yang terdapat pada Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling yang dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang
memiliki Psychological Well Being, dan Profil Pelajar Pancasila. Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dalam menyusun rancangan Kegiatan Layanan Bimbingan dan
Konseling mengacu pada alur Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling seperti
yang tercantum tabel dibawah ini.
1. Tabel Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling :
Tataran
Aspek Fase D (SMP) Pada fase ini peserta
No Internalisasi
Perkembangan didik dapat:
Tujuan

Mengaitkan nilai nilai agama yang telah


Pengenalan dipelajari dengan aktivitas sehari hari.

Menghargai berbagai bentuk tata cara


Landasan Hidup Akomodasi ibadah yang dijalankan olehnya maupun
1
Religius orang lain.

Memperbaiki kebiasaan sehari-hari yang


Tindakan kurang sesuai dengan ajaran yang
diyakininya.

Mengaitkan norma dan etika perilaku


sosial remaja dengan permasalahan
Pengenalan remaja yang sering terjadi pada
lingkungan masyarakat
Landasan Perilaku Meyakini pentingnya norma dan etika
2
Etis Akomodasi perilaku sosial bagi remaja pada
kehidupan bermasyarakat

Menampilkan perilaku sosial yang sesuai


Tindakan norma dan etika perilaku sosial remaja
pada kehidupan bermasyarakat.

3 Kematangan Emosi Menganalisis ekspresi perasaan diri


Pengenalan sendiri dan orang lain yang dapat
menimbulkan konflik.

Akomodasi Mengelola ekspresi perasaan diri sendiri


secara tepat atas dasar pertimbangan
kontekstual

12
Mengembangkan ekspresi perasaan diri
Tindakan sendiri secara bebas dan terbuka tanpa
menimbulkan konflik.

Menganalisis alternatif pengambilan


keputusan dan pengentasan masalah
Pengenalan menggunakan konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan perilaku belajar.

Memadukan keragaman alternatif


Kematangan pengambilan keputusan dan pengentasan
4 Akomodasi masalah menggunakan konsep-konsep
Intelektual
ilmu pengetahuan dan perilaku belajar

Mengembangkan alternatif pengambilan


keputusan dan pengentasan masalah
Tindakan berdasarkan pengalaman pada saat
menggunakan konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan perilaku belajar.

Menjelaskan cara memperoleh hak dan


kewajiban dalam kehidupan sehari hari
Mengaitkan hak dan kewajiban dalam
Pengenalan aktivitas di lingkungan sekitar yang
sudah iidentifikasi
sebelumnya

5 Kesadaran Menyadari hak dan kewajiban serta


Tanggungjawab tanggung jawab untuk menjalin
Akomodasi persahabatan dan keharmonisan dalam
kehidupan sehari-hari

Saling menghormati, memahami, dan


memiliki dalam berinteraksi dengan
Tindakan orang lain sesuai hak dan kewajiban atas
dasar rasa kasih sayang

6 Kesadaran Gender Menjelaskan fungsi peran sosial antara


Pengenalan laki-laki dan perempuan sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang berlaku.

Menghargai fungsi dan peran sebagai


laki-laki atau perempuan dalam
Akomodasi kehidupan sehari-hari sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang berlaku

Tindakan Menampilkan perilaku yang sesuai


dengan fungsi dan peran sebagai laki-laki
13
atau perempuan dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan budaya dan nilai-nilai
yang berlaku.

Mengidentifikasi berbagai aktivitas


Pengenalan keseharian untuk mengembangkan
potensi dan hobi yang dimilikinya.

Bersikap positif terhadap aktivitas


7 Pengembangan keseharian untuk mengembangkan
Akomodasi
Pribadi potensi dan hobi yang dimilikinya.

Melakukan aktivitas keseharian untuk


Tindakan mengembangkan otensi dan hobi yang
dimilikinya.

Mengidentifikasi perilaku hemat, ulet,


Pengenalan dan kompetitif dengan karakteristik jiwa
kewirausahaan

Perilaku Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet,


Kewirausahaan/Ke Akomodasi kompetitif, kompetitif, dan kolaboratif
8
mandirian dengan karakteristik wirausaha
Perilaku Ekonomis Menampilkan contoh perilaku hemat,
ulet, kompetitif, kompetitif, dan
Tindakan kolaboratif dalam karakteristik jiwa
kewirausahaan

Memilih alternatif pendidikan SLTA


Pengenalan yang sesuai dengan kemampuan diri
dalam rangka merencanakan karier.

Wawasan Kesiapan Meyakini alternatif pendidikan SLTA


9 Akomodasi
Karir yang sesuai dengan kemampuan diri.

Menentukan pilihan pendidikan SLTA


Tindakan dan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan diri.

10 Kematangan Mengidentifikasi keterkaitan antara


Hubungan dengan Pengenalan norma diri sendiri dengan fenomena
Teman Sebaya pergaulan di lingkungan teman sebaya

Menghargai perbedaan norma yang


Akomodasi dianut oleh lingkungan teman sebaya

Tindakan Menyelaraskan norma-norma pergaulan


dengan teman sebaya yang lebih beragam
14
latar belakang

2. Tabel Hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Aspek Perkembangan dalam


Capaian Layanan Bimbingan Konseling (CLBK)
Berikut Tabel Hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Aspek Perkembangan
dalam Capaian Layanan Bimbingan Konseling (CLBK), yang pada awalnya di sebut
sebagai Standar Kompetensi Keterampilan Peserta Didik (SKKPD) :
Capaian Layanan Bimbingan
No Tugas Perkembangan
Konseling (CLBK)
Mencapai perkembangan diri sebagai
1 remaja yang beriman dan bertakwa kepada Landasan Hidup Religius
Tuhan Yang Maha Esa

Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi


2 pedoman hidup sebagai pribadi, anggota Landasan Perilaku Etis
masyarakat, dan minat manusia

Mengenal gambaran dan mengembangkan


3 sikap tentang kehidupan mandiri secara Kematangan Emosi
emosional, sosial, dan ekonomi

Mengembangkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
4 untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran Kematangan Intelektual
dan/atau mempersiapkan karier serta
berperan dalam kehidupan masyarakat

Memantapkan nilai dan cara bertingkah


5 laku yang dapat diterima dalam kehidupan Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
sosial yang lebih luas

Mencapai pola hubungan yang baik dengan


6 teman sebaya dalam peranannya sebagai Kesadaran Gender
pria atau wanita

Mempersiapkan diri, menerima dan


bersikap positif serta dinamis terhadap
7 Pengembangan Pribadi
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada
diri sendiri untuk kehidupan yang sehat

Perilaku Kewirausahaan/
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
Kemandirian Perilaku Ekonomis

15
Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta
9 arah kecenderungan karier dan apresiasi Wawasan dan Kesiapan Karir
seni

Mencapai kematangan hubungan dengan Kematangan Hubungan dengan


10
teman sebaya Teman Sebaya

E. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbingan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan
tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan
perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan
orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi karir. Layanan
dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada
peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan
lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan,
leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan
fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat
diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber
dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas
konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan
advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling
melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah

16
Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara
singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada
membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh
disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial
ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli
mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian
bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan
mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan
ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi
tersebut Layanan peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas membantu
setiap peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah
dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh
peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam
profil peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan
perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa
kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan
kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas
peminatan dan perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan
ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat
peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap
at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam
pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem

17
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan
sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan
menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program
bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan
profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya
sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang
bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap
muka dan daring.

F. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik

18
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain
secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
19
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.

G. RENCANA OPERASIONAL
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi
kemandirian Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa
komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Capaian Layanan
Berisi Capaian Layanan Bimbingan Konseling sesuai dengan tahapan perkembangan
peserta didik
(c)  Tataran Internalisasi
Berisi tentang Tahap Pengenalan, Tahap Akomodasi, dan Tahap Tindakan
(d)  Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(e)  Alat/media,

20
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dan sebagainya.
(f)   Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
(j)  Pelaksanaan,
Berisi tentang waktu yang akan digunakan dalam penyampaian Capaian Layanan
Bimbingan Konseling kepada peserta didik, yang sifatnya individu, klasikal atau
kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau lainnya berdasarkan Kurikulum Merdeka.

21
1. TABEL RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING / SILABUS

Tataran Internalisasi Tujuan PELAK


BIDANG CAPAIAN EVALU
METODE MEDIA SANAA
LAYANAN LAYANAN ASI
Pengenalan Akomodasi Tindakan N

Pribadi Mengaitkan nilai Menghargai Memperbaiki Disesuai


Landasan nilai agama yang berbagai bentuk tata kebiasaan sehari-hari Proses kan
Ceramah, Slide
Hidup telah dipelajari cara ibadah yang yang kurang sesuai dan Strategi
Diskusi PPT
Religius dengan aktivitas dijalankan olehnya dengan ajaran yang Hasil Layanan
sehari hari. maupun orang lain. diyakininya. BK

Landasan Mengaitkan norma Meyakini Menampilkan Ceramah, Slide Proses Disesuai


Perilaku Etis dan etika perilaku pentingnya norma perilaku sosial yang Diskusi PPT, dan kan
sosial remaja dan etika perilaku sesuai norma dan Video Hasil Strategi
dengan sosial bagi remaja etika perilaku sosial Layanan
permasalahan pada kehidupan remaja pada BK
remaja yang sering bermasyarakat kehidupan
terjadi pada bermasyarakat.
lingkungan
masyarakat

22
Menganalisis Mengembangkan
Mengelola ekspresi Disesuai
ekspresi perasaan ekspresi perasaan diri
perasaan diri sendiri Proses kan
Kematangan diri sendiri dan sendiri secara bebas Ceramah, Slide
secara tepat atas dan Strategi
Emosi orang lain yang dan terbuka tanpa Diskusi PPT
dasar pertimbangan Hasil Layanan
dapat menimbulkan menimbulkan
kontekstual BK
konflik. konflik.

Mengidentifikasi Bersikap positif


Melakukan aktivitas Disesuai
berbagai aktivitas terhadap aktivitas
keseharian untuk Proses kan
Pengembang keseharian untuk keseharian untuk Ceramah, Slide
mengembangkan dan Strategi
an Pribadi mengembangkan mengembangkan Diskusi PPT
otensi dan hobi yang Hasil Layanan
potensi dan hobi potensi dan hobi
dimilikinya. BK
yang dimilikinya. yang dimilikinya.

Sosial Menampilkan
Menghargai fungsi perilaku yang sesuai
Menjelaskan fungsi
dan peran sebagai dengan fungsi dan
peran sosial antara Disesuai
laki-laki atau peran sebagai laki-
laki-laki dan Proses kan
Kesadaran perempuan dalam laki atau perempuan Ceramah, Slide
perempuan sesuai dan Strategi
Gender kehidupan sehari- dalam kehidupan Diskusi PPT
dengan budaya dan Hasil Layanan
hari sesuai dengan sehari-hari sesuai
nilai-nilai yang BK
budaya dan nilai- dengan budaya dan
berlaku.
nilai yang berlaku nilai-nilai yang
berlaku.

Kematanagn Mengidentifikasi Menghargai Menyelaraskan Ceramah, Slide Proses Disesuai


Hubungan keterkaitan antara perbedaan norma norma-norma Diskusi PPT dan kan
dengan norma diri sendiri yang dianut oleh pergaulan dengan Hasil Strategi
Teman dengan fenomena lingkungan teman teman sebaya yang Layanan
23
pergaulan di
lebih beragam latar
Sebaya lingkungan teman sebaya BK
belakang
sebaya

Menampilkan
Menghargai fungsi perilaku yang sesuai
Menjelaskan fungsi
dan peran sebagai dengan fungsi dan
peran sosial antara Disesuai
laki-laki atau peran sebagai laki-
laki-laki dan Proses kan
Kesadaran perempuan dalam laki atau perempuan Ceramah, Slide
perempuan sesuai dan Strategi
Gender kehidupan sehari- dalam kehidupan Diskusi PPT
dengan budaya dan Hasil Layanan
hari sesuai dengan sehari-hari sesuai
nilai-nilai yang BK
budaya dan nilai- dengan budaya dan
berlaku.
nilai yang berlaku nilai-nilai yang
berlaku.

Mengembangkan
Menganalisis
Memadukan alternatif
alternatif
keragaman alternatif pengambilan
pengambilan
pengambilan keputusan dan Disesuai
keputusan dan
keputusan dan pengentasan masalah Proses kan
Kematangan pengentasan Ceramah, Slide
Belajar pengentasan masalah berdasarkan dan Strategi
Intelektual masalah Diskusi PPT
menggunakan pengalaman pada saat Hasil Layanan
menggunakan
konsep-konsep ilmu menggunakan BK
konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan
perilaku belajar pengetahuan dan
perilaku belajar.
perilaku belajar.

Karir Perilaku Mengidentifikasi Menyadari manfaat Menampilkan contoh Ceramah, Slide Proses Disesuai
Kewirausaha perilaku hemat, perilaku hemat, ulet, perilaku hemat, ulet, Diskusi PPT dan kan
24
kompetitif, kompetitif,
an/ ulet, dan kompetitif
kompetitif, dan kompetitif, dan Strategi
Kemandirian dengan
kolaboratif dengan kolaboratif dalam Hasil Layanan
Perilaku karakteristik jiwa
karakteristik karakteristik jiwa BK
Ekonomis kewirausahaan
wirausaha kewirausahaan

Memilih alternatif
pendidikan SLTA Menentukan pilihan Disesuai
Meyakini alternatif
Wawasan yang sesuai dengan pendidikan SLTA Proses kan
pendidikan SLTA Ceramah, Slide
Kesiapan kemampuan diri dan pekerjaan yang dan Strategi
yang sesuai dengan Diskusi PPT
Karir dalam rangka sesuai dengan Hasil Layanan
kemampuan diri.
merencanakan kemampuan diri. BK
karier.

25
H. PENGEMBANGAN TEMA/TOPIK
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta
didik/konseli dalam aspek perkembangan Landasan Hidup Religius, Landasan Perilaku
Etis, Kematangan Emosi, Kematangan Intelektual, Kesadaran Tanggungjawab,
Kesadaran Gender, Pengembangan Pribadi, Perilaku Kewirausahaan / Kemandirian
Perilaku Ekonomis, Wawasan Kesiapan Karir, Kematangan Hubungan dengan Teman
Sebaya yang akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
dan Konseling) sesuai dengan Kurikulum Merdeka.

ASPEK TATARAN INTERNALISASI TUJUAN


PERKEMBANGAN
Pengenalan Akomodasi Tindakan
Mengaitkan nilai Menghargai Memperbaiki
nilai agama yang berbagai bentuk tata kebiasaan sehari-hari
Landasan Hidup
telah dipelajari cara ibadah yang yang kurang sesuai
Religius
dengan aktivitas dijalankan olehnya dengan ajaran yang
sehari hari. maupun orang lain. diyakininya.
Mengaitkan norma Meyakini Menampilkan
dan etika perilaku pentingnya norma perilaku sosial yang
sosial remaja dengan dan etika perilaku sesuai norma dan
Landasan Perilaku
permasalahan remaja sosial bagi remaja etika perilaku sosial
Etis
yang sering terjadi pada kehidupan remaja pada
pada lingkungan bermasyarakat kehidupan
masyarakat bermasyarakat.
Menganalisis Mengelola ekspresi Mengembangkan
ekspresi perasaan perasaan diri sendiri ekspresi perasaan diri
diri sendiri dan secara tepat atas sendiri secara bebas
Kematangan Emosi
orang lain yang dasar pertimbangan dan terbuka tanpa
dapat menimbulkan kontekstual menimbulkan
konflik. konflik.
Menganalisis Memadukan Mengembangkan
alternatif keragaman alternatif alternatif
pengambilan pengambilan pengambilan
keputusan dan keputusan dan keputusan dan
pengentasan masalah pengentasan pengentasan masalah
Kematangan
menggunakan masalah berdasarkan
Intelektual
konsep-konsep ilmu menggunakan pengalaman pada
pengetahuan dan konsep-konsep ilmu saat menggunakan
perilaku belajar. pengetahuan dan konsep-konsep ilmu
perilaku belajar pengetahuan dan
perilaku belajar.
Kesadaran Menjelaskan cara Menyadari hak dan Saling menghormati,
Tanggungjawab memperoleh hak dan kewajiban serta memahami, dan
26
kewajiban dalam tanggung jawab memiliki dalam
kehidupan sehari untuk menjalin berinteraksi dengan
hari Mengaitkan hak persahabatan dan orang lain sesuai hak
dan kewajiban dalam keharmonisan dalam dan kewajiban atas
aktivitas di kehidupan sehari- dasar rasa kasih
lingkungan sekitar hari saying
yang sudah
iidentifikasi
sebelumnya
Menjelaskan fungsi Menghargai fungsi Menampilkan
peran sosial antara dan peran sebagai perilaku yang sesuai
laki-laki dan laki-laki atau dengan fungsi dan
perempuan sesuai perempuan dalam peran sebagai laki-
dengan budaya dan kehidupan sehari- laki atau perempuan
Kesadaran Gender
nilai-nilai yang hari sesuai dengan dalam kehidupan
berlaku. budaya dan nilai- sehari-hari sesuai
nilai yang berlaku dengan budaya dan
nilai-nilai yang
berlaku.
Mengidentifikasi Bersikap positif Melakukan aktivitas
berbagai aktivitas terhadap aktivitas keseharian untuk
Pengembangan keseharian untuk keseharian untuk mengembangkan
Pribadi mengembangkan mengembangkan otensi dan hobi yang
potensi dan hobi potensi dan hobi dimilikinya.
yang dimilikinya. yang dimilikinya.
Mengidentifikasi Menyadari manfaat Menampilkan contoh
perilaku hemat, ulet, perilaku hemat, ulet, perilaku hemat, ulet,
Perilaku
dan kompetitif kompetitif, kompetitif,
Kewirausahaan /
dengan karakteristik kompetitif, dan kompetitif, dan
Kemandirian Perilaku
jiwa kewirausahaan kolaboratif dengan kolaboratif dalam
Ekonomis
karakteristik karakteristik jiwa
wirausaha kewirausahaan
Memilih alternatif Meyakini alternatif Menentukan pilihan
pendidikan SLTA pendidikan SLTA pendidikan SLTA
yang sesuai dengan yang sesuai dengan dan pekerjaan yang
Wawasan Kesiapan
kemampuan diri kemampuan diri. sesuai dengan
Karir
dalam rangka kemampuan diri.
merencanakan
karier.
Mengidentifikasi Menghargai Menyelaraskan
keterkaitan antara perbedaan norma norma-norma
Kematangan norma diri sendiri yang dianut oleh pergaulan dengan
Hubungan dengan dengan fenomena lingkungan teman teman sebaya yang
Teman Sebaya pergaulan di sebaya lebih beragam latar
lingkungan teman belakang
sebaya
27
I.RENCANA EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
1. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi,
yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung.
Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan
dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya.
Evaluasi hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi
oleh peserta didik yang menjalin pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian
dapat diaragakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi /
topik / masalah yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang
dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka
mewujudkan upaya pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih
bersifat mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah
28
dicapai dalam kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan
kegiatan menyusun dan mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam
evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat memberikan informasi
kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari program
bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara
akurat dan tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan
data dan informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat
memikirkan ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara
membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari
program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan
konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan
diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

29

Anda mungkin juga menyukai