A. RASIONAL
Pendidikan Nasional memiliki fungsi dan tujuan yang mulia sebagaimana
dirumuskan dalam Pasal 3 UU 20 Tahun 2003 yaitu Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya mencapai tujuan
Pendidikan Nasional menyusun Kurikulum yang diharapkan mampu mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kompetensi yang bersifat produktif dan kontributif dan
pada akhirnya menghasilkan warga negara yang tidak hanya mampu memberikan
kehidupan layak bagi dirinya tetapi juga mampu memberikan kontribusi kepada
masyarakat dan bangsa.
Kurikulum yang digunakan suatu di suatu satuan pendidikan tentunya akan
mempengaruhi strategi pemenuhan kebutuhan dan potensi peserta didik, dengan tetap
memperhatikan sumber daya yang dimiliki oleh satuan pendidikan. Hal ini perlu
diakomodir dalam kurikulum satuan pendidikan untuk mengetahui lebih jelas mengenai
strategi pelaksanaan kurikulum yang mengedepankan pembelajaran fleksibel dan
penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila yang terintegrasi pada semua mata
pelajaran. Kurikulum satuan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik apabila menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak antara lain kepala sekolah, guru, konselor, dan tenaga
pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru mengupayakan tercapainya pembelajaran
melalui kegiatan belajar mengajar, konselor mengupayakan tercapainya tugas
perkembangan melalui kegiatan Layanan Bimbingan
1
dan Konseling yang memandirikan, sedangkan kepala sekolah dan tenaga pendidik
memfasilitasi demi lancarnya proses belajar mengajar.
Dalam upaya memperoleh capaian pembelajaran, yang memiliki makna luas,
Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah
memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Layanan Bimbingan dan
Konseling membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya melalui Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling yang merupakan dokumen utama dalam rangka
bagian dari pengembangan kurikulum satuan pendidikan.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 6 Depok dilaksanakan oleh
Guru Bimbingan sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya
tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai
perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam
kehidupannya. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan kolaborasi dan
sinergitas kerja antara Guru Bimbinganguru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu
kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal
dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
3
Akibatnya remaja menjadi kritis sehingga dipersepsi oleh orang dewasa sebagai
“pembangkang”, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris, dan
menganggap orang dewasa tidak dapat memahami mereka. Hal demikian
menyebabkan remaja banyak mengalami konflik dengan orang lain, terutama
dengan orang dewasa.
3) Aspek Sosial
Masyarakat memandang peserta didik SMP bukan lagi anak-anak, namun belum
juga diakui sebagai individu dewasa. Keadaan ini membuat peserta didik SMP
(remaja) merasa diperlakukan secara tidak konsisten. Selain itu, remaja juga tidak
suka jika diperlakukan seperti kanak-kanak, namun merasa keberatan jika dituntut
bertanggung jawab penuh sebagaimana orang dewasa pada umumnya.
4) Aspek Emosi
Peserta didik/konseli SMP pada umumnya memiliki emosionalitas yang labil.
Transisi pada aspek fisik, kognitif, dan sosial menyebabkan emosionalitas remaja
mudah berubah-ubah. Perasaan remaja terhadap suatu objek tertentu mudah
berubah. Keadaan yang demikian jika tidak dipahami dengan baik sangat potensial
menimbulkan konflik.
5) Aspek Moral
Moralitas berisi kemampuan peserta didik membuat pertimbangan tentang baik-
buruk, benar-salah, boleh-tidak boleh dalam melakukan sesuatu. Aspek ini sangat
terkait dengan perkembangan kognitif. Karena aspek kognitif remaja berkembang
sangat pesat, maka moralitas remaja juga mengalami perubahan cukup mendasar
dibandingkan pada masa kanak-kanak. Oleh karena itu, peserta didik/konseli SMP
sering mempersoalkan hal-hal yang terkait dengan moralitas yang sebelumnya
telah dihayati dan diyakini benar.
6) Aspek Religius
Aspek religius berkaitan dengan keyakinan dan pengakuan individu terhadap
kekuatan diluar dirinya yang mengatur kehidupan manusia. Pada masa sebelum
SMP, peserta didik menerima keyakinankeyakinan tersebut secara dogmatis.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, peserta didik/konseli SMP sering
mempersoalkan religiusitas yang sebelumnya telah diyakini dan dipegang teguh.
4
Akibatnya, banyak remaja mempersoalkan. kembali keyakinan keagamaan
mereka, mengalami penurunan ibadah akibat keraguan atas keyakinan
sebelumnya. Di sisi lain, keraguan ini pada beberapa peserta didik SMP
mendorong mereka lebih giat mencari informasi dan menguji kembali kebenaran
yang mereka yakini.
5
(kelas 7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi
pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka
memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam konteks Indonesia.
Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan
internalisasi yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan
peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Well-being, Profil Pelajar Pancasila
dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMPN
6 Depok memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi
internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat
kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di
Sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di Sekolah, ketidakmatangan
orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak
persiapan menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat
yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat
dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial
peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya
seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi,
dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk
menata diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta
didik di sekolah. Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar
terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta
didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan
olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu, daya dukung
yang tersedia di SMPN 6 Depok dapat dikatakan cukup baik. Hal ini didukung oleh
fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan
telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan
profesionalnya masing-masing.
6
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana
dan prasarana yang dimiliki, SMPN 6 Depok memiliki kecukupan fasilitas untuk
menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai
wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
MISI :
1. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki ketaqwaan kepada Tuhan YME
2. Mengembangkan karakter seluruh warga sekolah menjadi pribadi
yang unggul
3. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan nyaman
5. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, inovatif
dan menguasai IPTEK
TUJUAN :
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut sehingga
terwujud lingkungan sekolah yang religius
2. Mewujudkan dan mengembangkan potensi warga sekolah untuk mampu
berkompetensi
3. Mengembangkan rasa toleransi disiplin, jujur, kreatif, mandiri kerja keras serta
pembiasaan 5 S
4. Menanamkan kepedulian dan semangat kebangsaan
5. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap kebersihan, keindahan dan
kenyamanan
6. Menciptakan sekolah yang peduli lingkungan
7. Meningkatkan kemampuan warga sekolah dalam penguasaan IT
8. Mengembangkan kebiasan siswa membaca buku
9. Mengembangkan sistem pembelajaran berbasis IT
10.Mengembangkan pemahaman siswa tentang masa depan
7
2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMPN 6 Depok
VISI :
Bimbingan dan Konseling adalah upaya pengembangan seluruh siswa SMP Negeri 6 Depok
untuk menjadi individu yang “Mantap” ( Nyaman, Tertib,Aman, Prestasi)
MISI :
C. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik
dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru
Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment).
Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan
Konseli.
8
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan
(ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan
dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar
kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMPN 6 Depok, dibuat dan disusun
sendiri oleh Guru Bimbingan dan Konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di Sekolah. Dalam pelaksanaannya Guru Bimbingan
Konseling menggunakan Angket Kebutuhan Peserta Didik .
9
Saya sering mengalami sakit / Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
alergi yang baik
Saya belum memahami kelebihan Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan
dan kekurangan yang saya miliki yang dimiliki
Orang tua saya tidak mempunyai Meningkatkan taraf hidup /ekonomi
penghasilan tetap keluarga
Saya merasa kesulitan mengatur Mengatur jadwal kegiatan sehari-hari
waktu belajar dan bermain dengan baik
Saya belum mengenal jati diri saya
Kemampuan mengenal diri sendiri sendiri
yang sebenarnya
Saya belum tahu perubahan apa Menyadari dan memahami perubahan yang
saja yang terjadi pada masa remaja terjadi pada masa remaja
Saya belum terbiasa disiplin dalam
Memiliki disiplin diri dalam kehidupan
kehidupan
Saya belum tahu cara menjadi
Memiliki kepribadian yang mandiri
pribadi mandiri
Pemahaman saya masih sedikit
Menghindari bahaya atau dampak rokok
tentang bahaya atau dampak rokok
Kata maaf, tolong dan terimakasih
Kemampuan mengucapkan kata maaf,
kadang lupa saya ucapkan dalam
tolong dan terima kasih
pergaulan
Saya merasa malu untuk
Dapat berinteraksi dengan guru dan
berinteraksi dengan para guru dan
karyawan sekolah
karyawan di sekolah
Saya belum banyak mengenal
Mudah beradaptasi dengan lingkungan
lingkungan sekolah baru saya
sekolah baru
(guru, fasilitas, prestasi, dll)
Saya merasa sulit bergaul/kaku Kemudahan bergaul dengan teman-teman
SOSIAL dengan teman-teman di sekolah di sekolah
Saya ingin menyelesaikan masalah Kemampuan mengatasi masalah dengan
dengan teman bermain teman di sekolah
Saya belum banyak teman atau
Kemudahan mencari dan disenangi teman
sahabat
Saya belum tahu tentang bullying Memahami tentang bullying dan cara
dan cara mensikapinya mensikapinya
Saya sering lupa waktu ketika
Mengendalikan penggunaan medsos sesuai
bermain/membuka medsos (fb, wa,
kebutuhan
dll)
Saya merasa malu jika bergaul
Dapat berinteraksi dengan lawan jenis
dengan teman yang beda jenis
sesuai norma yang berlaku
kelamin
Saya jarang bermain/berteman di Kesadaran sebagai makhluk sosial yang
lingkungan tempat saya tinggal harus berinteraksi
BELAJAR Orang tua saya tidak peduli dengan Kesadaran orang tua untuk peduli pada
kegiatan belajar saya kegiatan belajar anaknya
Saya masih kesulitan dalam Kemudahan memaham pelajaran
10
memahami pelajaran tertentu
Saya merasa tidak disiplin kalau
Melakukan disiplin belajar
belajar di rumah sendiri
Saya belajarnya jika akan ada
Melakukan kebiasaan belajar
ulangan atau ujian saja
Saya belajar di rumah kalau
Memiliki kebiasaan belajar di rumah
disuruh/diperintah orang tua
Saya sering menunda-nunda Kemampuan untuk tidak menunda
pekerjaan sekolah pekerjaan sekolah
Saya belum tahu cara meraih Memperoleh atau meraih prestasi di
prestasi di sekolah sekolah
Saya selalu malas untuk belajar Memiliki Motivasi belajar
Saya belum terbiasa belajar
kelompok, biasanya saya selalu Melakukan belajar kelompok yang baik
belajar sendiri
Saya belum paham cara yang baik Pemahaman cara belajar di SMP/MTs yang
belajar di sekolah baru (SMP/MTs) baik
Saya belum ada teman yang cocok
Menemukan cara belajar yang sesuai
untuk belajar bersama
Saya belum tahu cara memperoleh
Memperoleh informasi beasiswa
bantuan pendidikan (beasiswa)
Saya terpaksa harus bekerja untuk Kemampuan mengatur waktu bekerja dan
mencukupi kebutuhan hidup sekolah
Saya merasa bingung memilih
Memilih Ekskul yang sesuai
kegiatan esktrakurikuler di sekolah
KARIR
Saya merasa pesimis bisa naik kelas Memiliki Sikap optimis dapat naik kelas
Saya belum mempunyai cita-cita Mengidentifikasi cita-cita yang sesuai
yang pasti dengan dirinya
Saya belum banyak tahu tentang Pemahaman mengenai jenis-jenis profesi
jenis-jenis pekerjaan di masyakarat di masyarakat
Saya belum tahu tentang osis dan
Mengenal osis dan kegiataannya
kegiatannya
saya merasa belum paham
Memahami hubungan hobi, bakat, minat
hubungan antara hobi, bakat, minat
dan kemampuan
dan kemampuan
D. RUMUSAN TUJUAN
Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan pada Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
pengenalan (pengetahuan), akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta
didik/konseli harus memiliki dalam satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi
11
prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling. Peserta
didik mencapai tugas perkembangan yang terdapat pada Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling yang dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang
memiliki Psychological Well Being, dan Profil Pelajar Pancasila. Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dalam menyusun rancangan Kegiatan Layanan Bimbingan dan
Konseling mengacu pada alur Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling seperti
yang tercantum tabel dibawah ini.
1. Tabel Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling :
Tataran
Aspek Fase D (SMP) Pada fase ini peserta
No Internalisasi
Perkembangan didik dapat:
Tujuan
12
Mengembangkan ekspresi perasaan diri
Tindakan sendiri secara bebas dan terbuka tanpa
menimbulkan konflik.
Perilaku Kewirausahaan/
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
Kemandirian Perilaku Ekonomis
15
Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta
9 arah kecenderungan karier dan apresiasi Wawasan dan Kesiapan Karir
seni
E. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbingan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2)
layanan peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan
sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing komponen
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan
tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan
perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan
orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi karir. Layanan
dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada
peserta didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan
lintas kelas. Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan,
leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan
fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal dapat
diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek
peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber
dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas
konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan
advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling
melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah
16
Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara
singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada
membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh
disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial
ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli
mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.
3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian
bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan
mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan
ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi
tersebut Layanan peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas membantu
setiap peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah
dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh
peserta didik ditinjau dan diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam
profil peserta didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan
perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa
kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan
kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas
peminatan dan perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan
ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat
peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap
at memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam
pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4) Dukungan Sistem
17
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi
kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan
sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan
menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program
bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan
profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya
sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang
bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi
sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap
muka dan daring.
F. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan,
mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan
secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik
18
maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya
sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1)
berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya,
(3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain
secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan
prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang
dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan
belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,
19
aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional
dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik
dan kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di
masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.
G. RENCANA OPERASIONAL
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari
hasil assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi
kemandirian Konseli. Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa
komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Capaian Layanan
Berisi Capaian Layanan Bimbingan Konseling sesuai dengan tahapan perkembangan
peserta didik
(c) Tataran Internalisasi
Berisi tentang Tahap Pengenalan, Tahap Akomodasi, dan Tahap Tindakan
(d) Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(e) Alat/media,
20
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas
kerja dan sebagainya.
(f) Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
(j) Pelaksanaan,
Berisi tentang waktu yang akan digunakan dalam penyampaian Capaian Layanan
Bimbingan Konseling kepada peserta didik, yang sifatnya individu, klasikal atau
kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau lainnya berdasarkan Kurikulum Merdeka.
21
1. TABEL RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING / SILABUS
22
Menganalisis Mengembangkan
Mengelola ekspresi Disesuai
ekspresi perasaan ekspresi perasaan diri
perasaan diri sendiri Proses kan
Kematangan diri sendiri dan sendiri secara bebas Ceramah, Slide
secara tepat atas dan Strategi
Emosi orang lain yang dan terbuka tanpa Diskusi PPT
dasar pertimbangan Hasil Layanan
dapat menimbulkan menimbulkan
kontekstual BK
konflik. konflik.
Sosial Menampilkan
Menghargai fungsi perilaku yang sesuai
Menjelaskan fungsi
dan peran sebagai dengan fungsi dan
peran sosial antara Disesuai
laki-laki atau peran sebagai laki-
laki-laki dan Proses kan
Kesadaran perempuan dalam laki atau perempuan Ceramah, Slide
perempuan sesuai dan Strategi
Gender kehidupan sehari- dalam kehidupan Diskusi PPT
dengan budaya dan Hasil Layanan
hari sesuai dengan sehari-hari sesuai
nilai-nilai yang BK
budaya dan nilai- dengan budaya dan
berlaku.
nilai yang berlaku nilai-nilai yang
berlaku.
Menampilkan
Menghargai fungsi perilaku yang sesuai
Menjelaskan fungsi
dan peran sebagai dengan fungsi dan
peran sosial antara Disesuai
laki-laki atau peran sebagai laki-
laki-laki dan Proses kan
Kesadaran perempuan dalam laki atau perempuan Ceramah, Slide
perempuan sesuai dan Strategi
Gender kehidupan sehari- dalam kehidupan Diskusi PPT
dengan budaya dan Hasil Layanan
hari sesuai dengan sehari-hari sesuai
nilai-nilai yang BK
budaya dan nilai- dengan budaya dan
berlaku.
nilai yang berlaku nilai-nilai yang
berlaku.
Mengembangkan
Menganalisis
Memadukan alternatif
alternatif
keragaman alternatif pengambilan
pengambilan
pengambilan keputusan dan Disesuai
keputusan dan
keputusan dan pengentasan masalah Proses kan
Kematangan pengentasan Ceramah, Slide
Belajar pengentasan masalah berdasarkan dan Strategi
Intelektual masalah Diskusi PPT
menggunakan pengalaman pada saat Hasil Layanan
menggunakan
konsep-konsep ilmu menggunakan BK
konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan
perilaku belajar pengetahuan dan
perilaku belajar.
perilaku belajar.
Karir Perilaku Mengidentifikasi Menyadari manfaat Menampilkan contoh Ceramah, Slide Proses Disesuai
Kewirausaha perilaku hemat, perilaku hemat, ulet, perilaku hemat, ulet, Diskusi PPT dan kan
24
kompetitif, kompetitif,
an/ ulet, dan kompetitif
kompetitif, dan kompetitif, dan Strategi
Kemandirian dengan
kolaboratif dengan kolaboratif dalam Hasil Layanan
Perilaku karakteristik jiwa
karakteristik karakteristik jiwa BK
Ekonomis kewirausahaan
wirausaha kewirausahaan
Memilih alternatif
pendidikan SLTA Menentukan pilihan Disesuai
Meyakini alternatif
Wawasan yang sesuai dengan pendidikan SLTA Proses kan
pendidikan SLTA Ceramah, Slide
Kesiapan kemampuan diri dan pekerjaan yang dan Strategi
yang sesuai dengan Diskusi PPT
Karir dalam rangka sesuai dengan Hasil Layanan
kemampuan diri.
merencanakan kemampuan diri. BK
karier.
25
H. PENGEMBANGAN TEMA/TOPIK
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta
didik/konseli dalam aspek perkembangan Landasan Hidup Religius, Landasan Perilaku
Etis, Kematangan Emosi, Kematangan Intelektual, Kesadaran Tanggungjawab,
Kesadaran Gender, Pengembangan Pribadi, Perilaku Kewirausahaan / Kemandirian
Perilaku Ekonomis, Wawasan Kesiapan Karir, Kematangan Hubungan dengan Teman
Sebaya yang akan dituangkan dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan
dan Konseling) sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
29