Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar SD

Dosen Pengampu: Medita Ayu Wulandari, M.Pd.

Oleh:

Dika Maulana Akbar

22060150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2022
RESUME PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Menurut Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka


Cipta; 1999). Belajar Adalah Proses Orang Yang Mencoba Untuk Mendapatkan
Perubahan Perilaku Baru Secara Keseluruhan, Sebagai Hasil Dari Pengalaman
Individu Itu Sendiri Dalam Interaksi Dengan Lingkungan Dalam Interaksi Dengan
Lingkungan Yang Melibatkan Kognitif, Afektif Dan Psikomotorik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar yaitu suatu proses seseorang dalam
perubahan tingkah laku, pengembangan kemampuan dan pengetahuan dari hasil
pengalaman individu yang dihadapinya dalam lingkungannya.

Karakteristik yaitu kualitas atau ciri khas sesuatu yang dibahas. Maka
karakteristik dalam proses belajar diantaranya sebagai berikut:

1. Adanya perubahan, baik itu perilaku, kemampuan, atau kepribadian


2. Adanya proses interaksi
3. Adanya suatu kegiatan yang kompleks
4. Adanya proses kognitif
5. Adanya pelaku dalam belajar
6. Adanya tujuan dan proses belajar
7. Adanya manfaat atau hasil belajar
8. Adanya pendekatan dalam pembelajaran dan adanya kurikulum

Tahapan perkembangan siswa sekolah dasar dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis, yaitu kognitif, fisik, sosial, bahasa, afektif, moral dan keagamaan

1. Kognitif
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir,
mencangkup kemampuan intelektual mulai dari kemampuan
mengingat sampai kemampuan memecahkan masalah. Aspek ini
berkembang pesat pada masa anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-
7 tahun). Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai
puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun).
Kemampuam kognitif dapat dikelompokan menjadi enam, yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Fisik
Perkembangan ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi
badan, dan perkembangan motorik, siswa pada tingkat sekolah dasar
kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah tetapi berat
badan siswa laki-laki lebih ramping dari pada siswa perempuan karena
masa adolesen perempuan lebih cepat dari pada laki-laki.
3. Sosial
Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak
(usia 3-5 tahun). Anak senang bermain bersama teman sebayanya.
Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan agak pesat terjadi pada
masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada masa remaja
(16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak
berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk
permainan.
4. Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan
suara, berlanjut dengan meraba. Pada awal masa sekolah dasar
berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk
memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-
temannya atau orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar
berkembang bahasa pengetahuan.
5. Afektif
Perkembangan aspek afektif atau perasaan berjalan konstan,
kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-
16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan
keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi
perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja
tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka,
kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa
remaja akhir yaitu pada usia 18-21 tahun.
6. Moral dan keagamaan
Aspek moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak
masih kecil. Peranan lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat
dominan bagi perkembangan aspek ini. Pada mulanya anak
melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena meniru, baru
kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Tingkatan tertinggi
dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu perbuatan
bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan
akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini
dapat dicapai oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-
faktor dalam diri dan lingkungan individu anak sangat berpengaruh
terhadap pencapaiannya.

Karakteristik pembelajaran di sekolah dasar dapat dibedakan menjadi 2,


yaitu karakteristik pembelajaran di kelas rendah dan karakteristik pembelajaran di
kelas tinggi.

Anak kelas rendah adalah anak yang berada pada rentangan usia dini.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi
terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan
orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya
dalam mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat
dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Tahapan
perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia SD, yaitu:

1. Konkrit; mengandung makna proses belajar dimulai dari hal-hal yang


yang bersifat nyata yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba,
dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar.
2. Integratif; cara berfikir dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis; berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Karakeristik perkembangan berfikir anak usia kelas 4, 5, 6, sebagaimana


telah kita bahas di muka memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran yang
harus dirancang. maka siwa kelas tinggi maka siswa kelas 4, 5, 6 anak perlu
dikondisikan untuk dapat melakukan berbagai kegiatan yang menatang dan siswa
sudah mulai melakukan percobaan atau eksperimen dan belajar memecahkan
masalah. Dengan cara itu anak dapat membangun pengetahuan melalui penalaran
abstrak dan konkret atau deduktif dan induktif.

Penerapan berbagai kegiatan belajar di kelas tinggi adalah Upaya guru


dalam melaksanakan pembelajaran di kelas tinggi diperlukan penguasaan bahan
yang optimal, kemampuan memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang
relevan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar dan dituntut kepiawaian guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang menantang bagi siswa pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan serta mapu memilih dan
menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Guru harus menguasai ragam
strategi ataupun metoda yang dapat membelajarkan siswa. Di kelas tinggi
menuntut guru untuk mampu menguasai multi metode dan multi media,
menciptankan atau mengorganisir lingkungan belajar yang memungkinkan anak
belajar penuh tantangan, mampu memecahkan masalah, mengelola kelas dan
menggunakan media sumber belajar yang bervariasi. Sementara itu ada beberapa
perilaku yang sangat membantu pencapaian pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Prandika, Nadya. 2019. “Karakteristik Belajar”,


https://nadyaprandikakincay.blogspot.com/2019/03/strategi-
pembelajaran-sd_28.html, diakses pada 29 September 2022 pukul
10.00

Saputra, Robi. 2016. “Tahap-tahap Perkembangan Peserta Didik”,


http://robisaputra063.blogspot.com/2016/06/tahap-tahap-
perkembangan-peserta-didik.html, diakses pada 29 September 2022
pukul 16.00

Dadang JSN. 2015. “Karakteristik dan Tahapan Perkembangan Anak”,


https://www.dadangjsn.com/2015/07/karakteristik-dan-tahapan-
perkembangan.html, diakses pada 29 September pukul 20.00

Sarinurnilawati, Kompasiana. 2021. “Karakteristik Siswa Sekolah Dasar”,


https://www.kompasiana.com/sarinurnilawati1601/6190b62a6b07c52
08528d3d2/karakteristik-siswa-sekolah-dasar, diakses pada 29
September 2022 pukul 20.00

Conditionaloflife.blogspot.com. 2013. “Karakteristik Pembelajaran di


Sekolah Dasar”,
http://conditionaloflife.blogspot.com/2013/05/karakteristik-
pembelajaran-di-sekolah.html, diakses pada 29 September 2022 pukul
21.00

Anda mungkin juga menyukai