Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK

Dosen Pengampu: SHELVYA FAUZIAH ARDI

Kelompok 2:
1. Rena Paramita (204220085)
2. Renata Priescha P. (204220086)
3. Rendra Diki Kuncoro (204220087)
4. Rezki Putri Septiani (204220088)
5. Rochma Hesty N. (204220092)
6. Satya Ardhi M. (204220097)
7. Sifaun Nada (204220100)
8. Uus Wifaq Ganesluh (204220104)
9. Virgina Pratini (204220107)

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PONOROGO
2023
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK

Masa kanak-kanak merupakan masa setelah masa bayi yang penuh ketergantungan
sampai umur yang matang secara seksual (pubertas). Masa kanak-kanak berada di kisaran umur
2-12 tahun. Pada masa ini manusia mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat.
Anak akan mendapatkan begitu banyak pengetahuan dan juga kemampuan baru yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak. Masa kanak-kanak dapat dibagi menjadi dua
periode, yakni masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir. Dalam setiap periode,
anak akan mengalami perkembangan dalam berbagai aspek.

Masa kanak-kanak awal berada di rentang usia dua sampai enam tahun. Usia ini juga
sering disebut sebagai golden age atau masa keemasan karena pada masa ini anak-anak menjadi
semakin peka dan sensitif dalam menerima serta merespon rangsangan yang diberikan oleh
lingkungannya. Anak-anak akan lebih banyak bertanya, meniru, bersandiwara ataupun
berkhayal karena dunia kognitif anak pada usia ini adalah bebas, kreatif dan fantastis. Anak
mulai menguasai fungsi simbolis serta mengimitasi hal yang mereka alami atau amati. Hal yang
mereka tiru akan menjadi memori yang akan memberikan keterampilan dan pengalaman
kepada si anak. Dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak, orang tua dapat
memberikan stimulasi yang sesuai.

Anak usia dini senang meniru apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya, termasuk cara
bersosialisasi dengan lingkungan. Mereka mulai belajar dasar-dasar bersosialisasi dalam
rangka penyesuaian diri dengan lingkungan. Keterampilan bergaul harus dipelajari dari masa
awal kehidupan, dan anak belajar dari orang yang terdekat, yakni orang tua. Dalam
mengembangkan keterampilan bersosialisasi, peran orang tua selain memberi anak
kepercayaan dan kesempatan diharapkan juga memberi penguatan lewat pemberian hadiah bila
anak berlaku positif atau hukuman bila ia melakukan kesalahan. Dengan begitu anak dapat
berkembang menjadi makhluk sosial yang bertanggung jawab.

Di masa ini anak memang sudah mulai belajar tentang dasar bersosialisasi, tapi secara
emosi mereka masih belum stabil. Karakter emosi anak usia dini sangat kuat pada usia 2,5 -
3,5 tahun, dan 5,5 - 6,5 tahun. Karakteristik emosi pada anak berlangsung singkat dan berakhir
tiba - tiba, terlihat lebih kuat, bersifat sementara dan lekas berubah. Misalnya anak marah
mudah beralih ke senyum, tertawa ke menangis atau dari cemburu ke rasa sayang.
Perkembangan emosi mereka sangat kuat seperti ledakan amarah, ketakutan yang hebat, iri hati
yang tidak masuk akal, biasanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang besar. Demikian pula
dengan rasa cemburu muncul karena kurangnya pehatian yang diterima dibanding dengan yang
lainnya, biasa terjadi dalam keluarga yang kecil. Anak – anak di sekitar usia tersebut bisa
dikatakan mudah moodswing, dan tantrum. Karena itu orang tua harus penuh rasa sabar dalam
mendidik anaknya.

Setelah masa kanak-kanak awal, masuklah di masa kanak-kanak akhir yakni di usia
tujuh sampai dua belas tahun. Tentunya di usia ini anak sudah jauh lebih berkembang karena
memasuki masa sekolah dasar. Menurut Piaget (Hurlock, 1990), perkembangan kognitif saat
ini digambarkan sebagai telah mencapai tingkat kemampuan untuk berargumen secara
sistematis, melakukan analisis, dan membuat penilaian. Sebagai hasil dari perkembangan
kognitif, anak dalam situasi ini secara bertahap mulai memperoleh kemampuan untuk
membaca, belajar, dan memahami. Anak pada masa ini mampu memecahkan masalah yang
lebih kompleks dan mengembangkan kreatifitas mereka lebih dari sebelumnya. Pada masa ini
tentu guru SD memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak.

Dari sisi sosial, anak akan lebih sering mengalami interaksi dengan teman sebayanya.
Mereka mulai merasa memerlukan waktu untuk lebih sering bermain dengan teman sebaya dan
mulai mengurangi ketergantungan terhadap keluarga. Anak harus mulai belajar peranan sosial
sebagai laki-laki dan perempuan, berperilaku sesuai dengan gender yang dimiliki akan
membantu anak dalam menempatkan diri dimana dia harus berada. Hubungan anak dengan
orang di luar keluarganya tentu akan memberikan pengaruh sosial yang signifikan. Namun, di
masa ini juga harus diperhatikan hubungan sosial anak karena mereka mudah terpengaruh
lingkungan sekitarnya. Guru sebagai salah satu orang di luar keluarga, merupakan contoh
pertama dan menjadi individu yang akan berpengaruh pada perkembangan anak setelah
keluargannya. Oleh karena itu, guru SD disarankan untuk sering berinteraksi dengan anak didik
secara merata dan beruhasa untuk mendekatkan diri kepada anak didiknya.

Di masa kanak-kanak akhir, emosi anak juga berkembang. Pada usia 7-8 tahun anak
sudah mampu menginternalisasikan rasa bangga dan malu terhadap sesuatu. Anak dapat
mengutarakan konflik yang terjadi melalui verbalnya. Pada masa ini anak semakin mampu
untuk memahami perasaan diri sendiri dan orang lain. Pada umur 9-10 tahun anak akan mampu
mengelola ekspresi emosi yang dihadapi dalam lingkungan sosial dan dapat memberikan
respon baik terhadap ekspresi emosi dari orang lain. Pada masa ini anak akan memahami hal-
hal yang membuat mereka marah, takut, dan sedih sehingga anak belajar untuk dapat
beradaptasi. Pada usia 11-12 tahun anak akan paham mengenai hal yang baik dan buruk,
mereka akan paham bahwa penilaian baik dan buruk dapat diubah dengan situasi dan keadaan
munculnya perilaku tersebut.

Perkembangan anak tidak berlangsung secara otomatis, karena perkembangan tersebut


terjadi sangat bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Keturunan
Anak lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-
bapak atau nenek dan kakek. Keturunan tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh,
raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakitnya. Faktor
keturunan merupakan pembawaan sejak lahir.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan
keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, lingkungan sekolah sebagai tempat
mendidik, lingkungan masyarakat yang merupakan tempat anak bergaul dan bermain sehari-
hari serta keadaan alam sekitarnya. Keluarga merupakan tempat pertama tumbuh kembang
anak sebelum masuk di jenjang sekolah. Di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam
ilmu pengetahuan yang akan meningkatkan kemampuan. Kemudian di masyarakat, anak
akan menerima jauh lebih banyak hal baru.

Dari semua penjabaran di atas dapat dipahami bahwa masa kanak-kanak merupakan
masa yang sangat penting karena di masa ini manusia mengalami perkembangan yang begitu
pesat. Perkembangan di masa kanak-kanak ini akan berpengaruh pada perkembangan di fase
berikutnya. Orang tua dan guru juga memiliki peran yang penting untuk mengarahkan karena
di masa ini anak cenderung mudah meniru dan terpengaruh oleh lingkungan. Oleh karena itulah
perlu diperhatikan agar terhindar dari pengaruh yang buruk.
Mengapa guru perlu mengakomodasi keberagaman peserta didik?

Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai kelebihan dan kelemahan. Pada


dasarnya masyarakat masih mempunyai keberagaman. Keberagaman tersebut meliputi
perbedaan individu dalam aspek psikologis dan keragaman dalam aspek fisik. Guru
sebagai pendidik harus mampu beradaptasi dengan keberagaman yang dimiliki
siswanya agar dapat memahami keberagaman yang ada di kelasnya dan dengan mudah
menentukan pembelajaran yang sesuai tanpa membuat siswa merasa minder. Selain itu
guru juga dapat mengajar dan mendidik menjadi anak yang mengembangkan potensi
dan bakat yang ada pada diri siswa. Guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik, gaya belajar, dan keragaman kecerdasan.
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, Kayyis Fithri. 2019. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Yogyakarta:Penebar Media Pustaka.

Herlina. 2013. Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku. Bandung:
Pustaka Cendekia Utama.

Fadhilatullaili, Nailu. “Menjadi Pendidik Yang Mengakomodasi Keberagaman Siswa Sekolah


Dasar Melalui Landasan Psikologi Pendidikan”. Universitas Negeri Yogyakarta.

Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda Murni. “FASE DAN TUGAS PERKEMBANGAN ANAK
SEKOLAH DASAR”. (Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII no. 1, Januari 2020).

Henni Marsari, Neviyarni, Irdamurni. “Perkembangan Emosi Anak Usia Sekolah Dasar”.
(Jurnal Pendidikan Tambusai: Vol. 5 No. 1, 2021).

Mayar, Farida. "Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa Depan
Bangsa". (Al-Ta'lim Journal Vol 20 No 3, 2013).

Sofie Ahmira Rehgita Br Tarigan, dkk. “PERKEMBANGAN KOGNITIF MASA ANAK-ANAK


AWAL”. (UIN Sumatera Utara Medan: Jurnal Pendidikan dan Dakwah.Volume 3, Nomor
1, Februari 2023).

Sukatin, dkk. “Analisis Perkembangan Anak Usia Dini”. (Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini, Vol 5 (2), Juni 2020).

Anda mungkin juga menyukai