PENDAHULUAN
1
perkembangannya. motivasi ini terbagi menjadi dua yakni motivasi yang
timbul dari dalam diri, dan motivasi yang timbul dikarenakan oleh orang
lain. Motivasi diri tidak timbul dengan sendirinya melainkan ditimbulkan
karena adanya interaksi dengan orang lain. Motivasi dirilah yang sangat
berperan dalam menjalankan aktivitas kehidupan seseorang, namun jika
tidak didukung motivasi dari lingkungan maka motivasi ini lama
kelamaan akan berkurang kecenderungannya sehingga motivasi dalam diri
menjadi rendah, tentunya hal ini berpengaruh juga terhadap aktivitas
seseorang.
2
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Apa peranan orangtua bagi pendidikan anak?
1.2.2 Apa dampak positif dari adanya dukungan orang tua?
1.2.3 Apa yang terjadi jika orang tua selalu mengekang anaknya?
1.2.4 Apa sajakah yang dapat menghambat keberhasilan pendidikan
karakter anak?
1.2.5 Bagaimana pengaruh pengekangan orangtua terhadap perilaku sosial
anak remaja di SMK Riksa Indrya?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui peranan orang tua bagi pendidikan anak.
1.3.2 Untuk mengetahui dampak positif dari adanya dukungan orangtua.
1.3.3 Untuk mengetahui yang terjadi ketika orangtua mengekang
anaknya.
1.3.4 Untuk mengetahui penghambat keberhasilan pendidikan karakter
anak.
1.3.5 Untuk mengetahui pengaruh pengekangan orangtua terhadap
perilaku sosial anak remaja di SMK Riksa Indrya.
1.4 Kontribusi Penelitian
Adapun kontribusi dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
pengekangan orangtua terhadap perilaku sosial anak remaja di SMK Riksa
Indrya, diharapkan juga agar siswa dan orangtua lebih terbuka satu sama
lain,dan bisa saling memahami.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.Peranan
1
Peranan berasal dari kata “Peran” yang berarti pemain sandiwara .
Kemudian dari kata peran mendapat akhiran “an” menjadi peranan yang
berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang utama
(dalam sesuatu hal atau peristiwa).
2
Soekamto mengemukakan beberapa pendapatnya sebagai berikut :
3
Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
peranan adalah tindakan atau aktivitas atau serangkaian tingkah laku yang
berhubungan dengan norma-norma, peraturan-peraturan dalam
melaksanakan kewajiban sesuai dengan situasi dan kondisi serta posisi
seseorang dalam suatu tatanan kehidupan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Disisi lain peranan ini juga menuntut kesadaran seseorang agar
aktif dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya untuk mewujudkan
tujuan yang dicapai.
1
Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1991, hal 735
2
Soejono, Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : CV. Rajawali Press, 1990
3
Muhammad Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995, hal
30
4
b. Orangtua
4
Orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-
anaknya, karena orangtua lah yang paling banyak waktunya untuk
berkumpul bersama anaknya. Dengan demikian bentuk pertama dari
pendidikan terdapat dalam lingkungan keluarga.
5
Pendidikan anak arti luas adalah semua perbuatan dalam usaha
manusia yang dilakukan secara sadar dari orang dewasa untuk memberikan
pengaruh pada anak didiknya agar dapat meningkatkan kedewasaan dan
bertanggung jawab atas segala tindakan atau perbuatannya secara moril.
6
Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-
anak untuk mencapai perkembangan jasmani dan rohani kearah kedwasaan
agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1992, hal. 38
5
Soegarda Poerbakawadja, Ensiklopedi Pendidikan (Jakarta: Gunung Agung, 1982), h
6
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2000), h 11
5
2.2 Pengertian dampak positif dari adanya dukungan orangtua
7
Pola asuh orang tua dapat diartikan sebagai perlakuan orang tua
terhadap anak dalam bentuk merawat, memelihara, mengajar, mendidik,
membimbing, melatih yang terwujud dalam bentuk pendisiplinan, kasih
sayang, hukuman, ganjaran dan kepemimpinan dalam keluarga melalui
ucapan dan tindakan-tindakan orangtua.
setiap orang tua ingin selalu yang terbaik untuk anak-anaknya, akan
tetapi terkadang mereka tidak memahami apakah yang terbaik menurutnya
terbaik pula bagi anak-anaknya yang akhirnya sikap otoriter dijadikan
senjata oleh orang tua untuk menanamkan disiplin kepada anak.
7
Gordon, Parent Effective Traign: The Proven Program for Raising Responsible Children, (New
York: Random House Inc. 2000) h. 125.
6
Padahal terkadang sikap otoriter ini mengajarkan sikap pasif kepada
anak dan tidak mandiri pada anak, sehingga hal itu sangat mempengaruhi
kondisi psikologis anak.
Fenomenan kesalahan mengenai pola asuh anak saat ini sering sekali
terjadi seperti kekerasan fisik dan mental, terlalu bebas dan sebagainya.
Perlu diketahui oleh orang tua bahwa pola asuh mereka sangat
mempengaruhi psikologis anaknya.jika kita mengasuh dengan cara
memperhatikan anak, memberi mereka ruang untuk bercerita maka anakpun
akan lebih terbuka terhadap orangtuua.
Menurut Amri (2013, hal 167) ada beberapa faktor yang menghambat
dalam penanaman pendidikan karakter disiplin di sekolah meliputi: anak itu
sendiri,sikap pendidik,lingkungan,tujuan. Faktor anak itu sendiri karena
dalam penanaman pendidikan karakter faktor anak perlu di perhatikan pada
setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya, oleh sebab itu pemahaman anak secara cermat dan tepat akan
mempengaruhi dalam penanaman kedisiplinan.
Menurut Bahri (2009, hal 30- 33) (Herawati, 2017). (Rahayu, 2018)
disiplin dikelompikan menjadi 5 yaitu: 1) disiplin pribadi, 2) disiplin sosial,
3) disiplin nasional, 4) disiplin ilmu, 5) disiplin tugas. Kelima disiplin
tersebut sangatlah penting dalam penanaman disiplin pada siswa.
7
2.5 Pengaruh pengekangan orang tua terhadap perilaku sosial di SMK
Riksa Indrya
Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan
yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya
(orangtua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Pola
pendidikan demokratis adalah suatu cara mendidik atau mengasuh yang
dinamis, aktif dan terarah yang berusaha mengembangkan setiap bakat yang
dimiliki anak untuk kemajuan perkembangannya. Pola ini menempatkan
anak sebagai faktor utama dan terpenting dalam pendidikan. Hubungan
antara orang tua dan anaknya dalam proses pendidikan diwujudkan dalam
bentuk human relationship yang didasari oleh prinsip saling menghargai dan
saling menghormati.
8
BAB 3
METODE PENELITIAN
9
Angket atau Quesioner terdir dari lima jenis, yaitu :
1. Angket tertutup
Angket tertutup yaitu angket yang didalamnya telah terdapat
alternative jawaban yang telah ditentukan oleh si pemuat angket. Jawaban
tertsebut bisa berupa jawaban yes or no, atau pilihan ganda sehingga
narasumber (read : Responden) tidak berkesempatan untuk mengisi dengan
jawaban sendiri.
2. Angket terbuka
Angket terbuka yaitu angket yang system menjawabnya tidak
menggunakan pilihan ganda maupun yes or no sehingga responden
(narasumber) bisa leluasa mengisi pertanyaan dalam angket tersebut dengan
jawaban dan pendapat mereka sendiri tanpa dibatasi oleh alternative
jawaban dari angket tersebut.
3. Kombinasi angket terbuka dan angket tertutup
Jenis angket ini yaitu gabungan dari kedua jenis angket
sebelumnya, maksudnya dalam angket ini terdapat pertanyaan-pertanyaan
yang sudah disiapkan alternative jawabannya, namun terdapat pula pilihan
alternative bagi responden (narasumber) untuk membuat jawabannya
sendiri untuk mengemukakan pendapatnya apa bila didalam pilihan jawaban
yang disediakan oleh pembuat angket tersebut tidak terdapat jawaban
seperti yang responden inginkan.
4. Angket langsung
Angket langsung yaitu angket yang berisi daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan respondens (jawaban tentang diri responden, missal
jumlah anak, jumlah penghasilan,dll)
5 Angket tidak langsung
Angket tidak langsung yaitu angket yang berisi daftar pertanyaan tentang
orang lain dan diisi oleh responden yang mengetahui tentang orang tersebut
(dimana responden menjawab pertanyaan tentang orang lain).
10
Langkah-langkah membuat angket sebagai berikut:
1. Menentukan tema/judul
2. Menentukan tujuan
3. Menentukan indikator
4. Menentukan subindikator
5. Menentukan items dan uji coba
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket berupa angket
tertutup. Angket digunakan untuk mengumpulkan data berupa pengaruh
pengekangan orangtua terhadap perilaku soial anak remaja di SMK Riksa
Indrya.
3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel
Pengertian sampling8
1. Mengambil sebagian kecil dari keseluruhan, diawali dengan pengembangan
konsep yang fokus pada hal yang telah ditetapkan.
2. Mengetes dan memastikan haruslah mengambil secara analitis dari
keseluruhan karakteristik yang sama.
3. Tujuan utama adalah memperkuat validitas studi didukung oleh
prosedur
3.3.2 Langkah-langkah pengambilan sampling9
Prosedur penarikan sampel dilakukan sebagai berikut:
1) Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with replacement).
Misalkan untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya
keseluruhan kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu NNc set sampel
yang masing-masing terdiri dari n elemen.
2) Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without replacement).
Untuk populasi ukuran N dan sampel n, maka banyaknya keseluruhan
kemungkinan sampel yang akan terpilih yaitu Nn set sampel yang masing-
masing terdiri dari n elemen.
8
Dr.,dr.,H. Boy S. Sabarguna,MARS,2008,Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif,(Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia),hlm. 21
9
Ibid. hlm. 2211
11
3.3.3 Jenis sample
1) Bersifat random
Secara umum mempunyai hal yang secara jelas punya kesempatan yang
sama untuk dipilih.
2) Kriteria
Secara umum mempunyai patokan tertentu.
3) Keberuntungan
Adanya faktor keberuntungan mungkin timbul.
4) Kombinasi
Penggabungan antar berbagai perhatian dan kebutuhan.
5) Menyenangkan
Adanya penghematan waktu, uang, tenaga tetapi informasi tetap sesuai.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
Dari 20 responden, 4 orang menjawab sangat setuju dan 13 orang
menjawab setuju, bahwa anak harus menuruti perintah orangtua bila tidak
ingin dimarahi,2 orang menjawab ragu-ragu dan 1 orang menjawab tidak
setuju.
14
4.4 Laporan Hasil Penelitian
NO PERTANYAAN SS S RR TS STS
1 Dalam keluarga anak harus memenuhi
peraturan-peraturan orangtua dan tidak 1,6% 1,8% 0,2% 0,4% 0%
boleh membantah.
2 Orangtua tidak pernah meminta anak
untuk melakukan apapun. 0,6% 0,4% 2% 0,8% 0,2%
15
4 Anak harus menuruti perintah
orangtua bila tidak ingin dimarahi. 0,8% 2,6% 0,4% 0,2% 0%
16
4.6 Pengaruh Pengekangan Orangtua Terhadap Perilaku Sosial Anak
Remaja
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19
BIODATA PENELITI
20
LAMPPIRAN
21
ANGKET PENGARUH PENGEKANGAN ORANGTUA
TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI SMK RIKSA
INDRYA
I. PENGANTAR:
1. Angket ini diedarkan kepada anda dengan maksud untuk mendapatkan
informasi sehubung dengan penelitian tentang pengaruh pengekangan
orangtua terhadap perilaku social anak remaja di SMK Riksa Indrya
tahun pelajaran 2023/2024
2. Partisipasi anda memberikan informasi sangat kami harapkan.
II. PETUNJUK PENGISIAN:
1. Sebelum mengisi pernyataan, bacalah petunjuk pengisian dengan
cermat.
2. Angket ini terdiri dari 10 pernyataan.
3. Berikan tanda (X) pada kolom sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-
ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Semua jawaban benar tidak ada yang salah, oleh karena itu
jawablah semua pertanyaan sesuai dengan keadaan yang kamu alami
dengan jujur.
NO PERNYATAAN SS S RR TS STS
1 Dalam keluarga anak harus memenuhi
peraturan-peraturan orangtua dan tidak boleh
membantah.
2 Orangtua tidak pernah meminta anak untuk
melakukan apapun.
3 Anak tidak mungkin menolak perintah
orangtua karena pasti akan dihukum.
22
4 Anak harus menuruti perintah orangtua bila
tidak ingin dimarahi.
5 Memberi setiap anak perhatian dan cinta yang
khusus dan istimewa.
6 Tidak berkomentar tentang anak memiliki
keunggulan atau tidak.
7 Memberi kesempatan pada anak untuk
bercerita tentang masalahnya ataupun
temanya dan memberi solusi
8 Terus membela anak tanpa mengetahui duduk
permasalahanya dan membiarkan orangtua
yang membereskan masalah yang dihadapi.
9 Membiarkan anak berkehendak dengan
sesuka hati
10 Menuntut anak harus lebih berprestasi pada
keunggulannya.
23
24
25