Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Serta Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

1. Pengertian Peran Serta Orang Tua


Peran serta orang tua adalah hak dan kewajiban orang tua
yang berupa tanggung jawab para orang tua terhadap anaknya.
Menurut Hasbullah (2011, h.44) orang tua bertanggung jawab
dengan memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak. Dalam
meningkatkan pendidikan anaknya keterlibatan orang tua juga sangat
penting bagi siswa, karena anak akan merasa terbantu dengan adanya
keterlibatan orang tua. Menurut Suryabrata (2000) bahwa keterlibatan
orang tua dengan penuh kasih sayang terhadap pendidikan anaknya,
akan menumbuhkan aktivitas anak sebagai suatu potensi yang sangat
berharga untuk menghadapi masa depan. Yaumi (2008) mengatakan
bahwa keterlibatan orang tua membantu siswanya dalam proses
belajar yaitu dengan cara menemui guru pada awal tahun pelajaran,
menghadiri setiap pertemuan sekolah, sekalisekali kunjungi ruang
kelas dan lihatlah kegiatan anak, apa yang sedang diajarkan guru,
buku apa yang harus dibaca, berapa banyak pekerjaan rumah yang
diberikan guru, kemudian suruhlah anak anda pergi sekolah setiap
hari, jangan sampai absen. Dengan adanya keterlibatan orang tua
akan membantu meningkatkan hasil belajar pada anak, dimana hasil
belajar yang baik dan optimal dibutuhkan peran serta orang tua dalam
membina dan membimbing anak dalam belajar. Pendidikan dan
bimbingan bukan tergantung sekolah, tetapi juga tergantung pada
kondisi dan situasi lingkungan sekitar anak. Untuk mencapai tujuan
pendidikan perlu dukungan dari semua pihak dimana kita ketahui
bersama adanya tripusat pendidikan anak yaitu:
12

pendidikan berlangsung di sekolah sebagai pendidikan formal, dalam


keluarga sangat berhubungan besar pada pendidikan anak di sekolah,
karena dengan perhatian, kepedulian dan kesejahteraan anak dalam
keluarga menimbulkan motivasi perilaku belajar yang benar. Perilaku
belajar yang benar dapat mencipta hasil belajar siswa yang maksimal.
Keterlibatan orang tua dapat diartikan sebagai pemusatan energi yang
disengaja, intensif dan terkonsetrasi dari orang tua yang dilandasi
dari rasa penuh kesadaran, tanggung jawab dan kasih sayang dalam
melakukan tindakan demi tercapainya hasil belajar yang memuaskan.

Keterlibatan orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah


orang tua yang ikut mengurusi suatu masalah anak atas keterlibatan
orang tuanya terhadap pendidikan anaknya yaitu tentang bagimana
cara orang tua memberikan bimbingan belajar di rumah,
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan alat menunjang
pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan
pengawasan, memberikan pengarahan pentingnya belajar.

Orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak


memiliki peran untuk dapat memberikan pendidikan awal sebagai
bekal pengalaman untuk anak-anak mereka. Peranan orang tua sangat
penting bagi pendidikan anak-anak karena orang tua memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pendidikan anak. Demikian bahwa
orang tua yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peran serta orang tua
adalah keterlibatan orang tua dalam mendampingi dan mendidik
anaknya untuk memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi anak.

Menurut Hasbullah (2011, h.44) dasar-dasar tanggung jawab orang


tua terhadap pendidikan anaknya meliputi:
1) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang
menjiwai hubungan orang tua dan anak.
13

2) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai suatu


konsekuensi terhadap kedudukan orang tua terhadap
keturunannya.
3) Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga
yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab
masyarakat bangsa dan negara.
4) Memelihara dan membesarkan anaknya, tanggung
jawab ini merupakan dorongan alami untuk
dilaksanakan, karena anak memerlukan makanan,
minuman, perawatan agar ia dapat hidup secara
berkelanjutan. Tanggung jawab dalam hal ini
melindungi dan menjamin kesehatan anaknya, baik
secara jasmani maupun rohaniah dari berbagai
gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan diri anak tersebut.
5) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna kehidupan
anak kelak, sehingga bila ia dewasa akan mampu
mandiri.

Menurut Purwanto (Sadulloh, 2011, h.192) mengenai peran


anggota-anggota keluarga dalam pendidikan anak dapat diuraikan
sebagai berikut:

1) Peran Ibu
Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anakanaknya:
a) Sumber dan pemberi kasih sayang
b) Pengasuh dan pemelihara
c) Tempat pencurah isi hati
d) Pengatur dalam kehidupan berumah tangga
e) Pembimbing hubungan pribadi
f) Pendidik dalam segi-segi emosional

2) Peran Ayah
Ayah juga mempunyai peran penting terhadap mendidik
anak menurut Purwanto (dalam Sadulloh 2011:195) peran
ayah dalam pendidikan anak-anaknya sebagai berikut:
a) Sumber kekuasaan dalam pendidikan
b) Penghubung interen antar dalam keluarga dengan masyarakat
atau dunia luar
c) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari luar
e) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f) Pendidik dalam seg i-segi rasional
14

2. Bentuk-bentuk Peran serta Orang Tua


Menurut BKKBN dijelaskan bahwa peran orang tua terdiri dari:
1) Peran sebagai pendidik
Orang tua perlu menanamkan kepada anak arti penting dari
pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari
sekolah. Selain itu nilai-nilai agama dan moral, terutama ini
kejujuran perlu ditanamkan kepada anaknya sejak dini
sebagai bekal dan benteng untuk menghadapi
perubahanperubahan yang terjadi.
2) Peran sebagai pendorong
Sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan, anak
membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan
keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
3) Peran sebagai panutan
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak,
baik dalam berkata jujur maupun dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.
4) Peran sebagai teman
Menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan,
orang tua perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan
anak. Orang tua dapat menjadi informasi, teman bicara atau
teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak,
sehingga anak merasa nyaman dan terlindungi.
5) Peran sebagai pegawas
Kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan
perilaku anak agar tidak keluar jauh dari jati diri dirinya,
terutama dari pengaruh lingkungan baik dari lingkungan
keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
6) Peran sebagai konselor
15

Orang tua memberikan gambaran dan perttimbangan nilai


positif dan negatif sehingga anak mampu mengambil
keputusan yang terbaik.

a. Peran Serta Orang Tua dalam Pendidikan Anak


Menurut Ika (2012, h.23) sebagai pemimpin dalam keluarga
orang tua harus mendahulukan pendidikan dalam keluarganya agar
tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik. Peran oraang tua
sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Berikut
ini adalah peran orang tua dalam mendidik anak.
1) Sebagai pendidik ( edukator )
Orang tua yang bertanggung jawab kepada anak
dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
anak baik potensi afekti, potensi kognitif dan potensi
psikomotor. Orang tua perlu menanamkan kepada
anakanak arti penting dari pendidikan dan ilmu
pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah. Selain
itu nilai-nilai agama dan moril perlu ditanamkan kepada
anaknya sejak dini sebagai bekal untuk mengatasi
perubahan-perubahan yang terjadi.
2) Pendorong ( motivator )
Motivasi adalah daya penggerak, pengawasan
atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan.
Motivasi atau bisa berasal dari dalam diri (intristik) yaitu
dorongan yang datng dari hati, umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Dan motivasi
berasal dari luar (ekstrinstik) yaitu dorongan yang datang
dari luar diri ( lingkungan ) misalnya dari orang tua,
guru, teman-teman dan anggota masyarakat. Disinilah
orang tua menumbuhkan motivassi dan rangsangan dari
luar yang kemudian mampu secara alamiah
menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak tersebut.
3) Sebagai fasilitator
Kunjungan orang tua ke sekolah untuk
mengetahui perkembangan anak di sekolah dan di rumah
orang tua harus memberikan fasilitas, pemenuhan
kebutuhan keluarga anak berupa sandang, pangan, dan
papan termasuk kebutuhan pendidikan.
4) Sebagai pembimbing
Sebagai orang tua tidak hanya berkewajiban
memberikan fasilitas dan biaya sekolah saja. Tetapi anak
juga membutuhkan bimbingan, pengarahan, pengertian
16

dan nasihat dari orang tuanya. Sekolah merupakan


kegiatan yang berat dalam proses belajar banyak
dijumpai kesulitan, kadang-kadang anak mengalami
lemah semangat.

b. Peran Serta Orang Tua dalam Mendampingi Anak


Mendampingi anak ketika belajar adalah sesuatu yang sangat
penting bagi anak yaitu dapat membangun kedekatan antara orang
tua dengan anak, belajar mengajaknya berdiskusi agar mengetahui
bagaimana pola berpikir anak. Adapun Peran penting orang tua
dalam mendampingi anak yaitu (Sundari & Yoridho, 2018)
1) Anak merasa tidak sendiri
Pendampingan yang ditunjukan orang tua kepada anak
akan membuat anak merasa nyaman dan dapat
membangkitkan rasa percaya diri pada anak, dengan
demikian anak akan merasa diberi perhatian oleh orang
tuanya.

2) Orang tua sebagai pemberi semangat


Orang tua selalu memberi semangat kepada anaknya.
Tentunya anak akan merasa termotivasi dalam belajar .
3) Memfasilitasi kebutuhan anak
Orang tua dapat memfasilitas kebutuhan anak sesuai
dengan kebutuhan belajar anak dirumah agar
perkembangan anak tetap optimal.

4) Tempat berdiskusi dan bertanya


Orang tua adalah tempat sosial pertama bagi anak.
Peran orang tua di rumah juga bisa dijadikan teman
berdiskusi dan teman bertanya. Anak akan lebih terbuka
jika orang tuanya juga terbuka dan memberikan waktu
luang untuk berdiskusi.

5) Membantu mengenali diri sendiri


17

Anak membangun jati diri bersama orang terdekat.


Disinilah peran orang tua membentuk karakter dan sikap
agar terbentuk pribadi yang lebih baik.

6) Melihat dan mengembangkan bakat anak


Orang tua bisa melihat bakat dengan bantuan sekolah.
Jika orang tua sudah mengetahui bakat anaknya dimana
orang tua bisa mengembangkan bakat anak dengan
mengikutkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

7) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar


Sebagai orang tua harus bisa menciptakan lingkungan
belajar yang nyaman bagi anak, misalnya saat anak hendak
belajar orang tua mematikan televisi, tidak membuat keributan
selama anak belajar, tidak mengajak anak berbicara.

3. Aspek-aspek Peran serta Orang Tua dalam Proses Belajar Anak

Orang tua merupakan orang yang pertama dan utama yang


memberikan pendidikan di dalam rumah. Peran serta oramg tua
sangat penting dalam mempersiapkan segi perkembangan social
anak yang secara tidak langsung menerapkan unsur-unsur
pendidikan, yaitu suatu proses dimana orang tua menggunakan
semua kemampuan yang ada guna keuntungan mereka sendiri
dan program yang dijalankan anak tersebut, orang tua, anak dan
program sekolah merupakan bagian dari suatu proses. Dengan
demikian semakin tinggi peran serta orang tua dalam pendidikan
seorang anak, maka pendidikan anak tersebut juga akan semakin
baik. Begitu sebaliknya semakin rendah peran serta orang tua
maka pendidikan anak tersebut juga akan semakin menurun.

Menurut Hwie dalam Dwi (2018. H.23) ada beberapa


aspek yang dapat dilakukan oleh peran serta orang tua dalam
membantu hasil belajar anak sebagai berikut:

a. Menyediakan Fasilitas Belajar


18

Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat


tulis, buku-buku pelajaran fasilitas belajar ini dapat
membantu memudahkan anak dalam proses belajar
sehingga siswa tidak mendapatkan hambatan dalam
belajar.

b. Mengawasi Kegiatan Belajar Anak di Rumah


Peran serta orang tua di rumah sangat perlu dalam
mengawasi kegiatam belajar anak karena dengan
menawasi kegiatan belajar anak, orang tua dapat
mengetahui apakah anaka mereka sudah belajar dengan
anak atau belum. Melalui pengawasan orang tua anak
dapat belajar dengan teratur, apabila mendapatkan
pekerjaan rumah (PR) dapat langsung mengerjakannya
tanpa menunda.

c. Mengawasi Penggunaan Waktu Belajar Anak di Rumah


Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di
rumah, apakah anak sudah menggunakan waktu
belajarnya dengan baik atau belum. Orang tua dapat
membantu anak menyusun jadwal belajar.

d. Mengawasi Kesulitan yang dihadapi Anak dalam Belajar


Orang tua perlu mengenal atau mengetahui
kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, karena
dengan mengetahui kesulitan tersebut, orang tua mampu
membantu menyelesaikannya. Apabila orang tua tidak
mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar,
maka proses belajar anak akan terhambat.

e. Menolong Anak dalam Mengatasi Kesulitan dalam Belajar


Untuk membantu dalam poses pendidikan, orang
tua ikut serta dalam proses belajar, termasuk mengetahui
19

cara yang digunakan untuk membantu anak dalam


belajar. Semakin banyak pengetahuan orang tua, maka
akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anak-
anaknya. Bertambahnya pengetahuan orang tua juga akan
memudahkan anak dalam mencari tempat jawaban dari
setiap pertanyaan.

Peran serta orang tua di rumah sangat penting dalam


keberhasilan belajar anak. Misalnya orang tua di rumah
mengingatkan anak belajar, memantau anak belajar dari
kejauhan, membimbing anak dalam mengerjakan tugas,
menanyakan kepada anak apakah sudah belajar atau belum,
dengan memberi perhatian yang seperti itu anak akan merasa di
pedulikan sama orang tua. Ada sebagian orang tua yang tidak
peduli dengan anaknya, misalnya tidak pernah mau tahu hasil
belajar anaknya, ada juga yang hanya sekadar mengingatkan saja
tapi tidak membimbingnya dengan baik, jadi setiap orang tua
pastinya mempunyai cara masing-masing dalam mendidik
anaknya. Jika peran orang tua di rumah tinggi dalam pendidikan
anak maka pendidikan anak tersebut akan semakin baik, dan jika
peran serta orang tua sedang dalam pendidikan anak, maka
pendidikan anaktersebut akan biasa-biasa saja, begitu pula
dengan semakin rendah peran serta orang tua dalam pendidikan
anak ,maka pendidikan anak akan semakin menurun. Jadi
kesimpulannya dalam proses pendidikan anak maka perlu adanya
keterlibatan peran serta orang tua.

B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang diperoleh siswa
salahsatunya dalam bentuk perolehan nilai yang diperoleh pada saat
20

kegiatan pembelajaran. Rusman (2012, h.123) menyatakan, “Hasil belajar


adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.” Menurut Ahmad Susanto (2016, h.5)
mengatakan, “Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil kegiatan belajar”. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar siswa dalam penelitian
yang akan dilakukan adalah perubahan dalam aspek kognitif setelah
melakukan kegiatan belajar.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar


Menurut Bloom dalam Nana Sudjana, (2016, h.22) menyatakan,
jenisjenis hasil belajar kedalam tiga ranah yaitu:

a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang


terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni
gerakan reflex, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan
gerakan ekspresif dan interpretatif.

3. Ciri-ciri Hasil Belajar


Menurut Rachmawati (2015, h.37) ciri-ciri hasil belajar adalah
sebagai berikut:

a. Perubahan yang disadari artinya individu yang melakukan


proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan,
keterampilannya telah bertambah.
b. Perubahan yang bersifat kontinui (berkesimnambungan,
artinya suatu perubahan yang telah terjadi menyebabkan
terjadinya perubahan tingkah laku yang lainnya.
21

c. Perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang


telah diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan
manfaat bagi individu yang bersangkutan.
d. Perubahan yang bersiat positif, artinya terjadi adanya
pertambahan perubahan dalam individu.
e. Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga
berbeda dengan keadaan sebelumnya.
f. Perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya akan tetapi melalui aktifitas individu.
g. Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya
perubahan hasil belajar akan berada secara kekal dalam diri
individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu.
h. Perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu
terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Menurut Anitah (2009, h.27) menyatakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu:
a. Faktor dari dalam diri siswa (Internal) yang berpengaruh
terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat,
bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan
serta kebiasaan siswa.
b. Faktor dari luar diri siswa (Eksternal) yang mempengaruhi hasil
belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik
(termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite
sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

Menurut Slameto (2010. h.54) faktor yang mempengaruhi hasil


belajar meliput, faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dala diri individu yang sedang belajar. Faktor intern dikelompokkan
menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan. Faktor
ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor ekstern
meliputi , faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

C. Penelitian yang Relevan


Sebagai bahan penguat penelitain yaitu Hubungan antara peran serta
orang dengan hasil belajar siswa maka peneliti mengutip penelitian yang
relevan sebagai berikut:
22

1. Rika Sri Wahyuni (2017) telah melakukan penelitian dengan judul


“Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Prestasi Siswa Kelas V di SD”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua
terhadap prestasi siswa kelas 5 di SD Al-Azhar Syifabudi Pekanbaru.
Variabel bebasnya peran orang tua, dan variabel terikatnya prestasi belajar.
Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif dengan desain
analitik dan pendekatan cross sectional. Data dianalisa dengan
menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian analisis univariat diperoleh dari 63 responden, 98,4%
orangtua memiliki peran yang baik dan 100% siswa dengan prestasi baik.
Untuk uji bivariate diperoleh x2 hit > x2 tabel (13,4 > 3,84) yang berarti
terdapat hubungan peran orangtua terhadap prestasi siswa kelas 5 di SD Al
Azhar Syifabudi Pekanbaru tahun 2012.
2. Reza Dwi Indriyanti (2020) telah melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Peran Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
SD”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang tua
dengan motivasi belajar siswa kelas V SDN Kalideres 04 Petang. Variabel
bebasnya peran orang tua, dan variabel terikat motivasi belajar. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
korelasi (survey). Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara,
penyebaran angket, dan studi dokumentasi. Jumlah seluruh populasi
adalah 62 siswa, siswa kelas V SDN Kalideres 04 Petang Jakarta
Barat. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling yang diambil sebanyak 32 siswa kelas V SDN Kalideres 04
Petang Jakarta Barat, sudah di uji validitasnya. Penguji hipotesis
mengunakan rumus korelasi produck moment yang di awali dengan uji
chi kuadrat dari data yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui terdapat hubungan positif yang signifikan peran orang tua
(X) dengan dilakukannya uji korelasi produck moment sebesar 0,99
yaitu berarti berada pada interval 0,800-1,00 yang memiliki korelasi yang
sangat tinggi. Untuk uji hipotesis diperoleh data untuk nilai thitung
sebesar 54,22 sedangkan tabel (0,05) sebesar 2,04. Hal ini
23

menunjukkan bahwa nilai thitung ≥ ttabel yang berarti Ho ditolak.


Dari hasil penelitian ini terdapat hubungan peran orang tua dengan
motivasi belajar siswa.

3. Mira Azizah (2019) telah melakukan pennelitian dengan judul “Hubungan


Peran Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SD”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Peran Orang Tua
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Tinggi SDN Kedung 01 Jepara.
Variabel bebasnya peran orang tua,, dan variabel terikatnya prestasi
belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar koefesien
hubungan antara peran orang tua dengan prestasi belajar siswa dalam
ranah kognitif dan ranah psikomotor di kelas tinggi SDN Kedung 01
Jepara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian korelasional. Teknik analisis data menggunakan uji
normalitas, rumus korelasi product moment, uji t dan indeks determinasi.
Hasil analisis rumus korelasi product moment antara variabel peran orang
tua dan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif diperoleh r hitung > rtabel =
0,796 > 0,297 maka hipotesis penelitian diterima dan dapat disimpulkan
ada hubungan antara peran orang tua dengan prestasi belajar siswa pada
ranah kognitif di kelas tinggi SDN Kedung 01 Jepara. Hasil analisis rumus
korelasi product moment antara variabel peran orang tua dan prestasi
belajar pada ranah psikomotor diperoleh rhitung > rtabel = 0,550 > 0,297 maka
hipotesis penelitian diterima dan dapat disimpulkan ada hubungan antara
peran orang tua dengan prestasi belajar siswa pada ranah psikomotor di
kelas tinggi SDN Kedung 01 Jepara. peran orang tua memberi sumbangan
sebesar 63,32% pada prestasi belajar pada ranah kognitif dan 30,25% pada
ranah psikomotor.

D. Hipotesis
Hipotesis merupakan salah satu poin penting dalam penelitian. Hipotesis
sangat berguna bagi orang yang melakukan penelitian. Karena sebagai
dugaan sementara dari masalah yang akan diteliti. Hipotesis dikemas dalam
24

bentuk kalimat pernyataan yang akan diuji kebenrannya. Menurut Sugiyono


(2018, h.96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaann”. Sejalan dengan itu, Nawawi (2015, h.47)
mengatakan “Hipotesis adalah sebagai dugaan pemecahan masalah yang
bersifat sementara yakni pemecahan masalah yang mungkin benar dan
mungkin pula salah”. Sedangkan menurut Arikunto (2013, h.71), “Hipotesis
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahn penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat di jelaskan bahwa hipotesis penelitian
adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya melalui penelitian
lapangan dengan didukung data-data yang akurat. Berdasarkan kajian teori
yang menyatakan bahwa peran serta orang tua merupakan faktor utama yang
dapat mempengaruhi hasil belajar dan penelitian relevan yang menyatakan
terdapatkan hubungan antara peran serta orang tua dan hasil belajar siswa
maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif antara peran serta orang tua dan hasil
belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 27 Gernis Jaya.

Anda mungkin juga menyukai