Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut konstitusi RDTL Tahun 2002 Pasal 59 - Ayat 1. Negara

akan mengakui dan menjamin hak setiap warga negara atas pendidikan dan

kebudayaan, dan negara wajib memajukan pembentukan suatu sistem umum

pendidikan dasar yang universal dan wajib, dan selama memungkinkan bebas

biaya berdasarkan konstitusi RDTL Tahun 2002 Ayat 2 Setiap orang berhak atas

persamaan kesempatan pendidikan dan pelatihan kejuruan. Ayat 3. Negara akan

mengakui dan mengawasi pendidikan swasta dan pendidikan bersama. Ayat 4.

Negara harus menjamin bagi semua warga negara, sesuai dengan kemampuan,

kesempatan masuk atau terlibat dalam tingkat pendidikan tertinggi, penelitian

ilmiah dan daya cipta seni. Ayat 5. Setiap orang berhak atas nikmat dan daya cipta

budaya serta berkewajiban untuk melestarikan, melindungi, dan menghargai

warisan budaya.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Pendidikan berarti perubahan atau proses perbuatan

untuk memperoleh pengetahuan. Dalam arti yang luas pendidikan adalah sebuah

proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

pemahaman, dan cara tingkahlaku yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan ialah

seluruh tahapan perkembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku

manusia dan juga proses pengunaan hadir seluruh pengalaman kehidupan.

Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental,yang mempunyai

1
sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita diharapkan untuk

mampu mengadakan refleksi tentang dasar-dasar pendidikan tersebut. Sebagai

pertanggungjawab terhadap pendidikan.

Harus disadari bahwa orang tua sebagai pendidik utama dalam hal kepada

anak- anak berarti orang tua harus secara aktif mendidik anak- anak dan terlibat

dalam proses pendidikan anak- anaknya. Sebagai pendidik utama, maka orang tua

harus terlibat dalam proses pendidikan yang dilakukan oleh sekolah, dan orang tua

bertugas membentuk anak-anaknya. Orang tua harus mengetahui apa yang sedang

dipelajari oleh anak- anaknya di sekolah, buku- buku yang mereka

baca,bagaimana sikap dan tabiat anaknya di sekolah,siapakah teman-temannya,

dan sebagainya. Tugas dan tanggungjawab ini tidak dapat dialihkan ataupun

dipasrahkan kepada pembantu rumah tangga ataupun guru les. Orang tua tidak

dapat memusatkan perhatian untuk urusan dan pekerjaan mereka sendiri, dan

kurang mempedulikan pendidikan anak-anak. Mengirim anak-anak untuk les

pelajaran, atau menyekolahkan anak di sekolah nasional plus, tidak menjamin

pembentukan karakter anak dengan baik.

Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam keluarga.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkahlaku atau perbuatanya

yang sengaja maupun tidak sengaja, tanggung jawab berarti berbuat sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Maka sebagai orang tua kewajibannya

adalah memberikan perhatian yang semaksimal mungkin atas perkembangan

pendidikan anak ditenggah keluarga. Tanggung jawab merupakan kesejahteraan,

keselamatan pendidikan dan kehidupan. Dalam pertanggungjawaban diperlukan

pengabdian kepada keluarga didasarkan atas cinta, dan kasih sayang terhadap anak

2
atau anggota keluarga. Kasih sayang yang terkandung pengertian pengabdian dan

pergorbanan. Tidak ada kasih sayang tampa pergabdian, bila ada kasih sayang

tidak disertai dengan pengabdian maka kasih sayang itu palsu atau semu.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak adalah adanya

motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dan anak,

pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensia kedudukan orang tua

terhadap anak-anaknya. Dan memberikan teladan yang baik kepada anak atau

anggota keluarga

Demikian pula dalam hal pendidikan anak. Banyak orangtua berpikir, asal

sudah mengirimkan anak ke sekolah, maka tugasnya selesai. Pemikiran

sedemikian sungguh keliru. Guru-guru di sekolah, guru les atau guru bidang

hanyalah membantu orang tua, namun orang tua tetaplah yang harus melakukan

tugasnya sebagai pendidik utama. Mendidik anak sesungguhnya tidak sulit, karena

dapat dimulai dari hal- hal sederhana. Namun dibutuhkan komitmen dan

pengorbanan dari pihak orang tua.

Orang tua sebagai bagian dari tenaga kependidikan memiliki kedudukan

yang sangat Penting dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan

lembaga sekolah dapat dicapai secara maksimal apabila tenaga orangtua

memainkan peranan yang telah ditetapkan. Orang tua yang mempunyai

kompetensi berpengaruh besar terhadap efektifitas pembelajaran dan pada

akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Dengan demikian, keberadaan orang

tua merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang

berkualitas. Untuk mewujudkannya orang tua yang memiliki peranan.

3
Berhubungan dengan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan

Anak di Desa Tirilolo kampung Lutu Mutu yang terdiri dari 332 keluarga (500

jiwa ), dan juga dilihat dari hasil pendapatan yang capai oleh penduduk di

kampung Lutu Mutu tahun 2014.

1.2. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh manakah peranan orang tua

terhadap pendidikan anaknya yang signifikan positif antara Peranan Orang Tua

Terhadap Pendidikan Anak di Desa Tirilolo Kampung Lutu Mutu tahun 2014.

1.3 Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis Peranan Orang Tua terhadap Pendidikan Anak di Desa Tirilolo

kampung Lutu Mutu Baucau Kota tahun 2014

1.4 Mamfaat Penulisan

Adapun beberapa manfaat bagi penulis untuk mengetahui antara lain

1. Untuk membantu penulis agar mengetahui sejauh mana Peranan Orang Tua

terhadap pendidikan anak.

2. Untuk membantu penulis agar mengetahui sejauh mana Pendidikan anak di

desa Tirilolo kampung Lutu Mutu.

3. Sebagai sumbagan bagi Instituto Suprior Cristal, juga desa Tirilolo Kampung

Lutu Mutu untuk mencari dan cara baru yang lebih cocok, sesuai dengan

keinginan bersama

4
1.4.1. Manfaat Teoritis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama tentang pentingnya

peranan orang tua terhadappendidikan anaknya.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk orangtua di

kampong lutumutu desa tirilolo terhadap pendidikan anaknya.

2. Berguna bagi para guru dalam membantu pendidikan anak anak di

sekolah.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan proposal ini penulis hanya membahas tentang Peranan

Orang Tua terhadap Pendidikan Anak di Desa Tirilolo Kampung Lutu Mutu

Baucu Kota tahun 2014.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Peranan Orang Tua

2.1.1 Pengertian Orang Tua

Menurut Thamrin dan Nurhalija (1985: 1) bahwa: Orang tua adalah setiap

orang yang bertanggungjawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam

penghidupan sehari-hari yang disebut dengan Bapak-Ibu.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang

tua adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan fisik, mental dan

kepribadian anak-anak dalam sebuah keluarga. Orang tua adalah orang yang

mempunyai peranan yang utama dalam keluarga.

Keluarga merupakan masyarakat kecil tempat anak melihat cahaya kehidupan

pertama, sehingga apapun yang dicurahkan dalam sebuah keluarga akan

meninggalkan kesan yang mendalam terhadap watak, pikiran serta sikap dan

perilaku anak. Sebab tujuan dalam membina kehidupan keluarga yaitu agar dapat

melahirkan generasi baru sebagai penerus perjuangan hidup orang tua. Untuk itu

orang menpunyai tanggungjawab dan kewajiban dalam pendidikan iman anak-

anaknya. Setiap orangtua pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anak-

anaknya. Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya

usaha dan peran dari orang tua, perlu disadari bahwa orang tua adalah kunci

kesuksesan keluarga baik dalam terlahir dimana anak tergantung kendali orang tua.

Anak akan tumbuh dengan sifat dan sikap yang ditanamkan oleh orang tua terhadap

buah hati. Jika sifat dan sikap yang ditanamkan baik maka akan tumbuh berkembang

6
baik dan sebaliknya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

pembentukan kepribadian anak serta memberikan perhatian, terutama terhadap

kegiatan mereka di dalam keluarga. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak

yang lebih giat lebih bersemangat dalam pembentukan diri karena ia tahu bahwa

bukan dirinya sendiri yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuapun

demikian.

Orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat berat dalam keluarga.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkahlaku atau perbuatanya yang

sengaja maupun tidak sengaja. Tanggung jawab berarti berbuat sebagai perwujudan

kesadaran akan kewajibannya. Maka sebagai orang tua kewajibannya adalah

memberikan perhatian yang semaksimal mungkin atas perkembangan pendidikan

anak ditengah keluarga. Tanggung jawab merupakan kesejahteraan, keselamatan

pendidikan dan kehidupan. Dalam pertanggungjawaban diperlukan pengabdian

kepada keluarga didasarkan atas cinta, dan Kasih sayang terhadap anak atau anggota

keluarga. Kasih sayang yang terkandung pengertian pengabdian dan pergorbanan.

Tidak ada kasih sayang tanpa pergabdian, bila ada kasih sayang tidak disertai

dengan pengabdian maka kasih sayang itu palsu atau semu.

Pengabdian kepada keluarga berupasuami-istri dan anak-anaknya supaya

pengabdian itu terwujud maka memerlukan kesadaran dan pengorbanan.

Pengorbanan merupakan dasar hidup keluarga yakni kasih-sayang. Kasih-sayang

memerlukan keluarga yang ingin mendidik dan menbina anak-anaknya pengorbanan

dalam hal; harta benda, waktu, tenaga dan pikiran bahkan mungkin nyawa kedua

orang tua.

7
2.1.2 Peranan Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

2.1.2.1 Orang Tua Adalah Pendidik Pertama dan Utama Bagi Anak- Anak

Menurut Mulyana dalam bukunya yang berjudul: Mendidik dengan Kasih

Sayang (2007:152) bahwa orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-

anak, orang tua terikat kewajiban amat serius untuk mendidik anak-anak mereka.

Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi

anak- anak mereka. Dengan demikian, orang tua harus menyediakan waktu bagi

anak- anak untuk membentuk mereka menjadi pribadi- pribadi yang mengenal dan

mengasihi orang lain. Kewajiban dan hak orang tua untuk mendidik anak- anak

mereka tidak dapat seluruhnya digantikan ataupun dialihkan kepada orang lain.

Dari teori Mulyana di atas dapat dikatakan bahwa orangtua sebagai pendidik

utama kepada anak- anak berarti, orangtua harus secara aktif mendidik anak- anak

dan terlibat dalam proses pendidikan anak- anaknya. Orang tua sendiri harus

mempraktekkan pengalaman hidupnya, berusaha untuk hidup baik dan terus

menerapkan ajaran orangtua dalam kehidupan keluarga di rumah. Ini sangat penting

agar anak melihat bahwa keteladan itu bukan hanya untuk diajarkan tetapi untuk

dilakukan, dan diteruskan lagi.Ketika anak-anak sendiri membentuk keluarga di

kemudian hari.

Sebagai pendidik utama, maka orang tua harus terlibat dalam proses

pendidikan yang dilakukan oleh sekolah dan orangtua bertugas membentuk anak-

anaknya. Orang tua harus mengetahui apa yang sedang dipelajari oleh anak- anaknya

di sekolah, buku- buku yang mereka baca,bagaimana sikap dan tabiat anaknya di

sekolah, siapakah teman-temannya dan sebagainya. Tugas dan tanggungjawab ini

tidak dapat dialihkan ataupun dipasrahkan kepada pembantu rumah tangga ataupun

8
guru les. Orang tua tidak dapat memusatkan perhatian untuk urusan dan pekerjaan

mereka sendiri, dan kurang mempedulikan pendidikan anak-anak. Mengirim anak-

anak untuk les pelajaran atau menyekolahkan anak di sekolah nasional plus, tidak

menjamin pembentukan karakter anak dengan baik.

Demikian pula dalam hal belajar. Banyak orang tua berpikir, asal sudah

mengirimkan anak ke sekolah, maka tugasnya selesai. Pemikiran sedemikian

sungguh keliru. Guru-guru di sekolah, guru les atau guru wali kelas hanyalah

membantu orangtua, namun orang tua tetaplah yang harus melakukan tugasnya

sebagai pendidik utama. Mendidik anak dalam hal pendidikan sesungguhnya tidak

sulit, karena dapat dimulai dari hal- hal sederhana, namun dibutuhkan komitmen dan

pengorbanan dari pihak orang tua, misalnya: membagi pengalaman bersama anak-

anak pada waktu setelah makan malam, membawa anak-anak pergi pesiat atau

rekreasi dan sesudahnya menjelaskan kepada anak- anak maknanya, mendorong

anak- anak agar mempraktekkan saat melangkah salah, memberi koreksi jika anak

berbuat salah namun setelahnya tetap merangkul dengan kasih.

Dengan situasi yang serba modern ini, orang harus mempunyai perhatian

kepada pengaruh media massa ke dalam kehidupan anak- anak, jika terlalu banyak

menonton televisi tidak memberikan efek yang baik pada anak. Apalagi jika anak-

anak menonton televisi tanpa pendampingan dari orangtua. Demikian pula dengan

terlalu banyak bermain video game, apalagi jika permainannya bersifat kekerasan

yang sadis, seperti tembak-tembakan, pembunuhan, dan seterusnya, secara tidak

langsung merangsang sifat- sifat agresif pada anak- anak, seperti kemarahan,

kekerasan, tidak mau mengalah, dan seterusnya. Tak kalah seru, adalah kebiasaan

berface book di kalangan anak- anak remaja. Jika memungkinkan, silahkan orang

9
tua pun berface book, bukan untuk memata- matai anak, namun untuk mengetahui

sekilas lingkungan pergaulan anak. Ada resiko yang umum terjadi, yaitu jika anak

terlalu banyak bermain sendiri dengan komputer, televisi, atau sejenisnya maka lama

kelamaan ia menjadi tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain. Ia menjadi

kurang luwes di dalam pergaulan, kurang dapat membawa diri, dan terlalu berpusat

kepada diri sendiri. Tidak berarti bahwa televisi, game internet dan face book

memberikan efek buruk semuanya. Efek negatif itu terjadi jika yang ditonton, atau

yang dimainkan tidak sesuai dengan ajaran dan moral; atau yang diajak

berkomunikasi adalah orang- orang yang tidak membangun, atau malahan

menjerumuskan mereka; atau jika hal menonton televisi dan bermain komputer

tersebut sampai menyita hampir semua waktu luang. Mengapa Orang tua seharusnya

memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan

putra-putrinya, dan secara umum, berhasil tidaknya pendidikan seorang anak

biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi orangtuanya dan baik tidaknya

hubungan, kamunikasi dan role model dalam keluarga. Dewasa ini banyak orangtua

memutuskan untuk memberikan sistim pendidikan home-schooling bagi anak-

anaknya. Tetapi tidak semua orang tua mempunyai cukup waktu, keahlian dan

kesabaran untuk memberikan sistem pendidikan ini kepada anaknya,juga perlu

diwaspadai apakah anak akan berkembang secara utuh, terutama dari aspek sosial,

dan emosional, karena mereka hanya berhubungan dengan orang-tuanya saja.

2.1.2.2 Orang Tua Harus Mengusahakan Suasana Kasih dan Kebersamaan di

Rumah

Menurut Mulyana (2007:79) bahwa kasih orang tua merupakan elemen dasar

dan sumber yang menentukan kualitas peran orangtua sebagai pendidik. Suasana

10
kasih harus ada di dalam rumah, agar orangtua dapat mendidik anak- anaknya

dengan baik. Maka para orang tua harus menciptakan suasana di rumah yang penuh

kasih dan penghormatan kepada sesama dalam hal ini para anggota keluarga di

rumah sehingga pendidikan pribadi dan sosial yang menyeluruh bagi anak- anak

dapat ditumbuhkan.

Berdasarkan teori di atas penulis berasumsi bahwa Kasih orang tua adalah

dasar bagi pendidikan anak, dan kasih itu harus menjiwai semua prinsip

pendidikananak, disertai juga dengan nilai- nilai kebaikan, pelayanan, tidak pilih

kasih, kesetiaan dan pengorbanan. Kasih yang rela berkorban ini menjadi dasar yang

menghidupi keluarga, sehingga keluarga menjadi gambaran yang dihidupi oleh

kasih pengorbanan orang tua. Inilah antara lain, yang menjadikan keluarga menjadi

utuh. Atas prinsip ini, sebagai orang tua harus memikirkan apakah yang terbaik bagi

anak menurut kehendaknya dan bukan sekedar yang disenangi anak. Sebab

umumnya apa yang terbaik bagi anak menuntut pengorbanan dari orang tua. Sebagai

contohnya adalah bahwa orang tua perlu meluangkan waktu bagi anak- anak, agar

dapat mendengarkan dan berkomunikasi dengan mereka dari hati ke hati.

Komunikasi antara anak dan orang tua adalah sangat penting, sebab tanpa

komunikasi akan sangat sulit menciptakan suasana yang penuh kasih di dalam

keluarga. Waktu kebersamaan ini memang idealnya dilakukan setiap hari, misalnya

setiap makan malam, atau sebelum makan malam. Namun juga pada waktu akhir

pekan, pada hari Minggu, atau terutama juga pada saat liburan sekolah, orang tua

perlu menyediakan waktu untuk anak- anak, berlibur bersama anak- anak. Tidak

perlu di tempat yang mahal- mahal, namun perlu diusahakan waktu kebersamaan, di

11
mana anak- anak dapat bermain bersama orang tua, tertawa bersama, saling curhat

dan mendengarkan satu sama lain.

Dalam saat- saat seperti inilah umumnya, orang tua dapat sedikit demi sedikit

masuk dalam memberikan pengajaran, entah dari kata- kata atau dari teladan,

tentang kebaikan orang tua, tentang kehadiran-Nya dalam hidup keluarga, dan

tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Saat- saat inilah orang tua dapat

mengajarkan tentang kehadiran dalam hal- hal yang sederhana, lewat alam ciptaan di

sekitar keluargadan lewat orang- orang yang di jumpai. Inilah kesempatan orang tua

mengajarkan kepada anak- anak untuk mengucap syukur, jika melihat pemandangan

yang indah, jika dapat makan makanan yang enak, jika dapat bermain dengan seru

dengan teman- teman yang baru, dan seterusnya.

2.1.2.3 Orang Tua Berkewajiban Untuk Menyampaikan Pendidikan Dalam

Hal Nilai- Nilai Esensial Dalam Hidup Manusia.

Menurut Sumarya SJ. (2003:110) bahwa dari orang tualah anak- anak belajar

akan nilai- nilai yang esensial dan terpenting di dalam hidup. Nilai- nilai esensial ini

Keadilan yang menghormati martabat setiap manusia, terutama mereka yang

termiskin dan yang paling membutuhkan bantuan. Hukum kasih: memberikan diri

untuk orang lain dan memberi adalah suka cita. Pendidikan seksualitas yang

menyangkut keseluruhan pribadi manusia, baik tubuh emosi maupunjiwa.

Pendidikan tentang kemurnian.Pendidikan yang menjamin anak- anak bertindak

dengan penuh tanggungjawab.

Berdasarkan pendapat diatas penulis berasumsi bahwa orang tua perlu

mengajarkan tentang prinsip keadilan yang menghormati setiap orang, terutama

mereka yang memerlukan perhatian dan bantuan kita secara khusus. Contohnya,

12
anak- anak yang lebih besar harus diajarkan untuk melindungi adik- adiknya atau

anak- anak yang lebih kecil. Atau anak- anak harus diajarkan untuk menghormati

dan memberi perhatian kepada opa dan oma, terutama jika opa dan oma sudah tua.

Menggandeng tangan mereka, mengajak mereka bicara adalah suatu contoh yang

sederhana. Anak- anak juga harus diajarkan untuk bersikap sopan kepada orang-

orang yang lebih tua. Anak- anak juga perlu diajarkan untuk bersikap peka untuk

membantu orang- orang yang memerlukan bantuan, misalnya menghibur jika ada

anggota keluarga yang sakit, mendoakan orang- orang lain yang sedang kena

bencana, memberi sedekah kepada orang miskin dan seterusnya.

1. Anak- anak juga perlu diajarkan untuk menghargai kehidupan manusia, dan

bahwa manusia terbentuk sejak dalam kandungan ibu, sehingga kelak anak-

anak memahami bahwa bukan hak mereka untuk mengakhiri hidup manusia,

entah melalui aborsi atau euthanasia.

2. Orang tua perlu memberikan teladan kepada anak- anak, bahwa memberi

adalah suka cita. Ini sangat penting, untuk membentuk karakter anak agar

murah hati dan tidak egois. Anak- anak perlu diingatkan bahwa mereka

bukan pusat dunia, atau king or queen of the universe. Anak- anak perlu

diajarkan agar senang berbagi, sebab segala yang dimilikinya adalah berkat

titipan. Ingatkan kepada anak- anak.

3. Pendidikan seksualitas pada anak juga perlu mendapat perhatian, yang dapat

disampaikan sesuai dengan umur anak. Jangan sampai seksualitas dibatasi

menjadi sensualitas; namun harus mencakup keseluruhan pribadi seseorang,

tubuh, jiwa maupun emosi. Penghayatan macam ini melihat bahwa secara

kodrati ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan, yang bukan saja

13
berkaitan dengan jenis kelaminnya, tetapi menyangkut keseluruhan

pribadinya. Jadi sejak kecil anak- anak laki- laki harus diajarkan untuk

misalnya, tidak memukul perempuan, namun harus melindungi anak- anak

perempuan. Anak- anak harus diajarkan untuk menghormati privacy,

menghormati tubuh dengan tidak mempermainkan organ- organ seksual.

Anak- anak perlu diingatkan Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah

lunas dibayar: Dalam hal ini anak- anak perlu diingatkan bahwa tubuh

mereka adalah utuh, jadi kita harus menghormati dan menggunakannya

sesuai dengan sebaik-baiknya. Penghormatan terhadap tubuh ini menghantar

kepada prinsip berikutnya, yaitu tentang kemurnian.

4. Pendidikan tentang kemurnian/chastity berhubungan dengan seksualitas. Jika

anak- anak sudah diajarkan bahwa tubuh ini adalah unik atau utuh,

selanjutnya anak- anak perlu diingatkan untuk menjaga tubuhnya sebagai

nafas hidup ; dan selanjutnya juga untuk menghormati tubuh orang lain. Hal

ini dapat dimulai dengan memberikan pengarahan sederhana kepada anak-

anak, terutama kepada anak- anak perempuan agar memakai pakaian yang

sopan, yang tidak serta merta mengikuti model pakaian yang tidak

mendukung anak untuk menjunjung tinggi kemurnian. Dalam hal ini penting

pendekatan ibu kepada anak- anak perempuan, dan bapa kepada anak- anak

laki- laki, agar mereka dapat diarahkan untuk memandang tubuh mereka

sebagai anugerah yang harus mereka jaga dengan baik dam yang menjadi

relevan di sini adalah jika kita mendorong mereka untuk mencontoh teladan

orang tua.

14
5. Orang tua perlu memberikan pengarahan tentang pendidikan moral kepada

anak- anak, supaya anak- anak dapat menjadi pribadi yang bertanggung

jawab. Pegangan yang paling praktis memang adalah pada orang tua. Namun

yang terpenting adalah, bagaimana menyampaikan intinya kepada anak- anak

dengan bahasa yang dapat dipahami oleh anak- anak, agar anak- anak dapat

memahaminya dan menjadikannya sebagai pegangan hidupnya. Selanjutnya

tentang menanamkan tanggung jawab pada anak- anak, dapat dimulai dari

hal- hal yang sederhana, seperti merapikan tempat tidur sendiri, membawa

piring kotor maupun pakaian kotor ke tempat cuci, merapikan buku- buku

ataupun mainan yang baru selesai dipakai dst. Anak- anak juga perlu dilatih

untuk menerima konsekuensi atas perbuatan yang dilakukannya, terutama

jika mereka melakukan kesalahan. Konsekuensi ini bukan semata- mata

untuk menghukum, tetapi untuk menyadarkan bahwa setiap keputusan yang

kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan mempunyai akibat, dan kita harus

menanggungnya. Kesadaran ini akan membuat anak melakukan segala

sesuatunya dengan penuh tanggungjawab, karena sejak kecil anak terbiasa

untuk berpikir jauh ke depan sebelum bertindak. Contoh yang paling umum

untuk menerapkan konsekuensi pada anak adalah menahan privilege

mereka untuk sementara waktu; misalnya jika mereka berkata kurang ajar/

melawan orang tua, maka konsekuensinya, mereka tidak mendapat uang

jajan/ uang jajan dikurangi untuk beberapa hari. Namun, sebelum diberikan

sangsi, orang tua sudah harus memberitahukan aturan main ini pada anak,

sehingga mereka tidak terkejut dan protes. Pada saat aturan ini diberlakukan,

orang tua harus tetap menunjukkan kasih kepada anak- anak, sehingga anak-

15
anak tahu bahwa konsekuensi ini dilakukan bukan karena orang tua

membenci anak, tetapi karena orang tua sedang membentuknya untuk

menjadi orang yang lebih baik.

2.1.2.4 Orang Tua Bertanggung jawab Untuk Membentengi Anak Terhadap

Pengaruh Buruk Lingkungan Sekitar

Menurut Puju Rahayu (2008: 76) bahwa:

Menyadari akan kuatnya pengaruh negatif dari mass media maupun

lingkungan pergaulan di sekitar kita, orang tua harus mempunyai perhatian untuk

turut menyeleksi hal- hal tersebut demi anak.

Dari teori Puji Rahayu maka penulis dapat berasumsi bahwa orang tua harus

menyarangkan pada anak-anak agar jangan terlalu banyak menonton televisi tidak

memberikan efek yang baik pada anak, apalagi jika anak- anak menonton televisi

tanpa pendampingan dari orangtua. Demikian pula dengan terlalu banyak bermain

video game, apalagi jika permainannya bersifat kekerasan yang sadis, seperti

tembak- tembakan, pembunuhan dan seterusnya, yang secara tidak langsung

merangsang sifat- sifat agresif pada anak- anak, seperti kemarahan, kekerasan, tidak

mau mengalah, dan seterusnya. Orang tua juga perlu menyeleksi bacaan atau

majalah yang ada di rumah; misalnya para bapa tidak membeli majalah atau bacaan

kaum pria yang seolah menyajikan tubuh wanita sebagai obyek sensualitas, dan

seterusnya.

Mungkin perlu juga mendapat perhatian, adalah kebiasaan berface boook di

kalangan anak- anak dan remaja. Jika memungkinkan, silakan orang tua pun berface

book, bukan untuk memata- matai anak, namun untuk mengetahui sekilas

lingkungan pergaulan anak. Ada resiko yang umum terjadi, yaitu jika anak terlalu

16
banyak bermain sendiri dengan komputer, televisi, atau sejenisnya, maka lama

kelamaan ia menjadi tidak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain. Ia menjadi

kurang luwes di dalam pergaulan, kurang dapat membawa diri, dan terlalu berpusat

kepada diri sendiri. Tidak berarti bahwa televisi, game internet dan face book

memberikan efek buruk semuanya. Efek negatif itu terjadi jika yang ditonton, atau

yang dimainkan tidak sesuai dengan ajaran moral; atau yang diajak berkomunikasi

adalah orang- orang yang tidak membangun , atau malahan menjerumuskan mereka;

atau jika hal menonton televisi dan bermain komputer tersebut sampai menyita

hampir semua waktu luang. Mengapa? Sebab jika ini yang terjadi, hati dan pikiran

anak tidak lagi terarah .

2.1.2.5. Peranan Orang Tua Dalam Membimbing Anak Belajar di Rumah

Belajar bagi seorang siswa tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga

dilakukan di rumah dan di masyarakat. Belajar yang dilakukan di rumah melilputi

melengkapi catatan, mempelajari ulang bahan yang telah di dapat meringkas bahan

pelajaran, mengerjakan pekerjaan rumah dan dan mempersiapkan bahan hari

berikutnya.

Membimbing dalam arti memberi bimbingan Menurut Slameto (1995) yaitu

membimbing individu agar dapat mengatur hidup sendiri mengembangkan pendapat

sendiri, mengambil keputusan keputusan yang dihadapi dan memikul bebannya

sendiri. Orang stua dapat membimbing, mengarahkan anak untuk hidup mandiri

sesuai dengan potensi yang ada seoptimal mungkin, sebatas pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya.

Menurut Nasution (1985: 26) peranan orang tua dalam membimbing anak

belajar di rumah mengatasi masalah-masalah dalam belajar, memantau jadwal anak

17
baik jadwa sekolah dan dirumah, memperhatikan kesehatan anak dan memberikan

hadian maupun peringatan. Orang tua dapat memper hatikan dan mengawasi

pendidikan anak melalui melatih dan mendorong anak untuk hidup mandiri sesuai

dengan tahap tahap perkembangannya, misalnya memupuk rasa percaya diri dan

berani mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam dirinya.

Orang tua perlu memperhatikan dan mengawasi pendidikan anaknya, sebab

tampa adanya perhatikan dan pengawasan dan berkelanjutan dari orang tuanya,

pendidikan anak tidak dapat berjalan dengan lancer. Memperhatikan dan mengawasi

pendidikan anak di pahami sebagai upaya komunikasi orang tua dengan anak berupa

memberi pertanyaan, member perintah/ larangan, mendengar, peraba yang

dimaksudkan sebagai, penguat disiplin belajar sehingga pendidikan anak tidak

terbengkelai. Hal ini perlu dilakukan karena anak lebih lama di rumah dari pada di

sekolah dan di tempat lainnya. Membiarkan anak tumbuh dan berkembang secara

lliar, akan menjadikan anak tersebut sulit diatur/ dan dikendalikan oleh orang

tuanya, sehingga kelak mengalami masa depan yang tidak mengembirakan.

Menurut Stain Back dan Susan (1999: 30) peranan orang tua dalam

membimbing anak belajar di rumah berarti membantu perkembangan sikap, nilai,

kebiasaan dan ketrampilan yang mendorong keberhasilan siswa melalu kesediaan

orang tua utuk memotivasi anak sehingga berprestasi dalam belajar. Dalam hal

mmotivasi anak agar berpartisipasi orang tua dapat menumbuhkan motivasi anaknya

dengan cara mengharagai prestasi anak, memberikan hukuman untuk anak

anaknya yang mendapatkan nilai buruk dan hukuman ini sifatnya harus mendidik,

menjadikan fasilitas belajar yang cukup, dan orang tua harus bersedia melibatkan

diri dalam belajar anak.

18
Menurut Grant Martin (2000 : 25) peranan orang tua dalam membimbing

anak belajar di rumah yaitu orang tua harus bersedia menjadi pendengar aktif,

membantu anak menyusun jadwal dan pelaksanaannya, memperhatikan kondisi

psisik anak dengan memberikan hadiah maupun peringatan, dapat mengenali dan

mengembangkan gaya belajar anak. Hal ini orang tua mempunyai tanggung jawab

untuk memperhatikan dan membantu anak dalam mengatasi masalah masalah yang

menghambat belajarnya.

Berdasarjab teori di atas maka penulis dapat simpulkan bahwa peranan orang

tua dalam membimbing anak/ belajar di rumah berarti kegiatan orang tua dalam

memperhatikan dan mengawasi pendidikan anak melalui memotivasi anak untuk

berpartisipasi dalam belajar, memperhatikan dan mengatasi masalah masalah yang

melihatkan dalam belajar anak, mengenal dan mengembangkan gaya belajar anak.

1. Memotivasi Anak Untuk Berpartisipasi Dalam Belajar

Unsur penting yang harus ada agar anak memperoleh prestasi belajar

yang optimal ialah motivasi belajar. Menurut Winkle (1991 : 39) motivasi

belajar ialah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar itu.

Maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Menurut Prayitno

(1989 : 13) motivasi belajar merupakan suatu energy yang menggerakkan

aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Menurut Kasijan (Yuni Wijayati, 2001 :

13) motivasi belajar adalah dorongan yang dibentuk oeh pengalaman

pengalaman yang mengarahkan seseorang untuk belajar.

19
Berdasarkan teori diatas penulis dapat simpulkan bahawa pengertian

motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya

yang khas ialah dalam hal gairah anak semangat belajar, siswa yang termotivasi

kuat akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Memperhatikan dan Mengatasi Masalah Masalah Yang Menghambat

Belajar Anak

Dalam kehidupannya, semua anak pernah menghadapi situasi yang

membuatnya kecewa, sakit hati, hancur, takut, stress. Hal tersebut dapat terjadi

karena masalah dengan teman,adik/ kakak orang tua guru, lingkungan, atau

masalah dengan dirinya sendiri orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab

membimbing anak dalam menghadapi masalahnya, walaupun masalah tersebut

bukan maslah orang tua, anaklah yang memiliki masalah.

Menurut Gordon (1983: 25) mengatakan anak anak yang mendapat

bantuan untuk mengatasi masalah masalahnya dapat mempertahankan

kesehatan psikologis mereka dan merasah lebih kuat serta lebih percaya diri anak

anak yang tidak memperoleh bantuan, akan mengidap masalah masalah

tertentu. Jadi masalah anak tidak segera ditolong, prilaku anak yang mempunyai

masalah tersebut akan mengganggu orang tua, akhirnya masalah anak bisa

menjadi masalah orang tua.

3. Mengenali dan Mengembangkan Gaya Belajar Anak

Setiap individu tidak hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda tetapi

juga memproses informasi dengan cara yang berbeda. Cara memproses

informasi yang di peroleh dikenal dengan istilah gaya belajar.

20
Menutur De porter dan Mike (1999 : 24) gaya belajar seseorang adalah

kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan bagaimana ia mengatur serta

mengolah informasi yang merupakan proses kerja internal saraf saraf otak.

Seorang menyerap informasi yang diterima melalui apa yang dilihat, didengar

dan disentuh atau diraba, ketiga cara menyerapa informasi itu disebut modalitas

belajar. Tentang bagaimana seseorang mengatur dan mengolah informasi yang

mengolah informasi yang merupakan proses kerja internal saraf otak, tidak dapat

di amati oleh siapa pun.

Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gaya

belajar adalah kombinasi dari bagaimana anak dapat menyerap dan mengantar

serta mengolah informasi sebagai kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pelajaran di sekolah dan siswa dapat menyebab informasi yang diterima melalui

apa yang dilihat, di dengar dan disebtuh/ diraba. Ketiga cara menyerap tersebut

disebut Modalitas.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa telah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2004 : 22) kemampuan

kemampuan yang dimiliki tiap siswa tentu berbeda karena pengalaman belajar

yang dialami antara siswa atau dengan siswa lain yang berbeda.

Menutur Puwanto (2008 : 46) hasil belajar adalah perubahan prilaku

siswa akibat belajar. Perubahan prilaku di sebabkan karena dia mencapai

penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Pencapai itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hal itu

dapat berupa perubahan dalam aspek kongnitif, afektif, maupun psikomotorik.

21
Menurut Dimyati danMudjono (1999 : 44) hasil berlajar merupakan hal

yang dapat di pandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa,

hasil belajar merupakan tingkat perkembagan mental yang lebih baik bila di

bandingkan pada saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar

merupakan saat terseleksinya bahan pelajaran.

Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup aspek kongnitif,

afektif dan psikomotorik.

2.1.2.6. TEORI-TEORI PENDIDIKAN

A. PEMBELAJARAN MENURUT TEORI KOGNITIF

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umum

kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan; pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa

(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang

menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk

mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh

sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada

aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons

terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut

sebagai model perseptual, yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa

dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu

22
objek. Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh

persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan dirinya.

Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat

terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.

1. PENERAPAN TEORI HUMANISME

Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan

siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini diterapkan melalui

kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok. Pembelajaran

berdasarkan teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi

pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan

sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial

2. PENERAPAN TEORI BELAJAR HUMANISME

Menurut Gage dan Berliner, prinsip dasar dari pendekatan humanisme

untuk mengembangkan pendidikan : Murid akan belajar dengan baik apa yang

mereka mau dan perlu ketahui. Mengetahui bagaimana cara belajar lebih

penting daripada membutuhkan banyak pengetahuan. Evaluasi diri adalah satu

satunya evaluasi yang berarti untuk pekerjaan murid.

Perasaan adalah sama penting dengan kenyataan. Murid akan belajar

dengan lebih baik dalam lingkungan yang tidak mengancam dari teori

humanisme diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa merupakan konsep

belajar yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.

23
Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan

yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut.

C. TEORI PENDIDIKAN BEHAVIORISME

Teori behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada

tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang

memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan

membentuk perilaku mereka.

Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang

dianggap belajar sesuatu bila ada menunjukkan perubahan tingkah laku.

Misalnya, seorang siswa belum bisa membaca maka betapapun gurunya

berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai Z di

luar kepala, namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuannya

dalam membaca, maka siswa itu belum bisa dikatakan belajar. Ia dikatakan telah

belajar apabila ia menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku (dari tidak

bisa menjadi bisa membaca). Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk

perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku

dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

D. TEORI PENDIDIKAN KONSTRUKTIVISME

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat

generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda

dengan aliran behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang

bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme lebih memahami belajar

sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan

24
memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.

Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui

dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman

demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan

menjadi lebih dinamis.

Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai

tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang

berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan

perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai

konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun

pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang

pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna

untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.

Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan

sendiri oleh masing-masing orang.

Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses

yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat

menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

2.2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata didik berarti yang memelihara dan memberi

latihan. Hal ini diperlukan adanya ajaran,tuntutan dan pimpinan mengenai ahklak

dan kecerdasan pikiran.

25
Menurut Robert (2003:621) dalam bukunya yang berjudul: Sejarah

perkembangan pemikiran dan praktek pendidikan. Pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,dalam arti

seperti pendidikan, berarti perubahan atau proses perbuatan untuk memperoleh

pengetahuan. Dalam arti yang luas pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-

metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,dan cara

tingkahlaku yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan ialah seluru tahapan

perkembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga

proses pengunaan hadir seluruh pengalaman kehidupan. Pendidikan merupakan

fenomena manusia yang fundamental, yang mempunyai sifat konstruktif dalam

hidup manusia. Karena itulah kita diharapkan untuk mampu mengadakan refleksi

tentang dasar-dasar pendidikan tersebut.

Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga orang tua tidak

boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab orang lain.

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar

sesuai dengan norma-norma atau aturan di dalam masyarakat dapat menjadi

pendidik, sebagai pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang mendasar untuk

pertumbuhan atau perkembangan anak didik menjadi manusia yang mampu berpikir

dewasa dan bijak. Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak

berinteraksi sebagai lembaga pendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu

proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-

anaknya. Keluarga sebagai lingkungan yang paling utama,karena sebagian besar

kehidupan anak dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima

26
anak adalah dalam keluarga. Pendidikan merupakan suatu usaha yang terletak pada

seseorang untuk membina dan mengembangkan diri individu sesuai dengan nilai-

nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain

pendidikan adalah suatu pembinaan yang dimiliki oleh orang dewasa kepada

seseorang yang belum dewasa agar ia mencapai kedewasaan. Sebab semua orang

yang hidup di dunia ini tentu saja belumlah sempurna maka dari sini penulis sangat

yakin bahwa semua orang selalu memerlukan pertolongan atau bimbingan dari orang

lain, terutama dari keluarganya sendiri maupun dari orang lain sehingga dapat

menyempurnakan diri dengan orang yang lebih berpendidikan dan orang yang lebih

dewasa.

2.2.1 Anak

Anak merupakan sebuah hadia atau anugerah kepada semua orang

tua.Dan juga anak sebagai titipan, ini harus dijaga dan dididik sebaik mungkin.

Anak adalah buah hati dari cinta yang terdalam antara pasangan suami-istri yang

hidup bersama dalam perjanjian yang akan setia sampai hayal hidup. Dan

membentuk sebuah keluarga. Di dalam keluarga ini terdiri dari, ayah,ibu, dan anak

sehingga menjadi masyarakat kecil. Dalam kehidupan anak bukan statis melainkan

dinamis. Yang dinamis dari tahap ketahap berkembang hingga sampai dewasa.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Pendidikan

1. Pendidikan baik adalah kejadian hidup yang inteligen yaitu yang

mencakup interpretasi dan rekonstruksi.

2. Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan minat anak atau

indivdu yang dapat dijadikan sebagai motivasi belajar. Sekolah menjadi

Child Center dimana proses belajar ditentukan terutama oleh anak.

27
3. Belajar melalui pemecahan masalah, jadi belajar harus memecahkan

masalah yang penting dan bermamfaat bagi kehidupan anak.

4. Peranan orangtua dan guru memberikan petunjuk dan membimbing

kegitan belajar. Anak diberi kesempatan untuk merencanakan

perkembangan diri mereka sendiri.

5. Keluarga dan sekolah harus memberikan semangat untuk bekerja sama,

bukan yang mengembangkan persaingan. Progresivisme berpendapat

bahwa kasih sayang dan persaudaraan lebih berharga bagi pendidikan

dari pada persaingan dan usaha pribadi.

6. Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang diperlukan bagi

pertumbuhan dan pendidikan saling berhubungan.

2.2.3 Lembaga-LembagaPendidikan

Menurut Kihajar Dewantara (1989:79-80) bahwa dalam dunia pendidikan

sebenarnya mempunyai tiga lembaga yakni: Lembaga pendidikan informal.

Pendidikan yang tidak formal pendidikan yang diberikan oleh para orang tua yang

biasa kita sebut keluarga. Lembaga pendidikan formal. Pendidikan yang resmi, yang

selalu dilakukan disekolah formal serta pendidikan ini selalu berjalan dalam segala

aturan yang berlaku di sekolah tersebut. Lembaga pendidikan non formal. Lembaga

pendidikan ini dilakukan dimasyarakat serta pendidikan ini tidak berdasarkan aturan

dengan kata lain pendidikan bebas karena didapatkan di masyarakat.

2.2.3.1 Pendidikan Informal

Menurut Ihsan H. Fruad (2003:74) bahwa Pendidikan yang tidak resmi

seperti pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga merupakan lembaga

pendidikan tertua atau terutama, sebab anak terutama di didik dalam keluarganya

28
sendiri yakni dari kedua orang tuanya sendiri untuk bertanggungjawab

memilihara, merawat, melindungi, dan mendidik agar tumbuh dan berkembang

dengan baik dalam kehidupanya. Dalam pendidikan keluaraga adalah pengalaman

pertama bagi anak-anak menjamin kehidupan emosional, menanamkan modal

pendidik anak, memberikan dasar pendidikan sosial, meletakkan dasar-dasar

pendidikan bagi anak-anak.

Berdasarkan teori di atas penulis dapat katakan bahwa Lembaga

pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga

anak-anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Karena sebagian

besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga, sehingga pendidikan yang

paling banyak diterimah oleh anak adalah dalam keluarga. Dengan demikian

terlihat betapa besarnya tanggungjawab orang tua terhadap perkembangan anak.

Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan

keluarga tempat dimana anak-anak menjadi diri pribadi atau diri sendiri. Keluarga

juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk

mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya. Disamping itu

keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti

kepada orang tua sebagai perwujudan nilai hidup yang tertinggi.

Dasar- dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi

a) Memberikan motivasi atau dorongan cinta kasih yang dijiwai hubungan

antara orang tua dan anak.

b) Pemberian motivasi merupakan kewajiban moral sebagai konsekuensi

kedudukan orangtua terhadap anaknya.

29
c) Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan

yang bergabung bagi kehidupan anak, sehingga bila anak telah dewasa akan

mampu mandiri.

d) Memilihara dan membesarkan anaknya tanggungjawab ini merupakan

dorongan alamiah untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan dan

minum agar ia dapat hidup dengan tenang dan terteram dalam kehidupanya.

Keluarga merupakan inti dari pendidikan anak. Dari keluarga mengajar

tentang hal-hal yang baik kepada anaknya maka anak lebih teguh dengan

prinsipnya yang mendalam, walaupun ada godaan dari perkembangan dunia.

2.2.3.2 Pendidikan Formal

Menurut Hasbullah (2001: 55) bahwa:

Pendidikan yang dilakukan oleh sekolah, dan pendidikan tersebut selalu

berjalan dalam segala aturan. Dengan demikian anak, tidak semua diatur oleh

orang tua melainkan sekolah atau guru untuk mendapatkan pendidikan yang lebih

luas.

Pendidikan tertentu atau sekolah akan bertanggungjawab atas pendidikan

anak-anak sebagai berikut:

1. Sekolah membantu orangtua mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta menanamkan modal pendidikan dengan baik pada anak didik tersebut.

2. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang

sukar atau tidak dapat di rumah.

3. Sekolah melatih anak-anak untuk memperoleh kecakapan - kecakapan seperti

membaca, menulis, menhitung, menggambarkan serta ilmu-ilmu lain yang

sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

30
4. Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan maka anak dapat

membedakan baik, buruknya suatu perbuatan, untuk mengetahuinya.

Pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan

dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah jembatan bagi anak

yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam

masyarakat. Jadi pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang diperoleh secara

teratur.

Pendidikan yang bersifat formal sekolah menerima fungsi pendidikan

berdasarkan asas-asas tanggungjawab meliputi:

a) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang

ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam sekolah.

b) Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk isi, tujuan dan tingkat

pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa dan

lain-lain.

2.2.3.3 Pendidikan Non Formal

Menurut Paulo Freire (2003:79) bahwa masyarakat diartikan sebagai

sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-

pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadar akan kesatuannya,

serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya. Pendidikan

diluar sekolah menyediakan peluang yang amat banyak untuk melaksanakan tugas

kita, yaitu mewartakan nilai-nilai kemanusiaan universal didalam dunia pendidikan.

Sebab diluar sekolah atau masyarakat jauh lebih banyak peluang untuk

memperhatikan anak sebagai manusia dengan segala kebebasannya. Khususnya hal

yang menyangkut perkembangan pribadi dan pertumbuhan ketrampilan.

31
Dari teori di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kita masih lebih

banyak lagi memerlukan pendidikan ketrampilan. Di sana kita ditantang akan

mengambil insiatif memperbaiki pendidikan tanpa terlalu terikat oleh birokrasi, hal

ini terjadi, misalnya dengan memusatkan perhatian pada kepentingan rakyat kecil,

seperti orang-orang mudah yang putus sekolah.

2.3 Hubungan Peranan Orang Tua Dengan Pendidikan Anak

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Orang Tua dan Anak

1. Penerimaan

Dalam konteks ini penulis dapat menyatakan bahwa orang tua harus

menerima keberadaan anak apa adanya, tanpa syarat apapun. Penerimaan total

orang tua terhadap anak-anak memberikan rasa percaya diri yang tinggi kepada

anak-anak dan mempercepat anak dalam proses pembelajaran dan perkembangan

dirinya. Sebaliknya, seorang anak yang tidak diterima secara penuh oleh orang

tuanya menyebabkan mereka lambat dalam perkembangannya. Bahkan,

penerimaan bersyarat tersebut menyebabkan anak memiliki sifat-sifat yang

negatif, seperti pembangkang dan pemarah.

2. Adanya Hubunganatau Ikatan Batin

Menurut penulis bahwa hubungan atau ikatan batin yang kuat antara orang

tua dan anak-anak menciptakan rasa aman secara emosi, tenteram dan mereka

bahagia menjadi dirinya. Hubungan atau ikatan batin ini akan terbentuk jika

orang tua memberikan kehangatan dan terlibat dalam kehidupan anak-anaknya.

Selain itu, hubungan atau ikatan batin yang kuat terbentuk pula dengan andanya

rasa saling percaya, keterbukaan dan saling menghargai. Orang tua yang

32
menanamkan rasa percaya pada anak menyebabkan mereka lebih berani

mencoba, meskipun mereka memiliki keraguan sebelumnya.

Adanya keterbukaan artinya ada komunikasi dua arah yang menyebabkan

orang tua mudah mengikuti perkembangan anak, di dalam maupun di luar rumah.

Sedangkan anak yang dihargai, maka mereka akan mengapresiasikan hal yang

sama terhadap orang tuanya.

3. Dukungan

Menurut penulis bahwa orang tua harus menghargai dan menghormati anak

sebagai pribadi yang unik, sehingga mengembangkan segala potensinya untuk

menjadi diri sendiri dan mandiri dan bukan dipaksakan untuk menjadi seperti

orang tuanya.

Seorang anak akan efektif jika minimal ada satu orang yang berdiri di

belakang mereka. Maksudnya, selalu ada orang yang siap memberikan dukungan

apapun kondisinya. Semoga kita dapat membangun dan memberikan kasih

sayang kepada anak-anak kita, sehingga keluarga kita termasuk golongan orang-

orang yang pengasih dan penyayang. Dan semoga anak-anak kita menjadi anak

yang membanggakan orang tua, bangsa dan negaranya.

2.3.2 Langkah-Langkah Melekatkan Hubungan Orang Tua Dengan Anaknya

1. Ciptakanlah Kebersamaan Atau Tradisi Dalam Membangun Kebersamaan

Menurut penulis bahwa orangtua bisa menerapkan dengan cara

mendongeng sebelum tidur, pergi bersama di akhir pekan, atau pesta perayaan

ulang tahun anggota keluarga. Kalau belum, mulailah dari sekarang. Kebiasaan

akan membuat anak selalu menunggu saat-saat tersebut.

33
2. Meluangkan Waktu Untuk Bersama Dengan Anak

Menurut penulis bahwa kesibukan kerja dan ajak anak-anak liburan ke

suatu tempat. Bisa juga hanya di rumah kemudian melakukan kegiatan bersama

seperti main atau masak. Meluangkan waktu untuk anak sama pentingnya

dengan memberikannya perhatian setiap saat.

3. Jadikan Makan Malam Bersama Sebagai Kegiatan Wajib Bagi Anggota

Keluarga

Menurut penulis bahwa duduk bersama di meja makan bisa lebih

bermakna ketimbang hal-hal lain dan makin mendekatkan semua anggota

keluarga. Kalau makan malam tak memungkinkan, bisa juga diganti dengan

sarapan bersama. Di meja makan kita bisa saling ngobrol, menceritakan

pengalaman dan sebagainya.

4. Mengajak Anak Membicarakan Hal-Hal Yang Memang Penting Bagi Anak

Menurut penulis bahwa orang tua jangan hanya bertanya dengan pertanyaan

benaratau salah. Tanyakan, apa yang mereka inginkan untuk mengisi akhir

minggu. Anak pasti akan merasa dilibatkan dalam pembicaraan.

2.3.3 Pola Asuh Yang Baik

Menurut penulis bahwa ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh para

orang tua untuk mempererat hubungannya dengan anak adalah sebagai berikut:

1. Jadilah Orang Tua Yang Baik di Hadapan Anak

Untuk menjadi orangtua yang ideal, yang pertama kali harus dilakukan

adalah menjalin hubungan yang baik antara suami dan isteri. Karena, biasanya

anak-anak selalu memperhatikan hubungan yang terjadi pada orang tuanya. Jika

hubungan antara suami dan isteri tidak baik maka besar kemungkinan hubungan

34
antara orangtua dan anak juga akan menjadi tidak baik. Dengan kata lain orang

tua dituntut untuk selalu bersikap dan berperilaku yang baik dihadapan anak-

anaknya.

2. Menyediakan Waktu Untuk Anak

Komunikasi yang baik memerlukan waktu yang berkualitas dan ini yang

kadang tidak dipikirkan oleh orangtua. Tak sedikit orang tua yang meyakini

bahwa yang penting adalah kualitas bukan kuantitas. Padahal dalam hal

komunikasi, kuantitas juga diperlukan. Bila orangtua bisa memberikan waktu

yang berkualitas bagi anaknya, maka itu berarti ia sudah mengasihi dan

memperhatikan anaknya.

3. Berkomunikasi Secara Pribadi

Para orangtua jangan tunggu sampai anak bermasalah. Setiap kali ada

kesempatan, manfaatkan momen tersebut untuk mengajak anak bicara. Bicara di

sini tidak sekedar basa-basi menanyakan apa kabarnya hari ini. Akan tetapi

sebaiknya orang tua juga bisa menyelami perasaaan senang, sedih, marah

maupun keluh kesah anak.

4. Menghargai Anak

Para orang tua harus menghargai keberadaan anak. Jangan hanya

menganggapnya sebagai anak kecil. Kalaupun sedang bicara dengan anak,

posisikan dirinya sebagai sosok yang dihargai dan sederajat. Dalam beberapa hal

tertentu ada yang lebih diketahui anak ketimbang orang tua. Jadi, ada baiknya

orang tua pun belajar untuk menghargai dan mendengarkan pendapat anaknya.

Ada sebagian orang tua yang begitu mementingkan materi (uang,harta benda)

sehingga tidak pernah ada waktu yang disediakan bagi anak atau bahkan ada

35
yang tidak sungkan-sungkan mempertaruhkan nilai moral dan harga diri demi

sejumlah uang. Misalnya: berdusta, berjudi, melanggar hukum, atau melakukan

kejahatan lainnya. Hal-hal ini akan membuat anak memiliki konsep yang salah

terhadap nilai seorang manusia. Dia akan bertumbuh menjadi seorang yang lebih

menghargai materi dari pada harga dirinya, atau harga diri orang lain. Materi

baginya segala-galanya seperti yang diterima dan dialami dalam keluarganya.

Setelah dia dewasa, dia akan lebih mencintai uang dari pada mencintai

orang tua; lebih mementingkan uang dari pada harga dirinya atau nyawanya dan

tidak pernah akan belajar menghargai manusia lebih dari pada materi dan harta

benda lainnya. Ini sangat berbahaya.

5. Mengerti Anak

Dalam berkomunikasi dengan anak, orang tua sebaiknya berusaha untuk

mengerti dunia anak, memandang posisi mereka, mendengarkan apa ceritanya

dan apa dalihnya. Mengenali apa yang menjadi suka dan duka, kegemarannya,

kesulitan, kelebihan, serta kekurangan mereka.

6. Menciptakan Hubungan yang Baik dan Berbagai Pengalaman

Hubungan yang erat dapat mempersempit jurang pemisah antara orang tua

dan anak. Dengan demikian anak mau bersikap terbuka dengan menceritakan

seluruh isi hatinya tanpa ada yang ditutup-tutupi di hadapan orang tua.

Pengalaman adalah guru terbaik. Namun jarang sekali orang tua yang mau

membagi-bagikan pengalaman pribadi mereka kepada anak-anaknya. Mungkin

ada pengalaman yang kurang baik, menyakitkan, atau kurang membangun.

Namun sesungguhnya melalui pembagian pengalaman inilah anak-anak akan

belajar fakta-fakta hidup yang sebenarnya. Selain itu anak akan diajar untuk

36
terbuka karena orang tua berani untuk terbuka karena orang tua berani untuk

membuka dirinya.

Keterbukaan adalah salah satu syarat mutlak untuk menciptakan watak cinta

kasih. Karena kasih itu jujur dan terbuka, berani mengaku salah, dan rela

memanfaatkan. Pengalaman yang pahit ataupun manis, berhasil ataupun gagal,

baik atau buruk, memiliki pelajaran yang sama berharganya bagi anak-anak.

Mereka akan merasakan dilibatkan dalam kehidupan yang sesungguhnya,

dihargai, dicintai. Plus, mereka akan tahu menghargai dan mencintai kehidupan

ini, serta mengasihi orang tuanya sebagaimana adanya.

7. Berikan Sentuhan atau Kedekatan Fisik dan Kontak Mata

Usahakan setiap hari untuk menyentuh, melakukan kontak mata dan

kedekatan fisik dengan anak. Anak akan merasakan kasih sayang dan kehangatan

orang tua bila ayah atau ibunya mau melakukan hal-hal tersebut.

Kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak tentu saja akan berpengaruh

secara emosional. Anak akan merasa dibutuhkan dan berharga dalam keluarga,

apabila orang tua memberikan perhatiannya kepada anak. Anak akan

menganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari dirinya yang sangat

dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan yang kurang harmonis antara

orang tua dan anaknya berdampak buruk terhadap perkembangan anak. Tidak

jarang anak terjerumus ke hal-hal negatif dengan alasan orang tua kurang

memberikan perhatian kepada anak.

8. Dengarkan Anak

Orang tua sebaiknya belajar untuk menjadi pendengar aktif bagi anaknya.

Dengan demikian anak akan tahu bahwa orang tua mampu memahaminya seperti

37
yang mereka rasakan. Bukan seperti yang dilihat atau disangka orang tuanya.

Cara ini akan membuat anak merasa penting dan berharga. Selain itu anak akan

belajar untuk mengenali, menerima dan mengerti perasaan mereka sendiri, serta

menemukan cara untuk mengatasi masalahnya. Pada umumnya orang tua

cenderung membangun komunikasi satu arah dengan anaknya yaitu hanya

memberikan nasihat mengguruti dan menuntut sang anak mendengarkan, taat dan

mendengarkan. Anak tidak diijinkan banyak bicara apalagi membantah.

Akibatnya tidak sedikit anak yang tertekan main pintu belakang, diam-diam

memberontak atau terang-terangan menunjukkan kebenciaan terhadap orang

tuanya, karena mereka merasakan haknya untuk berbicara dan didengar telah

direbut oleh orang tuanya.

Jika orangtua ingin anaknya menciptakan pertumbuhan yang normal dan

sehat pada anak, khususnya memiliki watak dan pribadi yang tahu mencintai dan

menghargai orang lain, maka adalah mutlak orang tua harus menghargai hak anak

untuk berbicara dan didengarkan. Memang tidak mudah, namun tidak berarti

mustahil bukan? Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mendengarkan anak-

anaknya berbicara, mengeluh, menyampaikan ketidak setujuan, mengajukan

pendapatnya, bahkan menyatakan protesnya. Janganlah mendengarkan sambil

membaca Koran, menonton televisi, atau mengerjakn sesuatu yang lain.

Belajarlah menghargai mereka dengan mendengarkan secara serius dan penuh

perhatian serta memandang matanya. Setelah itu barulah orang tua mengarahkan

anaknya ke jalan yang benar melalui komunikasi dua arah.

38
9. Tanamkan Pola Asuh yang Tepat dan Kasih yang Nyata

Orang tua dituntut untuk mengetahui tahap perkembangan anak. Dengan

mengetahui tahap perkembangan anak maka orang tua diharapkan akan dapat

memberikan pengasuhan yang tepat bagi si anak. Cinta kasih bukanlah kata

benda, melainkan kata kerja. Dengan kata lain, cinta kasih haruslah dipraktekkan

dalam perbuatan-perbuatan baik dan nyata. Kasih tidak ada gunanya jika hanya di

bicarakan, di diskusikan dan diperdebatkan. Orang tua yang ingin anaknya kelak

memiliki watak cinta kasih, hendaklah mulai menanamkan perbutan-perbuatan

baik kepada anak-anaknya sejak umur dini. Untuk itu seringkali dibutuhkan

kerelaan untuk berkorban bagi anak-anak bukan saja secara materi yang lebih

penting adalah waktu, perhatian, tenaga, dan bantuan-bantuan lainnya.Anak yang

mengalami tindakan-tindakan kasih dari orang tuanya akan bertumbuh menjadi

seorang yang berjiwa besar dan berhati lembut dan berwatak rela untuk menolong

siapa saja yang membutuhkan. Kelak anak akan sangat berterima kasih kepada

orang tuanya dan akan sangat mencintai mereka, serta menjadi berkat bagi

banyak orang lain.

10. Disiplin

Penerapan disiplin di dalam keluarga bisa dimulai dari hal-hal kecil dan

sederhana. Misalnya, membereskan kamar sebelum berangkat sekolah atau

menyimpan sesuatu pada tempatnya dengan rapi. Lantaran itu anak pun perlu

diajarkan membuat jadwal harian sehingga bisa lebih teratur dan efektif

mengelola kegiatannya.

Namun, penerapan disiplin mesti fleksibel dan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi anak. Anak dengan kondisi lelah, umpamanya, jangan

39
lantas dimintai mengerjakan tugas sekolah hanya karena saat itu merupakan

waktunya untuk belajar.

11. Konsisten dan Percaya Kepada Anak

Orang tua juga bisa menerapkan konsistensi sikap, misalnya anak tak

boleh minum air dingin kalau sedang terserang batuk. Tapi kalau anak dalam

keadaan sehat ia boleh-boleh saja. Dari situ ia belajar untuk konsisten terhadap

sesuatu. Yang penting setiap aturan mesti disertai penjelasan yang bisa dipahami

anak, kenapa ini tak boleh, kenapa itu boleh. Lama-lama, anak akan mengerti atau

terbiasa mana yang boleh dan tidak. Orang tua juga sebaiknya konsisten jangan

sampai lain kata dengan perbuatan. Misalnya, ayah atau ibu malah minum air

dingin saat sakit batuk.

Anak yang dipercayai perkataannya dan perbuatannya oleh orangtuanya

akan merasakan dirinya diakui eksistensinya, dihargai, dan dicintai. Sebaliknya

anak yang sering dicurigai biasanya karena pernah berdusta atau melakukan

kesalahan akan merasakan dirinya tidak berguna lagi. Walaupun ia sudah

mencoba berubah dan melakukan hal-hal yang benar, namun orang tua tidak

pernah sungguh-sungguh memaafkannya dan mempercayainya.

Sebaliknya jika orang tua mengenal ketidak sempurnaan manusia, ia akan belajar

memaafkan kesalahan, menerima kembali anak secara utuh, dan mempercayai

anaknya sepenuhnya. Hal ini akan membuat anak merasakan dicintai, diterima

dan dipulihkan dari segala kelemahan dan kesalahannya. Akibatnya segala

kepahitan atau kebencian atau luka-luka batin akan sembuh dan digantikan

dengan suka cita, dami, rasa aman, penuh semangat, dan percaya diri. Semua ini

akan membangun watak cinta kasih yang sangat mulia

40
12. Prinsip - prinsip belajar

Agus Suprijono (2011: 4) berpendapat bahwa prinsip belajar itu ada tiga:

Pertama, Prinsip belajar adalah perubahan prilaku. Kedua, belajar merupakan

proses yang terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

dan prinsip yang ketiga adalah belajar merupakan bentuk pengalaman.

Berdasarkan teori Agus Suprijono maka penulis berasumsi bahwa

prinsip prinsip dalam belajar bahwa belajar membutuhkan perhatian dan

motivasi, keaktifan, pengalan, keterlibatan langsung, balikan dan pengulangan

supaya anak dapat mencapai hasil yang baik. Disamping itu dalam belajar harus

memperhatikan perbedaan individu, karena setiap anak memiliki karakter yang

berbeda satu dengan dengan yang lain. Sehingga hal itu akan membantu anak

membentuk cara belajar dan cara belajar bagi diri sendiri.

41
BAB III

METODE PENILITIAN

Untuk mencapai sasaran yang tepat dalam penulisan proposal penelitian ini

diperlukan suatu metode tertentu. Adapun metode yang digunakan dalam penulisan

proposal penelitian ini adalah metode yang ditetapkan dalam pedoman penulisan

proposal penelitian oleh Instituto Superior Cistal ( ( ISC ) pada tahun 2014.

Pedoman penulisan proposal penelitian yang digunakan dalam penulisan proposal

yang berjudul : Peranan Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak di Desa Tirilolo

Kampung Lutu Mutu Baucau Kota, yang hendak dipaparkan adalah sebagai berikut :

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1 Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Tirilolo Kampung
Lutu Mutu Baucau Kota.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan Selama 14 hari terhitung mulai tanggal
01 bulan 04 sampai dengan tanggal 15 bula 04 tahun 2014.
3.1.3 Obyek penelitian

Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2002:290-291) bahwa: wilayah generalisasi

terdiri atas; obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang melainkan juga obyek dan benda-benda

alam yang lain dan jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari,

42
tetapi meleputi seluruh karakteristik atau sifat yang memiliki oleh subyek atau

obyek itu.

Berdasarkan teori diatas maka penulis berasumsi bahwa keseluruhan dari

obyek penelitian yang diteliti pada penelitian. Dengan demikian yang ditentukan

adalah keseluruhan anak-anak di kampung Lutu Mutu yang terdiri dari 374 anak

berdasarkan usia, 12-16 tahun.

Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh obyek peneliti

tidak mungkin menpelajari semua yang ada karena keterbatasan dana, tenaga

dan waktu Maka peneliti memilih 10 orang. 3 orang (tiga) dari anak atau siswa,

5 (lima) dari orang tua dan 2 orang dari guru untuk mewakili seluruh anak di

Desa Tirilolo-Kampung Lutu Mutu.

3.2.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian instrument yang di pakai oleh peneliti sebagai berikut

- Peneliti

- Buku tulis dan Bolpoint

- Hp Recorder

- Pertanyaan wawancara (10)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang cukup dan jelas sesuai dengan permasalahan

penelitian, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu meliputi:

a. Metode Observasi

Observasi yaitu: Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

melihat dari dekat keadaan obyek penelitian. Penelitian dengan cara ini

dilakukan dengan melihat sejauh mana, terutama pada kegiatan ekstra

43
kurikule. Penelitian mengunakan cara ini dengan alasan untuk melihat

lingkungan keluarga pada saat penelitian di lokasi tersebut. Cara ini dapat

membantu peneliti untuk membuktikan, apakah semua jawaban yang

diberikan oleh responden sesuai dengan kenyataan atau tidak.

Maka observasi dalam pengumpulan data dapat diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena fenomena yang ada

dalam objek yang akan diteliti (Sutrisno Hadi, 1989: 136). Peneliti melakukan

pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data yang diperlukan. Dalam

penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data antara

lain:

1. Mengamati kegiatan orang tua dan anak anak baik didalam proses

pendidikan maupun diluar kegiatan pembelajaran.

2. Mengamati lokasi penelitian dalam lingkungan yang sekitar kampong lutu

mutu desa Tirilolo untuk mendapat data tentang gambaran umum lokasi

penelitian.

3. Mengamati sarana prasarana yang menunjang pada proses pembelajaran

pendididkan anak anak serta hal-hal lain yang relevan dengan penelitian

ini.

b. Metode Wawancara

1. Menurut (Sutrisno Hadi, 1989: 193) wawancara merupakan suatu metode

pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan jalan tanya jawab

yang dikerjakan dengan sistematik dan dibandingkan dengan tujuan penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dangan wawancara langsung

dengan responden. Teknik ini merupakan cara utama pengumpulan data dalam

44
penelitian kualitatif. Teknik ini sangat penting untuk mengali apa saja yang

diketahui dan alami seseorang atau subyek.

Maka dalam penelitian ini peneliti akan mengajukan beberapa

pertanyaan yang telah disiapkan kepada orang tua dan anak anak di

desa Tirilolo kampong lutmutu.

c. Metode Dokumentasi

Menurut Koentjaraningrat (1997: 129) metode ini merupakan pengambilan

data berdasarkan dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data

verbal dalam bentuk tulisan. Peneliti mengunakan metode dokumentasi untuk

mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah kepala keluarga dan anak

anak keadaan anak keadaan sarana prasarana yang ada di desa Tirilolo

kampong lutu mutu.

3.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan

data. Mengunakan pertanyaan struktural, dengan analisis data secara interaktif

melalui proses data reduktion, data display, dan verification data.

a. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan yang

lengkap dan terperinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi,

dirangkum dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk

dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya ( melalui proses

penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan ). Reduksi data dilakukan

terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini

45
setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan

disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk

menarik kesimpulan sementara.

b. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian

data kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih

utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir

menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis

untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi,

termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data

direduksi.

c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus menerus

sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan

dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis

dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema,

hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk

kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

Komponen Analisis Data Model Interaktif


Sumber: Miles dan Huberman (1984:15)

46
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian yang diperoleh

selama melakukan penelitian termasuk penyajian data dan pembahasannya. Namun

sebelumnya penulis akan menguraikan terlebih dahulu tentang gambaran umum

Desa Tirilolo Kampung Lutu Mutu.

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah lokasi penelitian
Desa Tirilolo adalah sebuah desa yang terletak dipusat Kota Baucau arti dari

kata Tirilolo adalah sebagai berikut; Tiri artinya mengambil keputusan, Lolo arti

benar. Jadi Tirilolo artinya mengambil keputusan yang benar. Jadi desa Tirilolo di

dirikan pada zaman kolonial Portugis bisa dikatakan bahwa desa Tirilolo sudah tua

usianya. Tidak ada kejelasan tanggal dan tahun berapa desa Tirilolo di dirikan,

namun sesuai dengan informasi dari kepala desa (Liurai)Tirilolo yaitu Sr. David

Lopes Belo bahwa walaupun Beliau tidak mengetahui secara mendetail namun ia

mengetahui susunan Kepala Desa dari pertama sampai sekarang. Inilah daftar nama-

nama kepala desa Tirilolo; Belmiro Belo, Manuel da Conceio Mira Belo,Periode

1938-1975. Kemudian Beliau di bunuh di Aileu pada tahun 1975 Julio da Piadade

Belo,periode 1977-1980, Maria de Ftima Belo,periode 1980-1985.

David Lopes Belo, periode 1985-1995, Mario Assis Belo,periode 1995-2000,

Aleixo da Costa Belo,periode 2000-2009, Ricardo Ernesto Belo,periode 2009-2014.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya Liurai Manuel da Conceio Mira

Belo selalu mengutamakan ikatan persahabatan antara masyarakatnya yang

47
didasarkan pada Belis atau Fetosi-Uma-Mane. Sehingga pemerintah Portugis

pernah memberikan penghargaan kepadanya pada tahun 1963.

Secara geografis kampung lutu mutu memiliki batas-batas wilayah antara lain

sebelah Timor berbatasan dengan Caibada Macasae, sebelah barat berbatasan

dengan Bahu, sebelah selatan berbatasan .

2. Keadaan Demografis

Secara administrasi kampung Lutu Mutu jumlah pendudunya adalah 720

jiwa dengan jumlah 142 kepala keluarga dari 7 bairo, maka total penduduk menurut

peneliti bahwa yang berjenis kelamin putra terdiri dari 368 jiwa dan yang berjenis

kelamin putri terdiri dari 352 jiwa. Untuk lebih jelas tentang jumlah penduduk akan

terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1: komposisi penduduk kampung Lutu Mutu berdasarkan kepala

keluarga

No RT / RW Jumlah Persentase (%)

1 Lutu mutu 26 18
2 Watulete knua 18 13
3 Bugaiti 18 13
4 Mata Buu 24 17
5 Marabubu 22 15

6 Caiwa 18 13
7 Fof 16 11
Total 142 100 %
Sumber :Data monografi Suco Tirilolo Kampung Lutu Mutu 2010-2015

48
Tabel 2. komposisi Penduduk Kampung Lutu Mutu menurut jenis

kelamin.

N RT / RW Jenis Kelamin
o
Putra Putri Jumlah Persentas
e (%)
1 Lutu mutu 55 60 115 16
2 Watulete 45 43 88 13
knua
3 Bugaiti 60 55 115 16
4 Mata Buu 45 47 92 13
5 Marabubu 45 55 100 14

6 Caiwa 55 50 105 14
7 Fof 50 55 105 14
Total 355 365 720 100 %
Sumber : Data monografi Suco Tirilolo Kampung Lutu Mutu 2010-2015

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa kampung Lutu Mutu jumlah penduduknya

sangat cukup, bila kita bandingkan dengan tahun-tahun lalu. Maka lapangan kerja

yang disediakan sangat terbatas hingga ada dampak terhadap proses penyelengaraan

pembangunan di kempung lutu mutu kurang berjalan dengan baik, terlebih dahulu

keikutsertaan dalam proses pembangunan di kampung tertentu.

Tabel 3. Komposisi penduduk Lutu Mutu berdasarkan mata


pencaharian
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Persentase %
1 Petani 91 61
2 Pegawai 30 20
3 Pegawai ONG 7 5
4 Vendedor 20 14
TOTAL 148 100%
Sumber: Data monografi Suco Tirilolo Kampung Lutu Mutu 2010-2015

49
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa masyarakat di kampung lutu mutu adalah

tergolong masyarakat dalam petani dengan jumlah penduduk 91 jiwa dengan

persentase 61 % oleh karena itu perlu perhatian yang lebih besar di bidang pertanian

agar bisa dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Tabel 4. Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan


No Penidikan jumlah Persentase
%
1 TK 18 4%
2 SD 186 41%
3 SMP 91 20%
4 SMA 120 26%
5 Universitas 30 6%
6 Putus Sekolah 7 2%
7 Tidak Sekolah 4 1%
Total 456 100%
Sumber:Data monografi Cuco Tirilolo Kampung Lutu Mutu 2010-2015

Tabel tersebut di atas dapat menunjukan bahwa pada dasarnya anak di kampung lutu

mutu kebanyakan bersekolah, untuk itu perlu ada perhatian khusus di bidang

pendidikan formal maupun nonformal agar dapat meningkatkan pengetahuan anak

untuk bisa berpartisipasi dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan tolak ukur

yang sangat penting untuk mengandalkan kekuatan sesuai dengan tuntutan yang

diharapakan oleh pemerintah dan masyarakat demi menjalankan proses pendidikan

di Negara Timor Leste.

Secara garis besar jumlah keseluruhan anak-anak di kampung Lutu Mutu,

Desa Tirilolo Kecamatan Baucau Kota, Kabupaten Baucau dapat dilihat pada tabel

dibawah ini berdasarkan usia.

50
Table 5. komposisi anak berdasarkan usia (12-16)

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Laki-Laki 134
2 Perempuan 240
Total 374
Sumber data kampung Lutu Mutu

Tabel 5 menunjukkan jumlah keseluruhan anak-anak di kampung Lutu Mutu

Desa Tirilolo yaitu 374 anak atau siswa . Dari keseluruhan anak tersebut penulis

mengambil 3 anak yang mewakili seluruh anak di kampung Lutu Mutu dapat

dikomfirmasikan jawaban-jawaban yang diberikan oleh anak.

4.1.1 Penyajian Data

Setelah semua data yang berhubungan dengan masalah penelitian terkumpul

oleh peneliti, maka langkah selanjutnya penulis melakukan pengelolahan data.

Tujuan dari pengolahan data yang ditemukan dalam penelitian di lapangan oleh

penulis ini maksudnya agar dapat mempermudah penulis dalam melakukan

pembahasan dan analisis. Dengan semua hal yang ada, maka langkah selanjutnya

penulis menyajikan hasil yang ditemukan dilapangan.

4.1.2 Penyajian Data wawancara

2.1.3 Peranan orang tua

Setiap data yang disajikan berikut ini merupakan hasil wawancara yang

diperoleh dari 10 responden atau informen yaitu 5 orang tua 2 orang guru dan 3 dari

anak, yang sesuai dengan situasi actual di lapangan. Maka dari itu berikut ini

51
penulis dapat menguraikan secara berurutan hasil wawancara sesuai dengan

penilitian yang telah dilakukan.

Tabel 6 : Total Responden Terhadap Peranan Orang Tua

No Variavel Indikator Jawaban responden total

1 Peranan orang Perhatian orang tua Memberikan bimbingan


tua dalam pendidikan anak. dan arahan secara
berkelanjutan 12

2 Orang tua tau fungsinya Mendampingi dan 14


terhadap pendidikan menasehati.
anak. Mengevaluasi cara
belajar anak, 4

3 Cara yang diberikan Sering


orang tua dalam 11
meningkatkan Kurang sering
3
pendidikan anak.

4 Peranan bapak-ibu Sering 12


selaku orang tua selalu
berusaha dalam Kurang sering 2
meningkatkan
pendidikan anak.

5 Orang tua memberikan Sering 10


kesempatan kepada anak
dalam mengikuti Kurang sering 4
kegiatan proses belajar
mengajar.

6 Mendorong dan Sering memberikan 11


memotifasi anak untuk motifasi,
semangat belajar dalam
meningkatkan Kurang memberikan
motivasi 5
pendidikan anak.

Sumber data : Wawancara

52
4.1.4. Pendidikan Anak

Dalam pendidikan anak merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh orang

tua untuk ikut serta mendorong terciptanya generasi penerus yang pintar. Untuk

dapat mewujudkan peningkatan pendidikan anak sesuai dengan yang diharapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka untuk dapat mengetahui penigkatan

mutu pendidikan anak di kampung Lutu Mutu desa Tirilolo dapat diwakili oleh 7

informen atau responden yang diwawancarai. Untuk lebih lengkap penulis sajikan

melalui table berikut ini :

Tabel 7 : Pendidikan Anak

No Variavel Indikator Jawaban responden Total

1 Keterlibatan anak dalam Sering terlibat 5


Pendidika pendidikan atas inisiatif atau
Kurang terlibat 2
n anak dipaksa orang tua.

2 Mengikuti kegiatan dengan 3


serius,
Bentukbentuk partisipasi anak
Hanya memenuhi absensi
2

3 Faktor yang mendorong Karena dorongan orang tua, 8


partisipasi anak
Suka rela atau keinginan
sendiri
4

4 Peranan atau Kerja sama orang Sangat berperan 8


tua dengan sekolah .
Kurang berperan 2

Sumber data : Wawancara

53
Penyajian data observasi

Selama melakukan penelitian, penulis mencoba untuk mengetahui secara

lebih dekat pada setiap aktivitas yang dilakukan oleh orang tua. Karena itu, berikut

ini disajikan juga data yang sesuai dengan hasil penelitian terhadap obyek dari

penelitian ini, yaitu pada orang tua dari anak-anak kampung Lutu Mutu Suco

Tirilolo. Di mana data pengamatan tentang peranan orang tua dalam Pendidikan

anak di kampung Lutu Mutu Suco Tirilolo.

Tabel 8 : Peranan Orang Tua.

No. Hal yang diamati Keterangan

1. Orang Tua, Keluarga dan Guru di sekolah. Ada

2. Struktur, susunan dan kepengurusan di sekolah Ada

dan keluarga.

3. Fungsi dan tugas dari orang tua dan keluarga Berjalan sebagimana

mestinya

Data: Observasi

Tabel 9 : Pendidikan anak

No. Hal yang diamati Keterangan

1. Keterlibatan anak dalam kegiatan pendidikan Ada

2. Peranan orang tua dalam pendidikan anak Dijalankan

3. Budaya keterlibatan anak dalam pendidikan Mewarisi tradisi

Sumber: Data Observasi

54
4.2. Analisa Data

4.2.1. Analisa data wawancara

Pada bagian ini penulis akan mengemukakan data-data yang diolah secara

kualitatif. Sebelum membahas variabel dan sub-sub variavel di bawah ini perlu

diketahui arti variabel itu sendiri. Suryabrata (Diktat Metodologi penilitian25)

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan

penelitian.

Setiap veribel akan disertakan indicator, yaitu varibel peranan Orang Tua

membahas sub-sub bab seperti, perhatian orang tua pada kegiatan belajar anak, di

rumah. Sementara variable pendidikan Anak akan membahas Sub-sub antara lain

, Faktor pendorong keterlibatan Anak

a. Perhatian Oran Tua

Dari hasil penilitian yang telah dilakukan oleh peniliti tentang perhatian orang

tua dalam meningkatkan Pendidikan Anak diperoleh data , dan yang lebih

jelasnya dilihat pada table di bawah ini :

Tabel : 10 Perhatian orang tua

Sub Variabel Indicator jumlah Persentase/%

Perhatian Orang Memberikan nasehat, bimbingan 7 100%

Tua dan arahan secara berkelanjutan

Sumber : Data yang diolah

55
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 7 informen yang diwawancarai semua

atau 100% mengemukakan bahwa perhatian orang tua dalam menigkatkan

pendidikan anak adalah dengan memberikan Nasehat, Bimbingan, dan arahan

secara berkelanjutan kepada anak-anaknya baik di di rumah maupun di sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa orang tua merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan anak dalam hal pertumbuhan dan perkembangan

anak. Orang tua mempunayi peranan untuk membimbing dan memngarahkan anak

menuju kedewasaan. Hal tersebut sudah menjadi tugas dan tangungjawab orang tua

di rumah untuk membimbing anak-anak menjadi anak yang baik dan berdisiplin.

Perkembangan anak di rumah dalam perhatian dan tangungjawab orang tua untuk

mendampingi dan memperhatikan kebutuhan mereka, baik jasmani maupun

rohaninya. Sementara keberadaan anak di sekolah dalam waktu tertentu adalah

orang tua di mana membimbing dan medampingi anak sebagai kelanjutan

bimbingan dan arahan yang diperoleh di rumah, dan memberikan Ilmu Pengetahuan

yang belum mereka peroleh selama berada dalam bimbingan orang tua di rumah.

Untuk itu kerja sama antara orang tua dan guru dalam memberikan bimbingan

dan arahan secara berkelanjutan merupakan factor penting dalam perkembangan

dan peningkatan mutu pendidikan anak.

b. Bentuk-bentuk perhatian orang tua

Penelitian bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam pendidikan anak dapat dilihat

pada table berikut

56
Tabel 11: Bentuk-bentuk perhatian orang tua

Sub variable Indikator jumlah Persentase/%

Bentuk-bentuk Pendampingi dan evaluasi 5 orang 71%

perhatian orang tua

Memberikan nasehat 2 orang 29%

Total 7 orang 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data yang tertera pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam pendidikan anak sangat penting, hal

ini dapat dibuktikan oleh orang tua dalam pendidikan anak wawancara,

terdapat 5 orang tua ( 71%) yang mengemukakan bahwa bentuk-bentuk perhatian

yang dilakukan oleh para orang tua dalam pendidikan anak adalah dilakukan

melalui pendampingan , evaluasi. Sementara 2 orang informen atau ( 29%)

menyatakan bahwa bentuk-bentuk perhatian mereka dalam pendidikan anak adalah

memberikan nasehat.

Uraian tabel di atas menunjukan bahwa agar perkembangan anak terjadi

perubahan sesuai yang dikehendaki, maka sangatlah penting memperhatikan

bentuk-bentuk perhatian yang hendak diberikan oleh orang tua terhadap anak.

Dalam hala ini mendampingi anak yang diharapkan dapat membantu anak

dalam meningkat pendidikan anak, dengan perhatian yang diberikan oleh orang tua

dapat memberikan evaluasi tentang memahami bentuk atau arti pendidikan. Seperti

57
hasil yang diperoleh dalam penelitian , di mana dari 5 orang yang ditanya, 71%

yang menyatakan pendampingan orang tua dalam evaluasi. Hasil tersebut

menunjukan bahwa pendampingan orang tua dalam evaluasi memegang peranan

penting dalam upaya pendidikan anak.

Beradasarkan uraian pada tabel di atas menunjukkan bahwa 7

imformasi yang dapat diwawancarai tentang pendampingan oleh orang tua

dapat diperoleh bahwa orang 5 atau 71% mengemukakan atas inisiatif orang tua,

sementara 2 orang atau 29% menyatakan bahwa dilakukan sesuai dengan

program.

Namun sesuai dengan perkembangan zaman terutama perkembangan

teknologi, di mana pada zaman sekarang, anak-anak lebih suka pada bacaan

yang menurut modern. Untuk itu inisiatif dari orang tua dalam menuntun dan

mengarahkan anak serta menyesuaikan program sekolah merupakan hal penting

yang harus dilakukan. Dengan demikian jelas bahwa dalam pembinaan yang

sangat diperlukan inisiatif dari orang tua di sekolah dengan tetap

memperhatikan program sekolah dengan tujuan untuk dapat meningkatkan

pendidikan anak.

c. Keterlibatan dalam pendidikan anak

Hasil penelitian lapangan tentang keterlibatan anak dalam pendidikan

anak yang diperoleh dari 10 informen, 7 orang (70%) mengatakan bahwa sering

terlibat, serta 3 orang (30%) mengatakan bahwa terlibat dalam pendidikan

anak. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut :

58
Tabel 12: Keterlibatan Dalam Pendidikan anak

Sub variable Indikator Jumlah Persentasi/%

Keterlibatan dalam

Pendidikan anak Sering terlibat 7 orang 70%

Kurang terlibat 3 orang 30%

Total 10 100%

Sumber: Data diolah

Berbicara tentang keterlibatan anak dalam penigkatan pendidikan

merupakan hal yang terpenting yang perlu diperhatikan bersama. Karena itu

anak harus diberi kesempatan dan peluang untuk sering terlibat aktif dalam

kegiatan nyata baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini terbukti dari

hasil penelitian bahwa siswa-siswi sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan

peningkatan pendidikan, di mana segala kegiatan yang diselenggarakan cukup

membawa perubahan pada diri anak dan bentuk perubahan tersebut adalah

saling mencintai, saling menghormati, saling menghargai satu sama lain.

Kegiatan dimaksud tidak berdasarkan kerikulum pendidikan, tetapi

diprogramkan.

59
d. Faktor Pendorong keterlibatan Anak dalam pendidikan

Berikut ini uraian data tentang factor pendorong keterlibatan anak dan

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 13 : Faktor pendorong keterlibatan anak dalam pendidikan

Sub variable Indikator jumlah Persentasi/%

Faktor pendorong Karena dorongan orang 6 orang 60%

Keterlibatan Anak tua

Hanya memenuhi 4 orang 40%

persyaratan

Total 10 orang 100%

Sumber : Data diolah

Dari tabel ini diperoleh data adalah 6 orang atau 60% mengatakan factor

pendorong keterlibatan anak dalam kegiatan pendidikan karena dorongan orang

tua dan guru sedangkan 4 orang atau 40% mengatakan keterlibatan anak

hanya untuk memenuhi persyaratan.

Faktor pendorong keterlibatan anak dalam kegiatan pembinaan mutu

pendidikan anak adalah dorongan yang dilakukan oleh orang tua di rumah

maupun guru di sekolah. Faktor pendorong ini sangat penting di mana, anak

setelah mengikuti kegiatan-kegiatan seperti : lomba nyanyi, cerdas cermat, dan

sebagainya, sebagai orang tua perlu memberikan dorongan atau motivasi

berupa pujian, hadiah dan lain sebaginya yang dipercayakan oleh sekolah. Hal

60
ini tidak hanya dilakukan orang tua di rumah, tetapi agar lebih baik lagi

dilakukan oleh guru di sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah,

anak lebih merasa gembira karena mendapat perhatian dari teman-teman di s

ekolah, juga memberikan motivasi kepada teman-teman di sekolah

untuk melakukan hal yang sama. Dengan demikian kegiatan pembinaan guna

menigkatkan mutu pendidikan anak tidak hanya dilakukan melalui pengajaran

bidang study di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan-kegiatan extra kurikuler

atas dorongan orang tua di rumah dan guru di sekolah.

e. Analisa data Observasi

Sesuai dengan hasil observasi dari penulis di lokasi penelitian, dapat

dianalisa bahwa orang tua di kampung Lutu Mutu Desa Tirilolo telah

menjalankan fungsi orang tua sebagimana mestinya. Hal tersebut dapat dilihat

dari keaktifan orang tua sesuai dengan pengamatan penulis secara lengkap

pada kegiatan belajar bersama, mengikuti pelajaran di sekolah, baik kegiatan

kurikuler maupun extra kurikuler. Selain itu, dari aspek keterlibatan anak lebih

banyak mewarisi budaya atau tradisi kepercayaan. Karena itu anak-anak

kampung Lutu Mutu Desa Tirilolo dapat secara penuh mengikuti semua kegiatan

keagamaan yang berhubungan dengan pendidikan anak.

Pengamatan penulis tentang orang tua dalam pendidikan anak, dapat

dikatakan bahwa, masing-masing mempunyai struktur dan kepengurusan seperti

: orang tua ( Bapak, Ibu dan anak ). Dalam hubungan fungsi dan tugas. Dari

orang tua berfungsi dana berjalan sebagimana mestinya sesuai dengan

tanggungjawab masing-masing. Sedangkan untuk peningkatan pendidikan anak,

61
dari hasil observasi penulis, dapat dianalisa bahwa walaupun banyak tantangan

yang dihadapi pada era yang modern dengan kemajuan teknologinya, anak-

anak sekolah di kampung Lutu Mutu tetap membuka dirinya dengan mengikuti

kegiatan belajar bersama baik itu kegiatan kurikuler maupun extra kurikuler di

mana dan kapan saja atau yang biasa dikenal dengan pendidikan formal dan

non formal.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa orang tua telah memberikan

peranan mereka kepada anak-anaknya, baik berperan sebagai orang tua di

rumah maupun sebagai guru di sekolah. Penulis berpendapat bahwa kualitas

dari peranan orang tua dalam pendidikan anak, perlu diperbaiki dan

ditingkatkan pada masa-masa yang akan dating. Alasannya agar anak tetap

membiasakan diri dalam membaca dan menulis dimanapun ia berada agar

mutu pendidikan dapat dilestarikan.

Sehubungan dengan hasil data wawancara dan observasi dari penulis

tentang peranan orang tua dalam meningkatkan pendidikan anak di kampung

Lutu Mutu desa Tirilolo, penulis dapat menarik kesimpulannya, bahwa orang

tua dan keluarga dari anak-anak telah mendorong atau menunjukkan

keterlibatan anak untuk aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar agar

dapat meningkatkan pendidikan pada diri anak itu sendiri. Karena itu penulis

berasumsi bahwa orang tua telah memperlihatkan peranannya yang positif

walaupun keterbatasan ekonomi dan pendidikan , dalam meningkatkan mutu

pendidikan anak-anaknya di kampung Lutu Mutu Desa Tirilolo.

62
4.2.2. Pembahasan

Pada bagian ini penulis akan meguraikan hubungan antara variable dan

hasil tafsiran yang berkaitan dengan landasan dan penelitian di

lapangan.

4.2.3. Hubungan antar variable

Ada dua variable yang akan ditelah dalam penelitian ini antara lain

Variabel Peranan Orang Tua, dan Variabel Pendidikan Anak. Dari hasil

analisa diperoleh bahwa Peranan orang tua dalam pendidikan anak saling

mempengaruhi antara satu dengan yang lain, dan tidak dapat dipisahkan. Hal

tersebut cukup beralasan, karena orang tua tidak mampu menjalankan

peranannya sebagai orang tua dan sekaligus sebagai pendidik pertama dan

utama, maka dari itu tidak memberikan pengaruh yang positif bagi

perkembangan dan masa depan anak-anaknya. Hal ini terbukti dengan

antusiasnya anak yang ditunjukkan melalui keterlibatan mereka dalam

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan, baik

yang bersifat kurikuler maupun extra kurikuler.

Orang tua merupakan dua pihak yang mempunyai andil besar dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan anak. Karena kedua elemen selalu

berupaya untuk mengarahkan anak-anaknya, mendorong mereka agar terlibat

aktif dalam kegiatan pembinaan. Penelitian di lapangan membuktikan bahwa

orang tua memberikan arahan dan dorongan kepada anak-anaknya di rumah,

sementara guru memainkan peranannya di sekolah. Karena itu penulis

63
berasumsi bahwa orang tua dan guru cukup berperan dalam meningkatkan

mutu pendidikan anak di kampung Lutu Mutu.

Berangkat dari hasil penelitian bahwa orang tua cukup berperan dalam

meningkatkan pendidikan anak, di mana peran tersebut dirasakan oleh anak-

anaknya yang dibuktikan lewat keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan

pembinaan dan peningkatan pendidikan anak, seperti belajar bersama, les, dan

sebagainya. Jadi pendidikan anak dapat ditingkatkan karena adanya peran yang

dimainkan oleh masing-masing elemen, seperti orang tua di rumah dan guru

di sekolah. Hal ini memang harus dilakukan, karena yang bertanggungjawab

untuk mendidik dan mengarahkan anak sepenuhnya berada pada dua elemen di

atas.

4.2.4. Tafsiran Hasil Penelitian Dengan Landasan Teori

a. Variabel Peranan Orang Tua

Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam kepribadian

dan kehidupan anak-anak di rumah dari kecil sampai dewasa, sehingga orang

tua dapat memberikan perhatian kepada anak dalam bentuk bimbingan di

mana dari orang tua memberikan jawaban bahwa mereka selalu memberikan

perhatian kepada anak-anak, sebab hal ini merupakan bagian dari

tanggungjawab sebagai orang tua untuk mendampingi dan memperhatikan

mereka, sudah otomatis anak-anak selalu membutuhkan bantuan dari orang

tua.

64
Pada kondisi tersebut di atas dapat dipertegas mengenai asumsi umum

bahwa keluarga merupakan tempat yang pertama dan utama bagi seorang anak

untu belajar, di samping sebagai lembaga pendidikan pertama bagi pendidikan

anak, dalam keluarga anak dapat belajar cara bertingkah laku dan bertutur

kata yang baik serta menghargai dan mencintai orang lain di dalam

masyarakat. Orang tua hadir sebagai model dalam keluarga bagi pembentukan

pribadi anak, karena keluarga sebagai pendidik kecil yang menjadi pusat

pendidikan dan pembinaan yang pertama. Keluarga sebagi bagian dari sekolah

dan gereja yang mempunyai kewajiban untuk membina anak, agar memiliki

pendidikan yang dalam, yang akan terwujud di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hubungannya dengan pendidikan anak tidak hanya orang tua

yang memegang peranan penting, namun guru juga mempunyai peranan

penting dalam meningkatkan mutu pendidikan anak di sekolah karena guru

sebagai orang tua ke dua dalam melanjutkan pendidikan di sekolah. Karena

itu seorang guru mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan mutu

pendidikan melalui pelajaran di sekolah. Agar dapat mengetahui mutu

pendidikan anak, dibutuhkan keahlian dan pengalaman dalam mengajar dan

pengunaan metode yang baik agar anak dapat memahami dan menerapkan isi

bahan yang disampaikan sehingga anak mengalami perubahan dalam dirinya.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam kelakuan anak didik

sehari-hari yaitu perubahan dalam tingkah laku dan perbuatannya, dimana anak

yang malas menjadi rajin, yang nakal menjadi baik. Seseorang yang berperan

sebagai pengajar harus terampil dalam mengembangkan pengalaman akan

65
hidup sehingga pengalaman itu menjadi nyata dalam kehidupan anak didik.

Dari hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa peranan orang tua

dalam kegiatan pembinaan anak diperoleh bahwa ..orang ( .%)

mengungkapkan bahwa orang tua sangat berperan dalam kegiatan belajar

mengajar anak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dan

segala bentuk perhatiannya sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan anak-anaknya.

b. Variabel Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan anugerah Allah bagi manusia, untuk itu

pendidikan ini akan berkembang perlu adanya kegiatan-kegiatan yang

mengarah pada pendidikan anak. Untuk meningkatkan pendidikan, maka

anak dilibatkan dalam kegiatan peningkatan pendidikan. Hal ini dapat dilihat

dari hasil penelitian, 60% paling banyak mengungkapkan bahwa anak sering

terlibat dalam kegiatan peningkatan mutu pendidikan anak, paling sedikit 40%

anak kurang terlibat kegiatan proses belajar mengajar.

Dengan demikian maka disimpulkan bahwa anak-anak sekolah dari

kampung Lutu Mutu desa Tirilolo, perlu terlibat dalam segala kegiatan yang

mengarah pada peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar

baik di jenjang pendidikan formal maupun informal yang diselenggarakan di

sekolah.

66
Factor-faktor yang dapat mendorong anak-anak adalah yang pertama

dorongan orang tua dan keluarga,( extrensic factor) sedangkan kedua adalah

timbul dari hati anak itu sendiri (intrinsic factor ). Dorongan tersebut adalah

berupa ajakan, ijin dan paksaan dari orang tua, motivasi dari orang tua dan

keluarga serta kemauan dari anak itu sendiri untuk belajar. Selain dari factor

dorongan ada juga factor lain yang iktu mempengaruhi, peranan guru,

keluarga lainnya lingkungan dan lain-lain yang terdiri dari 20% . Maka

disimpulkan bahwa orang tua merupakan pendidik pertama dan utama yang

sangat berperan dalam memberikan dorongan, motivasi kepada anak-anak

untuk mengikuti kegiatan proses belajar mengajar baik kerikuler maupun extra

kurikuler atau pendidikan formal , informal maupun non formal yang

diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah untuk meningkatkan mutu

pendidikan anak.

4.3. Responden

Untuk mengetahui bagaimanakah peranan orang tua terhadap pendidikan

anak ditelusuri melalui tanggapan, peneliti melakukan wawancara dengan 10 orang

informen sebagai responden, yakni:

Tabel 10: Jumlah informen dalam responden


No. Informan Jumlah
01. Shefe suco 1 orang
02. Chefe aldeia 1 orang
03. Orang tua 3 orang
04. Guru 2 orang
05. Siswa 3 orang
Total 10 orang
Sumber: Peneliti 2014 di desa tirilolo kampung lutumutu

67
JAWABAN RESPONDEN

Identitas Responden (1)

Nama : Ricardo Ernesto Belo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Chefe Suco

Agama : Katolik

Sebagai chefe suco selama ini saya mejalankan tugas saya dengan baik

karena sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah selama ini. Dimana semua

program yang direrncanakan selalu melibatkan anak muda dan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat mengambil kesempulan bahwa sebagai Chefe

Suco saya menjalan saya menjalankan tugas tida terlepas dari peraturan pemerintah

pusat, dimana semua program yang direncanakan selalu melibatkan anak muda

sebab anak muda adalah tulang pungug masyrakat dan negara.

Responden (2)

Nama : Carlos da Costa Belo

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Chefe Aldeia

Agama : Katolik

68
Sebagai Chefe Aldeia dan juga selaku orang tua keterlibatan pendidikan anak

sangat penting sekali sebab pendidikan yang di jalankan sangat beruntung gi

masyarakat dan dapat di nikmati dan dirasakan oleh masyarakat.

Dari pendapat disimpulkan bahwa pendidikan itu sangat penting apa

biladirasakan oleh masyarakat dan bisa dinikmati semua oleh semua orang dan turut

merasakan hasil dari pendidikan itu sendiri.

Responden (3)

Nama : Ana Teresa Belo

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Professora

Agama : Katolik

Peranan sebagai seorang guru terhadap pendidikan anak sangat penting karena

guru sangat bertangung jawab berat terhadap pendidikan anak, maka seorang guru

harus mempersiapkan diri,mempersiapkan pelajaran yang akan diajarkan supaya

anak dapat diterima dengan baik dan bisa dimengerti.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peranan guru sangat penting

dalam pendidikan anak karena gurulah sebagai penunjuk jalan untuk membuka

jelan demi masa depan anak.

Responden (4)

Nama : Angelica Brigida Mario Belo

69
Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Estudante

Agama : Katolik

Peranan sebagai pelajar dan sebagai individu yaitu memjalankan tugas atau

tanggungjawabnya harus mematuhi aturan yang didirikan di sekolah diman pelajar

tertentu sekolah dan mejalankan kewajibannya yaitu harus belajar tertib pada waktu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai pelajar dan individu

harus mematuhi peraturan sekolah dan menjalankan tugasnya sebagai pelajar dan

banyak belajar karena masa depan negara ada di atangan kita

Responden (5)

Nama : Cipriana dos Santos Soares

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabata : Pegawai

Agama : Katolik

Menurut pendapat saya peranan sebagai orang tua dalam pendidikan anak sangat

penting karena orang tua adalah salah satu faktor pendukung terkuat dalam keluarga

yaitu dilihat dalam berbagai segi sepertai makan,pakaian ekonomi dan lain

sebagainya.

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai orang tua secara individu

sangat mendukung terhadap pendidikan anak.

70
Responden (6)

Nama :Alcino dos Santos

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Pegawai

Agama :katolik

Menurut pendapat saya sebagai orang tua sangat mendukung terhadap

pendidikan anak, karena pendidikan sangat penting bagi anak dimana pendidikan

nonformar yang anak dapat di rumah kurang terbatas atau kurang mencukupi.

Maka dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua adalah motor

pengerak untuk mencari nafkah demi masa depan anaknya.

Responden (7)

Nama :Abrio de C. Belo

Jenis Kelamain : Laki-Laki

Jabatan : Asisten Administrasi

Agama : Katolik

Peranan orang tua dalam pendidikan anak dan saya sebagai orang tua

mengatakan pendidikan itu sangat penting karena anak adalah tulang pungung

bangsa dan Negara maka anak sangat membutuhkan pendidikan dalam hidupnya.

71
Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa dalam peranan orang tua sangat

penting dalam pendidikan anak maka orang tua berpartisipasi secara aktif bersama

dengan anak dalam pendidikannya.

Responden (8)

Nama : Teresa Guterres

Jenis Kelamin : perempuan

Jabatan :Professora

Agama : Katolik

Berdasatkan pedapat saya sebagai seorang guru kewajiban saya yaitu taat pada

aturan sekolah yang dikeluarkan dan juga sebagai seorang pengajar harus mengajar

yang baik supaya anak dapat diterima dan dimengerti selain itu guru juga harus

mempunyai relasi antara orang tua anak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus

mempunyai ikatan yang kuat dengan orang tua anak atau kerja sama antara orang

tua mengenai tingkahlaku atau perbuatan anak sehari-hari.

Responden (9)

Nama: Silvina Freitas Belo

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan: Estudante

Agama : Katolik

72
Sebagai seorang pelajar kewajiban saya yaitu belajar yang banyak untuk

mencapai perestasi yang baik demi masa dapan yang saya harapkan atau impikan

dalam bangku sekolah.

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai seorang pelajar tidak usah

membuangkan waktu ke hal-hal yang tidak berarti atau tidak bergunak gunakanlah

waktu yang sebaik mungkin karena duni membutuhkan kepintaran anda.

Responden (10)

Nama : Nestor Freitas

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jabatan : Estudante

Agama : Katolik

Peranan saya sebagai seorang pelajar yaitu menjalankan semua aturan dan

mentaati semua norma yang ada, baik di rumah maupun disekolah karena tangung

jawab saya sabagai seorang pelajar maka tunjuk keateladanan kepada orang yang

lebih besar atau lebih dewasa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penghormatan seorang pelajar

terhadap seorang yang lebih dewasa itu suatu tanggung jawab yang besar karena

perlu ada pembinaan mental yang cukup.

73
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pendidikan adalah suatu usaha bersama dalam proses terpadu dan

terorganisir dalam proses perubahan sikap dan tingkah laku anak dalam usaha

mendewasakan mereka melalui upaya pengajaran. Dengan proses pendidikan

ini dapat membentu orang untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada

diri seseorang dan melalui pendidikan juga seseorang dapat membentuk diri

menjadi orang yang berdisiplin dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Selain pendidikan sebagai suatu usaha untuk membentuk sikap dana tingkah

anak melalui lembaga pendidikan, orang tua juga mempunyai peranan untuk

membina dan membentuk sikap dan tingkah laku anak, karena orang tua

adalah orang-orang pertama yang bertanggungjawab atas pendidikan anak-

anaknya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tentang peranan

orang tua dalam meningkatkan mutu pendidikan anak di kampung Lutu Mutu

desa Tirilolo, menunjukkana bahwa orang tua cukup berperan dalam

meningktkan mutu pendidikan anak.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa orang tua dari

anak-anak telah berusaha untuk mendorong anak-anaknya agar secara aktif

terlibat dalam segala kegiatan yang mengarah pada peningkatan mutu

pendidikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua telah memperlihatkan

74
peran yang positif dalam meningkatkan mutu pendidikan anak di kampung

Lutu Mutu desa Tirilolo.

5.2. Saran.

Berikut ini penulis sampaikan usul dan saran untuk diperhatikan oleh

berbagai kalangan yang berkompeten dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan anak secara umum dan secara khusus peningkatan mutu pendidikan

anak di kampung Lutu Mutu desa Tirilolo.

1. Orang tua

Orang tua hendaknya menjadi teladan bagi perkembangan anak secara

intelektual maupun secara moril pada usia dini, baik di rumah di lingkungan

dan dimana saja berada, agar anak tidak goyah dalam menghadapi berbagai

godaan atau tantangan yang datang bertubi-tubi di zaman yang modern ini.

Peningkatn mutu pendidikan anak harus dilakukan secara berkelanjutan

terhadap segala kegiatan pada masa-masa sekarang dan yang akan dating.

2. Anak-anak

Anak sebagai generasi penerus bangsa yang mau tak mau akan melanjutkan

roda pembangunan pada masa yang akan datang, maka diharapkan mampu

mempersiapkan diri secara fisik moril dan intelektual, dan agar tidak

terjerumus dalam hal-hal yang tidak menguntungkan.

75
3. Masyarakat Umum

Kepada masyarakat agar dapat memberikan dukungan, arahan, motivasi

sepenuhnya kepada para generasi muda kita melalui berbagai kegiatan-kegiatan

yang bersifat membina dan mendidik mereka ke arah positif.

76
DAFTAR PUSTAKA

Boehlke,Robert, R.2003.Sejarah perkembangan pemikiran dan praktek

pendidikan . Jakarta : Gunung Mulia. Edisi: 21.

Clark, Silvana 2000. Langkah-langkah yang teruji menumbuhkan Rasa

percaya diri anak.Jakarta: Grafindo Persada

Elsiano,Yusi, Rosmansyah, 2008. Wariskan Kasih dan Sayang, Bukan saja

Materi dan Harta, Jakarta: Bumi Askara.

Feire, Paulo; 2003.Pendidikan Masyarakat,Yokgakarta: LKis

Hadiwijono,Harun, Dr. 1995. Inilah Sahabatku. Jakarta: Gunung Mulia

Ihsan,H. Fuad .2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grfindo

Nasution.Methods,Qualitative and Quantitative Instrumen Evaluation

Research sage. Publication,1988

Ngalim M. Purwanto, 1987. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Pranktis, Bandung:

Remadja Karya.

Nasution, T. dan Nurhalijah, N. 1985. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Anak. Jakarta: Gunung Mulia

Papo,Yakob (1989) pendidikan hidup Dalam lingkungan Keluarga.

Ende: Nusa Indah

Rahayu, Puji. 2008.Orang tua Perlu Pahami Pendidikan Anak.

Ign.Sumarya SJ. 2003. Belajar dari Orangtua dan hidden curriculum. Diakses

pada search enginewww.pendidikananak.co/artikel/25-6-11-7-2011

Mulyana, 2007.Mendidik dengan Kasih Sayang, diakses pada search engine

www.google.com./artikel/34-5-9-7-2011

77
Dewantara, Bambang S. 1989 100 tahun KI Hajar Dewantara: Garuda

Metropolitan Pers: Jakarta.

KI Hariadi dn Sugiono 1989. KI Hajar Dewantara: Pandangan Cantarik dan

Mencantriknya MLST: Yogyakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka


Cipta.

78
LAMPIRAN II Struktur Organisasi Suco Tirilolo

KOMPOSISI STRUKTUR ORGANISASI DESA TIRILOLO, SUB-DISTRITO

BAUCAU KOTA DISTRITO BAUCAU,TIMOR-LESTE

PERIODE TAHUN 2010-2015

CHEFE DO SUCO TIRILOLO

Ricardo Ernesto Belo

Ansiaun Tokoh Tokoh Adat Kaum Muda Kaum Atasnama Atasnama

Adat Laki-Laki Muda Wanita Wanita

Wanita

Luis Domingo Damio da Silva Jesuina F. Domingas da Merlinda

Antonio Duarte da dos Reis Fatima Belo Costa Belo Ximenes

Belo Silva Belo

Chefe Chefe Chefe Chefe Aldeia Chefe Chefe

Aldeia Aldeia Aldeia Lutu Mutu Aldeia Aldeia

Betulale Caisido Lialailesu Osso-ua Parlamento

Patricio Carlos Cipriano Carlos da Costa Pedro da Manuel

Freitas Belo Assis Belo Belo Belo Costa Freitas

79
80

Anda mungkin juga menyukai