PENDIDIKAN
Oleh Kelompok 8
1. Yali H. Tenis
2. Imanuel A. Lein
3. Mince Tasuib
Keluarga mengambil peran penting dalam kerangka pendidikan bagi anak muda, khususnya
anak-anak pada keluarga inti. Keluarga memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat.
Keluarga berfungsi memberi kontribusi bagi kemajuan terbaik masyarakat. Keterlibatan keluarga
dalam pembelajaran adalah bagian dari budaya nasional, khususnya di kawasan Asia Pasifik.
Bahkan di kawasann ini, rumah berfungsi selayaknya”Sekolah”. Lebih dari itu, belajar bisa
terjadi di mana saja. Hubungan dalam keluarga terjalin begitu erat, laksana helai-helai pandan.
Keluarga menjadi wahana belajar, demikan juga sekolah. Beberapa hambatan keterlibatan
keluarga dalam pendidikan, disajikan berikut ini:
1. Keluarga mungkin akan kekurangan sarana untuk membantu anak-anak mereka belajar.
Akibatnya anak-anak menjadi “terisolasi” dari kegitan belajar, bahkan tidak belajar sama
sekali.
2. Sekolah mungkin tidak tahu cara efektif mendorong keluarga untuk berpartisipasi bagi
kegiatan belajar anak.
3. Kepedulian staf sekolah mungkin berbeda dalam hal komitmen terhadap keterlibatan
keluarga.
4. Prosedur penjangkauan keterlibatan yan g tidak sensitif terhadap nilai-nilai masyarakat
dalam menghalangi partisipasi.
5. Mengubah sistem kebijakan sekolah untuki keterlibatan keluarga dapat menciptakan
ketidkstabilan hubungan antar sesama.
B. Peran Keluarga dalam
Pendidikan.
Pendidikan sering di anggap mata uang yang berlaku baik di segala masa maupun di segala
tempat. Anda yang memiliki pendidikan yang matang dan menerapkannya, tentu mendapat
banyak sekali keuntungan dalam hidupnya. Anda mudah mencari pekerjaan, bersosialisasi,
mengetahui mana garis benar dan juga garis salah serta lainnya. Banyak hal yang di nikmati
oleh manusia dari pendidikan. Mungkin pepatah sebelumnya cukup layak di katakan untuk
sebuah pendidikan, terutama di jaman modern dan serba maju seperti sekarang ini. Jaman
yang seperti ini menuntut setiap anak untuk bisa berpikiran jauh ke depan dan mengetahui
langkah ke depannya meski hanya melihat. Secara psikologi hal tersebut memanglah tidak
mungkin, namun faktanya dengan pendidikan yang benar banyak anak yang bisa berpikiran
dewasa dan memiliki pendidikan yang matang. Umumnya seorang anak memiliki pendidikan
awalnya untuk bekal hidup dan melihat dunia, berasal dari lingkungan terdekatnya dari
lingkungan. 9 peran dalam pendidikkan anak yaitu:
1. Peran Keluarga sebagai Guru.
2. Peran Keluarga Sebagai Teman.
3. Peran Keluarga Sebagai Teman.
4. Peran Keluarga Sebagai Pengawas.
5. Peran Keluarga Sebagai Pengontrol dan Pengatur Waktu Belajar Anak.
6. Peran Keluarga Merangkul Anak.
7. Peran Keluarga Sebagai Pembimbing Anak
8. Peran Keluarga Membantu Pendidikan Anak.
9. Peran Keluarga Menyiapkan Ruang dan Waktu Untuk Pendidikan Anak.
C. Keluarga Sebagai Pembentuk Kepribadian
Anak.
Keluarga memiliki dampak yang besar dalam pembentukan perilaku individu serta
pembentukan vitalitas dan ketenangan dalam benak anak-anak karna melalui keluarga
anak-anak mendapatkan bahasa, nilai-nilai, serta kecenderungan, keluarga bertanggung
jawab mendidik anak-anak dengan benar dalam kriteria yang benar, jauh dari
penyimpangan. Untuk itu dalam keluarga memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab.
Tugas dan kewajiban keluarga adalah bertanggung jawab menyelamatkan faktor-faktor
cinta kasih serta kedamaian dalam rumah tangga, meniadakan kekerasan, keluarga harus
mengawasi proses-proses pendidikan, orang tua harus menerapakan langkah-langkah
sebagai tugas utama daloam mewujudkan keluarga sebagai agen pendidikan dan
pembaharuan.
D. Inovasi Pendidikan
Inovasi merupakan sesuatu yang baru dan bernilai kebaruan dibandingkan dengan sosok
yang ada sebelumnya. Pembaruan dapat berupa ide, praktik atau objek yang dipersepsi
sebagai hal baru oleh individu atau unit adopsi lainnya. (an idea, practice or object that
perceived as new by an individual or other unit of adoption). Umumnya pembaharuan
bersifat mengintrodusir gagasan, pengetahuan, atau teknologi baru di bidang pendidikan.
Pembaharuan pendidikan merupakan genus dari perubahan di bidang pendidikan
(educational change) yang berarti perubahan, dimana ia dapat berupa ide, proses dan
produk di bidang pendidikan dan pembelajaran.
E. Fungsi Keluarga
Keluarga menjalankan perannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk
karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak hanya sebagai wadah tempat
berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu.
Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala
sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri,
berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.
Beberapa fungsi keluarga selain sebagai tempat berlindung,(M udjijono, et, al,
1995) diantaranya:
1. Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-
norma aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada.
2. Mengusahakan terselenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi)
sehin gga keluarga sering di sebut unit produksi.
3. Melindunggi anggota keluarga yang tidak produksi lagi.
4. Meneruskan keturunan (reproduksi).
F. Pengaruh Keluarga Terhadap
Perkembangan Moral Anak
Penanaman moral pada diri seorang anak berawal dari lingkungan keluarga.
Pengaruh keluarga dalam penempaan karakter anak sangatlah besar. Dalam
sebuah keluarga, seorang anak diasuh, diajarkan berbagai macam hal, diberi
pendidikan mengenai budi pekerti dan budaya. Setiap orang tua yang memiliki
anak tentunya ingin anaknya tumbuh dan b erkembang menjadi manusia cerdas
yang memilki budi pekerti baik agar dapat menjaga nama baik keluarga. Anak
bukanlah orang dewasa, ia memiliki sifat-sifat khas. Seorang anak melihat,
mendengar, berperasaan, dan berpikir dengan bentuk yang khas, namun tidak
keluar dari logika dan perasaan yang sehat. Misalnya, anak-anak itu melihat,
mendengar, berperasaan, dan berpikir sebagaimana orang tua melihat,
mendengar, berpersaan, dan berpikir. Karna itu, orang tua seharusnya
mempergauli anak-anak berdasarkan pada anggapan bahwa dia adalah anak-
anak. Sebagaimana. Dikatakan pemuda, “pemuda tidak akan menjadi pemuda
yang sebenarnya selama masa kanak-kanak tidak menjadi anak-anak yang
sebenarnya.
G. Peran Keluarga