Anda di halaman 1dari 16

PERANAN KELUARGA,SEKOLAH DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK

paudfip

8 tahun yang lalu

Iklan

BABI

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan
yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat
pendidikan. Iingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak, tapi merupakan hal yang terpenting adalah
keluarga.

Pada masyarakat yang masih sederhana, keluarga mempunyai dua fungsi; fungsi konsumsi dan fungsi
produksi. Kedua fungsi ini mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi anak. Kehidupan masa depan
anak pada masyarakat tradisional tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang tuannya. Pada masyarakat
semacam ini, orang tua yang mengajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup.
Orang tua pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Sampai anak
menjadi dewasa dan berdiri sendiri.

Tetapi pada masyarakat modern, maka pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini
sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada tingkat permulaan
fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh pendidikan prasekolah. Bahkan fungsi pembentukan watak
dan sikap mental pada masyarakat modern berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan organisasi
sosial lainnya.

Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjadi tanggung jawabnya, namun
keluarga masih tetap merupakan lembaga yang paling penting dalam proses sosialisasi anak, karena
keluarga yang memberikan tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak sampai dewasa dan
berdiri sendiri. Namun dalam masyarakat modern orangtua harus membagi otoritas dengan orang lain
terutama guru dan pemuka masyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang memperolah
pengetahuan baru dari luar keluarga. Perubahan sifat hubungan orang tua dengan anaknya itu, akan
diiringi pula dengan perubahan hubungan guru siswa serta didukung iklim keterbukaan yang demokratis
dalam masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga pusat
pendidikan itu.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Ada hal yang perlu menjadi perhatian setiap kalangan dalam melaksanakan pendidikan bagi anak, atau
generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa kelak, dan juga ada beberapa hal yang perlu dikaji
secara mendalam agar proses pendidikan berjalan dengan baik dan bergerak menuju cita-cita bersama
yang tertuang dalam tujuan pendidikan. Oleh karena itu setiap pihak harus memahami betul peran yang
akan dijalankannya berkaitan dengan tugas pendidikan yang sandangnya,

• Yaitu bahwa bagaimana orang tua dapat melaksanakan perannya dalam, pendidikan anak
dengan baik?

• Bagaimana pula peran sekolah dlam membina cikal bakal tulang punggung Negara ini?

• Dan yang terakhir, yaitu sejauh mana masyarakat dapat berperan dalam pendidikan ini, agar
terwujud masyarakat yang ideal?

Dengan demikian dalam bab pembahasan, semua hal yang tercantum dalam perumusan ini akan
mencoba dikaji kembali.

BABII

KAJIANTEORI

Sebelum memasuki bab pembahasan, bahwa semua yang akan kita kaji ke depan adalah berdasarkan
beberapa teori yang telah dikemukakan beberapa tokoh pendidikan. Bahwa dalam garis besarnya, ada
tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak-anak didik .

Antara lain adalah menurut Dr M.J. Langeveld yang mendasarkan pendidikan pada filsafat antropologi
dan fenomenologi, yaitu ;

Beliau mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan ;

a. Keluarga

b. Negara

c. Gereja

Dasar yang digunakan oleh Langeveld dalam pembagian tersebut adalah wewenang dan wibawa

• Wewenang keluarga bersifat kodrati


• Wewenang Negara berdasarkan undang-undang

• Wewenang Gereja berasal dari Tuhan

Selanjutnya Langeveld mengemukakan bahwa, pendidikan merupakan salah satu kewajiban pertama
bagi orang tua. Dan Negara menyediakan alat yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban orang tua
terhadap anak.

Kemudian teori yang dikemukakan oleh Ki hajar dewantara. Ki Hajar ini yang mempunyai nama asli, R.M.
Soewardi Soerjaningrat, mengemukakan Sistem Tricentra dengan menyatakan, “Didalam hidupnya anak-
anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam
– keluarga, alam – pergururan, dan alam – pergerakan pemuda”

Tricebtra atau Tri Pusat, semula dikemukakan Ki Hajar Dewantara pada Brosur Seri “Wasita” th. Ke 1
No.4, Juni 1935 yang isinya meliputi;

• Alam keluarga

• Alam perguruan

• Alam pemuda

Namun kini dikenal dengan Tri Pusat Pendidikan yang meliputi :

• Keluarga

• Sekolah

• Mesyarakat

Berangkat dari beberapa teoro ini maka dipembahasan selanjutnya akan dibahas mengenai peran dari
ketiga Tri Pusat pendidikan itu dalam pendidikan

BABIII

PEMBAHASAN

3.1. PENTINGNYA PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagi
pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh
anak adalah dalam keluarganya.
Peranan orang tua bagi pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992), adalah memberikan dasar
pendidikan , sikap dan keterampilan dasar seperti, pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun,
estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan
kebiasaan-kebiasaan.

3.1.1. Pembinaan karakter anak yang dilakukan oleh keluarga

Secara etimologi pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang artinya, pemimpin, pengelola, membimbing.
Oleh kerena itu mengasuh disini adalah mendidik dan memelihara anak itu, mengurus makan, minum,
pakaiannya dan keberhasilannya dari periode awal hingga dewasa.

Pada dasarnya, tugas dasar perkembangan anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar
tentang bagaimana dunia ini bekerja. Dengan kata lain, tugas utama seorang anak dalam
perkembangannya adalah mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini.

Berbagai pola asuh orang tua dapat mempengaruhi kreativitas anak antara lain, lingkungan fisik,
lingkungan sosial pendidikan internal dan eksternal. Intensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan
bantuan dari orang tua bagi kepemilikan dan pengembangan dasar-dasar kreatuvitas diri, menunjukan
adanya kebutuhan internal yaitu manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan dari orang tua
untuk memiiliki dan mengembangkan dasar-dasar kreativitas diri ( berdasarkan naluri), berdasarkan
nalar dan berdasarkan kata hati.

Dari hasil penelitian bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anak akan menunjukan
peningkatan prestasi belajar, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan,
serta aspirasi anak untuk belajar sampai ke jenjang paling tinggi, bahkan akan membantu anak ketika ia
telah bekerja dan berkeluarga.

3.1.2. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama pendidikan

Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan suatu
bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat,
Oleh karena itu para sosiolog yakin, segala macam kebobrokan masyarakat merupakan akibat lemahnya
institusi keluarga.

Bagi seorang anak keluarga merupakan tempat pertama dan iutama bagi pertunbuhan dan
perkembangnnya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB, fungsi utama keluarga adalah sebagai wahana
untuk mendidik, mengasuh dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh
anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta, memberikan kepuasan
dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera”.

Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen
kesehatan , pendidikan adan kesejahteraan. Jika keluarga gagal untuk megajarkan kejujuran, semangat,
keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan menguasai kemampuan- kemampuan dasar, maka akan sulit
sekali bagoi institusi lain untuk memperbaiki kegagalannya. Karena kagagalan keluarga dalam
membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang berkarakter buruk atau
tidak berkarakter. Oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa
sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.

3.1.3. Pola asuh menentukan keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai- nilai kebijakan pada anak sangat tergantung pada jenis
pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi
antara anak dengan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, serta
norma-norma yang berlaku di masyarakat.agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.

Beberapa macam contoh pola asuh :

• Pola asuh otoriter , yaitu mempunyai ciri, kekuasan orang tua dominan, anak tidak diakui sebagai
pribadi, control terhadap tingkah laku anak sangat ketat, orang tua menghukum anak juka tidak patuh.

• Pola asuh demokratis, kerjasama antara orang tua- anak, anak diakui sebgai pribadi, ada
bimbingan dan penngarahan dari orang tua, control orang tua tidak kaku.

• Pola asuh permisif, mempunyai ciri, dominasi oleh anak, sikap longgar atau kebebasan dari
orangt tua, control dan perhatian orang tua sangat kurang

Melalui pola asuh yang dilakukan orang tua anak akan belajar banyak hal, termasuk karakter. Artinya
jenis pola asuh yang ditetapkan orang tua terhadap anaknya menentukan keberhasilan pendidikan
karakter anak oleh keluarga.

3.1.4. Kesalahan keluarga dalam mendidik anak mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak

Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang
baik. Beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak,
diantaranya adalah,

• Orang tua kurang menunjukan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik

• Kurang meluangkan waktu untuk anak

• Orang tua bersikap kasar secara verbal, misalnya, menyindir anak, mengecilkan anak dan berkata
kata kasar

• Bersikap kasar secara fisik, misalnya memukul, mencubit atau memberikan hukuman badan
lainnya.

• Orang tua terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini

• Orang tua tidak menanamkan karakter yang baik pada anak


Dampak salah asuh diatas akan menimbulkan anak yang mempunyai kepribadian yang bermasalah atau
kecedasan emosi yang rendah, seperti:

• Anak menjadi tak acuh, tidak menerima persahabatan, rasa tidak percaya pada orang lain dll

• Secara emosionil tidak responsif

• Berprilaku agresif

• Menjadi minder

• Selalu berpandangan negatif

• Emosi tiodak stabil

• Emosional dan intelektual tidak seimbang dll

3.2. PERANAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN

Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Karena
kamajuan zaman, maka keluarga tidak mungkin l;agi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi anak
terhadap iptek. Semakin maju suatu masyarakat, semakin penting peranan sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat itu.

Suatu alternatif yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan sekolah dalam perannya sebagai lembaga
pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah, antara lain

3.2.1. Pengajaran yang mendidik

Yaitu pengajaran yang serentak memberi peluang pencapaian tujuan intruksional bidang studi dan
tujuan-tujuan umum pendidikan lainnya. Dalam upaya mewujudkan pengajaran yang mendidik, perlu
dikemukakan bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar akan
membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa,

Pemilihan kegiatan belajar yang etpat, akan memberikan pengalaman belajar siswa yang efisien dan
efekti untuk mewujudkan pembangunan manusia seutuhya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan konsisten
apabila guru memiliki wawasan kependidikan yang tepat serta menguasai berbagai strategi belajar
mengajar sehingga mampu dan mau merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar mengajar
yang kaya dan bermakna bagi peserta didik.

Selain itu, pemberian prakarsa dan tanggung jawab sedini mungkin kepada anak dalam kegiatan belajar
mengajar akan memupuk kebiasaan dan kemampuan belajar mandiri yang terus menerus. Dengan
demikian diharapkan peran sekolah dapat mewujudkan suatu masyarakat yang cerdas.
3.2.2. Peningkatan dan pemantapan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah

Seperti diketahui, bidang garapan program BP adalah perkembangan pribadi peserta didik, khususnya
aspek sikap dan perilaku atau kawasan afektif.

Dalam pedoman kurikulum disebutkan bahwa,

Pelaksanaan kegiatan BP di sekolah menitikberatkan kepada bimbingan terhadap perkembangan pribadi


melalui pendekatan perseorangan dan kelompok. Siswa yang menghadapi masalah mendapat bantuan
khusus agar mampu mengatasi masalahnya. Semua siswa tetap mendapatkan bimbingan karier.

Pendidikan afektif dapat diawali dengan kajian tentang nilai dan sikap yang seharusnya dikejar lebih jauh
dalam perwujudannya melalui perilaku sehari-hari.

3.2.3. Pengembangan perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu pusat sumber belajar, yang mengelola bukan hanya bahan
pustaka tetapi juga berbagai sumber belajar lainnya. Perpustakan diharapkan peranannya bisa lebih aktif
dalam mendukung program pendidikan. Dengan penyediaan berbagai perangkat lunak yang didukung
perangkat keras yang memadai maka perpustakaan dapat menjadi “mitra kelas” dalam proses belajar
mengajar dan tempat pengkajian berbagai pengembangan system instruksional.

Suatu perpustakaan sekolah yang memadai akan dapat mendorong siswa atau anak untuk belajar
mandiri.

3.2.4. Peningkatan Program pengelolaan sekolah

Khususnya yang terkait dengan peserta didik, pengelola sekolah sebagai pusat pendidikan dan
kebudayaan seharusnya merupakan reflexi dari suatu masyarakat yang beradab yang dicita-citakan oleh
tujuan nasional. Gaya kerja pengelola umumnya, akan berpengaruh bukan hanya melalui kebijakannya
tetapi juga aspek keteladanannya.

Demikianlah beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi sekolah sebagai salah
satu pusat pendidikan.

3.3. PERANAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Peran serta Masyarakat (PSM) dalam pendidikan memang sangat erat sekali berkait dengan pengubahan
cara pandang masyarakat terhadap pendidikan . ini tentu saja bukan hal yang ,mudah untuk dilakukan.
Akan tetapi apabila tidak dimulai dan dilakukan dari sekarang, kapan rasa memiliki, kepedulian,
keterlibatan, dan peran serta aktif masyarakat dengan tingkatan maksimaldapat diperolah dunia
pendidikan.

3.3.1. Norma –norma Sosial Budaya

Masyarakat sebagai pusat paendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah, mempunyai sifat dan fungsi
yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang tidak jelas dan keanekaragaman bentuk
kehidupan sosial serta berjenis-jenis budayanya.

Masalah pendidikan di keluarga dan Sekolah tidak bisa lepas dari nilai-nilai sosial budaya yang dijunjung
tinggi oleh semua lapisan masyarakat. Setiap masyarakat, dimanapun berada pasti punya karakteristik
sendiri sebagai norma khas di bidang sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat yang lain.

Di Masyarakat terdapat norma-norma yang harus diikuti oleh warganya dan norma-norma itu
berpengaruh dalam pembentukan kepribadian warganya dalam bertindak dan bersikap. Dan norma-
norma tersebut merupakan aturan-aturan yang ditularkan oleh generasi tua kepada generasi berikutnya.
Penularan-penularan itu dilakukan dengan sadar dan bertujuan, hal ini merupakan proses dan peran
pendidikan dalam masyarakat.

3.3.2. Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan

Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Yang biasa
diklasifikasikan dalam, dimulai dari tingkat terendah ke tingkat lebih tinggi,yaitu;

• Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini adalah jenis tingkatan
yang paling umum, pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk pendidikan
anak.

• Peran serta secara fasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang diputuskan lembaga
pendidikan lain , kemudian menerima keputusan lembaga tersebut dan mematuhinya.

• Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini, masyarakat
berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sarana dan prasaranan pendidikan dengan
menyumbangkan dana, barang atau tenaga

• Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya
membantu sekolah dalam bidang studi tertentu.

• Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan. Misalnya, sekolah


meminta masyarakat untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, dll.
• Peran serta dalam pengambilan keputusan. Masyarakat terlibat dalam pembahasan masalah
pendidikan anak , baik akademis maupun non akademis. Dan ikut dalam proses pengambilan keputusan
dalam rencana pengembangan pendidikan.

BABIV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Disamping peningkatan kontribusi dalam perannya masing masing, Keluarga , sekolah, dan masyarakat
terhadap perkembangan peserta didik, diprasyaratkan pula keserasian kontribusi ini, serta kerjasama
yang erat dan harmonis antar ketiga pusat pendidikan anak tersebut. Berbagai upaya harus dilakukan,
program pendidikan dari setiap unsur sumber pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat
diharapkan dapat saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan yang lainnya.

Misalnya, dilingkungan keluarga telah diupayakan berbagai hal (perbaikan gizi, permainan edukatif,
penanaman ahlak baik dan sebagainya) yang menjadi landasan pengembangan selanjutnya di sekola dan
masyarakat. Dilingkungan sekolah diupayakan berbagai hal yang lebih mendekatkan sekolah dengan
orang tua siswa ( seperti membuat organisasi orang tua dan guru). Selanjutnya sekolah juga
mengupayakan agar programnya berkaitan erat dengan masyarakat sekitar. (Contoh, nara sumber dari
masyarakat).

Dengan masing masing peran yang dilakukan dengan baik oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat
dalam pendidikan, yang saling memperkuat dan saling melengkapi antara ketiga pusat itu , akan
memberi peluang besar mewujudkan sumber daya manusia terdidik yang bermutu.

4.2. SARAN-SARAN

Mengharapkan setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan agar lebih menguatkan tekad untuk
berperan aktif dalam pendidikan, agar jalan menuju tujuan pendidikan yang dicita-cita setiap insan
manusia dapat segera terwujud. Dan berusaha memulai hal hal positif yang dapat membantu proses
pendidikan sedini mungkin atau secepat mungkin. Serta tidak perlu menunggu yang lain sebaik nya dari
unsur terkecil yaitu individu, Dan setiap individu inilah diharapkan menjadi sekumpulan orang yang
peduli pada pendidikan, sekumpulan kecil ini diharapkan dapat mewarnai seluruh rakyat yang besar ini
terhadap kesadarannya akan peran masing- masing dalam pendidikan.

BY: Erie siti syarah


PERAN KELUARGA, SEKOLAH, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN

A. Peran Keluarga Dalam Pendidikan

Proses pendidikan bagi generasi muda mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu adalah sekolah,
masyarakat dan keluarga. Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orang tua. Pola
penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting terpisah. Sekolah terpisah dari
masyarakat atau orang tua. Peran orangtua terbatas pada persoalan dana. Orang tua dan masyarakat
belum terlibat dalam proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan
dan akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil
pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.

Anak merupakan masa depan bagi setiap orangtua. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat
kasih sayang dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika
menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan minggat dari rumah dan
menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang berlebihan, terutama ibu, menyebabkan anak
kehilangan perhatian.

Menurut Dr. Zakiah Drajat, tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-
kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:

1. Memelihara dan membesarkan anak.

2. Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan
penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan
agama yang dianut.

3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang-peluang memiliki
pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi-tinggi mungkin yang dapat dicapainya.

4. Membahagiakan anak di dunia, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.

Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran
dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki Pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran
dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam
situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian
anak antara lain :

1) Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan
cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan
menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik.
Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan
anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi
penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.

2) Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa
anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang
pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.

3) Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Saling menghormati artinya dengan
mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta
menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka
juga mau menghormati sesamanya.

4) Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti


memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju
dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan
menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka.
Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri.

5) Mengadakan perkumpulan antara orang tua dan anak. Dengan melihat keingintahuan fitrah dan
kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah
memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya
terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan,
akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat
rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau
buruk dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak. Hal yang paling penting adalah bahwa
ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan
kepribadian.

Orang tua adalah penanggung jawab utama dalam pendidikan anak, sedang sekolah atau guru adalah
penerima tanggung jawab dari orang tua yang tentu saja akan bertanggung jawab juga kepada Allah
tentang perlakuannya selama anak itu berada bersama mereka. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa
kerja sama antara orang tua dan guru penting sekali. Sekolah dalam hal ini guru memikirkan dan memilih
sarana, bahan dan metode pembelajaran di sekolah.

Orang tua mendukung proses pendidikan di sekolah dengan cara:

1) Membimbing anak untuk terus melanjutkan apa yang sudah diberikan di sekolah.

2) Menemukan minat-minat anak yang kemudian hasilnya dapat dikomunikasikan dengan sekolah

3) Mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan sekolah anak dengan pihak sekolah

4) Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.


Dengan mengetahui hal-hal yang terkait dengan pendidikan anak tersebut diatas diharapkan akan
terbentuk hubungan yang baik antara anak, orang tua dan sekolah. Dengan demikian akan diperoleh
optimalisasi pendidikan terhadap anak.

B. Peran Sekolah Dalam Pendidikan

Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus
merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu
pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring
dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam
pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan
efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud
dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur,
sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:

1) Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis

2) Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen

3) Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan

4) Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum

5) Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan
dimasa yang akan mendatang

Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan
atas asas-asas yang berlaku, meliputi:

1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut
ketentuan-ketentuan yang berlaku

2) Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan
kepadanya oleh masyarakat dan bangsa

3) Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan
yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya

Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik
dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari
keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan
melalui kurikulum antara lain:

1) Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik
dengan orang yang bukan guru (karyawan).

2) Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.

3) Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa
dan Negara.

Fungsi sekolah menurut Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah
sebagai berikut:

1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan; Di samping bertugas untuk


mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya
adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam
pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.

2) Spesialisasi; Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin bertambahnya
diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah
mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

3) Efisiensi; Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan
pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien,
sebab: Seumpama tidak ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka
hal ini tidak akan efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta banyak orang tua
tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di maksud. Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam
program yang tertentu dan sistematis. Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus

4) Sosialisasi; Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi, yaitu proses
membantu perkembangan individu menjadi mahluk sosial, mahluk yang dapat beradaptasi dengan baik
di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya ia berada di masyarakat.

5) Konservasi dan transmisi cultural; Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang
hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada
generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.

6) Transisi dari rumah ke masyarakat

7) Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka
memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab
sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti hal nya dalam keluarga di rumah. Semua
anak mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, dan diperlakukan yang sama. Di sinilah anak
diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis.

Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal
untuk kehidupannya nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.

Sejajar dengan kedudukan sekolah, ialah berbagai macam kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk
memberikan bekal hidup kepada anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika
dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa.

C. Peran Masyarakat Dalam Pendidikan

Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara
bersama-sama yang didasari pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Pendidikan dalam
konteks ini adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
agar mereka dapat berperan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan. Dalam
hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta
kualitas pendidikan itu sendiri. Semakin besar output sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang
mantap dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas maka tentu saja
pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat, sebaliknya meskipun lembaga pendidikan mampu
mengeluarkan outputnya tapi dengan SDM yang rendah secara kualitas, itu juga jadi masalah tidak saja
bagi output yang bersangkutan tapi berpengaruh juga bagi masyarakat.

Pendidikan dan masyarakat saling keterkaitan, untuk mengembangkan pendidikan diperlukan partisipasi
dari masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini berperan sebagai subjek atau pelaku pendidikan, tanpa
adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan, maka negara tidak akan berkembang, kita akan
tergantung pada orang atau negara lain yang jauh lebih berkembang dari kita, maka dari itu peranan
masyarakat terhadap pendidikan sangat berpengaruh untuk perkembangan wilayah atau negaranya
sendiri, melalui pendidikan masyarakat dapat memperoleh ilmu yang dapat ia manfaatkan di dalam
kehidupan untuk kesejahteraan bersama.

Pembinaan dan tanggungjawab pendidikan oleh masyarakat, Bila dilihat dari konsep pendidikan,
masyarakat adalah sekumpulan banyak orang yang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang
tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Baiknya kualitas suatu masyarakat
ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya, makin baik
pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga
setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap
pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan
keluarga dan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di
masyarakat. Meski demikian masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan
nasional. Peran masyarakat antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan
pendidikan Nasional, ikut melaksanakan pendidikan non pemerintah (sosial).

Walaupun tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan belum jelas, akan tetapi masyarakat harus
berperan aktif dalam pendidikan, karena masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah
lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas yang baik terhadap
pendidikan, maka kualitas masyarakat pun harus baik, agar saling menunjang antara satu dan lainnya,
jika kualitas pendidikannya baik maka akan hasil didik yang baik secara keseluruhan.

D. Peran Pemerintah Dalam Pendidikan

Peran pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan mencakup 2 aspek, yaitu aspek mutu dan aspek
pemerataan pendidikan.

a. Aspek Mutu

Mutu pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, karena sampai saat ini bukti dari peningkatan
mutu tersebut belum nampak jelas. Indikatornya dapat dilihat sebagai berikut :

1) Prestasi : masih jauh dibawah standar yang diharapkan

2) Aspek non akademik : banyak kritikan terhadap masalah kedisiplinan, moral dan etika, kreatiitas
dan kemandirian serta sikap demokratis yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan.

3) Kualitas pendidik : masih rendahnya atau kurangnya kesadaran dari seorang pendidik untuk
mendidik dengan sungguh-sungguh.

4) Kondisi lingkungan sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan yang bersifat non akademik :
pemerintah harus lebih mengembangkan mutu sekolah dengan memberikan arahan dan perbaikan
kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :

1) Pembenahan kurikulum pendidikan Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal,


menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan sikap
mandiri anak didik.

2) Meningkatkan Kualifikasi Tenaga Pendidik yang sesuai dengan kompetensi, keahlian dan kebutuhan
sekolah baik melalui pendidikan maupun pelatihan.

3) Menciptakan suasana yang kompetitif antar sekolah dalam memajukan dan meningkakan kualitas
siswa dan sekolah sesuai standar yang telah ditetapkan.
b. Aspek Pemerataan Pendidikan

Pemerintah harus menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh anak dari semua lapisan masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi angka pemerataan pendidikan saat ini baru mencapai 70%.
Indikator permasalahnnya dapat dilihat sebagai berikut :

1) Banyak lapisan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan dasar secara optimal, khususnya
didaerah terpencil, pelosok dan kumuh.

2) Faktor geografis wilayah Indonesia yang sulit dijangkau sehingga masih banyak anak didik yang
tidak bersekolah.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :

1) Memberikan perhatian khusus kepada anak kurang mampu terutama yang berada di daerah
terpencil, pelosok dan kumuh.

2) Membangun gedung sekolah di tiap-tiap daerah.

3) Memberikan kepercayaan kepada daerah untuk membangun pendidikan sampai ke daerah


terpencil, sehingga pemerintah pusat tidak perlu mencapai kepelosok-pelosok daerah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai