Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam perspektif pendidikan islam, tujuan hidup seorang muslim adalah mengabdi
kepada Allah. Pengabdian kepada Allah ialah sebagai realisasi dari keimanan yang
diwujudkan. Sedangkan tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya insan yang
memiliki dimensi religious,berbudaya dan berkemampuan ilmiah.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses Pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainya.
Dalam wewenang GBHN ( ketetapan MPR No. IV/MPR/19780 ), berkenaan
dengan pendidikan dikemukaan antara lain sebagai berikut “ pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan di rumah tangga, sekolah dan masyarakat . karena itu
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

B. Rumusan masalah

1. Apakah pengertian dari penanggung jawab pendidikan ?


2. Lembaga apa sajakah yang bertangung jawab dalam pendidikan ?
3. Bagaimanakah peran dan tanggung jawab orang tua, guru, masyarakat,
pemerintah dalam pendidikan ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui makna tanggung jawab pendidikan
2. Mengetahui lembaga yang bertangung jawa dalam pendidikan
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dari orangtua, guru, masyarakat, dan
pemerintah dalam pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penanggung Jawab dalam Pendidikan


Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menanggung
segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku baik yang
disengaja maupun tidak senagaja.1 Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Umumnya tanggung jawab diartikan sebagai
keharusan untuk menanggung dan menjawab. Jadi penanggung jawab adalah suatu
keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam
rangka menjawab persoalan.
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Tanggung
jawab ini pula memiliki arti yang lebih jauh bila memakai imbuhan ber bertanggung
jawab diartikan dengan “ suatu sikap seseorang yang secara sadar dan berani mau
mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya “. Dan jika
diimbuhkan pe- menjadi penanggung jawab diartikan sebagai “ orang atau seseorang
yang bersikap secara sadar dan beranimau mengakui apa yang dilakukan, kemudian ia
berani memikul segala resikonya “.
Tanggung jawab untuk mengantarkanpeserta didik kearah tujuan tersebut yaitu
dengan menjadikan sifat – sifat Allah sebagai bagian dari karakteristik kepribadiannya.
Tanggung jawab tersebut mestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang.
Tetapi jika diminta untuk melakukannya sesuai dengan definisi tanggung jawab. Tak
jarang banyak orang yang senang dengan melempar tanggung jawabnya, dengan kata
lain suka mencari “kambing hitam” untuk meyelamatkan dirinya sendiri dari perbuatan
yang merugikan orang lain.
Dari Ibn Umar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ semua kamu
adalah peimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawabnya atas orang
yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan penanggung jawab
rakyantnya. Seorang lelaki adalah pemimpin dan penanggung jawab keluarganya . dan
seorang wanita adalah pemimpin dan penanggung jawab rumah dan anak – anak
suaminya. “
Imam Ja’far shiddiq as berkata “ ada tiga hak yang dimiliki anak atas ayahnya,
memilihkan ibu yang baik, memberi nama yang baik, dan bersungguh – sungguh dalam
mendidiknya. “
B. Lembaga yang Bertanggung Jawab atas Pendidikan
Ki Hajar Dewantara membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga , dan iasa
kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu : keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia

2
Lembaga pendidikan adalah badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas
terselenggaranya terhadap anak didik.
Tanggung jawab pendidikan merupakan suatu tugas wajib yang harus
dilaksanakan, akreana tugas ini satu dari beberapa instrument masyarakat da bangsa
dalam upaya pengembangan manusia sebagai khilafah dibumi. Menurut Al – Qabisy,
pemerintah dan orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak, baik berupa
bimbingan pengajaran secara meyeluruh. Konsep tanggung jawab penddikan yang
dikemukakan al- Qabsy ini berimplikasi sescara tidak langsung dalam melahirkan jenis –
jenis lembaga pendidikan keluarga.
Jenis lembaga pendidikan ada beberapa macam yaitu :
1) Lemabag pendidikan informal ( keluarga )
2) Lembaga pendidikan formal ( sekolah )
3) Lembaga pendidikan non formal ( masyarakat )
1. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama
Dari segi ilmu sosiologi, keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri
dari bebrapa individu yang terikat oleh suatu keturunan, yakni kesatuan masyarakat.
Sebagai pusat pendidikan pertama atau lembaga pendidikan yang pertama,
keluarga mempunyai tugas fundamental dalammempersiapkan anak bagi peranannya
dimasa depan. Dasar-dasar prilaku , sikap hidup, dan berbagai kebiasaan ditanamkan
kepada anak sejak dalam lingkungan keluarga. Semua dasar yang menjadi landasan
bagi pengembangan pribadinya itu tidak berubah.
Orang tua memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap anaknya. Perasaan inilah
yang dijadikan Allah sebagai asas kehidupan psikhis, social, dan fisik kebanyakan
makhluk hidup.2Allah menanamkan perasaan itu didalam diri manusia antara lain
untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis mereka dimuka bumi.
Keluaga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan sukarela
dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia (suami – isteri ). Berdasarkan asas
cinta yang asasi ini lahirlah anaksebagai penerus. Oleh Ki Hajar Dewantara dikatakan
supaya orang tua ( sebagai pendidik ) mengabdi kepada sang anak. Motivasi
pengabdian keluaga ini semata –mata demi cinta kasih yang dikodrati. Didalam
suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu
dalam tanggung jawab keluarga.
2. Sekolah Sebagai Lembaga Pendidikan kedua
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar
sekali pada jiwa anak – anak. Maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan,
sekolah pun mempunyai fungsi sebagai untuk pembentukan pribadi anak.
Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli
yang sesuai dengan bidang dan bakatnya sianak didik, yang berguna bagi dirinya, dan
berguna bagi nusa dan bangsanya.

2
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikn Islam, ( Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu, 1999 ), hal. 211

3
Karena sekolah itu sengaja disediakan untuk tempat pendidikan, maka dapatlah ia
kita golongkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, lebih
– lebih mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai
ganti orang yang harus ditaati.
3. Masyarakat Sebagai Lembaga Pendidikan Ketiga
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan ketiga sesudah keluarga dan sekolah,
mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda dengan ruang lingkup dengan batasan yang
tidak jelas dan keanekaragaman bentuk kehidupan social serta berjenis – jenis
budayanya.3
4. Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berakar panjang pada budaya
bangsa Indonesia. Pesantren tidak hanya mengandung makna islam tetapi juga
keaslian Indonesia. Sebab lembaga serupa sudah terdapat pada masa kekuasaan
Hindu – Budha, sdangan islam meneruskan dan mengislamkannya.
Pesantren dan perguruan tinggi adalah dua lembaga yang memiliki perbedaan
mendasar, tetapi saat ini mulai saling mendekat. Barangkali inilah yang oleh a. malik
Fadjar4 dikatakan sebagai fenomena pasca modern, dimana berkembang suatu realitas
dunia yang mulai memperlihatkan suatu unitas, tetapi sekaligus dalamnya ada
pluralitas.
C. Peran Dan Tanggung Jawab Orangtua, Guru, masyarakat dan pemerintah dalam
Pendidikan
1. Orangtua
Orang tua adalah pengajar yang pertama continue mendidik anak dapat. Riset
juga menunjukkan bahwa kualitas guru, termasuk juga standard an pelatihannya,
menjadi factor penting yang mempengaruhi fasilitasi hubungan orangtua pendidik.
Orang tua memainkan peran penting dalam pendidikan anak mereka, berapapun
usia maupun tingkat pendidikannya. pentingnya hubungan yang produktif antara
guru, orang tua dan sekolah yang bekerja sama memaksimalkan pencapaian anak di
sekolah telah diakui oleh banyak lembaga.
Peran orangtua dan tanggung dalam pendidikannya adalah orang tua sebaiknya
memperhatikan pendidikan anak – anaknya karena peran orangtua sangat penting bagi
anak – anak. Pentingnya peran orang tua terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang
sepele karena pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap
individu agar dapat bertahan mengahdapi perkembangan zaman. Pera aktif orang tua
tentu saja perlu didukung oleh komunikasi yang bai antara orang tua dan pihak
sekolah. Seperti orang tua yang terlibat diskolah dasar. Jadi tidak hanya peran guru
dan lingkungan yang penting tetapi juga peran orang tua juga memegang peranan
yang sangat penting dalam prestasi belajar anak.
2. Guru
3
Hery Noer Aly, I.bid, hal. 213
4
Hanun ashrahah, Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta . Pt. logos Wacana Ilmu, 1997 ), hal. 183

4
Sejalan dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, orang tua dalam
situasi tertentu atau sehubungan dengan bidang kajian tertentu tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan pendidikan anaknya.
Orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu disebut guru,
yang meliputi guru madrasah atau sekolah, sejak dari taman kanak – kanak sampai
sekolah menengah, dosen diperguruan tinggi , kyai di pesantren, dan sebaginya.
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi
kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Karena pada dasarnya
proses belajar-mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga
hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal
sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decǝy dalam Basic Principles of Student
Teaching antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.
Beberapa peranan yang dianggap paling dominan dan diklasifikasikan adalah sebagai
berikut :
1) Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakan proses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan
menugaskannya) maupun secara moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang
menciptakannya).
2) Guru sebagai Demonstrator
Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini
berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan
memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator serta mampu
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga apa yang disampaikan
itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan TPK serta
memahami kurikulum. Selain itu, guru juga harus memahami dirinya sebagai sumber
belajar dan terampil dalam memberikan informasi kepada peserta didik. Sebagai
pengajar ia pun harus membantu perkembangan peserta didik untuk dapat menerima,
memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Dengan demikian seorang guru akan
dapat memainkan peranannya sebagai pengajar dengan baik.
3. Masyarakat

5
Masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan individu atau kelompok yang diikat
oleh kesatuan Negara, kebudayaan dan agama. Didalamnya termasuk segala jalinan
hubungan yang timbal balik yang berangkat atas kepentingan bersama, adat
kebiasaan, pola – pola, teknik – teknik, sistem hidup, undang – undang , instituisi dan
segala segi fenomena yang dirangkum oleh masyarakat dalam pengertian luas dan
baru.5
Masyarakat turut memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana
masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yan diikat oleh
kesatuan Negara. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
pendidikan anak, terutama para pemimpin atau penguasa yang ada didalamnya.
Semua anggota masyarakat memikul tanggul jawab, membina, memakmurkan,
memperbaiki dan mengajak kepada kebaikan.6
Jenis jenis peran serta masyarakat dalam pendidikan
Ada bermacam-macam tingkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan
pendidikan. Yang biasa diklasifikasikan dalam, dimulai dari tingkat terendah ke
tingkat lebih tinggi,yaitu;
1) Peran serta secara fasif. Artinya, menyetujui dan menerima apa yang
diputuskan lembaga pendidikan lain , kemudian menerima keputusan lembaga
tersebut dan mematuhinya.
2) Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini
adalah jenis tingkatan yang paling umum, pada tingkatan ini masyarakat
hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk pendidikan anak.
3) Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada
jenis ini, masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik
sarana dan prasaranan pendidikan dengan menyumbangkan dana, barang atau
tenaga.
4) Peran serta dalam pelayanan. Masyarakat terlibat dalam kegiatan belajar
mengajar, misalnya membantu sekolah dalam bidang studi tertentu.
5) Peran serta sebagai pelaksana kegiatan yang didelegasikan/dilimpahkan.
Misalnya, sekolah meminta masyarakat untuk memberikan penyuluhan
pentingnya pendidikan, dll.
4. Pemerintah
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD
1945) mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia harus melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Dengan demikian, Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan
5
Omar Muhammad al-Toumy al – Syaibany. Falsafah Pendidikan Islam terjemah Hasan Langgulung, ( Jakarta :Bulan
Bintang ). Hal. 164
6
Eneng Mushlihah, Ilmu pendidikan Islam, ( Jakarta, Diadita, 2010 ), hal. 109

6
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara
Indonesia. Sistem pendidikan nasional dimaksud harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan, terutama bagi anak-anak, generasi
penerus keberlangsungan dan kejayaan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan
anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal
berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai
fasilitas pendukung pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di
perkotaan, sekolah yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak
ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-
sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung jawab menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah menanggung
segala sesuatu. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku baik yang
disengaja maupun tidak senagaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Umumnya tanggung jawab diartikan sebagai
keharusan untuk menanggung dan menjawab. Jadi penanggung jawab adalah suatu
keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku seseorang dalam
rangka menjawab persoalan.
Jenis lembaga pendidikan ada beberapa macam yaitu :
1) Lemabag pendidikan informal ( keluarga )
2) Lembaga pendidikan formal ( sekolah )
3) Lembaga pendidikan non formal (masyarakat)
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal
sebagaimana dikemukakan oleh Adams & Decǝy dalam Basic Principles of Student
Teaching antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur
lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor.
Masyarakat turut memikul tanggung jawab pendidikan. Secara sederhana
masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yan diikat oleh
kesatuan Negara. Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap
pendidikan anak, terutama para pemimpin atau penguasa yang ada didalamnya.Semua
anggota masyarakat memikul tanggul jawab, membina, memakmurkan, memperbaiki dan
mengajak kepada kebaikan.
Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan
anak-anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal
berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas
pendukung pendidikan lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah
yang rusak berat dan masih belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di
daerah-daerah terpencil di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja
kondisinya masih demikian, apalagi di pelosok Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikn Islam, Jakarta;PT. Logos Wacana Ilmu, 1999

Ashrahah Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta ; Pt. logos Wacana Ilmu, 1997

Mushlihah Eneng, Ilmu pendidikan Islam, Jakarta ; Diadita, 2010

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : kalam Mulia, 2015

Al – Syaibany al Toumy Omar Muhammad. Falsafah Pendidikan Islam terjemah Hasan


Langgulung, Jakarta :Bulan Bintang

Anda mungkin juga menyukai