Anda di halaman 1dari 14

KOMPONEN PENDIDIKAN PESERTA DIDIK

OLEH
JUJU JUHARIAH, S.Pd.I

PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADIS


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
Dalam undang-undang
Nomor 20 tahun 2003, Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat
dijelaskan bahwa pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik
peserta didik adalah atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga
masih memerlukan bimbingan dan dan arahan dalam membentuk
anggota masyarakat kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan
yang berusaha
mengembangkan
potensi diri melalui Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah
proses pembelajaran mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik
dan mental maupun fikiran.
yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah
setiap orang yang meluangkan waktunya untuk belajar kepada seorang
pendidik.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-Isro ayat
24 :

Anak kandung adalah


peserta didik dalam
keluarga, murid adalah
peserta didik di sekolah,
dan umat beragama
menjadi peserta didik
masyarakat sekitarnya,
dan umat beragama
menjadi peserta didik
ruhaniawan dalam suatu
agama Allah berfirman: “':... dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil". (QS. Al-Isra : 24)
Berdasarkan Firman Allah SWT diatas, Istilah
pendidik mengandung makna yang luas, yaitu:

meningkatkan
menghimpun
kemampuan memperbaiki
memberi semua
mendidik peserta didik dari memobilisasi sikap dan
bantuan kepada komponen-
peserta didik keadaan yang pertumbuhan tingkah laku
peserta didik komponen
agar kurang dewasa dan anak dariyang
untuk pendidikan yang
kemampuannya menjadi dewasa perkembangan tidak baik
mengembangka dapat
terus meningkat dalam pola pikir, anak menjadi lebih
n potensinya mengsukseskan
wawasan dan baik
pendidikan
sebagainya
Firman Allah Dalam Q.S At-Taubah Ayat 122
Ayat ini menggaris bawahi
pentingnya memperdalam
ilmu dan menyebarluaskan
informasi yang benar. Ia
tidak kurang penting dari
upaya mempertahankan
wilayah. Bahkan,
pertahanan wilayah
berkaitan erat dengan
kemampuan informasi serta
Allah berfirman:“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
kehandalan ilmu
medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
pengetahuan atau sumber
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
daya manusia.
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S At-
Taubah Ayat 122).’’
Sebagaimna hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari,
bersumber dari Mu’awiyah
Khatiban, dari Nabi SAW
Bersabda:

Artinya: ‘’ menceritakan kepada kami Said Ibn U’fair,berkata


Berdasarkan tinjauan hadis dapat dikemukakan Ibn Wahbi dan Yunus dan Ibn Sihab berkata humaid Ibn
bahwa Rasulullah saw, menjelaskan bahwa
ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Abdurrohman berkata Mu’awiyah Khatiban: Artinya, seseorang
Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita,
akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan
Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar,
ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan
kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang
pada akhirnya akan menghantarnya menuju dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan
kemuliaan dan kebaikan.
menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.’’(HR Bukhori).
Rasulullah saw. ketika dia lagi duduk (mengajar) di mesjid
sedangkan orang banyak (para sahabat) bersamanya (lagi belajar),
tiba-tiba datang tiga orang lalu yang dua orang mendatangi
Rasululullah saw. dan yang satu pergi. Abu waqid al-Laitsi berkata:
Asbabul Lalu kedua orang tersebut berdiri di hadapan Rasulullah saw; lalu
Wurudnya salah satu dari keduanya melihat ada sela (tempat yang bisa
ditempati) di dalam halqah lalu dia duduk di sana, dia yang satu
orang lagi lalu duduk di belakang mereka (jamaah). Adapun orang
yang ke tiga lalu dia membelakangi jamaah dan pergi. Ketika
Rasulullah saw. telah selesai (menyampaikan pengajarannya),
Rasulullah saw. bersabda: Ketahuilah, akan aku beritahukan kepada
kamu tentang tiga orang tersebut Adapun yang pertama, dia berusaha
(menuju ridha Allah) maka Allah meridhainya, adapun yang lain
(orang yang kedua) ia malu (kalau tidak mendapat ridha Allah) maka
Allah malu (kalau tidak memberikan rahmat) kepadanya; Dan adapun
orang yang ketiga, lalu ia berpaling maka Allah berpaling dari
padanya (murka kepadanya).
Sebagaimana hadits
berikutnya yang
diriwayatkan oleh Artinya:‘’ menceritakan kepada kami Humaid, ia berkata, menceritakan kepada
Bukhori bersumber
kami Sufyan, ia berkata, menceritakan kepadaku Ibn Abu Khalid atas selain yang kami
dari Abdullah Ibn
ceritakan olehnya Al Zuhriy, aku mendengar Ibn Qais Ibn Abu Hazim, ia berkata, aku
Mas’ud, Nabi SAW
bersabda: mendengar Abdullah Bin Mas’ud berkata, nabi SAW bersabda: tidak boleh iri hati kecuali
dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu di kuasakan
penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki di beri hikmah oleh Allah
dimana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya’’.(HR Bukhari).
Hadis di atas memberikan pemahaman bahwa sebagai peserta didik
hendaknya bersungguh-sungguh atau tekun dalam mencari ilmu baik ilmu
agama maupun ilmu pengetahuan. Peserta didik diserukan agar menjadi
ilmuwan atau orang yang pintar sebelum ia menikah atau menjadi
pemimpin. Peserta didik tidak diperbolehkan iri hati kepada orang lain
kecuali dalam dua hal yaitu ilmu dan kebaikan. Peserta didik diserukan
untuk berlomba-lomba belajar atau menuntut ilmu dalam suatu kebaikan.
Sebagai peserta didik apabila telah mendapatkan ilmu, maka hendaknya
ilmu tersebut dipergunakannya dengan baik dan diajarkannya kepada orang
lain.
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, bersumber dari Abu Hurairah ra:

Artinya: “Menceritakan kepada kami Adam dari Abi Zi’bin dari al Zuhry dari Abi Salmah
bin Abd al-Rahman dari Abi Hurairah ra., meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw.
bersabda “Setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua
orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan
binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?’’. (HR. Bukhari).
Asbabul Wurudnya
 munculnya hadis tentang fitrah dilatar belakangi dari peristiwa dalam suatu
peperangan antara pasukan orang musyrik dan pasukan Islam yang dipimpin
langsung oleh Rasulullah. ‘’kami berperang bersama Rasulullah Shallallahu „Alaihi
Wasallam, Kami memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus
saling berbunuhan sehingga merekapun membunuh anak-anak. Berita itu sampai
kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alahi Wasallam seraya berkata: “Bagaimana
keadaan kaum yang berkecamuknya peperangan sehingga mereka membunuh anak-
anak. Berkatalah seorang laki-laki:“Ya Rasulullah bukankah mereka adalah anak-
anak orang musyrik? Bersabda Rasulullah: “Bukankah bahwa yang terkemuka
diantara kamu sekarang ini adalah anak-anak dari orang musyrik, tiap-tiap orang
yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunya lah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Dari itu Rasulullah melarangnya, karena memang
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Potensi beragama tauhid yaitu Islam) bukan
jadi orang musyrik langsung. Ketika besar nanti atau setelah si anak sudah baligh
orangtuanyalah yang mempengaruhinya apakah menjadi Muslim atau beragama
lain.
Dari hadis di atas ada dua
hal yang dapat di pahami yaitu,
Konsep hadis tersebut sesuai dengan teori konvergensi pada
pertama: setiap manusia yang lahir
memiliki potensi, baik potensi perkembangan peserta didik, yang berpendapat bahwa setiap anak yang
beragama, potensi menjadi orang lahir, dalam perkembangannya di pengaruhi oleh keturunan dan
baik, potensi menjadi orang jahat lingkungan. Yaitu setiap anak yang lahir akan di pengaruhi oleh
dan potensi yang lainya. Kedua: keturunannya, contoh anak yang terlahir dari keluarga yang baik-baik
potensi tersebut dapat dipengaruhi
tentunya dia akan menjadi anak yang baik serta dipengaruhi oleh
oleh lingkungan terutama orang
lingkungannya. Hanya saja dalam konsep hadis di atas secara umum
tua karena merekalah yang
manusia lahir memiliki potensi yang sama.
pertama yang sangat berperan
dalam menjadikan anaknya
menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya
diperoleh dengan belajar .

Peserta didik diperbolehkan iri hati kepada orang lain yang


memiliki ilmu pengetahuan yang luas,
Peserta didik hendaknya selalu menghafal dan mengulangi
pelajarannya, sehingga betul-betul menguasai materi yang
Berdasarkan tinjauan telah disampaikan oleh pendidik.
hadits-hadits diatas dapat Peserta didik yang hadir menuntut ilmu tidak boleh kikir,
dikemukakan sebagai untuk menyampaikan ilmu kepada orang-orang yang tidak
berikut:
hadir.
Peserta didik hendaknya menuliskan, ilmu yang disampaikan
oleh pendidik, sehingga terjaga.
Peserta didik hendaknya menyadari bahwa dalam menuntut
ilmu tersebut, ia berada dalam ridho Allah SWT, dan
mempermudah baginya jalan menuju syurga.
Peserta didik hendaknya berniat untuk mengajarkan ilmu yang
diperolehnya untuk disebarkan dan diajarkan kepada orang lain agar
bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai