OLEH
JUJU JUHARIAH, S.Pd.I
meningkatkan
menghimpun
kemampuan memperbaiki
memberi semua
mendidik peserta didik dari memobilisasi sikap dan
bantuan kepada komponen-
peserta didik keadaan yang pertumbuhan tingkah laku
peserta didik komponen
agar kurang dewasa dan anak dariyang
untuk pendidikan yang
kemampuannya menjadi dewasa perkembangan tidak baik
mengembangka dapat
terus meningkat dalam pola pikir, anak menjadi lebih
n potensinya mengsukseskan
wawasan dan baik
pendidikan
sebagainya
Firman Allah Dalam Q.S At-Taubah Ayat 122
Ayat ini menggaris bawahi
pentingnya memperdalam
ilmu dan menyebarluaskan
informasi yang benar. Ia
tidak kurang penting dari
upaya mempertahankan
wilayah. Bahkan,
pertahanan wilayah
berkaitan erat dengan
kemampuan informasi serta
Allah berfirman:“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
kehandalan ilmu
medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
pengetahuan atau sumber
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
daya manusia.
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya (Q.S At-
Taubah Ayat 122).’’
Sebagaimna hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari,
bersumber dari Mu’awiyah
Khatiban, dari Nabi SAW
Bersabda:
Artinya: “Menceritakan kepada kami Adam dari Abi Zi’bin dari al Zuhry dari Abi Salmah
bin Abd al-Rahman dari Abi Hurairah ra., meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw.
bersabda “Setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua
orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan
binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?’’. (HR. Bukhari).
Asbabul Wurudnya
munculnya hadis tentang fitrah dilatar belakangi dari peristiwa dalam suatu
peperangan antara pasukan orang musyrik dan pasukan Islam yang dipimpin
langsung oleh Rasulullah. ‘’kami berperang bersama Rasulullah Shallallahu „Alaihi
Wasallam, Kami memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus
saling berbunuhan sehingga merekapun membunuh anak-anak. Berita itu sampai
kepada Nabi Muhammad Shallallahu „Alahi Wasallam seraya berkata: “Bagaimana
keadaan kaum yang berkecamuknya peperangan sehingga mereka membunuh anak-
anak. Berkatalah seorang laki-laki:“Ya Rasulullah bukankah mereka adalah anak-
anak orang musyrik? Bersabda Rasulullah: “Bukankah bahwa yang terkemuka
diantara kamu sekarang ini adalah anak-anak dari orang musyrik, tiap-tiap orang
yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, ayah dan ibunya lah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Dari itu Rasulullah melarangnya, karena memang
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (Potensi beragama tauhid yaitu Islam) bukan
jadi orang musyrik langsung. Ketika besar nanti atau setelah si anak sudah baligh
orangtuanyalah yang mempengaruhinya apakah menjadi Muslim atau beragama
lain.
Dari hadis di atas ada dua
hal yang dapat di pahami yaitu,
Konsep hadis tersebut sesuai dengan teori konvergensi pada
pertama: setiap manusia yang lahir
memiliki potensi, baik potensi perkembangan peserta didik, yang berpendapat bahwa setiap anak yang
beragama, potensi menjadi orang lahir, dalam perkembangannya di pengaruhi oleh keturunan dan
baik, potensi menjadi orang jahat lingkungan. Yaitu setiap anak yang lahir akan di pengaruhi oleh
dan potensi yang lainya. Kedua: keturunannya, contoh anak yang terlahir dari keluarga yang baik-baik
potensi tersebut dapat dipengaruhi
tentunya dia akan menjadi anak yang baik serta dipengaruhi oleh
oleh lingkungan terutama orang
lingkungannya. Hanya saja dalam konsep hadis di atas secara umum
tua karena merekalah yang
manusia lahir memiliki potensi yang sama.
pertama yang sangat berperan
dalam menjadikan anaknya
menjadi Yahudi, Nasrani atau
Majusi.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ilmu itu hanya
diperoleh dengan belajar .