Anda di halaman 1dari 6

Proposal Penelitian Hadits Tematik

Tingginya Pendidikan Seseorang Tidak Menjamin Akhlak Yang Baik

Oleh :
Hisyal Fatahillah 2103016106
A Miftah Khoirunilham 2103016107
M Auliya Elhakim 2103016144

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
A. Latar Belakang
Secara historis pengaruh kolonialisme harus diakui ikut mempengaruhi watak pendidikan
kita. Ini terutama terlihat dari segi pendidikan kita yang hanya mengutamakan prestasi material
dan keunggulan intelektual yang mendorong peserta didik hanyut dalam sikap hidup yang serba
materialistik dan individualistik. Ditambah lagi gaya hidup yang kebarat-baratan yang
dipengaruhi oleh globalisasi budaya sekarang ini dapat mengikis habis karakter pendidikan yang
berpegang teguh pada nilai-nilai budaya dan ajaran agama sendiri. 1
Menurut Mochtar Buchori, runtuhnya sistem pendidikan di Indonesia mulai terjadi pada
tahun 1963 ketika kebebasan berpikir dalam lembaga pendidikan sedikit demi sedikit digerogoti
oleh birokrasi pendidikan yang waktu itu mulai berwatak politis. Pada tahun 1978 dimana
birokrasi pendidikan menentukan segala-galanya dalam kehidupan pendidikan Indonesia. Sejak
saat itu guru dan petugas-petugas pendidikan lainnya merosot derajatnya, menjadi sekadar
pelaksana dari segala sesuatu yang telah diputuskan oleh birokrasi.2
Dalam Islam sebagaimana sudah dijelaskan, ada dua istilah yang menunjukan penekanan
mendasar pada aspek pembentukan akhlah dalam pemdidikan : yakni ta’dib dan tarbiyyah.
Ta’dib berarti usaha untuk menciptakan situasi yang mendukung dan mendorong anak didik
untuk berperilaku baik dan sopan sesuai dengan yang diharapkan. Sementara tarbiyyah yaitu
merawat potensi-potensi baik yang ada di dalam diri manusia agar tumbuh dan berkembang. Hal
ini berarti pendidikan Islam meyakini bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memilki bibit
potensi kebenaran dan kebaikan, dan proses pendidikan merupakan fasilitas agar peserta didik
tersebut menyadari dan menemukan potensi tersebut dalam dirinya dan lalu
mengembangkannya. 3
Dijelaskan didalam Hadits Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi Rasulullah SAW bersabda:

‫َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬


“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”  (HR. Abû
Dâwûd dan Tirmidzî).

1
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karakter Dalam Islam, (Jakarta, Direktorat
Pendidikan Madrasah, 2010), Hal.27.
2
, Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karakter Dalam Islam, (Jakarta, Direktorat
Pendidikan Madrasah, 2010), Hal.27.
3
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karakter Dalam Islam, (Jakarta, Direktorat
Pendidikan Madrasah, 2010),, Hal.43.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa generasi sekarang tinggi pendidikannya namun rendah akhlaknya?
2. Apakah Pendidikan di Sekolah berpengaruh terhadap akhlak seseorang ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mengapa generasi sekarang tinggi pendidikannya namun rendah
akhlaknya.
2. Untuk mengidentifikasi hubungan antara pendidikan disekolah dengan akhlak sesorang.

D. Metode Penelitian
Pada penulisan proposal ini, jenis metode penelitian yang digunakan penulis dalam
penyusunan proposal penelitian ini adalah kepustakaan, yaitu metode penelitian kepustakaan
yang bersifat deskriptif dengan bantuan berbagai sumber buku yang berupa jurnal, karya
ilmiah,skripsi dan lain sebagainya. Sumber-sumber yang dihasilkan oleh penelitian ini yang
digunakan penulis adalah menggunakan kitab kutubut tis’ah, sedangkan data-data sekunder yang
digunakan berupa buku-buku larya ilmiah, jurnal lainnya yang memiliki kajian dengan penelitian
ini.
Metode yang digunakan dalam penilitian kali ini menggunakan metode kualitatif, yang
bersifat normatif di mana bahan yang digunakan berasal dari literatur dan sumber perpustakaan
lainnya. Bahan referensi yang digunakan seperti buku, kitab, data, maupun jurnal dan bahan
bacaan lainnya. Metode yang kita gunakan bersifat dinamis, yang bisa saja adanya perubahan,
penambahan, dan pergantian. Metode ini bertujuan untuk menyelidiki, menemukan, dan
menggambarkan dan menjelskan objek ilmiah serta memhami fenomena yang terjadi.
Selain itu, Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu peneliti berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada, pendapat yang
sedang tumbuh, serta proses yang sedang berlansung.

E. Hadist Yang Diteliti


,‫ح ع َْن َأبِي ه َُر ْي َرةَ قَا َل‬ َ ‫اع ب ِْن َح ِك ٍيم ع َْن َأبِي‬
ٍ ِ‫صال‬ ِ َ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يَ ِزي َد َح َّدثَنَا َس ِعي ٌد َح َّدثَنِي ابْنُ َعجْ اَل نَ ع َِن ْالقَ ْعق‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا‬
َ ِ ‫ل هَّللا‬uُ ‫ال َرسُو‬
َ َ‫ق‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid, dia berkata: telah
menceritakan kepada kami Sa’id, dia berkata: telah menceritakan kepadaku Ibnu Aljan dari Al
Qa’qa bin Hakim dari Abu Shali dan Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya”(Ahmad –
10397)
Hadist tersebut merupakan hadist Riwayat Imam Ahamad bin Hambal No 10397 yang
diambil dari kutubut tis’ah.

F. Kerangka Teori
Pendidikan berasal dari kata didik yang diberi awalan Pe dan akhiran kan. Mengandung
arti (Perbuatan, hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa
yunani, yaitu Paedagogy yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah
diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan
paedagogos. Pendidikan diistilahkan To Educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih
intelektual.4
Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa indonesia pendidikan ialah Proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Sedangkan Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-
sifat yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan
diangan-angan lagi.5
Ibnu Maskawaih, mengatakan bahwa akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa yang
mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan

4
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu pendidikan, (Jogjakarta: ARRUZZ, 2006),hal.19
5
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997),hal.15.
pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua: ada yang berasal dari tabiat aslinya, adapula
yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang.
Setelah dijelaskan secara terpisah mengenai pengertian pendidikan dan pengertian
akhlak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai
dasardasar akhlak dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan
oleh anak sejak masa analisa sampai ia menjadi seorang mukallaf, seseorang yang telah siap
mengarungi lautan kehidupan. Ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan iman
kepada Allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah
diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon yang instingtif didalam menerima
setiap keutamaan dan kemuliaan, di samping terbiasa melakukan akhlak mulia.6

G. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami oleh pembaca, peneliti ini dibagi
menjadi empat bab pembahasan. Dan di setiap babnya terdiri dari sub bab yang menjadi bahasan
penjelas, yaitu:
Bab I Pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan latar belakang masalah, dimana menjelaskan
tentang mengapa sesorang yang tinggi pendidikannya cenderung rendah akhlaqnya. Selain itu
juga terdapat rumusan masalah yang terjadi dimasa kini dan tujuan mengapa proposal ini
dibentuk serta metode yang digunakan ketika proses penyusunan penulisan proposal penelitian
ini.
Bab II Rumusan masalah. Pada bab ini kami menentukan pokok permasalahan yang akan
dibahas dan mencari solusi untuk membantu menyelesaikannya.
Bab III Tujuan Penelitian. Pada bagian ini berisi tentang target yang akan dicapai dalam
penulisan proposal ini.
Bab IV Metode Penelitian Pada bab ini menjelaskan metode yang kami gunakan,
diantaranya metode pustakawaan, kualitatif, normatif, dan analisis.
Bab V Hadis yang di teliti. Pada bagian ini berisi bunyi hadis riwayat Imam Bukhari
tentang lingkungan pendidikan keluarga beserta penjelasan syarah hadis tersebut.
Bab VI Kerangka teori. Pada bagian ini menjelaskan tentang tema penulisan yaitu tentang
pendidikan dan akhlak.
6
Raharjo, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, (Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999),hal.63
Bab VII Sistematika Pembahasan. Pada bagian ini berisi pembahasan singkat perbab dari
kerangka proposal yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, Wawasan Pendidikan Karakter Dalam Islam, (Jakarta,
Direktorat Pendidikan Madrasah, 2010
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: ARRUZZ, 2006)
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997)
Raharjo, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, (Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999)

Anda mungkin juga menyukai