A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan
manusia.
Pendidikan
sebagai
salah
satu
Pernyataan
bahwa
ini
setidaknya
bagaimanapun
komunitas
manusia,
mengisyaratkan
sederhananya
suatu
memerlukan
adanya
dari
komunitas
tersebut
akan
pendidikan
secara
alami
sudah
lingkungan
masyarakat
primitif,
mereka.
Masyarakat
menghuni
wilayah
hutan,
suku
sesuai
yang
dengan
mereka.
Paling
tidak
secara
sebagainya.
Tujuan
utamanya
adalah
hidup
mandiri.
Dengan
demikian
generasi
mengisyaratkan
pentingnya
dan
definisi-definisi,
observasi
yang
hipotesistersusun
menjelaskan
saling
berhubungannya
sehingga
pemikiran
yang
menjadi
dapat
suatu
teruji
bentuk
kebenarannya
pendidikan.
pendidikan
merupakan
kehidupan.
Manusia
makhluk
sempurna
Sebagai
dasar
manusia,
pokok
diciptakan
yang
paling
dalam
sebagai
baik
dari
memperjelas
arti
pendidikan,
Pendidikan
adalah
suatu
proses,
baik
ilmu
dan
tegnologi,
bermacam-macam
maka
pandangan
adalah
suatu
proses
dan
penyusunan
kembali
pada
segi
perbuatan
dan
pengalaman.3
A. Muri Yusuf, 1986, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta,
Balai Aksara, hlm.21
3
A. Muri Yusuf, Ibid, hlm
2
harus
mampu
mengarahkan
kegiatan
Tuhan,
hidup
baik
yang
berhubungan
kegiatan
itu
bersifat
al- Syaebani,
pendidikan
Islam
ini
prosesnya
kegiatan
H.M.
Arifin,
selesai.
tujuan
Sedangkan
itu
bisa
menurut
menunjukkan
yang
tidak
dapat
dicapai
kecuali
jika
kita
simpulkan
bahwa
teori
Islam
sebagai
umat
yang
al-
sudah
tentu
dasar
pendidikan
mereka
merupakan
kitab
pendidikan
tinjau
kemampuan
dari
dasar
sudut
atau
pandang
Islam
pembawaan
yang
arti
etimologinya
kejadian.6
6
mengandung
arti
Kata
fitrah
beberapa
ayat
sering
kita
al-Quran,
jumpai
dalam
seperti
yang
selurus-lurusnya
(sesuai
dengan
meski
proses
pendidikan
sebagai
Berkatalah Nabi Nuh; Hai Tuhanku, janganlah
Engkau memberikan tempat kepada mereka,
maka mereka akan menyesatkan hamba-Mu
dan
mereka
tidak
akan
melahirkan
anak,
Ibid, hlm. 43
Apapun
alasannya
yang
jelas
Nuh
menegaskan
as.
dalam
bahwa
doanya
anak-anak
di
atas,
orang-orang
secara
garis
besar
cenderung
kata
lain
fitrah
tidak
hanya
paham,
behaviourisme,
diantaranya
empirisme,
dan
paham
paham
paham
behaviourisme,
belajar
sehingga
seolah-olah
lingkungan.
Mereka
ia
menjadi
membuktikan
jiwa
seseorang
tidak
netral
dalam
pengaruh
dari
lingkungan
eksternal
dan
empirisme
pendidikan,
berpendapat
eksternal
bahwa
termasuk
satu-satunya
ini
mempunyai
yaitu
paham
arti
yang
pengaruh
lingkungan
pendidikan
merupakan
pembentuk
dan
penentu
ini
tidak
hanya
mengandung
kecerdasan
dengan
semata
pengembangan
dalam
ilmu
kaitannya
pengetahuan,
paham
konvergensi
dalam
Ibid, hlm. 46
pendidikan
dan
latihan
berproses
dalam
fitrah,
manusia
telah
diberi
pengarahan
yang
mempengaruhinya
Ibid, hlm. 47
dalam
proses
untuk
yang
mengacu
kepada
hanya
berkomponen
pada
dua
kemampuan,
yaitu
mengembangkan
potensi
sifat-sifat
yang
Tuhan
dan
sifat-sifat
merupakan
dasar
potensi
tersebut
manusia
yang
fitrah, tidak
terdapat komponen
pendidikan.
Kemampuan
untuk
pengaruh
lingkungan
pengaruh
pendidikan.
sekitar,
termasuk
Komponen-komponen
Hereditas
atau
keturunan
merupakan
demikian
dalam
salah
satu
Ibid, hlm. 51
tidak
terpengaruh
sama
sekali
oleh
kepada
Allah,
tergerak
pikirannya
penyempurnaan.
Karena
pada
bahwa
jiwa
manusia
itu
saat
hidupnya,
dan
menentukan
pengalamanlah
yang
seseorang.13
keadaan
individu
yang
memerlukan
suatu
pendidikan.
Ketika kami melihat dan menelaah dari apa
yang di uraian pembahasan tentang teori fitrah
sampai akhir, dalam hal ini terkait dengan
pendidikan
Islam
cenderung
dan
(al-Quran)
terfokus
kami
pada
dalam
pendidikan
lebih
paham
arti yang
yang
di
dalamnya
membutuhkan
proses
pendidikan
benar
dan
sehat
merupakan
yang
dianugerahkan
Allah
kepadanya.
2. Dalam fitrah yang diimplementasikan pada
pendidikan
diantaranya,
terdapat
beberapa
nativisme,
paham
behaviourisme,
berbicara
mengenai
pendidikan
bahwa
para
ilmuwan
telah
memberi
pemahaman
terhadap
tingkah
pribadi,
laku
individu
masyarakat
pada
dan
alam
asasi serta
sebagai profesi-profesi
Abdurrahman
bahwa
al-Bani
pendidikan
islam
dalam
pembahasan
tentang
dengan
ayat-ayat
Al-
Quran. Di dalam Al-Quran banyak sekali ayatayat yang berkaitan dengan pendidikan versi
Nabi, yaitu diantaranya mengenai amar makruf
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan
Islam.(Bandung: Trigenda Karya)
15
Ibid: 136.
14
golongan
yang
mengajak
kepada
ayat
ini
terdapat
dua
kata
oleh
masyarakat.
Perbuatan
yang
yang
dibenci,
yang
ditolak
oleh
dikerjakan
oleh
manusia
yang
berakal.
Agama datang dan menuntun manusia
memperkenalkan mana yang maruf dan mana
yang mungkar. Oleh sebab itu, maka yang
namanya maruf dan mungkar tidak terpisah
dari pendapat ini. Kalau ada perbuatan maruf
masyarakat
umumnya
menyetujuinya
serta
mungkar,
menolak,
menyukainya.
tinggi
Sebab
kecerdasan
seluruh
masyarakat
membenci
itulah,
agama,
dan
maka
tidak
semakin
orang
akan
keras
menggerakan
perkara
yang
maruf
dan
orang
kepada
menjauhi
yang
SAW.
Juga
pernah
mengajari
dakwahnya,
Nabi
SAW.
ajaran
islam,
dan
juga
terkadang
Nabi
SAW.juga
berdakwah
dalam
dakwahnya
juga
mengajarkan
sekaligus
dalam
berbuat
kebaikan.
Dalam
bersabda
utamanya
jihat
yang
artinya:
(prjuangan)
Paling
ialah
kalimat
dilahirkan
untuk
manusia,
menyuruh
Ibid.:40
keadaan
mendapatkan
khitab
orang-orang
ayat
ini
pada
yang
masa
beliau
sewaktu
Al-
hati
mereka
dirukunkan,.mereka
maruf
dan
mencegah
perasaan
mereka,sehingga
bisa
untuk
nahi
selalu
munkar,
mengerjakan
kebanyakan
amar
mereka
keadaan
tetap
dalam
umat
Muhammad
keadaan
SAW.
baik.sekalipun
itupun
karena
disebabkan
oleh
Abdul
Malik
bin
Marwah,
tatkala
Ibid. :50.
membebaskannya
dari
kejelekan
yang
umat
islam
lebih
utama
di
merupakan
besar.20
20
Ibid.: 52
kemarufan
yang
paling
umatnya
untuk
hidup
penuh
Selalu
pengajaran
memberi
kepada
pengarahan
umatnya
agar
dan
di
Nabi
SAW.
Diantaranya
terdapat
orang-orang
yang
bertawakkal
Nya.(Q.S. al-Imron :159)
kepada-
telah
kenyataan.
tumbuh
Dan
dengan
sebagai
suatu
sendirinya
Rosul
sekaligus
menjadi
panglima
pula
telah
beliau
tegaskan
mengenai
urusan
agama,
yaitu
kepadanya.
perang,
HAMKA.Op.cit:166.
Tetapi
urusan
menjalankan
duniawi,
ekonomi,
bertani
manusia,
dan
hubungan-hubungan
maka
kata
beliau
dengan
hendaklah
maslahah
mafsadahnya.dalam
bersama,
Nabi
dan
menggapai
SAW.
Memang
persoalan
sekali-kali
menjadi
cara
Nabi
SAW.
Dalam
bermusyawarah
tersebut
segala
di
ajarkan
beliau
kepada
umatnya
maruf
nahi
munkar.
beliau
dengan
dakwahnya
beliau
perlunya
jalan
dakwah.dalam
menekankan
melaksanakan
amar
tentang
maruf
nahi
kesadaran
yang
utuh
tentang
pro-kontra
dikalangan
akan
terselesaikan
dengan
baik,
pandangan
dalam
menghadapi
SAW.
Memerintahkan
untuk
selalu
mesti
selalu
ada
syura,
dari
pada
satu
lorong
ditengah
kota,
dapat
dikatakan
bahwa
betapa
menciptakan
manusia
dengan
dengan
mencapai
cara
tujuan
belajar
akhir
agar
pendidikan,
mampu
yaitu
pendidikan
mempunyai
Islam,
tanggung
jawab
pendidik
yang
mengantarkan
(value
Pendidik
kimah)
pada
peserta
didik.
peserta
didiknya
dalam
rangka
dimiliki
peserta
menyeimbangkan
dan
berbagai
kehidupan.
aspek
didik
menyetarakan
Jadi,
yaitu
dalam
sebagai
yang asli
23
3. Syarah Dalil
Ayat
seorang
di
atas
pendidik
merupakan
yang
gambaran
dilakukan
oleh
hebat
perbuatannya.
Dia
baik
ilmu
mengetahui
ataupun
dan
juga
beramal .
Hal
ini
juga
merupakan
terhadap
orang-orang
perkataan
mereka.
bantahan
musyrik
bahkan
mengenai
apa
yang
orang
dahulu
yang
dia
bahwa
Nabi
samping
itu,
Jibril
adalah
terpercaya
syarat
kepercayaan
orang
hafalan
maupun
amanahnya
menggambarkan
pikiran
dan
tentang
betapa
betapa
nyata
kuat
pengaruh-
kemampuan
yang
bisa
yang
handal
dalam
semua
bidang
mampu
memberikan
yang
terbaik
dalam
sebuah pendidikan.
C. Pengertian Pendidik
Secara etimologi pendidik disebut dengan
murobbi,
muallim,
muaddib.
Kata
murobbi
fail
dari
kata
allama,
yuallimu
addaba,
yuaddibu
seperti
sabda
di
orientasinya
jumpai
lebih
dalam
kalimat
mengarah
yang
pada
Op. Cit.
tentunya
berusaha
memberikan
pelayanan
istilah
dipakai
muallim
dalam
pada
membicarakan
pemindahan
ilmu
pengetahuan,
dari
Ibid, hlm. 78
bahwa
istilah
talim
cocok
untuk
untuk
mengistilahkan
pendidikan,
pendidikan
Islam,
dibandingkan
dalam
arti
bahwa
setiap
orang
kepada
kehidupan
sehingga
terangkat
derajat
yang
baik
manusianya
adalah
orang
yang
dengan
29
27
28
29
Ibid, hlm. 79
Op. Cit
Op. Cit
individu
yang
akan
memenuhi
30
negara
kita
Indonesia
biasanya
kerjanya
mengajar
atau
memberikan
Op. Cit
Op. Cit
harus
mempunyai
kemampuan
yang
tinggi
mampu
mencetak
kader-kader
yang
proses
belajar
mengajar
tanggung
pendidikan,
jawab
diantara
dalam
tugas
lingkungan
yang
harus
di
hukum-hukum
Allah,
guna
untuk
dan akhirat
dengan
membentuk
menanamkan
kepribadian
yang
atau
berjiwa
tauhid,
kreatif,
seorang
utama
pendidik
yaitu
memiliki
untuk
tugas
yang
menyempurnakan,
pendidik
yaitu
bertugas
untuk
telah
disusun
dan
penilai
setelah
pendidik
yang
mengarahkan
itu
sebagai
pemimpin
yang
didik,
menyangkut
pengawasan,
dan
upaya
masyarakat
yang
pengarahan,
pengorganisasian,
tanggung
jawab
dalam
proses
syariatNya,
beramal
shaleh,
mendidik
dan
diri
mendidik
tabah
beribadah
dalam
kepada
menghadapi
Allah
serta
kesusahan
menegakkan
guru
merupakan
dalam
peranan
proses
yang
penting,
peranan
guru
itu
belum
dapat
internet
maupun
computer
yang
gambaran
betapa
Ibid. hal. 74
menyatakan
bahwa
peran
guru
yaitu
dengan
mengkaji
dan
pengertian
bahwa
pada
diri
bila
ia
sendiri
tidak
memperhatikan
Allah
Swt
dirinya sendiri.
Di
bahwa
samping
tugas
itu
pokok
berfirman
Rasulullah
adalah
serta
mengembangkan
mensucikan
dan
mereka
membersihkan
yakni
jiwa
mereka.
Artinya: Ya Allah wahai Tuhan kami
utuslah untuk mereka seorang Rasul dari
kalangan mereka, yang akan membacakan
kepada
mereka
ayat-ayat
engkau,
dan
mengjarkan kepada mereka al-kitab dan alhikmah
serta
mensucikan
mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi
Bijaksana. (QS.al-baqarah: 129)
Ayat ini menerangkan bahwa, seorang
pendidik
yang
agung
beliau
tidak
hanya
juga
mengemban
tugas
untuk
memelihara
didiknya
sebagaimana
yang
telah
mereka
yakni
mengembangkan
bagaimana
mampu
mengarahkan
dan
pensucian.
Guru
hendaklah
agar tetap
pengajaran.
Guru
hendaknya
dalam
tingkah
laku
dan
kehidupannya.
Melihat dari peran dan tugas seorang
pendidik
dapat
kami
simpulkan
bahwa
ditinjau
dari
tujuan
yaitu
untuk
penanaman
kepribadian
yang
atau
berjiwa
membentuk
tauhid,
kreatif,
kamil,
seorang
pendidik
bukan
hanya
bisa
pendidik
adalah
seorang
yang
proses
pembelajaran
peserta
didik,
bagi
seorang
pendidik
harus
criteria yang
mengarahkan
memiliki
intelektual
peserta
tinggi
didik
agar
serta
mampu
mengemban
manusia
untuk
tugas
tunduk
yaitu
dan
mengajak
patuh
kepada
menilai
setelah
Sedangkan
program
tanggung
itu
jawab
dilaksanakan.
pendidik
yaitu
menjalankan
syariat-syariat-Nya,
yang
individu
yang
sedang
tumbuh
dan
Dalam
lingkungan
pendidikan
anak
lingkunagn
keluarga,
masyarakat
dan
sebagainya
Dalam pembahasan makalah ini kami
menitik beratkan kepada peserta didik sebagai
objek dalam pendidikan, yang oleh karenanya
peserta
didik
itu
harus
mempunyai
tanggungungjawab
yang
harus
B. Pembahasan
1. Ayat tentang Peserta Didik
Surat at- Tahrim: 6
jahannam
meninggalkan
maksiat;
kayu bakar;
berhala-berhala yang di sembah;
belas orang;
mereka
di
mintai
belas
kasihan;
kuat badan
35
berpuasa)
dan
juga
tertuju
masing-masing
perintahnya.
Dan
hendaklah
kamu
qu
anfusakum
yang
berarti
buatlah
untuk
menjaganya,
dan
menjadi
yaitu
taming
dengan
cara
dari
peserta
membimbing,
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu alMunzir, al-Hakim, dan dari Ali r.a. ketika
menjelaskan ayat ini yaitu bermaksud untuk
memberikan
pendidikan
atau
pengetahuan
terhadap keluarga
38
pendidik
dan
peserta
didik,
dalam
pendidikan
lingkungan baik
tentunya
mempunyai
adanya
fase
dalam
pendidikan
atau
tahapan-tahapan
dan
juga
memiliki
Karakteristik
Peserta
Didik
Dalam
Pendidikan
Dalam proses belajar mengajar harus
sepadan dalam memahami peserta didik baik
sebagai sabjek atau objek pendidikan, tentunya
dalam proses pendidikan ini banyak hal yang
harus
dipahami
dalam
krakteristik
peserta
didik di antaranya:39
Abdul Majid, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta, PT Kencana,
2006), Hal, 104
39
dengan
orang
dewasa.
Orang
sehingga
peserta
didik
kehilangan dunianya.
Kedua, peserta didik memiliki kebutuhan
dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu
semaksimal mungkin.
Ketiga, peserta didik memiliki perbedaan
antara individu dengan individu yang lain, baik
perbedaan yang disebabkan dari factor indogen
(fitrah) maupun eksogen (lingkungan) yang
meliputi segi jasmani, intelegensi, social, bakat,
minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Keempat,
Peserta
didik
merupakan
sistem
manusia.
manusia,
peserta
Sesuai
dengan
didik
sebagai
serta
tempo
dan
iramanya.
pendidikan
pola
dan
itu
dapat
tempo
disesuaikan
serta
irama
pada
dasarnya
neonatus,
yaitu
dimulai
kelahiran
ini
pembinaan,
peserta
pelatihan
didik
diperlukan
bimbingan
dan
minat
peserta
didik
sebagaimana
menciptakan
manusia
menurut
fitrah
itu.tidak da perubahan pada fitrah Allah.
(itulah)
agama
yang
lurus;
tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuai.
3) Tahap pembetukan watak dan pendidikan
agama (usia 12-20) fase ini lazimnya disebut
fase tamyiz, yaitu fase dimana anak mulai
mampu membedakan antara yang baik dan
yang buruk, yang benar dan yang salah.
4) Tahap pematangan (usia 20-30) pada tahap
ini anak telah belajar menjadi dewasa, yaitu
dewasa dalam arti sepenuhnya mencakup
kedewasan biologis, social, psikologis dan
kebiasaan relegius. Juga pada fase ini anak
didik
sudah
bertindak,
mengambil
punya
kematangan
dalam
keputusan
untuk
mengambil
kehidupan
masa
depannya
sendiri.
5) Tahap kebijaksanaan (usia 30-meninggal)
menjelang
disebut
meninggal
fase
ini
lazimnya
syuyukh (tua).
proses
pembelajaran
baik
secara
dipenuhi
oleh
kewajiban yang
peserta
didik
di
antaranaya:
a) Belajar
dengan
niat
taqarrub
Ilallah
rendah
hati
dengan
cara
itu
termasuk juga
pada
pendidikannya,
sebelum
memasuki
ilmu
Allah
duniawi
Abd
al-Amir
Syams
al-Din
kuat
untuk
sukses,
zuhud
(tidak
didik
harus
patuh
dan
tunduk
di
lingkungan
keluarga
maupun
sekolah.
c) Peserta
didik
hendaknya
senantiasa
pemaparan
di
atas
dapat
didik
peserta
didik
dalam
proses
belajar
Dalam
beberapa
ayat
al-Quran
yang
dapat
kita
menerangkan
temui
tentang
berkembang
seiring
berkembangnya
pendidikan
memudahkan
menyampaikan
tersebut
para
informasi
adalah
pendidik
untuk
(ketika
keilmuannya)
dan
peserta
didik
(ketika
menerima
informasi
karena
itu,
mereka
harus
memiliki
Abdurrahman
an-Nahlawi
secara
ialah
menyerupakan
sesuatu
kebaikan
dan
keburukan
dari
sesuatu
tersebut
telah
diketahui
secara
umum.
Adapun
amtsal
salah
ini
satu
adalah
tujuan
untuk
dari
metode
mempermudah
sangat
penting
kehidupan
dan
bagi
proses
tingkah
laku
gurunya
untuk
Allah
mangutus
Nabi
implikasi edukatif
dengan
pengalaman
metode
pembiasaan
diharapkan
dapat
yang
sukses
dalam
perbuatan
dan
pekerjaannya.
6. Metode Ibrah dan Mauizah
Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang
menyampaikan
manusia
kepada
intisari
menggunakan
nalar
yang
Mauizah
yaitu
nasehat
yang
dan
membuat
suatu
maslahat,
senang
terhadap
kenikmatan
atau
dengan
mauizah).
Targhib
dan
Salah
satu
contohnya
yakni
pada
kepada
berdiskusi,
peserta
yang
mana
didiknya
diskusi
untuk
juga
bisa
menggunakan
pembelajaran.
Metode
ini
metode
Semisal
menjadi
klasik
metode
pilihan
yang
dalam
Sorogan.
sangat
untuk
keilmuannya tentang
lebih
meningkatkan
D. Penutup
Tujuan
khusus
dari
metode-metode
Allah,
rasa
nikmatnya
beribadah
karena
itu,
al-Quran
mencoba
hasil
belajar
dalam
dunia
yang
metode-metode
sangat
pendidikan
menyentuh
al-
perasaan
melewati
akal
semata,
melainkan
dan
melakukan
membantu
pikiran
terobosan
terhadap
manusia
batas
Al-Quran
menunjukkan
bahwa
materi
manusia
kepada
Allah
serta
manusia
mengungkap
untuk
keajaiban
menyelidiki
dan
dan
keghaibannya.
melimpah
hidupnya, jadi
ruah
untuk
al-Quran
kesejahteraan
membawa
kepada
dilakukan
yaitu:
oleh
mengadakan
ilmu
observasi,
demikian
ilmu
pengetahuan
menunjukkan
kepada
realitas
kedamaian
dan
ketentraman
berada
dalam
kekosongan.
mengeruk
sepenuhnya
pencipta.
memiliki
Tetapi
kedamaian
mereka
jiwa
dan
tidak
akan
kebahaigaan
akan
memberikan
kepuasan
mental
hidup
yang
rendah,
seperti
hidup
itu,
dia
makan,
minum
dan
B. Pembahasan
Semua
ayat
al-Quran
itu
diturunkan
pikiran
manusia,
dan
al-Quran
itu
hamba
Allah,
hendaklah
kita
tetang
Hukum-hukum
kekuasaan
alam
kebiasaan-kebiasaan
yang
pada
Allah
SWT.
melahirkan
hakikatnya
tersebut
kembali
ditegaskan
karena
sesungguhnya
dalam
Studi
sebenarnya
pada
dapat
semua
ilmu
pengetahuan
menghidupkan
kembali
metode
al-Quran
untk
mengunkap
orang
yang
beriman
tidak
ada
dan
melengkapinya.
Ilmu
mengamati
apa
yang
ada
di
perempuan
yang
terus
menerus
hanyalah
kerendahan
dan
sambil
berdiri
atau
duduk
dan
berbaring.
Dan
mereka
memikirkan
tentang
pengenalan
Allah
dilakukan
dengan
pengenalan
alam
lebih
qalbu,
raya
banyak
sedangkan
didasarkan
pada
memikirkan
pelajaran.
Akan
fenomena
tetapi
alam
mereka
sebagai
memiliki
Mendapatkan
dan
Memanfaatkan
Ilmu Pengetahuan
Di dalam konsep Islam manusia dituntut
untuk
mencari ilmu
ukuran
kemanfaatan
terletak
akhir,
maka
mencapai
ilmu
dalam
mengenai
kebenaran-kebenaran
melalui
yang
dilakukan
oleh
pada
setiap
generasi
adalah
yang
Islam
suatu
adalah
ilmu
pengetahuan
sebanding
dengan
atau
mendekatkan
tidak
rinci,
ilmu
bermanfaat
kepada
poengatahuan
adalah
kebenaran
menjauhkannya,
apabila
Allah
membantu
dan
umat
bagi
sesama,
dan
menyelesaikan
persoalan umat.
Sebelum apa yang telah tercantum di
atas, ada sutu system utama, bagaimana kita
mendapatkan ilmu pengetahuan, dengan dan
ilmu pengetahuan yang merupakan urgensi
bagi kehidupan manusia dalam berbangsa dan
dengan
demikian,
manusia
dari
segala
yang
ada
melalui
media
yang
bias
dijadikan
sebagai
perubahan.
makhluk
Pertama
yang
dimana
mengenai
manusia/anak
berbagai
media
itulah,
peran
ilmu
pengetahuan
dalam
baru
disekitar
kita.
Karena
merupakan
sumber
ilmu
dari
itu,
tanpa
disadari
ilmu
kebenarannya
oleh
siapa
saja,
sekalipun
kemajuan
akan
ilmu
menghadapi
pengetauan
tantangan
yang
semakin
canggih.
Bahkan
kata
pertama
dalam
wahyu
danmemniming
umatnua.
Sehnga
unr,
dan
hidayah,
keadilah
dan
peran
yang
pada
hakikatnya
demikian
bacaan
siapapun
tergantung
dua
jangan
20
boleh
optimis
dari
penilaian
menunggu
tahun
kemudian
atau
pesimis,
tentang
bacaan
kegairahan
kandungannya.
Maka
umat
kita
memperlajari
wajar
optimis,
karena
kita
sepenuhnya
yakin
bahwa
baca
dan
hayati
mendorong
dari
penelitian
Harvard
metode
bertahap
pengajaran
dengan
sajian
al-Quran
dan
secara
materi
yang
yang
sempurna.
Merupakan
satu
artinya
dan
menulis
aksaranya,
yang
diperolehnya.
Bukan
saja
bacaan
yang
serupa
al-Quran
yang
pemilihan
kosa
katanya,
tetapi
juga
yang
dituangkan
ditimbulkannya,
dalam
jutaan
jilid
semuanya
buku.
Yang
Karena
pembuktian
ilmiah
tentang
bila
unsur-unsur
percampuran
adalah
dan
ilmiah,
persenyawaan
mana
mungkin
sumber
Karena
dari
adanya
segala
ilmu
macam
jenis
al-Quran.
Dan
al-Quran
juga
telah
dalam
mempelajari
diperlukan
adanya
ilmu
proses
ilmu
pengetahuan.
Segala
macam
berkaitan
dengan
pendidikan
telah
terdapat penyelesaiannya dalam al-Quran. AlQuran selain sebagai kitab petunjuk, ia juga
umat
Islam.
Oleh
karena
itu,
nilai-nilai
ajaran
syariat
Islam
yang
dibutuhkan
dalam
mewujudkan
telah
digambarkan
dalam
al-Quran
dan
merealisasikan
nilai-nilai
implikasi
dinamika
sosial
pendidikan
masyarakat,
Qurani
yaitu
dalam
sebagai
dan
berperadaban.
Oleh
karena
hal
Muhammad
saw
yang
berisikan
yang hidup
di
masa
turunnya
dari
itu,
untuk
mengantisipasi
rasa
keagaman
dipertahankan
sambil
yang
kokoh
tetap
mengungkapkannya
alternatif
ini,
menuntut
amat
mendasar
di
tengah-tengah
masyarakat.
Sebagaimana
diimpikan
oleh
banyak
semula
menegaskan
bahwa
perlunya
amal.
Banyak
ayat
Al-Quran
yang
amal
shalih,
mengisyaratkan
bahwa
hati,
membuahkan
hanya
akan
bermakna
perbuatan-perbuatan
bila
lahiriyah
manusia,
terutama
berbuat
baik
terhadap sesama masyarakat. Dalam artian alQuran senantiasa menganjurkan untuk selalu
bersikap dan bertingkah laku yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat.7
2. Pengertian Masyarakat
Di dalam Al-Mufradat fi Gharib Al-Quran
sebagaimana yang ditulis oleh D.r.H.Abuddin
Nata
7
38-41.
dalam
bukunya
Tafsir
Ayat-Ayat
yang di
D.r.H.Abuddin
mengemukakan
bahwa
Nata
masyarakat
sendiri
adalah
kumpulan
berhubungan
dan
manusia
yang
memiliki
saling
nilai-nilai
dan
kokoh
menghadapi
dan
ingin
berbagai
bertahan
tantangan,
dalam
adalah
masyarakat yang berpegang teguh pada nilainilai moral dan akhlak yang baik dan mulia.
Yaitu masyarakat yang antara satu dan lainnya
tidak saling menyakiti, mendzalimi, merugikan,
mencurigai, mengejek dan sebagainya.9
8
9
Al-Quran
sebagai
suatu
kitab
yang
menghendaki
agar
hubungan
Ibid., hlm.238.
beriman)
untuk
saling
berburuk
sangka,
membicarakan
keburukan
orang
lain
karena
hal
tersebut
dapat
menghindari
dugaan
dan
larangan
al-Quran
berburuk
sangka,
selanjutnya
adalah
yang
melakukan
tersembunyi.
Tajassus
Karena
dapat
upaya
menimbulkan
(dugaan
Walaupun
pada
yang
tidak
kenyataannya
dibenarkan).
dugaan
dan
disenangi
oleh
yang
bersangkutan.
Thabathabai
(ulama
sebagaimana
Shihab
yang
dalam
beraliran
dikutip
bukunya
Syiah),
oleh.M.Quraish
Tafsir
Al-Mishbah,
dari
masyarakat
satu
demi
satu
dapat
yang
mengenal
lainnya
sebagai
anggota
seorang
menarik
mengambil
dan
memberi
gilirannya
dapat
membentuk
kemasyarakatan.
hukum-
Al-Quran
sarat
hukum
terjadinya
perubahan
yang
dengan
dua
pelaku.
Pertama,
manusia
itu
sendiri.
Perubahan
yang
antara
satu
masyarakat
atau
Siapapun
yang
mengabaikan
(hukum-
Tuhan Yang
Maha
Esa
dan tidak
suatu
masyarakat
yang
memiliki
(QS.
Al-Maun(107):
1-7),
yang
Shihab
dalam
bukunya
yang
melihat
(QS.Al-Anam(6):
50)
sosial-kemasyarakatan
dengan
moderat.
Orang
yang
berilmu
adalah
perintah
al-Quran
terhadap
berilmu
pengetahuan,
seseorang
itu
mau menuntut
memberikan
motivasi
untuk
dalam
memahami
al-Quran,
agar
17
18
dan
anjuran-anjuran,
serta
Sehingga
pada
akhirnya
generasi
tersebut
dapat
memanfaatkan
diri
dengan
dan
hukum-hukum
sejarah dan masyarakat, yang keduanya (nilainilai dan hukum masyarakat) dijelaskan secara
gamblang dalam Al-Quran.
Kemudian untuk mengetahui nilai-nilai
dan
hukum-hukum
masyarakat
yang
terkandung
di
dalam
Al-Quran
tersebut
kandungan
al-Quran.
Karena
hanya
memahami,
mengamalkan
nilai-nilai
menghayati
dan
ajaran
dan
agama
telah
di
ajarkan
oleh
Allah
melalui
Rasulnya.
Oleh
karena
hal
tersebut,
maka
diberikannya
pendidikan
Qurani,
manusia,
baik
ketika
di
dunia
didik
mengamalkan
tersebut
nilai-nilai
akan
dapat
Qurani
yang
dengan
pendidikan
Qurani-lah
akan
melahirkan
dapat
mewujudkan
generasi-generasi
penerus
dan
yang
sesuai dengan yang telah di gambarkan oleh AlQuran dan sesuai dengan yang diharapkan
oleh kebanyakan manusia. Inilah letak tujuan
akhir dari adanya proses pendidikan.
E. Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas, dapat kami
ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendidikan Qurani merupakan pendidikan
yang di dalamnya diajarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam al-Quran (baik berupa
nilai akidah, moral, akhlaq, muamalah dan
sesuai
dengan
nilai-nilai
tersebut.
2. Di dalam al-Quran banyak terdapat ayatayat
yang
menjelaskan
tentang
prinsip,
pedoman
atau
patokan
dalam
Al-Quran
adalah
hukum
tentang
sesuai
dengan
nilai-nilai
dan
ajaran al-Quran, sesuai dengan peran alQuran, ialah sebagai cahaya atau petunjuk
bagi
manusia
dan
juga
sebagai
kitab
komponen
dan
tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasyimi,
Abdul
Hamid.
Mendidik
Rasulullah. Jakarta: Pustaka Azzam. 2001.
Ala
Al-Maraghi,
Musthafa.
Tafsir
Al-Magharawi.
Semarang: CV. Toha Putra Semarang, 1986.
Anwar, Abu, Ulumul Quran, Pekan Baru : Amzah,
2002
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis
dan
Praktis
Berdasarkan
Pendekatan
Interdisipliner, Jakarta, PT. Bumi Aksara. 2003,
Islam,
Baiquni,
Achmad,
Al-Quran
dan
Ilmu
Pengetahuan Kealaman, Jakarta : PT. Dana Bhakti
Prima Yasa, 1996
HAMKA. Tafsir Al-Azahar. Jakarta: Pustaka Panji
Mas, 1984.
Irawan, Suciati Prasetya, Teori Belajar dan
Motivasi, Jakarta, PAU-PPAI,Universitas Terbuka.
2001.
Majid, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT.
Kencana 2006,
Muhaimin dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan
Islam. Bandung: Trigenda Karya, 1993.
Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Nawawi, Rifat Syauqi, Pengantar Ilmu Tafsir,
Ciputat : PT. Bulan Bintang, 1985.
Raharjo, Dawam. Ensklopedi Al-Quran (cet.ke-II).
Paramadina: Jakarta Selatan. 2002.
Rahman,
Afzalur.
Al-Quran
Sumber
Ilmu
Pengetahuan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT
Kalam Mulia, 2006,
Al-Quran.
Ilmu
Pendidikan,
Zainuddin dkk, Seluk Bebeluk Pendidikan AlGhazali, Jakarta: Bumi Aksara, 1991,
DAFTAR ISI
Teori Pendidikan dalam al-Quran
1
Pendidikan Profetis menurut al-Quran
17
Pendidik dalam al-Quran
28
Peserta Didik dalam al-Quran
44
65
95
DIKTAT
TAFSIR TARBAWI
OLEH:
A. RAFIQ ZAINUL MUNIM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2008