Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya suatu keseluruhan yang tersusun dari
banyak bagian (whole compounded of several parts). Diantara bagian-bagian itu terdapat hubungan
yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip
pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “suatu sitem adalah suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpanduan hal-hal atau
bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks.” Sedangkan Campbel
menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari
komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya. Berkaitan dengan fungsi
komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju kearah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan merupakan dasar manusia untuk memulai hidup, sehingga menjadi komitmen bersama
bahwa pendidijan sangat menpunyai peran yang luhur dan agung. Pendidikan juga merupakan proses
untuk mendewasakan manusia atau kata lain pendidikan merupakan untuk “memanusiakan manusia”.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara normal dan sempurna sehingga
dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Sistem pendidikan adalah suatu keseluruhan yang
terpadu dari semua kesatuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan. Faktor atau unsur yang disistematiskan adalah proses
kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pendidikan islam sebagai suatu system?

2. Bagaimana prinsip pendidikan islam?

3. Apa perbedaan pendidikan islam dengan non islam?

4. Bagaimana system pendidikan Nasional?


1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan islam sebagai suatu system

2. Untuk mengetahui prinsip pendidikan islam

3. Untuk mengetahui bagaimana perbedaan pendidikan islan dengan non islam

4. Untuk mengetahui system pendidikan Nasional

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SEBUAH SYSTEM

A. Reorientasi Kerangka Dasar Filosofis dan Teoritis

Pendidikan hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan
penentu umat islam dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban
umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan
generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, telah sangat tertinggal
baik kualitas kehidupan maupun proses-proses pemberdayaan. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan,
bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan
ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut.

B. Strategi Pendidikan Islam

Ada pun langakah-langkah atau strategin pendidikan islam adalah :

1. Strategi jangka panjang, upaya untuk membangun lembaga pendidikan islam yang memadai secara
akademik dan finansial melalui kebijakan restrukturisasi dan rekapitulasi yang berkesinambungan.
Mencakup antara lain : menciptakan sistem manajemen mutu secara menyeluruh, melakukan review
kurikulum secara periodik, melakukan perekayasaan dan kontinuitas internalisasi nilai-nilai sekolah dan
masyarakat.
2. Strategi jangka menengah, upaya untuk memantapkan infrastuktur melalui kebijakan rekapitulasi
terhadap komponen penunjang dalam sistem pendidikan. Strategi ini mencakup dengan demokratisasi
pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilasi pendidikan, profesionalisme, meningkatkan efesiensi
pendidikan, mengakomodasi kemajemukan, dan desentralisasi.

3. Strategi jangka pendek, yakni perlunya membangun perangkat infrastruktur sistem pendidikan yang
memihak kepada pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan restrukturisasi dalam sistem pendidikan
islam. Yang urgen sekali adalah pendidikan islam menyusun strategi untuk meningkatkan relevansi
pendidikan meningkatkan akuntabilasi proses pendidikan, meningkatkan profesionalisme pendidikan dan
mengurangi uniformitas.

C. Reorientasi tujuan pendidikan islam

Para pakar dan pengamat pendidikan islam, menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan islam lebih
pada upaya kebahagiaan didunia dan akhirat, menghamba diri kepada Allah, memperkuat keislaman,
melayani kepentingan masyarakat islam, dan akhlak mulia.

Dengan demikian, dapat dikatakan pendidikan islam suatu kegiatan yang mengarahkan dengan sengaja
perkembangan seseorang sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai islam. Maka sosok pendidikan islam
dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang mrmbawa manusia kearah kebahagiaan dunia dan akhirat
melalui ilmu dan ibadah. Karena pendidikan islam membawa manusia untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat, maka yang harus diperhatikan adalah “nilai-nilai islam tentang manusia, hakekat dan sifat-
sifatnya, misi dan tujuan hidupnya didunia ini dan diakhirat nanti, hak dan kewajibannya sebagai individu
dan anggota masyarakat. Semua ini dapat kita jumpai dalam al-qur’an dan hadits.

2.2 PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM

Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandandangan dan
keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Dengan demikian
prinsip pendidikan islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber
pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan islam. Ada pun yang menjadi
prinsip-prinsip pendidikan islam adalah sebagai berikut :

1. Prinsip integral dan seimbang

a. Prinsip Integral

Pendidikan islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus
terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk
manusia. Allah pula menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum
mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan
telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syari’ah.

Dalam ayat al-qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan untuk membaca yaitu dalam
QS. Al-Alaq ayat 1-5. Dan ditempat lain ditemukam ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut,
seperti dalam firman Allah dalam QS. Al-Ankabut, yang artinya :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al-qur’an)” QS. Al-Ankabut : 45).

Disini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-qur’an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang
diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca
ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah). Antara lain, “katakan
lah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi”. (QS. Yunus : 101)

Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar menusia membaca Al-qur’an
(ayat-ayat qur’aniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap salah
satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan islam harus dilaksanakan secara terpadu
(integral).

b. Prinsip Seimbang

Pendidikan islam selalu memperhatikan keseimbangan diantara berbagai aspek yang meliputi
keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan
sesama manusia, hak dan kewajiban.

Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus
Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hal ini senada dengan firman Allah SWT :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al-Qashas : 77)

Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikankeseimbangan


dengan menggunakan pendekatan yang relevan. Selain mentransfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu
mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapat didalam maupun diluar kelas.

2. Prinsip bagian dan proses Rubbubiyah

Al-qur’an menggambarkan bahwa Allah adalah Al-khaliq, dan Rabb Al-amin (pemelihara semesta alam).
Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah menampakkan proses yang
memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang
diterapkan Allah atau Sunnatullah.
Sebagaimana Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa peranan
manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk ciptaan Allah
yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh.

Sebagai khilafah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk
diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan
islam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan
kepada manusia. Dengan kata lain, pendidikan islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi
rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan sampai dewasa dan sempurna.

3. Prinsip membentuk manusia yang seutuhnya

Manusia yang menjadi objek pendidikan islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam
Al-qur’an dan hadits. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserahkan pada orang-orang tertentu
dalam masyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaannya, yang berarti diserahkan kepada
angan-angan seseorang atay sekelompok orang semata.

Pendidikan islam dalam hal ini merupakan usaha yang mengubah kesempurnaan potensi yang
dimilikinoleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Denan
demikian fungsi pendidikan islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan
mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaaan Allah.

Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus
mengembangkan baik kecerdasan maupun spiritual secara simultan.

4. Prinsip Selalu berkaitan dengan agama

Pendidikan islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan
kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun kearah
itu. Oleh karena itu, pendidikan islam selalu menyelenggarakan pendidikan agama . namun, agama disini
lebih kepada fungsinya sebagai sumber moral nilai.

Sesuai dengan ajaran islam pula, pendidikan islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi,
atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan
kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam islam tidak
selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian eksensinya yang bisa saja berada
dalam ilmu ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.

5. Prinsip terbuka

Dalam islam diakui adanya perbedaan manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal
perbuatan manusia (QS. Al-Mulk : 2), atau ketaqwaan (QS. Al-hujrat : 13) oleh karena itu, pendidikan
islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis dan universal. Menurut jalaludin yang dikutip oleh
Bukhari umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan islam ditandai dengan kelunturan untuk
mengadopsi unsur-unsur positif dari luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat,
dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-qur’an dan hadits.

6. Menjaga perbedaan individual

Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-qur’an dan hadits.
Sebagai contoh : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui” (QS. Ar-Rum : 22).

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setisp orang
akan berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing. Menurut Asy-syaibani yang dikutip oleh Prof.
Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan islam sepanjang sejarahnya telah memelihara
perbedaan individual yang dimiliki oleh perserta didik.

7. Prinsip pendidikan islam adalah dinamis

Prinsip islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-
metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharui diri dan berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Pendidikan islam seyogyanya mampu memberikan respon terhaadap kebutuhan-
kebutuhan zaman dan tempat serta tuntutan perkembangan dan perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan
prinsip-prinsip pendidikan islam yang memotivasi untuk hidup dinamis.

2.3 PERBEDAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN NON ISLAM

A. Sistem Ideologi

Islam memiliki ideologi al-tauhid yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan non islam
memiliki berbagai macam ideologi yang bersumber dari isme-isme materialis, komunis, ateis, sosialis,
kapitalis, dan lain sebagainya.

B. Sistem Nilai

Sistem islam bersumberdari nilai al-Qur’an dan sunnah, sedangkan non islam bersumber dari nilai hasil
pemikiran, hasil penelitian para ahli, adat kebiasaan masyarakat. Dalam islam nilai-nilai pada al-Qur’an
dan sunnah tersebut diinternalisasikan kepada peserta didik melalui proses pendidikan.

C. Orientasi Pendidikan
Pendidikan islam berorientasi pada kedua kehidupan yaitu duniawi dan ukhrawi, sedangkan pendidikan
non islam orientasinya duniawi semata. Didalam islam kehidupan akhirat merupakan kelanjutan dari
kehidupan dunia, bahkan suatu mutu kehidupan akhirat konsekuensi dari mutu kehidupan dunia.

2.4 SYSTEM PENDIDIKAN NASIONAL

A. Pengertian Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional merupakan salah satu bagian dari perkembangan nasional diantara bidang
kehidupan lainnya, seperti ideologo, hukum,dan pertahanan keamanan nasional. Menurut
Sunarya(1969), pendidikaan nasional adalah suatu sistem pendidikan yang terdiri atas landasan dan
dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya bersikap mengabdi kepada kepentingan dan cita-
cita nasional bangsa tersebut.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), pendidikan nasional adalah suatu usaha
untuk membimbing para warga negara indonesia menjadi berkepribadian pancasila, yaitu
berkepribadian berdasarkan ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan alam
sekitar.

Menurut UU RI No.2 (1989) tentang sistem pendidikan nasional pada bab 1 pasal2 berbunyi : pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan Pancasila
serta UUDH 1945.

B. Tujuan sistem pendidikan nasional

1) Mengarahkan untuk kesejahteraan bangsa.

2) Mempersiapkan tenaga kerja bagi industrialis dimasa yang akan datang.

3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Menanamkan jiwa patriotisme (SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaab No.104/Bhg 1 Maret
1946).

5) Membentuk manusia susila yang cakap, warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
untuk mensejahterakan masyarakat dan tanah air (UU No.4 1950).

6) Mendidik anak kearah terbentuknya manusia berjiwa pancasila (TAP MPRS No.2 Tahun 1966).

7) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia indinesia seutuhnya (TAP MPR No.2 1966 GBHN).
8) Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya (UU No.2 1989).

D. Fungsi Sistem Pendidikan Nasional

a) Sebagai alat membangun pengembangan pribadi warga negara, kebudayaan dan bangsa Indonesia.

b) Mengembangjan kemampuan serta meningkatnya mutu kehidupan dan martabat bangsa dalam
upaya mewujudkan tujuan nasional.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sistem pendidikan islam sangat relefan dengan sistem kehidupan yang berlandaskan kccepada al-
qur’an dan hadits Nabi s.a.w, dalam mencapai tujuan yang hakiki. Sistem pendidikan islam sangat
memandangi nilai-nilai kemanusiaan dengan berbagai kondisi, tantangan serta perubahan zaman yang
sangat cepat menggerogoti nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.

3.2 SARAN

Penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat membuka mata kita bahwa pendidikan
islam itu tidak pernah terbatas, dalam artian dari lahur sampai seseorang meninggal masih berkewajiban
menuntut ilmu. Jadi harapan penulis jangan pernah menyerah dalam menuntut ilmu, baik dunia atau
akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis.2002.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kalam Mulia

Lisdawati.2012.Sistem Pendidikan Islam Dalam Pemikiran Abu Hanifa.Riau:PDF


Hasbullah.2005.Dasar-dasar ilmu pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada

Tafsir,ahmad.1994.Ilmu pendidikan dalam perspektif islam.Bandung:Remaja Rosdakarya

Ramayulis.2008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kalam Mulia

Tirtaraharja,umar dan Sulo,La.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT.Rineka Cipt

Anda mungkin juga menyukai