Oleh:
ISMAWATI
NIM: 2011000865
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
PENDAHULUAN
Pendidikan islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama
keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran islam, Alloh adalah Pencipta
alam semesta termasuk manusia. Alloh pula yang menurunkan hukum-hukum untuk
mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut
Sunatulloh, sedangkan Pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia
telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinulloh yang mencakup aqidah
dan syariah.
Dalam ayat alquran yang pertama kali diturunkan, Alloh memerintahkan agar
manusia membaca, yaitu dalam surat Al-'Alaq 1-5. Kemudian dalam QS al-Maidah
Ankabut: 45 " Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Alkitab (al-qur'an).
Disini Alloh memberikan penjelasan bahwa al-qur'an yang harus dibaca, ialah
merupakan ayat yang diturunkan Alloh. (Ayat tanziliyah, qur'aniyah). Selain itu Alloh
memerintahkan agar manusia membaca ayat Alloh memerintahkan agar manusia
membaca ayat Alloh yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah,
sunatulloh), antara lain "katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi "
QS. Yunus:101
Jadi ayat-ayat kauliyah maupun kauniyah adalah sama-sama ayat Alloh
walaupun yang pertama didapat dari wahyu dan yang kedua didapat dari alam semesta.
Studi tentang ayat al- kauniyah dilakukan dalam ilmu fisika, geologi, biologi, dan
sebagainya. Studi tentang tata kehidupan manusia berupa pengembangan pengetahuan
dari ayat-ayat tanziliyah pedoman hidup untuk manusia dilakukan dalam ilmu hukum,
politik, sosiologi, psikologi, ilmu ekonomi, antropologi dan lain sebagainya. Yang
tercakup dalam Ilmu-imu sosial dan humanitas. (Ramayulis, 2004:11)
Dari ayat-ayat dan penjelasan di atas dapat difahami bahwa Alloh memerintahkan
agar manusia membaca Al-Quran (ayat-ayat qur'aniyah/qauliyah) dan fenomena alam
(kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap salah satu jenis ayat yang dimaksud.
Hal ini berarti pendidikan islam harus dilaksankan secara terpadu. Semua cabang ilmu
termasuk ilmu agama adalah hasil kajian kedua jenis ayat-ayat Alloh itu adalah Ilmu-
imu islami, asalkan disadari dilakukan dalam rangka mengembangkan pengembangan
ilmu yang terdapat ayat-ayat Alloh. Jika terdapat perbedaan atau Pertentangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang selanjutnya akan menimbulkan perbedaan
antar hasil penelitian ilmiayah dengan wahyu Alloh tentu terjadi karena dia
kemungkinan yaitu 1) penyelidikan ilmiah yang belum sampai kepada kebenaran ilmiah
objektif atau 2) kita salah memahami ayat yang mengangkut objek penelitian.
Implikasinya dalam pendidikan islam adalah tidak dibenarkan adanya dokotomii
pendidikan yaitu antara pendidikan agama dan pendidikan umum.
Para peserta didik harus dapat memahami Islam sebagai agama total way of life yang
dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Jika dikotomi iti tidak dapat
dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan perubahan orientasi
mengenal konsep "ilmu" Yang secara langsung dikaitkan dengan dalil-dalail
keagamaan, sehingga wawsan anak didik menyatu dalm agama dan ilmu pengetahuan.
4. Prinsip Universal
Prinsip universal ini maksudnya adalah pandangan yang menyeluruh pada agama,
manusia, masyarakat dan kehidupan.
Pendidikan islam berdasarkan prinsip ini bertujuan untuk membuka, mengembangkan,
dan mendidik segala aspek pribadi manusia, potensi, daya pikir karsa dan rasa manusia
guna mengembangkan segala segi kehidupan dalam masyarakat. Dan juga
mengembangkan segala segi kehidupan dalam masyarakat meningkatkan aspek budaya,
sosial, ekonomi dan politik dan berusaha turut menyelesaikan masalah-masalah
masyarakat masa kini dan bersiap menghadapi tuntutan-tuntutan masa depan dan
memelihara sejarah dan kebudayaannya. (Asy-Syaibnai, 1979:57)
Menurut asy-Syaibani yang dikutip oleh Jaswidi al-hamdani (2005:60)
berdasarkan prinsip inipendidikan islam hendaknya meliputi seluruh aspek kepribadian
manusia dan hendaknya melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh yang
terdiri dari aspek jiwa, badan, dan akal sehingga nantinya pendidikan islam itu
diarahkan pada pendidikan jasmani, jiwa dan pendidikan akal.
Sedangkan Zakiah Darajat yang dikutip oleh Jaswidi Hamdani (2005:60)
kaitannya dengan prinsip ini, menurutnya pendididkna Islam itu haruslah
menumbuhkan suburkan dimensi fisik, akal, agama, akhlak, kejiwaan dan rasa
keindahan dan sosial masyarakat secara seimbang, serasi dan terpadu, sehingga
membawa kebahagiaan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Berdasarkan prinsip dasar universal ini Implikasinya pendidikan haruslah meliputi
seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh hanya memberi penekanan pada
salah satu aspek saja dan meninggalkan aspek yang lainnya.
5. Prinsip dinamis
Prinsip ini menekankan bahwa pendidikan islam seyogyanya mampu mengikuti
dinamika pendidikan, khususnya yang terkait tujuan atau kompetensi yang ingin
dicapai, kurikulum pendidikan islam, metode-metode pembelajaran, dan sebagainya.
Pendidikan islam mampu memperbaharui mengembangkan memberikan respon
terhadap kebutuhan-kebutuhan perkembangan zaman sosial dan masyarakat. Mampu
merespon terhadap kepentingan individu, masyarakat, dan syariat Islam. Misalnya
dengan memperbanyak penelitian-penelitian di bidang pendidikan khususnya
pendidikan Islam. (Jaswidi, 2005:61)
Kaitannya dengan prinsip ini, pendidikan Islam berusaha mengadakan perubahan
yang diinginkan pada tingkah laku individu dan keadaan masyarakat. Karena
pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku yang memerlukan dinamika
(Arifin, 1986:53)
Implikasinya dalam pendidikan Islam adalah dengan membentuk suatu sistem
kelembagaan kependidikan yang berjenjang dari tingkat dasar, menengah, dan
Perguruan tinggi yang menggambarkan model dari proses perkembangan manusia
setingkat demi setingkat kearah yang lebih tinggi kemampuan dan kearah yang lebih
baik menuju insan Kamil.
Hitami, Munzir. 2004. Mengonsep kembali pendidikan islam. Yogyakarta: Infiite Press.
Arifin, H.M, 2000 . Kapita Selekta Pendidikan (Islam & Umum). Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita Selekta Penddikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al hamdani, Djaswidi, 2005. Pengembangan kepemimpinan Transformasional pada
lembaga pendidikan Islam. Bandung: Nuansa Aulia.
Al hamdani, Djaswidi, 2017. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Bandung: Media Cendikia.
Ramayulis. 2002, ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam mulia.
Arifin, H. M 1976. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta:Bulan Bintang.
Poerwadarminta, 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.