Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH
Pengertian Konsep Dasar Dan Ruang Lingkup Pendidikan
Islam

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Dosen : Moch. Hilman Ta’abudillah, M.Pd

Disusun oleh:
AI ROHAYATI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SEBELAS APRIL
SUMEDANG
2019
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat
dia membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan
hidup, untuk bisa mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan
banyak pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan
dalam kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk
mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.
Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu
pendidikan yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan
berbagai banyak macam sarana penting lainya dalam menuntaskan makna pendidikan
dalan kehidupan, dalam berbagai pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum
tersendiri untuk bisa mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan
dalam pendidikan itu, dan untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya
sebuah alat atau media agar nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan
berbagai keinginan dalam dunia pendidikan.
Maka dari itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk membrikan
sedikit penjelasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi ilmu Pendidikan Islam.

1.2    Rumusan Masalah.
1.      Apa Pengertian konsep dasar pendidikan Islam ?
2.      Apa Ruang Lingkup Ilmu Pendidikan Islam itu ?

1.3  Tujuan.
Memahami pelajaran Ilmu Pendidikan Islam tentang konsep dasar pendidikan Islam dan
Ruang Lingkup Ilmu pendidikan Islam.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Pendidikan Islam


Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat
dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah di dalam Al
Qur’an. Firman Allah Swt:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui sesuatu” (Q.S 58:2)
            Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan
kehidupan manusia. Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan
pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan
ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah
merupakan kebutuhan hidup manusia.
            Dalam perkembangannya pengertian pendidikan selalu mengalami perubahan
menuju kesempurnaan. Pada awalnya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar
ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
            Dan akhirnya pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha
orang dewasa dalam pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan
potensi jasmani dan rohaninya ke arah kesempurnaan, seperti yang dirumuskan dalam
UUSPN.

2.1.2    Pengertian Pendidikan Islam


1.      Pengertian secara Etimologi.[2]
a) Tarbiyah.
Istilah ini diambil dari kata rabba-yarbu-tarbiyah yang berarti “Tumbuh dan
berkembang”.
b)      Ta’lim.
Diambil dari kata “allama-yu’allimu-ta’ilmi”, diartika sebagai pengajaran.
c)      Ta’dib.
Lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, akhlak, adab, budi
pekerti.
2.      Penegertian secara Termynologi.[3]
a)      Muhammad S.A Ibrahimi (Bangladesh) : “ Pendidikan Islam adalah suatu
sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
4

sesuai dengan ideologi islam, sehingga dapat dengan mudah ia dapat membentuk
hidupnya sesuai dengan ajaran islam.”
b)      Omar Muhammad al-Toumi : “Pendidikan Islam adalah proses  merubah tingkah
laku individu dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi
dalam masyarakat.”
2.1.2        Tujuan Pendidikan Islam
Membicarakan tujuan pendidikan umum memang penting. Tujuan umum itu
tetap menjadi arah pendidikan Islam. Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan
itu harus dirinci menjadi tujuan yang khusus, bahkan sampai ke tujuan yang
operasional. Usaha merinci tujuan umum itu sudah pernah dilakukan oleh para ahli
pendidikan Islam. Al-Syaibani misalnya, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:
[4]
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
1. Pembinaan akhlak
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat
3. Penguasaan Ilmu
4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Bagi Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai berikut:
1. Tujuan keagamaan
2. Tujuan pengembangan akal, akhlak
3. Tujuan pengajaran kebudayaan
4. Tujuan pembinaan kepribadian
Tujuannya yaitu :[5]
1)      Terwujudnya  insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2)      Terwujudnya  insan kamil, yang berakhlakul karimah.
3)      Terwujudnya  insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan.
4)      Terwujudnya  insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
5)      Terwujudnya  insan yang sehat jasmani dan rohani.

2.1.4    Dasar-Dasar Pendidikan Islam


Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri
kokh. Dasar suatu bangunan, yaitu fundamen yang menjadi landasan bangunan tersebut
agar tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan islam, yaitu fundamen
yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak
mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul, baik di era
sekarang maupun yang akan datang.
5

Dasar pendidikan Islam, menurut Nur Uhbiyati, secara garis besar ada tiga, yaitu
Al Qur’an, sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita. Sementara itu,
menurut penulis dasar pendidikan Islam dibagi menjadi dua, yaitu dasar ideal dan dasar
operasional. Para pemikir muslim membagi sumber atau dasar nilai ideal yang dijadikan
acuan dalam pendidikan Islam menjadi empat bagian, yaitu Al Quran, sunnah (hadis),
alam semesta, dan ijtihad. Di pihak lain, dasar nilai operasional dibagi menjadi enam,
yaitu dasar historis, dasar sosial, dasar ekonomi, dasar politik dan administratif, dasar
psikologis, serta dasar filosofis.[6]
1.      Al-Qur’an
Al Qur’an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha untuk
mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali semua ajaran yang
terkandung di dalamnya. Usaha ini kemudian dalam konteks pendidikan Islam
memunculkan nilai-nilai yang membawa misi agar umatnya mampu menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran. Indikasi utama dalam hal ini adalah surah Al-Baqarah ayat
1.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah
(2) : 31)

Dengan demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati dirinya sebagai
insan yang bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan. Al Qur’an
merupakan sumber pendidikan terlengkap yang mencangkup kemasyarakatan (sosial),
moral (akhlak), spritual (kerohanian), material (kejasmanian), dan alam semesta. Al
Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksitensinya tidak akan pernah
mengalami perubahan. Al Qur’an merupakan pedoman normatif-teoretis yang masih
memerlukan penafsiran lebih lanjut terhadap pelaksanaan operasional pendidikan Islam.
Orientasi pendidikan Islam dimuat di dalam Al Qur’an bagi kepentingan manusia ketika
melaksanakan amanat dari Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus
senantiasa mengacu dan berpegang pada sumber tersebut agar manusia menjadi
dinamis, kreatif, dan religius.
2.      Sunnah (Hadis)
Dari sini dapat dilihat bagaimana posisi hadis Nabi Muhammad sebagai sumber atau
dasar pendidikan Islam yang utama setelah Al Qur’an. Eksistensinya merupakan sumber
inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi dari pesan-
pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam Al Qur’an atau yang terdapat di dalamnya
tetapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut secara terperinci. Oleh sebab itu, untuk
memperkuat kedudukan hadis sebagai sumber inspirasi pendidikan dan ilmu
pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah yang menerangkan tentang hal tersebut,
yaitu sebagai berikut:
6

“Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan


barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa (4) : 80)
3.      Alam Semesta
Di sepanjang sejarah kehidupan, manusia senantiasa ingin tahu bagaimana alam semesta
yang tidak bertepi ini berawal  dan kemana selanjutnya menuju. Selain itu, manusia juga
ingin tahu bagaimana cara kerja hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya.
Terlepas dari kerangka tersebut, yang cukup menarik adalah pendapat Leonard Binder
yang menyatakan bahwa antara pendidikan Islam dan era modern dapat bersesuaian.
Hal itu disebabkan nilai-nilai Islam tidak sedikit pun bertentangan dengan peradaban
modern. Oleh karena itu, umat Islam dapat memasuki kemajuan yang telah diperoleh
peradaban modern tanpa harus meninggalkan keyakinan.
4.      Ijtihad
Dalam meletakkan ijtihad sebagai sumber pendidikan Islam pada dasarnya merupakan
proses penggalian dan penetapan hukum syariat yang dilakukan oleh para mujtahid
dengan salah satunya menggunakan pendekatan nalar.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan mendesak, ijtihad
dalam bidang pendidikan mutlak diperlukan. Sasarannya tidak hanya sebatas bidang
materi, kurikulum, metode, evaluasi, sarana dan prasarana, tetapi mencakup seluruh
sistem pendidikan Islam.
Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad ikut secara aktif menata sistem pendidikan
yang dialogis. Peran dan pengarunya cukup besar dalam menetapkan suatu hukum.
Adapun ijtihad merupakan proses kerja sama yang padu. Dengan kepaduan tersebut
diharapkan lahir suatu sistem pendidikan yang utuh dan integral dalam bingkai
keagamaan.
Dengan demikian, akan diperoleh sistem pendidikan yang kondusif, baik bagi
pengembangan kebudayaan manusia mauoun sebagai peranti dalam mengantarkan
pesaerta didik untuk dapat melaksanakan amanatnya.

2.1.5    Konsep Pendidikan Islam


            Dalam ilmu pengetahuan, konsep itu sangat penting. Dalam konsep terdapat
defenisi yang menggambarkan ciri-ciri khusus. Pendidikan islami merupakan “sistem”
pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-teori yang digunakan dalam
pendidikan Islami yaitu teori yang disusun berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis.
            Pendidikan Islami sebagai sistem pendidikan membahas komponen-komponen
utama pendidikan, yaitu:[7]
1. Tujuan pendidikan
2. Kurikulum pendidikan
7

3. Proses belajar mengajar


4. Tenaga pendidik-kependidikan
5. Peserta didik
6. Metode
7. Saran-prasarana
8. Evaluasi pembelajaran
Pendidikan Islami harus berhasil mengembangkan mutu dengan melakukan
penjaminan mutu internal di samping penjaminan mutu eksternal. Namun, pada
umumnya para pengelola pendidikan Islami mendapat kesulitan dalam meraih mutu
tertinggi karena tidak mengenali teori-teori manajemen mutu yang cocok untuk
mengembangkan mutu pendidikan Islami. Oleh karena itu, pendidikan Islami menjadi
ukuran fundamental kemajuan umat Islam sehingga perlu dikembangkan sistem
pendidikan yang benar-benar Islami.
2.1.6    Fungsi Pendidikan Islam.
Fungsinya adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas
tugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.
Secara teroritis, fungsi pendidikan islam, dijelaskan dalam al-Quran surat Al-
Baqarah ayat 151, yaitu :[8]
1). Membacakan ayat-ayat Allah (al-Quran).
2). Menyucikan diri yang merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah
setelah mengkaji dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik.
3). Mengajarkan al-Kitab.
4). Mengajarkan Hikmah (Hadits).
5). Mengajarkan ilmu pengetahuan.
Menurut pendapat beberapa ilmuwan, fungsi pendidikan islam sebagai berikut :
a. Fungsi pengembangan.
b. Fungsi penanaman nilai.
c. Fungsi perbaikan.
d. Fungsi pencegahan.
e. Fungsi pengajaran.
f. Fungsi penyaluran.

2.2 Ruang lingkup Pendidikan Islam


Dalam Konstitusi negara indonesia dikatakan bahwa, pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
diatur dengan undang undang.
Untuk melaksanakan amanat ini, melalui proses yang panjang akhirnya pada
tanggal 11 juni 2003 disahkan undang-undang sistem pendidikan nasional dalam sidang
8

paripurna DPR-RI pada tanggal 18 juli 2003 ditandatangani oleh presiden, dengan
nomor 20 tahun 2003.
Dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana.
Ruang lingkup pendidikan didalam pandangan islam tidak hanya terbatas pada
pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada pendidik duniawi saja, tetapi setiap
individu dari umat islam supaya bekerja untuk agama.
Menurut Deswati dan Linda Herdis, ruang lingkup pendidikan islam yaitu: segi
sifat, corak kajian, dan segi komponennya yang meliputi: tujuan, kurikulum, proses
belajar mangajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan prasarana, biaya dan
evaluasi.
Dengan demikian, pendidikan islam memiliki ruang lingkup yang luas dan lintas
dimensi, yaitu dimensi didunia dan di akhirat, oleh karena itu, ruang lingkup pendidikan
islam yang mengandung aspek definisi, landasan dan sumber pendidikan, tujuan
pendidikan, hakikat manusia dan alam.
Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara lain :[8]
1.    Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(GBPP PAI, 1994). Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat
pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang :  
a.       Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang manusia sebagai
makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan seperti fitrah, bakat minat, dan karakter
yang berkecenderungan pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa
agama Islam sebatas kapasitas dan ukuran yang ada. Allah SWT. Bersabda :

‫َوقُ ِل ۡٱل َح ُّق مِن رَّ ِّب ُك ۡۖم َف َمن َشٓا َء َف ۡلي ُۡؤمِن َو َمن َشٓا َء َف ۡل َي ۡكفُ ۡۚر إِ َّنٓا أَ ۡع َت ۡد َنا‬
‫ِيثو ْا ي َُغ ُاثو ْا ِب َم ٖٓاء َك ۡٱلم ُۡه ِل َي ۡش ِوي‬ ُ ‫ِين َنارً ا أَ َحا َط ِب ِهمۡ س َُرا ِدقُ َه ۚا َوإِن َي ۡس َتغ‬َ ‫ِلظلِم‬َّ ٰ ‫ل‬ 
٢٩ ‫س ٱل َّش َرابُ َو َسٓا َء ۡت م ُۡر َت َف ًقا‬ َ ‫ ۡٱلوُ جُو ۚ َه ِب ۡئ‬ 
Artinya : “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah
ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
9

gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”. ( QS. Al Kahfi :
29).[9]
b.   Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam
mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia
untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akherat.
2.    Pendidik
Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang bertugas
menfasilitasi atau membantu siswa selama proses penbelajaran berlangsung. Pendidik
tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sebab informasi juga bisa
diperoleh dari peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya kesadaran
emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan mengaktifkan potensi otak dan
menimbulkan daya berpikir yang intuitif dan holistik.
3.    Peserta Didik
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang peranan yang sangat
strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan sebagai salah satu indikator terwujudnya
sekolah berkualitas. Siswa sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi
pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh banyak
faktor, misalnya latar belakang peserta didik, kemampuan peserta didik, prinsip hidup,
dan sebagainya.
4.    Model Pendidikan Islam
Model-model pembelajaran :
1.    Model pemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana siswa selaku
individu memberi respon yang datang dari lingkungannya.
2.    Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa selaku individu.
3.    Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan lingkungannya di
sekolah, terutama di dalam kelas.
4.    Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang lebih terfokus
pada hal-hal yang spesifik.
5.    Materi Pendidikan Islam
10

Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta didik adalah Al-
Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal, menganalisa, dan sekaligus
mengamalkan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar
ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini.
6.    Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan
Islam, agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
7.    Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran pada khususnya,
dan sistem pendidikan pada umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan
evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian
integral yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.
11

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata
tarbiyah, ta’ lim, dan ta’ dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya,
sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi
material seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata
ta’ lim mengandung arti pembelajaran. Kata ta’ lim lebih menunjuk kepada penekanan
pada transfer ilmu pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran yang hanya
menyentuh aspek kognitif peserta didik. Sedangkan kata ta’ dib mengandung arti
membimbing, dan diangggap kata ini mencakup sisi material dan spiritual seseorang,
sehingga beberapa ahli menganggap bahwa kata ta’ dib lah yang peling tepat untuk
mengartikan pendidikan dalam Islam.
Ilmu pendidikan Islam berisi teori-teori pendidikan berdasarkan Islam. Dengan
demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu pendidikan Islam adalah kumpulan teori
pendidikan yang didasarkan pada ajaran agama Islam yang berlandaskan Al-Qur’an,
Hadits, dan akal (pemikiran) yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
Maka teori dalam ilmu pendidikan Islam harus disertai dengan ketiga hal tersebut.

3.2 Saran
            Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang tersentuh oleh penyusu, dan yakin bahwasanya masih banyak hal-hal
yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi kurang
mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca melebarkan
wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan Ilmu Pendidikan
Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-referensi yang berkaitan
dengan hal tersebut.
12

DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010),


Dr. H. Muhammad Syaifudin, M.Ag. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam.
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1992)
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013),
Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjamin Mutu, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2016)

Anda mungkin juga menyukai