Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Pendidikan islam sebagai suatu disiplin ilmu

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: landasan pendidikan islam
Dosen: Ekhwanudin, M.Pd.I

Disusun oleh:
Ahnan Hasan Marullah (191210018)
Eka Wulandari (191210054)
Tri Riski (191210198)

Kelompok: 1

KELAS: 2.D

JURUSAN TARBIAH (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) METRO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmad dan
hidyah-nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
ditentukan.
Makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran di Instut Agama Islam
Ma’arif (IAIM NU) dalam rangka memenuhi tugas diperguruan tinggi yang
bekaitan dengan bahan pembelajaran.
Peyusun menyadari bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan
tata letak dalam makalah ini tentunya tentunya banyak sekali kekurangan dan
kekhilafan, baik kata atau kalimat dan tata letak.
Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan. dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,
penyusun dan mahasiswa.

Metro, 22 Februari 2020

2
DAFTAR PUSAKA

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Makalah..................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................
A. Pengertian....................................................................................................................
B. Objek Study Ilmu Pendidikan Islam..................................................................

BAB III: PENUTUP.....................................................................................................


Kesimpulan..................................................................................................................

Daftar Pusaka .........................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju

kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan

yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardhi

(pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah

mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill)

yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ketengah lingkungan

masyarakat yang berbekalkan Nal-Qur’an dan as-Sunnah.

Pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam berbagai kesempatan dalam tulisan ini

merupakan sebuah sistem yang mengandung aspek visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan ajar,

proses belajar mengajar, guru, murid, manajemen, saran prasarana, biaya, lingkungan, dan lain

sebagainya. Berbgai komponen pendidikan tersebut memebentuk sebuah sistem yang memiliki

konstruksi atau bangunan yang khas. Agar konstuksi atau bangunan pendididkan tersebut kokoh,

maka ia harus meiliki dasar, fundament atau asas yang menopang dan menyangganya, sehimgga

bangunan konsep pendidikan tersebut dapat berdiri kokoh dan dapat digunakan sebagai acuan

dalam praktik pendidikan.(1)

Dasar adalah tempat untuk berdirinya sesuatu.Fungsi dasar adalah memberikan arah kepada

tujuan dicapai dan sekaligus sebagai landasan berdirinya sesuatu.Setiap Negara mempunyai

dasar pendidikan sendiri.Ia merupakan pencerminana falsafah hidup suatu bangsa. Berdasarkan

kepada dasar itulah pendidikan suatu bangsa disusun.(2)

4
B. Rumusan Masalah

1.      Pengertian Asas dan Dasar Pendidikan Islam?

2.      Perbedaan Asas dan Dasar Pendidikan Islam?

3.      Macam-macam Asas Pendidikan Islam

4.      Macam-macam Dasar Pendidikan Islam

C. Tujuan

1. Memahami Asas dan Dasar Pendidikan Islam..

2.      Memahami Perbedaan Asas dan Dasar Pendidikan Islam.

3.      Memahami Macam-macam Asas  Pendidikan Islam.

4.      Memahami Macam-macam Dasar Pendidikan Islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN

1. Pengertian Dasar Pendidikan Islam Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata dasar

memiliki banyak arti diantaranya alas atau fondasi, pokok atau pangkal.(3)

Menurut Abudin Nata dasar pendidikan adalah segala sesuatu yang bersifat konsep,

pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi dan mengasasi pendidkan(4).

Dengan demikian dasar pendidikan islam adalah segala sesuatu yang bersifat konsep,

pemikiran dan gagasan yang mendasari, melandasi dan mengasasi pendidkan islam.

Menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir dasar pendidikan islam adalah landasan

operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam. (5) Namun

pendapat ini disanggah oleh Abudin Nata, beliau bependapat bahwa dasar pendidikan bukanlah

landasan opersional, akan tetapi lebih merupakan landasan konseptual. Karena dasar pendidikan

tidak secara langsung memberikan dasar bagi pelaksanaan pendidikan, namun lebih

meemberikan dasar bagi penyusunan konsep pendidikan(6)

Dan menurut penulis sendiri pendapat Abudin Nata ini lebih tepat.

2. Pengertian Asas Pendidikan Islam Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata asas

bermakna suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat). (7).

Disebutkan pula terdapat kosakata prinsip semakna dengan kata asas, jadi dapat dikatakan bahwa

asas sama dengan prinsip.

Dengan demikian yang dimaksud dengan asas pendididkan islam adalah prinsip

pendidikan islam yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam merumuskan dan

melaksanakan pendidikan islam. prinsip-prinsip ajaran islam ini digunakan dalam merumusksan

6
dan melaksanakan ajaran islam. Prinsip-prinsip ini sifatnya permanen, karena merupakan ajaran,

dan karenanya tidak boleh dihilangkan atau diubah, karena ketika prinsip tersebut dihilangkan

atau diubah maka menghilangkan sifat dan karakter pendidikan islam tersebut.[8]

B. Perbedaan Asas Dan Dasar Pendidikan Islam

Bertolak dari asal kata asas dan dasar yang pada asal katanya adalah semakna,dimana

kata asas merupakan serapan dari  bahasa Arab yang maknanya adalah dasar, akan tetapi berbeda

dalam definisi.

Asas adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berfikir (berpendapat)

sedangkan dasar adalah adalah segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran dan gagasan yang

mendasari, melandasi dan mengasasi.

Perbedaaan antara asas dasar pendidikan islam dan dasar pendidikan islam secara

gamblang dijelaskan oleh Abudin Nata, beliau menegaskan kata dasar digunakan sebagai tempat

yang dijadikan Sandaran atau pijakan dalam membangun sesuatu atau sebagai landasan yang

digunakan untuk mengembangkan konsep atau teori. Adapun kata prinsip sama artimya dengan

asas, yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam berfikir dan bertindak. Kata prinsip atau

asas merupakan landasan operasional atau landasan bertindak(9)

C. Macam-macam Asas  Pendidikan Islam(10)

Mengacu kepada sumber ajaran Islam, baik al-Qur’an, al-Hadis, sejarah, pendapat para

sahabat, masalahat murshalah dan uruf, dapat di jumpai beberapa prinsip pendidikan sebagai

berikut:

1.      Prinsip Wajib Belajar dan Mengajar Prinsip wajib belajar adalah prinsip yang

menekankan agar setiap orang dalam Islam merasa bahwa meningkatkan kemampuan diri dalam

bidang pengembangan wawasan pengetahuan, keterampilan, pengalaman, intelektual, spiritual,

7
dan sosial merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dengan prinsip ini, pendidikan Islam

tidak menghendaki adanya orang yang bodoh, karena orang yang bodoh bukan saja

menyusahkan dirinya, melainkan menyusahkan orang lain.

2.      Prinsip Pendididkan Untuk Semua (education for all) Prinsip pendidikan untuk

semua adalah prinsip yang menekankan agar dalam pendidikan tidak terdapat ketidakadilan

perlakuan, atau diskriminasi.Pendidikan harus di berikan kepada semua orang dengan tidak

membedakan karena latar belakang suku, agama, kebangsaan, status sosial, jenis kelamin, tempat

tinggal, dan lain sebagainya. Dengan alasan, jika ada orang yang tidak mengenyam pendidiakan

(bodoh), maka kebodohan itu tidak hanya merugikan dirinya, melainkan juga merugikan atau

akan menjadi beban orang lain. Itulah sebabnya, semua orang harus dididik, sehingga masing-

masing dapat melaksanakan peran dan tanggungjawabnya, dapat mengatasi masalah sendiri dan

tidak jadi beban bagi orang lain. Prinsip ini harus diterapkan dalam merumuskan kebijakan dan

mempraktikkan pendidikan Islam.

3.      Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat (Long Life education)

Prinsip pendidikan sepanjang hayat adalah prinsip yang menekankan, agar setiap orang

dapat terus belajar dan meningkatkan dirinya sepanjang hayat.mereka harus belajar walaupun

sudah menyandang gelar kesarjanaan.Hal tersebut dilakukan, karena beberapa alasan. Pertama,

setiap ilmu yang dipelajari suatu saat akan hilang atau lupa dari ingatan, karena disebabkan tidak

pernah di pelajari lagi. Kedua, bahwa ilmu pengetahuan setiap saat mengalami perkembangan,

pembaruan, bahkan pergantian, mengingat data yang digunakan ilmu pengetahuan tersebut sudah

berubah. Oleh sebab itu, jika ia tidak terus menerus belajar, maka akan tertinggal dari

perkembangan, dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya tidak dapat digunakan lagi, karena sudah

tidak relevan.

8
4. Prinsip Pendidikan Berwawasan Global Dan Terbuka 

Prinsip pendidikan berwawasan gelobal, maksudnya adalah bahwa ilmu pengetahuan

yang di pelajari bukan hanya yang terdapat di dalam negeri sendiri, melainkan juga ilmu yang

ada di negeri prang lain, namun sangat di perlukan untuk negeri sendiri. Selain itu, pendidikan

berwawasan gelobal, menekankan bahwa pendidikan yang dilakukan di tujukan untuk

kepentingan seluruh umat manusia di dunia, dan di juga menggunakan standar yang berlaku di

seluruh dunia.

5. Prinsip Pendidikan Integralistik Dan Seimbang

Prinsip pendidikan integralistik adalah prinsip yang memadukan antara pendidiakn ilmu

agama dan pendidiakn umum, karena sebagaimana telah di uraikan di atas, bahwa ilmu agama

dan umum baik secara ontologis (sumbernya) epistimolgi (metodenya), maupun aksiologis

( manfaatnya) sama-sama berasal dari Allah subhanahuwata’ala.

6. Prinsip Pendidikan Yang Sesuai Dengan Bakat Manusia Prinsip Pendidikan Yang

Menyenangkan Dan Menggembirakan.

Prinsip pendidikan yang sesuai dengan bakatmanusia adalah prinsip yang berkaitan

dengan merencanakna program atau memberikan pengajaran yang sesuai denan bakat, minat,

hobi dan kecendrungan manusia sesuai dengan tingkat perkembangan usianya.

7. Prinsip Pendidika Yang Berbasisi Padariset Dan Rencana

Prinsip pendidiakn yang menyenangkan ialah prinsip pendidiakn yang berkaitan dengan

pemberian pelayanan yang manusiawi, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan manusia,

selalu memberikan jalan keluar dan pemecahan masalah, memuaskan mencerahkan,

menggembirakan, dan menggairahkan. Dengan prinsip ini, setiap anak akan merasa senang untuk

belajar, timbul gairah dan minat yang tinggi, \mau melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh

9
guru dengan rasa senang, betah tinggal di dalam kelas selama berjam-jam, serta mencintai dan

menyayangi gurunya. 

8. Prinsip Pendidikan Yang Berbasis Pada Riset Dan Rencana

Prinsip pendidikan yang berbasis pada riset maksudnya adalah pendidikan yang

dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang mendalam, dan

bukan berdasarkan dugaan / asal-asalan. Adapun prinsip pendidikan yang direncanakan adalah

pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang matang yang di topang oleh hasil

kajian dan penelitian yang mendalam.

9. Prinsip Pendidikan Yang Unggul Dan Profesional

Prinsip pendidikan yang unggul adalah prinsip pendidikan yang menjunjung tinggi dan

mengutamakan mutu lulusan yang unggul dan di topang oleh berbagai komponen pendidikan

lainya yang unggul pula.Adapun prinsip pendidikan yang profesional adalh prinsip yang

memberikan tugas dan tanggung jawab dalam mengelola pendidikan kepada orang yang ahli

dalam bidangnya.Prinsip pendidikan yang unggul dan profesional adalah prinsip yang melihat

bahwa tugas mendidik adalah amanah yang tidak bisa di serahkan pada sembarang orang.

10. Prinsip Pendidikan Yang Rasional Dan Objektif

Prinsip pendidiakn yang rasional adalah prinsip yang menekankan, agar segala kebijakan

yang di tempuh dalam bidang pendidiakan dapat di jelaskan alasan dan argumentsinya, sehingga

kebijakan tersebut dapat di terima dengan penuh kesadaran dan pengertian, dan bukan karena

paksaan. Adapun prinsip pendidika yang objektif adalah prinsip yang menekankan, bahwa segala

kebijakan atau prakrik yang dilakukan dalam bidang pendidikan didasarkan pada fakta dan

alasan yang sesungguhnya, bukan karena kepentingan dan maksud-maksud seseorang atau

10
kelompok tertentu dengan prinsip ini, maka pendidikan akan terhindar dari pemaksaan dan

penyalah gunaan oleh berbagai internal dan eksternal yang tidak di harapkan.

11. Prinsip Pendidikan Yang Berbasis Masyarakat

prinsip pendidikan yang berbasis masyarakat adalah prinsip yang menekan atau

mengidealkan adanya partisipasi dan inisiatif yang penuh dan kuat dari masyarakat. Pendidikan

sebagai sebuah sistem maupun proses yaitu kegiatan yang membutuhkan bantuan semua disiplin

ilmu, keahlian, dan berbagai hal lainnya: sarana prasarana, infrastruktur, peralatan dan media

pengajaran, sumber daya manusia, keamanan dan kenyamanan lingkungan, pembiayaan,

pengguna lulusan, dan sebagainya. Semua kebutuhan pendidikan tersebut baru terwujud apabila

mendapatkandungan dari semua pihak.

12. Prinsip Pendidikan Yang Sesuai Dengan Perkembangan Zaman

Prinsip pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah prinsip yang

menekankan danya penyesuaian berbagai kebijakan dan program pendidikan sesuai dengan

kebutuhan zaman, tanpa mengorbankan hal-hal yang bersifat ajaran dan prinsip.Prinsip ini

ditekankan, karena tugas utama pendidikan adalah mengantarkan atau menyiapkan manusia agar

dapat hidup dan eksis sesuai dengan zamannya.Pendidikan harus melahirkan lulusan yang

dibutuhkan oleh zaman dalam arti yang positif.

13. Prinsip Pendidikan Sejak Usia Dini

Prinsip pendidikan sejak usia dini adalah prinsip yang menekankan agar setiap orang

tidak terlambat memberikan pendidikan pada anaknya, dan juga berarti prinsip yang

menekankan, bahwa usia dini merupakan usia yang paling baik untuk dimulainya pendidikan.

Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan sejak usia dini ini mulai disadari, setelah terdapat

11
sejumlah fakta yang menunjukan, bahwa perilaku seseorang di masa dewas sangat ditentukan

oleh pendidikan yang mereka terima di masa kanak-kanak.

14. Prinsip Pendidikan Yang Terbuka

Prinsip pendidikan yang terbuka adalah prinsip yang menekankan, agar dalam mengelola

pendidiakan senantiasa terbuka kepada masyarakat untuk menyampaikan saran, masukan,

gagasan, dan pemikiran yang di perlukan bagi kemajuan pendidikan.Prinsip pendidikan yang

terbuka juga di tekankan, agar sekolah dan masyarakat saling mengisi dan melengkapi serta

saling meng akses, mengingat antara satu yang lainnya saling membutuhkan.Disatu sisi

keberadaan pendidikan karena memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan di sisi lain,

keberadaan masyarakat juga di tentukan oleh corak pendidikan yang di terimanya.

D. Macam-macam Dasar Pendidikan Islam(11)

Menurut Hasan Langgulung, bahwa dasar pendidikan Islam terdapat enam macam, yaitu

historis, sosiologis, ekonomi, politik, administrasi, psikologi dan filosofis. Pendapat Hasan

Langgulung ini, menurut Abdui Mujib dan Yusuf Mudzakir dinilai agar sekuler, karena selain

tidak memasukkan dasar religious, juga menjadi filsafat sebagai induk dari segala dasar. Menurut

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, bahwa dalam Islam, dasar operasional segala sesuatu yaitu

agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan 

agama, maka semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernilai

ubudiyah. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan yang enam di atas perlu ditambahkan

dasar yang ketujuh, yaitu agama.

Namun demikian, karena antara ilmu pengetahuan, agama dan filsafat memiliki landasan

ontologis, epistemologis dan aksiologis yang berbeda, maka dalam buku ini dasar-dasar

pendidikan Islam tersebut perlu dibedakan.Secara ontologis dan epistemologis, ilmu

12
pengetahuan merupakan rasionalisasi dan sistematisasi terhadap berbagai fenomena atau gejala

yang dilihat, diamati, dan dicacat manusia. Jika yang dilihat, diamati, dan dicatat itu fenomena

social, maka ia menjadi rumpun ilmu-ilmu social. Jika yang dilihat, diamati, dicatat fenomena

alam fisik, maka ia menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (natural sciences atau sains). Selanjutnya,

filsafat adalah konsep-konsep tentang hakikat atau inti segala sesuatu yang dihasilkan melalui

berpikir secara spekulatif, sistematis, mendalam, radikal dan universal. Adapun agama dilihat

dari segi sumbernya  berasal dari Tuhan. Namun dilihat adari yang dipahami dan dipraktikkan

oleh manusia, termasuk ilmu agama, yaitu ilmu yang dihasilkan melalui ijtihad manusia yang

berdasarkan pada agama. Selanjutnya secara aksiologis, baik ilmu pengetahuan, filsafat dan

agama tergantung kepada yang menggunakannya. Jika ketiga hal tersebut digunakan untuk

kebaikan, maka akan menjadi baik, dan jika digunakan untuk keburukan, maka akan menjadi

buruk. Berdasarkan pada analisis tersebut, maka dalam tulisan ini, dasar pendidikan Islam, dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu dasar religious, dasar filsafat, dan dasar ilmu pengetahuan. Uraian

tentang ketiga macam dasar ini, dapat dikemukakan sebagai berikut.

E. Dasar Religius Dasar religius

sebagaimana dikemukakan Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir adalah dasar yang diturunkan

dari ajaran agama.Adapun tujuan dari agama yaitu untuk memelihara jiwa manusia (hifdz an-

nafs), memelihara agama (hifdz al-din), memelihara akal pikiran (hifdz al-‘aql), memelihara

keturunan (hifdz an-nasl), memelihara harta benda (hifdz al-maal).Pendapat ini mengatakan,

bahwa inti ajaran agama ialah terbentuknya akhlak mulia yang bertumpu pada hubungan yang

harmonis antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan manusia.Di dalam al-

Qur’an, manusia diperkenalkan dengan sifat-sifat dan kekuasaan Allah  dengan tujuan agar

manusia menyadari bahwa dirinya sangat berutang budi pada-Nya, dan sekaligus agar manusia

13
meniru sifat-sifat Allah. Selain di dalam al-Qur’an terdapat kisah para nabi dan tokoh-tokoh

umat islam masa lalu, maksudnya agar diikuti sifatnya yang baik, dan dijauhi sifatnya yang

buruk. Demikian pula di dalam al-Qur’an, terdapat perintah mengerjakan ibadah seperti shalat,

puasa, zakat, dan haji. Semua perintah ibadah ini agar terbentuk akhlak yang mulia. Selanjutnya

di dalam al-Qur’an terdapat pula berbagai larangan Tuhan dengan tujuan agar memelihara akhlak

manusia. mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">            Dengan

demikian, dasar religius berkaitan dengan memelihara dan menjunjung hak-hak asasi manusia,

serta memelihara moralitas manusia. Dasar religius ialah dasar yang bersifat humanisme-

teoricentris, yaitu dasar yang memperlakukan dan memuliakan manusia sesuai dengan petunjuk

Allah  dan dapt pula berarti dasar yang mengarahkan manusia agar berbakti, patuh, dan tunduk

kepada Allah , dalam rangka memuliakan manusia. Dasar religius seperti inilah yang harus

dijadikan dasar bagi perumusan berbagai komponen pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum,

bahan ajar, sifatm dan karakter pendidikan, peserta didik, hubungan pendidik dengan peserta

didik, lingkungan pendidikan, manajemen pengelolaan, dan lainnya harus berdasarkan pada

dasar religius.

F. DASAR FILSAFAT ISLAM

Dasar filsafat adalah dasar yang digali dari hasil pemikiran spekulatif, mendalam, sistematik,

radikal dan universal tentang berbagai hal yang selanjutnya digunakan sebagai dasar bagi

perumusan konsep ilmu pendidikan Islam.

Dalam filsafat Islam dijumpai pembahasan tentang masalah ketuhanan, alam jagat raya,

manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Dalam filsafat ketuhanan dijumpai uraian

yang mendalam tentang sifat-sifat dan perbuatan Tuhan serta hubungannya dengan sifat dan

perbuatan manusia. Di dalamnya terdapat uraian, bahwa Allah  bersifat dengan segala sifat

14
kesempurnaan, dan mustahil bersifat dengan segala sifat kekurangan. Sifat-sifat Allah  ini harus

ditiru oleh para guru dan murid sesuai batas kesanggupannya masing-masing.

Selanjutnya dalam filsafat tentang alam jagat raya terdapat uraian, bahwa alam jagat raya ini

merupakan bukti adanya sifat-sifat Allah  Yang Mahasempurna. Alam jagat raya yang terdiri dari

bumi, langit, matahari, bulan, bintang, benda-benda ruang angkasa, udara, air, api, tanah,

tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, dan seterusnya adalah ciptaan Allah . Alam jagat raya

dengan segala isinya tersebut tampak kukuh, serasi, harmonis, seimbang, indah dan menawan.

Kemudian dalam filsafat tentang alam jagat raya terdapat uraian yang menyimpulkan bahwa

manusia adalah ciptaan Allah  yang paling sempurna.Di dalam dirinya terdapat unsur jasmani

dan rohani, serta berbagai potensi, bakat, dan kecenderungan, dan bersifat dengan kekhilafan,

kesalahan, dan serba kekurangan. Tugas utama manusia, yaitu menjadi khalifat di muka bumi

dalam rangka berbakti kepada Allah . Untuk dapat melaksanakan fungsi sebagai khalifah, maka

manusia harus dididik dengan baik, yakni dibina jasmani, rohani, potensi, bakat, dan

kecenderungannya. Pada batas yang ditentukan (ajal) manusia akan menghadapi kematian untuk

kembali mempertanggung jawabkan perbuatannya di hadapan Allah . Kehidupan di dunia yang

sifatnya sekejap ini ialah momentum yang paling berharga guna manyiapkan bekal hidup di

akhirat.

Selanjutnya dalam filsafat tentang masyarakat terdapat uraian bahwa masyarakat merupakan

manifestasi atau perwujudan dari sifat kemasyarakatan yang dimiliki manusia yang dibawa sejak

lahir.Adanya masyarakat merupakan manifestasi dari fitrah kemasyarakatan yang terdapat di

dalam diri manusia.Masyarakat adalah tempat manusia mengekspresikan dan

mengaktualisasikan kreativitas, gagasan, pemikiran dan karya-karyanya.Masyarakat yang

dikehendaki manusia yaitu masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, harmonis, aman, damai,

15
tertib, dan teratur. Masyarakat yang demikian membutuhkan aturan yang berasal dari agama,

yaitu berupa nilai-nilai ajaran tentang penegakan amar ma’ruf (perintah mengerjakan yang baik)

dan nahi munkar (mencegah dari mengerjakan perbuatan yang buruk), serta adanya pemimpin

yang kapabel, kredibel, dan acceptable, yaitu pemimpin yang memiliki kekuatan dan kesehatan

fisik yang baik, memiliki akhlak, moral, kepribadian, dan komitmen yang mulia dan mendalam

tentang berbagai masalah yang dihadapi masyarakat yang dipimpinnya, memiliki keahlian dan

ketrampilan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan, memiliki pengalaman, menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki keberanian dalam mengambil kebijakan, dan

senantiasa mau belajar dalam rangka meningkatkan kemampuannya.

Selanjutnya dalam filsafat tentang ilmu pengetahuan dijumpai uraian, bahwa seluruh ilmu

pengetahuan pada hakikatnya berasal dari Allah , karena sumber ilmu pengetahuan (ontologi)

berupa wahyu, alam jagat raya, fenomena social, intuisi, kemampuan berfikir, dan dzauq berasal

dari Allah . Dari wahyu lahir ilmu agama; dari alam jagat raya lahir ilmu pengetahuan alam

(sains); dari fenomena sosial lahir ilmu-ilmu sosial, dari intuisi lahir sastra dan seni, dari

kemampuan berfikir lahir ilmu filsafat, dan dari dzauq lahir ilmu makrifat, dan tasawuf.

Secara epistemology, lahirnya ilmu agama dari wahyu terjadi melalui metode ijtihad;

lahirnya ilmu pengetahuan alam (sains) dari alam jagat raya terjadi melalui metode penelitian

eksperimen dan observasil; lahirnya ilmu sosial dari fenomena sosial terjadi melalui metode

penelitian lapangan; lahirnya sastra dan seni dari intuisi terjadi melalui metode imajinasi dan

kontemplasi; lahirnya filsafat dari kemampuan berfikir terjadi melalui berfikir spekulatif,

sistematik, mendalam, radikal dan universal; lahirnya ilmu tasawuf dan ma’rif dari dzauq terjadi

melalui metode riyadhoh. Kemampuan berijtihad, bereksperimen, penelitian lapangan,

berimajinasi dan kontemplasi, berpikir secara mendalam dan sitematik, serta riyadhoh berasal

16
dari Allah . Manusia hanya menggunakan fasilitas yang diberikan Allah . Dengan demikian,

secara epistemologis semua ilmu berasal dari Allah . Selanjutnya secara aksiologis setiap ilmu

sebagaimana tersebut di atas mengandung nilai dan manfaat untuk umat manusia.Namun

demikian, tingkat manfaatnya bertingkat-tingkat sesuai dengan tujuan ilmu-ilmu tersebut.Ilmu

agama bermanfaat dalam mengabdi kepada Allah  dan menimbulkan akhlak mulia.Ilmu

pengetahuan alam bermanfaat dalam mengelola dan mengembangkan masyarakat.Seni dan sastra

bermanfaat untuk menghaluskan perangai dan sifat manusia. Filsafat bermanfaat untuk

menemukan hakikat atau inti kebenaran tentang sesuatu. Dan ilmu tasawuf atau ma’rifat

bermanfaat untuk melakukan pembersihan diri dalam rangka memperoleh kedekatan secara

spiritual dengan Allah . Semua manfaat yang terdapat dalam ilmu tersebut berasal dari Allah .

Namun, manfaat dari ilmu tersebut selanjutnya amat bergantung kepada manusia yang akan

menggunakannya.

Dengan filsafat ilmu pengetahuan yang demikian itu, maka akan dijumpai pandangan, bahwa

di dalam islam tidak ada pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum, antara ilmu yang berasal

dari akal dan dari hati; antara ilmu yang berasal dari hasil eksperimen atau penelitian lapangan.

Semua itu tersebut pada hakikatnya dari Allah . Pandangan tentang ilmu pengetahuan ini

selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar bagi penyusunan visi, misi, tujuan, kurikulum, dan

bahan ajar dalam kegiatan pendidikan.

Selanjutnya dalam filsafat akhlak dijumpai uraian, bahwa akhlak adalah sifat atau keadaan

yang telah melekat dan mendarah daging serta membentuk karakter, watak, dan tabiat

manusia.Akhlak adalah suatu yang dapat dibentuk dan dibina melalui kegiatan pendidikan dan

pengajaran. Akhlak yang dikehendaki adalah akhlak yang mulia, sebagaimana telah dicontohkan

17
oleh Nabi Muhammad . Dengan akhlak mulia ini, maka tercipta kehidupan yang aman, damai,

harmonis, sentosa, rukun, dan tertib, sehingga daya tahan suatu bangsa menjadi kukuh.

G. DASAR ILMU PENGETAHUAN

Yang dimaksud dasar ilmu pengatahuan adalah dasar nilai guna dan manfaat yang

terdapat dalam setiap ilmu pengetahuan bagi kepentingan pendidikan dan pengajaran.Di dalam

uraian tentang epistimologi ilmu pengetahuan tersebut diatas telah jelas dijelaskan, bahwa setiap

ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam, maupun ilmu pengetahuan sosial, memiliki

tujuan dan manfaatnya sendiri-sendiri.Berbagai manfaat ilmu pengetahuan tersebut harus

digunakan sebagai dasar ilmu pendidikan Islam.Dalam hubungannya dengan ilmu pendidikan,

berbagai manfaat dan tujuan ilmu pengetahuan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

1)      Ilmu Psikologi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala

kejiwaan, bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga

kependidikan, serta sumber daya manusia lainnya. Informasi tentang gejala-gejala tersebut

diperlukan untuk menentukan tingkat materi pendidikan yang perlu diberikan kepada peserta

didik, metode dan pendekatan yang akan digunakan, serta dalam memotivasi mereka untuk

meraih prestasi belajar mengajar. Selain itu, informasi gejala-gejala kejiwaan tersebut juga

diperlukan untuk membagikan tugas mengajar bagi para pendidik, dan menetapkan tugas-tugas

administrasi dan pengelolaan bagi tenaga administrasi dan lainnya. Dengan mempertimbangkan

gejala-gejala kejiwaan tersebut, maka materi pelajaran yang diberikan, metode dan pendekatan

yang diterapkan, penugasan dalam mengajar dan mengelola pendidikan akan tepat dan sesuai

dengan gejala kejiwaannya sehingga akan berjalan efektif.

2)      Ilmu sejarah Sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa

masa lalu, baik dari segi waktu, tempat, pelaku, latar belakang, tujuan dan factor-faktor yang

18
mempengaruhinya, yang disusun secara sistematik, dan didukung oleh data dan fakta-fakta yang

dapat dipertanggung jawab dan valid. Dengan mempelajari sejarah, akan diketahui kemajuan dan

kemunduran  sebuah kegiatan, untuk dijadikan bahan masukan dalam rangka memprediksi dan

merancang masa depan. Di dalam sejarah terdapat informasi tentang kegiatan pendidikan yang

pernah ada di masa lalu, baik dari segi kelembagaannya, tujuan, materi, kurikulum, bahan ajar,

guru, peserta didik, lingkungan, dan berbagai aspek pendidikan lainnya. Informasi tersebut selain

sebagai pengetahuan untuk memperluas wawasan, juga sebagai bahan masukan bagi penyusunan

rencana pendidikan di masa yang akan dating.

3)      Ilmu Sosial dan Budaya

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala sosial serta hubungannya

antara satu gejala dan gejala lain yang ada dalam masyarakat. Adapun ilmu budaya adalah ilmu

yang mempelajari hasil daya cipta dan kreasi akal budi manusia, baik yang bersifat fisik maupun

nonfisik, seperti tulisan, prasasti, bangunan rumah, bangunan lembaga pendidikan, kesenian,

kesustrasaan, kerajinan tangan, pakaian, adat istiadat, dan lain sebagainya. Dalam tipologi

masyarakat misalnya dijumpai adanya masyarakat yang bercorak agraris, industrialis,

masyarakat kota, masyarakat yang berbasis informasi, dan sebagainya. Dari segi strukturnya ada

masyarakat yang berdasarkan pada struktur keagamaan, budaya, adat istiadat dan sebagainya.

Dari segi tingkatannya ada masyarakat yang sudah modern, tradisional, dan masyarakat transisis.

Informasi tentang berbagai aspek kemasyarakatan tersebut sangat diperlukan guna merumuskan

konsep pendidikan.

Selanjutnya dalam ilmu budaya akan dapat diketahui berbagai macam tipologi budaya

yang disesuaikan dengan tipologi, struktur, maju dan mundurnya masyarakat. Ada budaya

masyarakat pedesaan, budaya masyarakat industry, budaya masyarakat transisi, dan sebagainya.

19
Berbagai informasi tentang keadaan masyarakat dan budaya tersebut sangat diperlukan dalam

merancang bangunan ilmu pendidikan, sehingga dapat dirumuskan konsep pendidikan yang

berbasis ilmu sosial dan budaya.

4)      Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang sumber, cara mendapatkan,

mengelola dan mengembangkan ekonomi yang disusun secara sistematik dengan menggunakan

metode tertentu. Dasar ilmu ekonomi ini diperlukan dalam rangka memberikan perspektif

tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta

mempertanggungjawabkannya terhadap rencana dan anggaran pendidikan.Ilmu ekonomi yang

diatur berdasarkan ajaran Islam ini diperlukan untuk membiayai penyelenggaraan

pendidikan.Seperti untuk membangun gedung dan infrastruktur, sarana prasarana, gaji pendidik

dan tenaga kependidikan.Pengadaan alat-alat praga, alat tulis dan lain sebagainya.

5)      Ilmu Politik

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari tentang tujuan, cita-cita, dan ideology yang

akan diperjuangkan, cara-cara mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mempertahankan

kekuasaan. Ilmu politik sangat diperlukan untuk kegiatan pendidikan, karena akan memberikan

jaminan dan dukungan atas berlangsungnya kegiatan pendidikan, sesuai dengan cita-cita dan

ideology yang ingin diperjuangkan. Dengan ilmu politik, maka dapat dirumuskan berbagai

undang-undang, peraturan dan kebijakan tentang berbagai aspek pendidikan, seperti pembiayaan,

kurikulum, pengadaan guru, pengadaan buku ajar, pengadaan bangunan dan infrastruktur

pendidikan, dan lain sebagainya.

6)      Ilmu Administrasi

20
Ilmu administrasi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi dan memperbaiki sebuah

kegiatan. Ilmu ini diperlukan sebagai dasar bagi perencanaan berbagai aspek yang terkait dengan

pendidikan.Dengan dasar ilmu administrasi dapat dilakukan pengelolaan secara sistematik dan

terencana tentang sarana prasarana, keuangan, kepegawaian, kegiatan belajar mengajar dan

sebagainya.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dasar pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang bersifat konsep, pemikiran dan

gagasan yang mendasari, melandasi dan mengasasi pendidkan Islam. Asas pendididkan islam

adalah prinsip pendidikan islam yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam merumuskan

dan melaksanakan pendidikan islam.

Perbedaaan antara asas dan dasar pendidikan islam dan dasar pendidikan islam adalah

kata dasar digunakan sebagai tempat yang dijadikan Sandaran atau pijakan dalam membangun

sesuatu atau sebagai landasan yang digunakan untuk mengembangkan konsep atau teori. Adapun

kata prinsip sama artimya dengan asas, yaitu kebenaran yang dijadikan pokok dasar dalam

berfikir dan bertindak. Kata prinsip atau asas merupakan landasan operasional atau landasan

bertindak.

Macam-macam asas  pendidikan islam antara lain: prinsip wajib belajar dan mengajar;

prinsip pendididkan untuk semua (education for all); prinsip pendidikan sepanjang hayat (long

life education); prinsip pendidikan berwawasan global dan terbuka; prinsip pendidikan

integralistik dan seimbang; prinsip pendidikan yang sesuai dengan bakat manusia prinsip

pendidikan yang menyenangkan dan menggembirakan; prinsip pendidikan yang berbasisi

padariset dan rencana; prinsip pendidikan yang berbasis pada riset dan rencana; prinsip

pendidikan yang unggul dan profesional; prinsip pendidikan yang rasional dan objektif; prinsip

pendidikan yang berbasis masyarakat; prinsip pendidikan yang sesuai dengan perkembangan

zaman; prinsip pendidikan sejak usia dini; prinsip pendidikan yang terbuka.

22
Berdasarkan pada analisisilmu pengetahuan, agama dan filsafat yang memiliki landasan

ontologis, epistemologis dan aksiologis yang berbeda,dasar pendidikan Islam dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu dasar religious, dasar filsafat Islam, dan dasar ilmu pengetahuan. Dasar ilmu

pengetahuan memcakup: Ilmu Psikologi, Ilmu sejarah, Ilmu Sosial dan Budaya, Ilmu Ekonomi,

Ilmu Politik, Ilmu Administrasi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. 2012.  Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: kalam mulia.

Purwadarminta, W.J.S. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Mujib, Abdul & Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada

Medi.

[1] Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Hal.89
[2]Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2012. Hal.187
[3] W.J.S. Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2001. Hal.267
[4] Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Hal.90
[5]Abdul Mujib,  Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana Prenada
Media. Hal.44
[6] Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Hal.90
[7] W.J.S. Purwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
2001. Hal.63
[8] Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Hal.102
[9]Ibid, hal.101 [10]Ibid, Hal.106  [11]Ibid, hal.90-99

24

Anda mungkin juga menyukai