Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TINJAUAN FILOSOFIS TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN


ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam


Dosen Pengampu: Drs. Khairul Saleh, M.Ag

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Dwi Kasihani 2111306001


2. Wiwin Setiani 2111306005
3. Hanisa Meliasari 2111306089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD
IDRIS SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah Swt., yang menciptakan,


mengatur dan menguasai seluruh makhluk di dunia dan akhirat. Semoga
kita senantiasa mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Saw.,
beserta keluarganya yang telah membimbing manusia untuk meniti jalan
lurus menuju kejayaan dan kemuliaan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda dengan
ini kami dapat menyusun makalah dengan mengangkat judul “Tinjauan
Filosofis Tentang Tujuan Pendidikan Islam”.
Sebagai pemula, kami mengalami beberapa kesulitan dalam hal
penulisan makalah ini. Oleh karena itu kami ucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Kedua Orangtua, kami ucapkan yang telah mendoakan dan
mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini.
2. Dosen Pengampu, kami ucapkan terimakasih kepada bapak Drs.
Khairul Saleh, M.Ag selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam.
3. Teman-teman, kami berterima kasih kepada teman-teman yang telah
bekerjasama dan berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang
membangun untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Samarinda, 12 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Filosofis ......................................3


B. Kedudukan Tujuan Pendidikan ..........................................................5
C. Tujuan Pendidikan Islam dalam Tinjauan Filosofis ...........................7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat pendidikan Islam mempunyai prinsip-prinsip dan konsep-
konsep yang mendasari pendidikan dalam Islam. Tugas filsafat pendidikan
yakni memperhatikan dan mengontrol dasar-dasar pendidikan. Dengan
kata lain, filsafat bertugas di luar praktek pendidikan itu sendiri, bahkan di
luar prinsip dan konsep yang dijadikan dasar pijakan bagi pelaksanaan
pendidikan. Karena pada dasarnya lembaga pendidikan tidak berarti suatu
objek yang hidup dalam menara gading dan mengasingkan diri dari
kehidupan masyarakat, akan tetapi sesuatu yang hidup menyatu dengan
masyarakat dan berbagai persoalannya.1 Tujuan pendidikan adalah hal
paling penting dan perlu dirumuskan dengan sebaik-baiknya sebelum
memulai semua kegiatan pendidikan. Dalam kaitan itu, tujuan dalam suatu
sistem pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Beberapa
peranan penting tersebut nampak dalam kegunaannya dalam beberapa hal,
antara lain: tujuan menjadi pedoman dan acuan dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran, merencanakan langkah-langkah pengajaran, hingga
menilai tingkat keberhasilan pengajaran.2
Karena itu, fokus pembahasan makalah ini adalah membahas tentang
tinjauan filosofis tujuan pendidikan islam secara terperinci yang diperluas
dengan pembahasan tentang kedudukan tujuan pendidikan dan tujuan
pendidikan islam.

1
Ahmad Ali Riyadi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010), h. 5.
2
Darwyn Syah, dkk, Perencanaan SIstem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (cet. 2;
Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 101-102.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
yang akan dibahas pada makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Kedudukan Tujuan Pendidikan?
2. Apakah Tujuan Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan yang akan dicapai pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami Kedudukan Tujuan Pendidikan.
2. Untuk memahami Tujuan Pendidikan Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Filosofis


Sebelum membahas lebih lanjut tentang kedudukan dan tujuan
pendidikan Islam, di sini penulis akan menyampaikan beberapa definisi
pendidikan menurut para pakar pendidikan. Pada umumnya, berbagai
pakar pendidikan Barat mengartikan pendidikan sebagai sebuah proses.
lebih tepatnya, proses menjadikan manusia lebih baik dan tumbuh ke arah
yang lebih optimal. Mortimer J. Adler juga mengartikan pendidikan
sebagai proses, dimana semua kemampuan dan bakat manusia dipengaruhi
dengan pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang
baik, menggunakan sarana yang dibuat secara artistik dan dipakai untuk
membantu orang lain atau dirinya sendiri dalam rangka mencapai tujuan
yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik .3
Pendidikan sebagai proses bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh
kemampuan dan bakat yang dimiliki manusia. Optimalisasi tersebut dapat
ditempuh dengan cara pembiasaan, latihan, dan praktek yang
berkesinambungan. Pendidikan dapat dikatakan pula sebagai pembiasaan
itu sendiri. Dalam proses pembiasaan terdapat sarana-prasarana yang
dibutuhkan guna menunjang proses pendidikan. Tujuan dari serangkaian
proses dan alat bantunya tersebut adalah untuk mencetak insan manusia
yang sempurna. Jadi, Mortimer J. Adler ingin mengatakan bahwa
pendidikan adalah proses mencetak kepribadian manusia menjadi lebih
optimal dan lebih baik, dimana seluruh potensi dan bakat alam yang
dimilikinya dikembangkan semaksimal mungkin.
Pendidikan sebagai proses juga disampaikan Herman H. Horne. Ia
berpendapat bahwa pendidikan harus dipandang sebagai proses
penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, sesama

3
Mortimer J. Adler, “In Defense of The Philosophy of Education”, dalam Philosophies of
Education, Forty-First Year-book, Part. I. (University of Chicago Press, 1962), h. 209.

3
manusia, dan tabiat tertinggi kosmos.4 Manusia dapat belajar dari
sesamanya, alam dan lingkungan sekitar. Manusia yang fitrah, secara
alamiah, memang dicetak oleh lingkungan. Akan tetapi, setelah manusia
mampu mengembangkan pikiran dan sering belajar dengan merefleksikan
kehidupan maka akan muncul timbal-balik antara manusia dan
lingkungannya.
Apabila pengertian di atas dijadikan landasan pemikiran filosofi maka
filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia harus menemukan dirinya
sendiri sebagai suatu bagian integral dari alam rohani.5 Alam rohani yang
dimaksud adalah kondisi dimana setiap jiwa dan pribadi dapat
dikembangkan sesuai tingkat pembelajaran yang diperolehnya dari
lingkungan dan sekitarnya. Menemukan jati diri adalah kata kunci dari
pengertian pendidikan Herman H. Horne. Sebab, manusia yang sudah
mengenal jati dirinya akan berusaha mengidentifikasi diri dan menyeleksi
hal-hal lain di luar dirinya. Interaksi antara diri dan hal-hal lain menjadi
suatu proses penyesuaian diri atau pendidikan.
Sementara pengertian pendidikan Islam, menurut Omar Muhammad
alTouny al-Syaebani, adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadi, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya melalui proses
kependidikan. Tentunya, tingkah laku yang perlu diubah adalah tingkah
laku yang tidak segaris dengan ajaran-ajaran islam, kemudian diarahkan ke
jalan yang islami. Usaha mengubah adalah pendidikan itu sendiri,
sementara visi keislaman menjadi tujuan akhir dari pendidikan Islam.6
Di sinilah letak perbedaan pendidikan yang Islami dan sekuler.
Pendidkan Islam memiliki orientasi pendidikan yang terbatas dan dibatasi
oleh nilai-nilai keislaman. Pendidikan Islam berakhir pada terciptanya
insan kamil yang sejalan dengan nilai-nilai islami. Sekalipun nilai-nilai
4
Herman H. Horne, “An Idealistic Philosophy of Education”, dalam Philosophies of
Education, Forty-First Year-book, Part. I. University of Chicago Press, 1962, h. 140.
5
Herman H. Horne, An Idealistic…h.185.
6
Omar Muhammad al-Touny al-Syaebani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan
Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 399.

4
kemanusiaan menjadi salah satu yang diperjuangkan dalam pendidikan
Islam namun dengan catatan bahwa nilai kemanusiaan tersebut harus
berakar pada ajaran Islam. Berbeda dengan pendidikan yang sekuler,
dimana nilai baik yang akan dituju oleh proses pendidikan belum dibatasi
secara jelas, apakah oleh nilai-nilai dalam filsafat kemanusiaan ataukah
nilai-nilai dalam ajaran Kristen yang dominan.
B. Kedudukan Tujuan Pendidikan
Pendidikan Islam merupakan proses memperbaiki atau mengubah
tingkah laku individu dalam kehidupan pribadi, masyarakat, dan
lingkungan sekitarnya, dengan menggunakan cara pengajaran sebagai
suatu kegiatan fundamental dan sebagai profesi diantara profesi-profesi
fundamental dalam masyarakat.7
Membahas mengenai kedudukan filsafat pendidikan Islam, seorang
ahli sejarah bernama George R. Knight mengemukakan “general
philosophy applied to education as a specific area of human endeavor”.8
Berdasarkan pandangan Knight tersebut pada dasarnya filsafat
pendidikan mempunyai bidang garapan yang tidak berbeda dengan filsafat
secara umum. Hal tersebut dikarenakan filsafat pendidikan merupakan
filsafat yang diterapkan dalam bidang pendidikan. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa kedudukan filsafat pendidikan Islam mempunyai
kedudukan sebagai bagian dari filsafat terapan. Kajian kedudukan filsafat
dengan berdasarkan pada pandangan dari sudut ilmu filsafat disebut
dengan pandangan linear tentang filsafat pendidikan Islam. Artinya,
berusaha mengaplikasikan pemikiran filsafat untuk membahas masalah
pendidikan Islam. Dengan berdasarkan pada pandangan linear tersebut,
maka pembahasan filsafat pendidikan Islam diarahkan pada pembahasan

7
Omar Mohammad At-toumy, Falsafah Pendidikan Islam,( Jakarta : Bulan Bintang 1979),
h.399.
8
George R. Knight, Issues and Alternatives in Educationall Philosophy (Michigan:
Andrews University Press, 1982), h.2.

5
mengenai aliran-aliran dalam filsafat yang dihubungkan dengan
9
pendidikan Islam.
Tinjauan tersebut disebut Imam Barnadib sebagai pandangan linier
mengenai filsafat pendidikan, yaitu tentang bagaimana pemikiran filsafat
dijabarkan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam perspektif ini
membahas berbagai aliran filsafat, seperti pragmatisme, realisme,
idealisme, dan lain-lain, serta berbagai pandangan aliran ini mengenai
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pendidikan yang merupakan sebuah
ilmu tentunya dihadapkan pada berbagai persoalan kemanusiaan yang
menuntut tampilnya pendidikan sebagai solusi. Pandangan nonlinear
mengindikasikan bahwa ilmu pendidikan pada hakikatnya merupakan
suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah umum
pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.10
Adapun kedudukan pendidikan agama Islam dalam UU sidiknas 2003
adalah:
1. Pasal 1 ayat (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Pasal 1 ayat (2) pendidikan nasional merupakan pendidikan yang
berdasarkan pada nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang mananilai tersebut berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan akhir zaman. Agama sebagai tujuan pendidikan (agar

9
Asrori dan Rusman,Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Pendekatan Filsafat Islam Klasik,
(Malang: CV. Pustaka Learning Center, 2020), h.15.
10
Abd. Kadir, “Pengertian dan Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam” dalam
http://almawaddahcity.blogspot.com/2014/04/pengertian-dan-kedudukan-filsafat.html?m=1.
Diakses pada 17 Maret 2022.

6
peserta didi memiliki kekuatan spiritual keagamaan) dan sumber nilai
dalam proses pendidikan nasional.
3. Pasal 4 ayat 1 pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak bersifat diskriminatif dengan tetap menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa.11
Secara operasionalnya, terdapat dua fungsi pendidikan Islam yaitu
sebagai berikut:
1. Memelihara dan memperluas ide-ide peserta didik.
2. Untuk perubahan inovasi dan perkembangan dengan melatih ilmu
pengetahuan peserta didik.12
C. Tujuan Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Filosofis
Dari beberapa definisi pendidikan Islam yang sudah dikemukakan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan Islam berarti
berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak islami atau tujuan yang
merealisasi idealitas Islami. Adapun yang dimaksud dengan Idealitas
Islami pada hakikatnya mengandung nilai perilaku manusia yang didasari
atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah SWT.13
Menurut Hasan Langgulung sebagaimana disebutkan Abuddin Nata
bahwa tujuan pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga
fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan
akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku
individual termasuk di dalamnya nilai akhlak, dan fungsi sosial yang
berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan
manusia lain serta masyarakat dengan masyarakat yang lain sehingga
terjalin hubungan yang harmonis dan seimbang.14

11
Fathul Jannah, “Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, dalam Jurnal
Dinamika Ilmu no. 2, Vol. 13, 2013.
12
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam : Penidikan Historis, Teori dan Praktis,
(Jakarta: Cipta Press, 2002), h.32.
13
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.119.
14
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 46.

7
Dari beberapa penjelasan tentang tujuan pendidikan Islam menurut
pandangan para ahli setidaknya terdapat ciri-ciri sebagai berikut:15
1. mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi
dengan sebaik-baiknya, yakni melaksanakan tugas untuk
memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan,
2. mengarahkan manusia agar dalam melaksanakan tugas
kekhalifahannya tersebut dalam rangka tujuan ibadah kepada Allah.
3. mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga dalam
melaksanakan tugas kekhalifahannya tidak disalahgunakan,
4. membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya,
sehingga ia memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang dapat
mendukung keberhasilan dalam mengemban tugas sebagai khalifah,
5. mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.
Dengan demikian, sangat jelas bahwa hakikat dari tujuan pendidikan
Islam tidak lain adalah membentuk manusia yang baik, manusia yang
beribadah kepada Allah serta mampu mengemban amanat dan tugasnya
sebagai khalifah di muka bumi.

15
Abudin Nata, Filsafat…h. 53-54.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya, berbagai pakar pendidikan Barat mengartikan
pendidikan sebagai sebuah proses. lebih tepatnya, proses menjadikan
manusia lebih baik dan tumbuh ke arah yang lebih optimal.
Membahas mengenai kedudukan filsafat pendidikan Islam, seorang
ahli sejarah bernama George R. Knight mengemukakan “general
philosophy applied to education as a specific area of human endeavor”.
Berdasarkan pandangan Knight tersebut pada dasarnya filsafat
pendidikan mempunyai bidang garapan yang tidak berbeda dengan filsafat
secara umum. Hal tersebut dikarenakan filsafat pendidikan merupakan
filsafat yang diterapkan dalam bidang pendidikan.
Menurut Hasan Langgulung sebagaimana disebutkan Abuddin Nata
bahwa tujuan pendidikan agama harus mampu mengakomodasikan tiga
fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan
akidah dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku
individual termasuk di dalamnya nilai akhlak, dan fungsi sosial yang
berkaitan dengan aturan-aturan yang menghubungkan manusia dengan
manusia lain serta masyarakat dengan masyarakat yang lain sehingga
terjalin hubungan yang harmonis dan seimbang.
B. Saran
Diharapkan penulis dan pembaca dapat memahami tentang tinjauan
filosofis tujuan pendidikan islam secara terperinci yang diperluas dengan
pembahasan tentang kedudukan tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan
islam. Selain itu diharapkan penulis dalam menyelesaikan tugas makalah
kedepannya dapat lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Ahmad Ali. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010.

Syah, Darwyn, dkk. Perencanaan SIstem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.


Cet. 2. Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.

Adler, Mortimer J. In Defense of The Philosophy of Education. dalam


Philosophies of Education, Forty-First Year-book. Part. I. University of
Chicago Press, 1962.

Horne, Herman H. An Idealistic Philosophy of Education, dalam Philosophies of


Education, Forty-First Year-book. Part. I. University of Chicago Press,
1962.

Al-Syaebani, Omar Muhammad al-Touny. Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan


Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

At-toumy, Omar Mohammad. Falsafah Pendidikan Islam Jakarta : Bulan Bintang


1979.

Knight, George R. Issues and Alternatives in Educationall Philosophy. Michigan:


Andrews University Press, 1982.

Asrori dan Rusman. Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Pendekatan Filsafat Islam
Klasik. Malang: CV. Pustaka Learning Center, 2020.

Kadir, Abd. “Pengertian dan Kedudukan Filsafat Pendidikan Islam” dalam


http://almawaddahcity.blogspot.com/2014/04/pengertian-dan-kedudukan-
filsafat.html?m=1. Diakses pada 17 Maret 2022.

Jannah, Fathul. “Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional”, dalam


Jurnal Dinamika Ilmu no. 2, Vol. 13, 2013.

Nizar, Samsul Filsafat Pendidikan Islam : Penidikan Historis, Teori dan Praktis.
Jakarta: Cipta Press, 2002.

Arifin, H.M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

10
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

11

Anda mungkin juga menyukai