Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR DETERMINAN PENDIDIKAN MENURUT TINJAUAN PENDIDIKAN

ISLAM

(Tujuan Pendidikan Islam)

Makalah ini
diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam, Fakultas
Tarbiyah, Prodi Manajemen
Pendidikan Islam, Semester
II.

DI SUSUN

OLEH :

MULIADI
(862312021031)

NUR’AFIFA
(862312021032)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan Hidayah
dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Faktor
Determinan dalam Pendidikan Islam”.

Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap dapat lebih memahami secara
mendalam tentang Faktor Determinan dalam Pendidikan Islam. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah atau
penyusunan makalah berikutnya menjadi lebih baik.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing semoga
Allah SWT selalu mecurahkan berkah dan ridho kepada kita semua. Aamiin.

Bone, 27 April 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2

A. Pengertian faktor determinan pendidikan islam............................ 2


B. Faktor faktor determinan dalam pendidikan islam........................ 2

BAB III PENUTUP................................................................................... 8

A. Kesimpulan................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan islam merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
umat islam. Pendidikan merupakan unsur terpenting bagi manusia untuk
meningkatkan kadar keimanannya terhadap Allah swt, karena orang semakin
banyak mengerti tentang unsur-unsur pendidikan islam maka kemungkinan besar
mereka akan lebih tau dan lebih mengerti akan terciptanya seorang hamba yang
beriman.
Pendidikan adalah alat atau sarana bagi manusia untuk mengembangkan
keilmuan dipengetahuan, oleh karena itu pendidikan diharapkan memiliki
setandart yang tertata, dikurikulumkan, jelas teori-teori dan konsep-konsep
pendidikan yang diharapkan adalah konsep dan teori yang relevan dengan
keadaan yang berlaku.
Dalam mejalani keidupan diduniaini, kita tidak lepas yang namanya
pendidikan islam. Mendidik anak, saudara, lingkungan, dan masyarakat adalah
salah satucara untuk meningkatkan kualitas hidup manusia pada umumnya.
Tanpa adanya pendidikan islam yang  baik, sulit bagi manusia untuk
mewujudkan kualitas hidup yang efektif, efesien, dan tepat guna. Maka dari itu
pendidikan islam sangat penting bagi manusia disegala kehidupan, entah
kalangan ke bawah, ke atas yang bergelimang harta.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian faktor determinan pendidikan Islam?

2.      Apasaja faktor-faktor determinan dalampendidikan Islam?

C. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian faktor determinan pendidikan Islam?

2.       Untuk mengetahui faktor-faktor determinan dalam pendidikan Islam?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Faktor-Faktor Determinan

Secara leksikal,faktor determinan pendidikan Islam terdiri dari empat kata


1

yang tergabung menjadi dua kata majemuk, yaitu “faktor determinan” dan “pendi-
dikan Islam”. Kata faktor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Daring berarti “hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (memengaruhi)
terjadinya sesuatu”.[2]Sementara kata determinan berarti “sesuatu yang menentukan”.
[3]
 Dapat dipahami bahwa faktor determinan adalah hal yang menjadi penentu
terjadinya (sukses tidaknya) sesuatu. Sedangkan kata pendidikan
berarti proses,cara,perbuatan mendidik melalui upaya bimbingan, pengajaran, dan
pelatihan.[4] Islam adalah “agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw.”. [5] jadi
pendidikan Islam adalah proses atau cara mendidik berdasarkan ajaran Islam.
Berdasarkan berbagai arti kata tersebut, dapat dipahami bahwa faktor determinan
pendidikan Islam adalah sesuatu yang menentukan keberhasilan pendidikan Islam.

Menurut Sulaiman Saat, faktor determinan dalam pendidikan Islam


adalah satu faktor yang tegas menentukan atau final sifatnya dalam satu relasi sebab
akibat sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan Islam. [6] Dipertegas oleh Zakiah
Daradjat, bahwa faktor determinan pendidikan Islam merupakan sesuatu yang ikut
menentukan keberhasilan pendidikan islam dan memiliki beberapa bagian yang
saling mendukung satu sama lainnya.[7] Sehingga dapat dipahami bahwa faktor
determinan dalam pendidikan Islam adalah berbagai hal yang saling mendukung satu
sama lainnya sebagai penentu keberhasilan pendidikan Islam.

B. Faktor-faktor determinan dalampendidikan Islam


1. Faktor Tujuan
Menurut Al-Attas tujuan pendidikan islam adalah manusia yang baik.
Marimba berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya orang
yang berkepribadian muslim. Al-Abrasyi menghendaki bahwa tujuan akhir
pendidikan islam adalah manusia yang berakhlak mulia. Munir
Musyri menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut islam adalah
manusia yang sempurna. Menurut Abdul Fattah Jalal, dengan mengutip surat at-
Takwir ayat 27, Jalal menyatakan bahwa tujuan itu untuk semua manusia,

1
[1] Z. AG. S, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Cetakan ke VIII, Malang, 1983, hal. 28
[2] Zakiyah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bumi Angkasa, Jakarta, 2001, hal. 11
[3] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta: 2002, hal. 15-16
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 1992, hal 46-47
[5] Armai Arief, Op. Cit, hal 18-25
[6] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Amzah, Jakarta: 2010, hal. 83-86
[7] Ahmad Tafsir, Op.Cit, hal. 76

2
menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah. Yang dimaksud dengan
menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Secara umum, tujuan pendidikan islam terbagi atas: tujuan umum, tujuan
sementara, tujuan akhir, dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan
yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran
atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah
anak didik diberi sejumlah pengalaman tetentu yang direncanakan dalam sebuah
kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik
menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa
umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai
dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan islam dapat dapat diklasifikasikan dalam
beberapa bagian:
a.       Tujuan Pendidikan Jasmani (ahdaf al-jismiyah)
           Rasulullah saw, bersabda:
)‫ْف (الحديث‬ َّ ‫احبُّ اِلَى هللاِ ِمنَ ْال ُمْؤ ِم ِن ال‬
ِ ‫ض ِعي‬ ٌ ‫اَ ْل ُمْؤ ِمنُ ْالقَ ِو‬
َ ‫ي َخ ْير ٌَو‬
                                           Artinya:”orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi
Allah   daripada orang mukmin yang lemah”. (HR. Imam Muslim)
     Oleh imam Nawawi menafsirkan hadis di atas sebagai kekuatan iman yang ditopang oleh
kekuatan fisik. Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan, maka
pendidikan harus mempunyai tujuan ke arah keterampilan-keterampilan fisik yang
dianggap perlu bagi tumbuhnya keperkasaan tubuh yang sehat.
b.      Tujuan Pendidikan Rohani (ahdaf al-ruhaniyah)
Orang yang betul-betul menerima ajaran islam tentu akan menerima seluruh cita-cita
ideal yang terdapat dalam al-Qur’an. Peningkatan jiwa dan kesetiaannya yang hanya
kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas islam yang diteladani dari tingkah laku
keidupan nabi saw, merupakan pokok dalam tujuan pendidikan islam.
c.       Tujuan Pendidikan Akal (al-ahdaf al-aqliyah).
Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang mengarah setiap manusia
sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya.
d.      Tujuan Sosial (al-ahdaf al-ijtima’iyah).
Seorang khalifah mempunyai kepribadian utama dan seimbang, sehingga khalifah tidak
akan hidup dalam keterasingan dan ketersendirian. Oleh karena itu, aspek sosial dari
khalifah harus dijaga.
2. Faktor Pendidik
a. Pengertian Pendidik dalam Pendidikan Islam

3
2
Dalam pendidikan islam, pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta
didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa).
Pendidik terbagi menjadi dua, yaitu
1.)Pendidik Kodrat. Di sini yang disebut pendidik kodrat adalah orang tua.
2.)Pendidik jabatan. Di sini yang disebut pendidik jabatan yaitu guru di sekolah.
b. Tugas Pendidik dalam Pendidikan Islam
Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi 3
bagian yaitu;
1.      Sebagai pengajar (instuksional)
2.      Sebagai pendidik (educator)
3.      Sebagai pemimpin (managerial).[8]
Ag. Soejono merinci tugas pendidik dalam pendidikan islam sebagai berikut.
1.      Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai
cara, seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angkeet dan sebagainya.
2.      Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3.      Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai bidang keahlian, keterampilan, agar anak didik memilihnya
dengan tepat.
4.      Mengadakan evaluasi setiap waktu unuk megetahui apakah perkembangan anak
didik berjalan dengan baik.
5.      Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan
dalam mengembangkan potensinya.
c. Syarat Pendidik dalam Pendidikan Islam
      Menurut Ag. Soejono menyatakan bahwa syarat guru adalah sebagai berikut:
1.      Tentang umur, harus sudah dewasa
2.      Tentang kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani
3.      Tentang kemampuan mengajar, ia harus ahli
4.      Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinngi.
d. Sifat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Al-Abrasyi menyebutkan bahwa guru dalam islam sebaiknya memiliki sifat-sifat
sebagai berikut.
Zuhud, bersih tubuhnya, bersih jiwanya, tidak ria, tidak memendam rasa dengki
dan iri hati, tidak menyenangi permusuhan, ikhlas dalam melaksanakan tugas, sesuai
dengan perbuatan dan perkataan, tidak malu mengakui ketidaktahuan, bijaksana, tegas

2
[8] Bukhari Umar, Op.Cit, hal.87

4
dalam perkataan dan perbuatan, rendah hati, lemah lembut, pemaaf, sabar,
berkepribadian, bersifat kebapaan/ keibuan, mengetahui karakter murid.[9]
3. Faktor Peserta Didik
a. Definisi peserta didik dalam pendidikan Islam
3
Peserta didik dalam pendidikikan Islam adalah individu  sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik, psikologi, sosial, dan religius dalam mengarungi
kehidupan di dunia dan di akirat kelak. Definisi tersebut memiliki arti bahwa peserta
didik  merupakan individu yang belum dewasa, yang  karenanya memerlukan orang lain
untuk menjadikan dirinya dewasa. Dalam istilah tasawuf, peserta didik sering kali di
sebut dengan” murid” atau  tholib. Secara etimologi, murid berarti” orang yang
mengheendaki”. Sedang menurut terminologi, murid adalah pencari hakiakat di bawah
bimbingan dan arahan seorang pembimbing spiritual(mursyid).istilah murid
atau  thalib   memiliki kedalaman makna  dari pada penyebutan siswa. Artinya, dalam
proses pendidikan itu terdapat individu yang secara  sungguh-sungguh menghendaki dan
mencari ilmu pengetahuan, serta menunjukkan bahwa adanya keaktifan  pada peserta
didik dalam proses  belajar mengajar, bukan pada pendidik sehingga proses pendidikn
agar tercapai hasil yang maksimal.
b. Paradigma Peserta Didik dalam Pendidikan  Islam   
Beberapa hal yang perlu di pahami mengenai karakteristik peserta didik adalah 
Pertama, peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunianya sendiri,
sehingga  metode belajar mengajar tidak boleh di samakan dengan orang dewasa.
Kedua, peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan
itu semaksimal mungkin.
Ketiga, peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
baik perbedaan yang di sebabkan dari faktor indogen (fitroh)  maupun dari faktor eksogen
(lingkungan) yang meliputi segi jasmani, intelegensi, sosial, bakat, minat, dan lingkungan
yang mempengaruhinya.
Keempat, peserta didik dipandang sebagai kesatuaan sistem manusia. Sesuai dengan
hakikat manusia, peserta didik sebagai makhluk monopluralis, maka pribadi  peserta
didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuaan jiwa raga (cipta, rasa
dan karsa).[10]
Kelima, peserta didik merupakan subjek sekaligus dalam pendidikan yang
dimungkinkan dapat aktif, kreatif, serta produktif. Setiap peserta didik  memiliki aktivitas
sendiri (swadaya) dan kreatifitas sendiri (daya cipta), sehingga dalam pendidikan tidak
memandang anak sebagai objek pasif yang bisanya hanya menerima, mendengar saja.

3
[9] Ahmad Tafsir, Op.Cit, hal.79-83
[10] Prof. Suyanto,Ph.D, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2006. Cet 1. Hal 103-106

5
Keenam, peserta didik mengikuti  periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasi dalam pendidikan
adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat di sesuaikan dengan pola dan tempo, serta
irama perkembangan peserta didik. Karena kadar kemampuan peserta didik sangat di
tentukan oleh usia atau periode perkembangan.
4.      Faktor alat
Peralatan pendidikan adalah semua yang digunakan guru dan dalam proses
pendidikan. Ini mencakup perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras misalnya
gedung sekolah dan alat laboratorium dan perangkat lunak misalnya kurikulum, metode,
dan evaluasi pendidikan Islam.
1.      Perangkat keras
Pada masa permulaan islam, alat-alat yang digunakan dalam pengajaran amat
sederhana. Pengajarn diberikan di rumah. Kadang-kadang di masjid atau halaman masjid.
Orang Islam ketika itu mengirimkan anak-anaknya belajar di masjid. Orang Islam
Indonesia sekarang ini sudah mengetahui perlunya alat-alat pendidikan untuk
membangun sekolah yang bermutu. Jenis-jenis peralatan sekolah pada umumnya sama,
kecuali bagi sekolah-sekolah tertentu sesuai dengan tujuan kurikulernya.
4
Peralatan sekolah harus dirancang secara menyeluruh dan teliti. Dahulukan alat-alat
yang sangat diperlukan. Seperti Tiruan tubuh manusia untuk memahami anatomi
manusia, rekaman video tentang salat dan wudlu alat-alat mutlak yang wajib ada yakni
buku-buku perpustakaan. Hal lain yang perlu mendapat perhatian ialah ruang belajar.
Ruang belajar yang baik tidak selalu mahal. Pengelolaannya itulah yang amat
menentukan.[13]
2.      Perangkat lunak
a.       Kurikulum pendidikan Islam
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti
jalan terang yang dilalui oleh pendidik beserta anak didiknya untuk mengembangkan
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang
berpijak kepada al-Qur’an dan hadits sebagai dasar utama pelaksanaan pendidikan Islam.
Agar kurikulum pendidikan Islam tetap relevan dan bisa berbuat banyak di
masyarakat, maka design kurikulum harus peka terhadap kebutuhan masyarakat dan
dinamika zaman. Untuk itu hal yang harus ada dalam kurikulum pendidikan Islam,
yaitu pertama, pendidikan perlu mengintregasikan kajian keagamaan, pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya, dalam suatu program kurikulum yang integral baik dari segi
filosofis, teoritik, maupun oprasionalnya. Kedua, kurikulum pendidikan Islam harus
mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)dan dipadukan

4
[13] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 92-94

6
dengan iman dan takwa dan harus relevan, responsif serta mampu mengantisipasi
skenario perubahan di masa yang akan datang.
b.      Metode pendidikan Islam
H.M. Arifin menawarkan metode pendidikan Islam sebagai berikut:
a)      Metode situasional dan kondisional dalam pembelajaran
b)      Metode kebermaknaan
c)      Metode dialog
d)     Metode pemberian teladan yang baik
e)      Metode diskusi
f)       Metode demonstrasi
g)      Metode hadiah dan hukuman
5
Menurut Muhaimin, dkk, pelaksanaan evaluasi pendidikan Islam perlu
dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut:
a)      Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan
b)      Evaluasi harus obyektif
c)      Evaluasi dilakukan secara komprehensif
d)     Evaluasi dilakukan secara kontinue[15]

5. Faktor Lingkungan
Adapun pengaruh lingkungan dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:
a.       Pengaruh lingkungan dapat dikatakan positif, bilamana lingkungan itu dapat
memberikan dorongan atau motivasi dan rangsangan kepada anak untuk berbuat hal-hal
yang baik.
b.      Sebaliknya pengaruh lingkungan dapat dikatakan negatif, bilamana keadaan sekitar
anak itu tidak dapat memberikan pengaruh baik.
Karena itu berhasil atau tidaknya pendidikan islam disekolah juga banyak ditentukan
oleh keadaan lingkungan daripada anak didik.[16]

5
[15] Ibid, hal.31-33

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor pendidikan islam adalah sesuatu yang ikut menentukan
keberhasilanpendidikan islam yang memiliki beberapa bagian yang saling
meendukung satu sama lainnya.
2. Di dalam ilmu pendidikan islam kita mengenal beberapa macam faktor
pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a.       Faktor tujuan
b.      Faktor pendidikan
c.       Faktor anak didik
d.      Faktor lingkungan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk kemajuan dan perbaikan dalam
kualitas pendidikan di negara ini dan makalah selanjutnya menjadi lebih baik dengan
menoleh dari memperbaiki kesalahan dalam makalah ini dengan harapan menjadi
lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Pespektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya, 2005
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam, Semarang: Pustaka Rizqi Putra, 2002
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres,
2002
Bukhori Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010
Dr. Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Angkasa,
2001
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006
Z. AG. S, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Cetakan ke VIII, 1983

Anda mungkin juga menyukai