Disusun oleh :
2021/1442 H
KATA PENGANTAR
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Ali Murtadho, M.S.I yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa halangan apapun. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kongnitifnya saja, tanpa mendidik aspek afektif dan psikomotorik, yang hal itu
sangat tidak sesuai dengan teori pendidikan islam. Lemahnya mutu pendidikan di
indonesia, terutama pendidiakan islam, merupakan imbas utama akibat kurang
profesional dan tidak adanya kompetensi pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidik?
2. Apa saja syarat-syarat dan Sifat-sifat pendidik dalam pendidikan islam?
3. Apa saja tugas pendidik dalam pendidikan islam?
4. Apa hakikat pendidik dalam pendidikan islam?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidik
2. Mengetahui syarat-syarat dan sifat-sifat pendidik dalam pendidikan islam
3. Mengetahui tugas pendidik dalam pendidikan islam
4. Mengetahui hakikat pendidik dalam pendidikan islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Kata pendidik berasal dari kata didik, artinya memelihara, merawat dan
memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu pengetahuan seperti yang diharapkan
(tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya) selaniutnya dengan
menambahkan awalan pe- hingga menjadi pendidik, artinya orang yang mendidik.
Dalam kamus umum bahasa indonesia, pendidik artinya orang yang mendidik.
Secara etimologi dalam bahasa inggris ada beberapa kata yang berdekatan arti
pendidik seperti kata teacher artinya pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, di
pusat-pusat pelatihan disebut sebagai trainer atau instruktur.
Demikian pula dalam bahasa arab seperti kata al-mualim (guru), murabbi
(mendidik), mudarris (pengajar) dan ustadz. Secara terminology beberapa pakar
pendidikan berpendapat, menurut Ahmad Tafsir, bahwa pendidik dalam islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi efektif (rasa),
kongnitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa). Sedangkan Abdul Mujib
mengemukakan bahwa pendidik adalah bapak rohani (spiritual father) bagi peserta
didik, yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaaan akhlak mulia, dan
meluruskan prilakunya yang buruk. Pendidik dapat pula berarti orang bertanggung
jawab terhadap perkembangan dan kematangan aspek rohani dan jasmani anak.
Secara umum dijelaskan pula oleh Maragustam Siregar, yakni orang yang
memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan lain-lain baik
dilingkungan keluarga, masyarakat, maupun disekolah.1
3
wahyu dari Allah kemudian bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk yang
ada di dalamnya kepada seluruh manusia. Ketiga, orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga bagi anak-anaknya. Keempat, guru sebagai pendidik
dilingkungan pendidikan formal, seperti disekolah atau madrasah.
Salah satu hal yang menarik pada ajaran islam ialah penghargaan islam yang
sangat tinggi terhadap guru/pendidik. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga
menempatkan kedudukan guru setingkat dibawah kedudukan nabi dan rosul.
Mengapa demikian? Karena pendidik selalu terkait dengan ilmu (pengetahuan),
sedangkan islam sangat menghargai pengetahuan. Sebenarnya tingginya kedudukan
pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri. Islam
memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu didapat dari belajar dan mengajar, yang
belajar adalah calon pendidik, dan yang mengajar adalah pendidik. Maka, tidak
boleh tidak, islam pasti memuliakan pendidik.2
2
Muhammad Ali, "Hakikat pendidik dalam pendidikan Islam." Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol.
11 No. 1 (2017), hal. 82
4
Disana tiada pendidikan atau pembelajaran tanpa adanya seorang guru. Karena guru
merupakan menentu sistematika pembelajaran mulai dari kurikulum sampai yang
lainnya.3
1. Kedewasaan
2. Identifikasi norma, artinya menjadi satu dengan norma
3. Indentifikasi dengan anak, artinya pendidik dapat menempatkan diri dalam
kehidupan anak sehingga usaha pendidik tidak bertentangan dengan kodrat
anak.
4. Knowledge, memiliki pengetahuan yang cukup prihal pendidikan
5. Skill
6. Attitude, memiliki sifat jiwa yang positif terhadap pendidikan4
3
H. Syarifuddin, "HAKIKAT PENDIDIK", ANSIRU PAI: Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama
Islam Vol. 5 No. 1 (2021), hal. 26
4
Muhammad Fathurrohman dan Sulistyorini, Meretas Pendidik Berkualitas dalam Pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Kalimedia, 2012).
5
3. Keahlian, harus menguasai barang yang diajarkannya dan menguasai ilmu
mendidik (termasuk ilmu mengajar).
4. Harus berkepribadian muslim.
1. Memiliki sifat zuhud, dalam artian tidak mengutamakan materi dan mengajar
karena mencari ridha Allah
2. Seorang guru harus jauh dari dosa besar
3. Ikhlas dalam pekerjaan
4. Bersifat pemaaf
5. Harus mencintai peserta didiknya5
5
Muhammad Ali, Op.Cit., hal. 85
6
C. Tugas Pendidik
7
Sedangkan tugas pendidik dalam perspektif pendidikan islami memacu
kepada tiga hal berikut :
D. Hakekat pendidik
8
manusianya sesuai dengan kemampuan dasar yang dimiliki oleh manusia (A. Tafsir,
1994:75).
Pendidik dalam pendidikan Islam adalah setiap orang dewasa yang karena
kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain.
Sedangkan yang menyerahkan tanggung jawab dan amanat pendidikan adalah
agama, dan wewenang pendidik dilegitimasi oleh agama, sementara yang menerima
tanggung jawab dan amanat adalah setiap orang dewasa. Ini berarti bahwa pendidik
merupakan sifat yang lekat pada setiap orang, karena tanggung jawabnya atas
pendidikan (Ramayulis, 2002:85-6).7
Didalam Al-Qur’an telah disebutkan bahwa pendidik itu ada empat, diantaranya:
∩⊆∪ tβ$u‹t6ø9$# çµyϑ¯=tã ∩⊂∪ z≈|¡ΣM}$# šYn=y{ ∩⊄∪ tβ#uöà)ø9$# zΝ¯=tæ ∩⊇∪ ß≈oΗ÷q§9$#
Artinya :
“(1) (Tuhan) yang Maha pemurah, (2) Yang telah mengajarkan Al Quran. (3)
Dia menciptakan manusia. (4) Mengajarnya pandai berbicara.”
7
Maisyaroh, "Hakikat Pendidik dalam Perspektif Falsafah Pendidikan Islami.", Jurnal Pendidikan Agama
Islam Al-Thariqah Vol. 4 No. 2, (2019), hal. 8.
9
Yang Artinya : “Sebagaimana (kami telah sempurnakan nikmat kami kepadamu)
kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-
ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-
Kitab dan Hikmah (Al-Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang kamu
belum ketahui.”
( ϵšø uΖÏ9 ãä3ô±o„ $yϑ¯ΡÎ*sù öà6ô±tƒ tΒuρ 4 ¬! öä3ô©$# Èβr& sπyϑõ3Ïtø:$# z≈yϑø)ä9 $oΨ÷s?#u ô‰s)s9uρ
¢o_ç6≈tƒ …çµÝàÏètƒ uθèδuρ ϵÏΖö/eω ß≈yϑø)ä9 tΑ$s% øŒÎ)uρ ∩⊇⊄∪ Ó‰‹Ïϑym ;Í_xî ©!$# ¨βÎ*sù tx x. tΒuρ
ϵ÷ƒy‰Ï9≡uθÎ/ z≈|¡ΣM}$# $uΖøŠ¢¹uρuρ ∩⊇⊂∪ ÒΟŠÏàtã íΟù=Ýàs9 x8÷Åe³9$# āχÎ) ( «!$$Î/ õ8Îô³è@ Ÿω
¥’n<Î) y7÷ƒy‰Ï9≡uθÎ9uρ ’Í< öà6ô©$# Èβr& È÷tΒ%tæ ’Îû …çµè=≈|ÁÏùuρ 9÷δuρ 4’n?tã $·Ζ÷δuρ …絕Βé& çµ÷Fn=uΗxq
Ÿξsù ÖΝù=Ïæ ϵÎ/ y7s9 }§øŠs9 $tΒ ’Î1 š‚Íô±è@ βr& #’n?tã š‚#y‰yγ≈y_ βÎ)uρ ∩⊇⊆∪ çÅÁyϑø9$#
¥’n<Î) ¢ΟèO 4 ¥’n<Î) z>$tΡr& ôtΒ Ÿ≅‹Î6y™ ôìÎ7¨?$#uρ ( $]ùρã÷ètΒ $u‹÷Ρ‘‰9$# ’Îû $yϑßγö6Ïm$|¹uρ ( $yϑßγ÷èÏÜè?
7π¬6ym tΑ$s)÷WÏΒ à7s? βÎ) !$pκ¨ΞÎ) ¢o_ç6≈tƒ ∩⊇∈∪ tβθè=yϑ÷ès? óΟçFΖä. $yϑÎ/ Νà6ã∞Îm;tΡé'sù öΝä3ãèÅ_ötΒ
©!$# ¨βÎ) 4 ª!$# $pκÍ5 ÏNù'tƒ ÇÚö‘F{$# ’Îû ÷ρr& ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû ÷ρr& >οt÷‚|¹ ’Îû ä3tFsù 5ΑyŠöyz ôÏiΒ
10
÷É9ô¹$#uρ Ìs3Ζßϑø9$# Çtã tµ÷Ρ$#uρ Å∃ρã÷èyϑø9$$Î/ öãΒù&uρ nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r& ¢o_ç6≈tƒ ∩⊇∉∪ ×Î7yz ì#‹ÏÜs9
Ÿωuρ Ĩ$¨Ζ=Ï9 š‚£‰s{ öÏiè|Áè? Ÿωuρ ∩⊇∠∪ Í‘θãΒW{$# ÇΠ÷“tã ôÏΒ y7Ï9≡sŒ ¨βÎ) ( y7t/$|¹r& !$tΒ 4’n?tã
’Îû ô‰ÅÁø%$#uρ ∩⊇∇∪ 9‘θã‚sù 5Α$tFøƒèΧ ¨≅ä. =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) ( $·mttΒ ÇÚö‘F{$# ’Îû Ä·ôϑs?
∩⊇∪ ÎÏϑptø:$# ßNöθ|Ás9 ÏN≡uθô¹F{$# ts3Ρr& ¨βÎ) 4 y7Ï?öθ|¹ ÏΒ ôÙàÒøî$#uρ šÍ‹ô±tΒ
11
(18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri (19) dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan
lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
(Q.S Luqman:12-19)
8
A. Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI, 2009).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, Muhamad. 2015. "Hakikat pendidik dan peserta didik". Tarbiyah Islamiyah:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 5.1.
14