Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Ilmu Pendidikan Islam

Tentang

Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Disusun oleh

Kelompok 7

Suci Rahayu : 1914050022


Suryani Harahap : 1914050003
Alfika Tasbina : 1914050015

Dosen pembimbing

Dr. Aprizal Ahmad M.Pd

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS A


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1442 H / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa yang telah memberikan
kita rahmat dan hidayah nya untuk kita semua,karena sampai detik ini masih di berikan
kesempatan untuk hidup di dunia untuk memperbaiki diri menjadi orang yang yang lebih baik
lagi.

Sholawat serta salam kami limpahkan kepada Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW
kelak di yaumul akhir kita mendapat syafaat darinya.Aamiin.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Aprizal, selaku dosen pengampu mata kuliah
ilmu pendidikan islam dan rekan-rekan yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah
ini.Alhamdulillah makalah ini telah selesai di kerjakan dengan sebaik-baiknya.Adapun makalah
ini berjudul “Pendidik dalam perspektif pendidikan Islam” Dengan terbentuknya makalah ini
semoga bermanfaat untuk kita semua.Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan perlu untuk diperbaiki.Maka dari itu, untuk para pembaca kami senantiasa
menerima kritik dan saran dari anda semua.

Padang, 21 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Definisi Guru Dalam Perspektif Islam.................................................................................5
B. Kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam............................................................................6
C. Ciri-Ciri dan Karakteristik Pendidik yang Baik...................................................................8
D. Syarat Menjadi Pendidik.......................................................................................................8
E. Tugas Guru Dalam Perspektif Islam...................................................................................10
F. Kode Etik Guru dalam Perspektif Islam.............................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
bangsa. Dalam pendidikan tidak dapat dipungkiri adanya faktor yang mempengaruhi
proses pelaksanaan proses tersebut. Adapun faktor atau komponen pendidikan melputi:
tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, isi (kurikulum), metode atau cara, dan
situasi lingkungan. Sehingga tanpa faktor-faktor tersebut tidak akan tercapai sebuah
pendidikan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah pendidik.

Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena
pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun peranan dan
kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal, diantaranya sebagai
pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan, partisipan, ekspediator,
perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai
orang tua kedua bagi peserta didik.

Jadi dalam pelaksanaan pendidikan, pendidik sangat diperlukan. Pendidik


merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa adanya
pendidik, mustahil pendidian dapat berjalan dengan baik. Dalam makalah ini pemakalah
akan berusaha memaparkan tentang syarat-syarat dan tugas menjadi seorang pendidik,
serta hal-hal yang berhubungan dengan pendidik dalam pendidikan Islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi guru dalam perspektif islam?
2. Bagaimana kedudukan guru dalam perspektif islam?
3. Sebutkan ciri-ciri dan karakteristik pendidik yang baik!
4. Sebutkan syarat menjadi pendidik!
5. Bagaimana tugas guru dalam perspektif islam?
6. Jelaskan kode etik guru dalam perspektif islam?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi guru dalam perspektif islam
2. Mengetahui bagaimana kedudukan guru dalam perspektif islam
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dan karakteristik pendidik yang baik
4. Mengetahui syarat menjadi pendidik
5. Mengetahui apa saja tugas guru dalam perspektif islam
6. Menjelaskan kode etik guru dalam perspektif islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Guru Dalam Perspektif Islam


Pendidikan adalah suatu bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang
utama. Pendidikan juga berarti sebagai semua perbuatan dan usaha dari generasi yang
lebih tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta
keterampilannya (orang menamakan hal ini juga mengalihkan kebudayaan) kepada
generasi muda, sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik
jasmaniah maupun rohaniah.
Dalam perspektif pendidikan islam, keberadaan, peranan dan fungsi guru
merupakan keharusan yang tidak dapat diingkari. Tidak ada pendidikan tanpa kehadiran
guru. Guru merupakan penentu arah dan sistematika pembelajaran mulai dari kurikulum,
sarana, bentuk pola sampai kepada usaha bagaimana anak didik seharusnya belajar
dengan baik dan benar dalam rangka mengakses diri akan pengetahuan dan nilai-nilai
hidup. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam sistem
pendidikan untuk membantu proses perkembangan siswa.
Dengan demikian, guru sebagai salah satu faktor pendidikan harus profesional
dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya, karena gurulah yang memberikan pengaruh
besar kepada muridnya, sehingga guru dituntut untuk bisa memberikan arah yang baik
sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-
nilai Islam. Dengan demikian keberhasilan proses belajar mengajar akan tercapai.
Keberhasilan dan kegagalan suatu proses belajar mengajar secara umum dapat dinilai dari
output-nya, yakni orang yang sebagai produk pendidikan. Guru merupakan unsur
pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan.

B. Kedudukan Guru Dalam Perspektif Islam


Guru atau dalah bahasa arab dikenal dengan sebutan ustad bagi guru laki-laki dan
Ustadzah bagi guru wanita. Islam sendiri memberikan tempat dan derajat yang tinggi
bagi para guru sebagaimana hukum menuntut ilmu . Sebab mereka termasuk kedalam
golongan orang-orang berilmu yang selalu mengamalkan ilmunya sebagai fungsi iman
kepada allah swt . Sebagaimana Firman Allah Swt:

ٍ ‫َيرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬
‫ت ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah
11).

Kedudukan guru dalam perspektif islam yaitu:

 Mendapat Derajat yang Tinggi

Sebagaimana menuntut ilmu, seorang guru atau pengajar juga akan dinaikkan
derajatnya. Sebab seorang guru yang baik dan berlandaskan pada nilai pengajaran islam
akan selalu mengajarkan ilmu yang bernilai kebaikan dan bermanfaat, Sehingga
kemudian hasilnya tidak hanya bernilai kebaikan bagi yang menerima tapi juga berbuah
kebaikan bagi yang mengajarkan. Sebagaimana dalam Firman Allah SWT QS Al-
Mujadilah ayat 11 berikut :

ُ ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم َوإِ َذا قِي َل ا ْن‬


‫ش ُزوا‬ َ ‫س ُحوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ َ ‫س فَا ْف‬ ِ ِ‫س ُحوا فِي ا ْل َم َجال‬ َّ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ٍ ‫ش ُزوايَ ْرفَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا‬
ُ ‫فَا ْن‬.
Artinya : Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian “
Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka luaskanlah(untuk orang lain),
Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk kalian, dan apabila dikatakan “berdirilah
kalian” maka berdirilah, Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-
orang yang berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui atas apa-apa yang kalian
kerjakan.”

 Memiliki Ilmu yang Bermanfaat

Seorang guru dalam islam tentunya memiliki kedudukan dimana ia mengerti dan
memahami secara detail mengenai bidang pengajaran yang ia ajarkan. Oleh sebab itu,
maka seorang guru akan senantiasa memiliki ilmu yang bermanfaat yang akan
disebarluaskan kepada para umat. Sehingga bukan gelar ahli yang mereka utamakan
namun, lebih kepada dampak sosial bagaimana ilmuyang diajarkan akan dapat merubah
pola dan perilaku umat menuju jalan kebaikan.

 Menjaga Diri

Ilmu yang dimiliki oleh seorang guru merupakan benteng dalam menjaga diri.
Dengan memiliki ilmu tentunya seorang guru akan mampu membedakan antara hal yang
baik dan buruk. Sehingga hal ini dapat menjaga diri dan pribadi seseorang untuk berbuat
kejahatan atau kemaksiatan. Islam memandang bahwa seorang guru memiliki nilai yang
penting bahkan ketika dibandingkan dengan mereka yang harus pergi berjihad kemedan
perang. Sebagaimana dalam hadist riwayat berikut :

َ ‫ ٍة ِم ْنهُ ْم‬lَ‫ ِّل فِرْ ق‬l‫ َر ِم ْن ُك‬lَ‫وْ اَل نَف‬lَ‫َو َما َكانَ ْال ُم ْؤ ِمنُونَ لِيَ ْنفِرُوا َكافَّةً فَل‬
‫وا إِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم‬ll‫وْ َمهُ ْم ِإ َذا َر َج ُع‬llَ‫ ِذرُوا ق‬l‫دِّي ِن َولِيُ ْن‬l‫وا فِي ال‬llُ‫ةٌ لِيَتَفَقَّه‬lَ‫طائِف‬
َ‫يَحْ ذرُون‬َ
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa
sebagian dari setiap golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali,
agar mereka dapat menjaga dirinya.”

 Memperoleh Kebaikan yang Berlimpah

Hadits dari Sahl bin Sa’id ra yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim

‫ك ِم ْن أَ ْن يَ ُكونَ لَكَ ُح ْم ُر النَّ َع ِم‬ َ ‫فَ َوهَّللا ِ أَل َ ْن يَ ْه ِد‬


َ ِ‫ي هَّللا ُ ب‬
َ َ‫ك َر ُجاًل َخ ْي ٌر ل‬

“Demi Allah, jika Allah SWT memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaramu
maka hal itu jauh lebih baik dari pada kekayaan yang sangat berharga.”
Dalam Hadist tersebut dijelaskan bahwa seorang guru derajatnyanleni baik dari pada harta
kekayaan yang malimpah. Tentunya hal ini semakin menegaskan bahwa kedudukan seorang guru
memiliki posisi yang amat penting. Bukan hanya perkara mengenai ilmu yang diberikan. Namun,
seorang guru juga memberinpesan pengajaran yang nilainya bahkan lebih baik dari harta
kekayaan yang berlimpah. Sebab ilmu yang diberikan tersebut merupakan sebuah petunjuk yang
akan digunakan sebagai pedoman dalam meraih dan menempuh kebaikan selama hidup di dunia.

 Sama Dengan Pahala Amalan Sedekah

Memlihara ilmu yang nilainya lebih mulia dan lebih baik dari harta kekayaan tentunya
juga memberikan nilai pahala yang berlimpah. Bahkan ilmu yang terpelihara amalan atau
nilainya sama dengan pahala atau amalan dari sedekah. Ketika tidak memilili harta untuk
disedekahkan, maka menyedekahkan ilmu akan sama nilainya dan pahalanya dengan bersedekah
harta. Hal tersebut tertuang dalam  hadits berikut :

ِ lَ‫ (( الخ‬: ‫ا َل‬llَ‫ أنَّه ق‬، – ‫لم‬ll‫ه وس‬ll‫ عن النَّب ّي – صلى هللا علي‬، – ‫عن أَبي موسى األشعري – رضي هللا عنه‬
‫لِ ُم األ ِمينُ الَّ ِذي‬l‫ازنُ ال ُم ْس‬
َ ٌ َ َّ
‫صدِّقين )) ُمتفق َعلي ِه‬ َ ، ‫يُنفِ ُذ َما أُ ِم َر بِ ِه فيُعْطي ِه َكا ِمالً ُم َوفَّراً طَيِّبَةً بِ ِه نَ ْف ُسهُ فَيَ ْدفَ ُعهُ إِلَى الَّ ِذي أُ ِم َر لَهُ بِ ِه‬
َ َ‫أح ُد ال ُمت‬

Dari Abi Musa Al-Asy’ari ra, dari Nabi SAW bahwa beliau telah berabda: “Seorang muslim
yang amanah yang dititipi harta oleh orang lain lalu dipelihara betul apa yang ditugaskan
kepadanya lalu mengambalikan kepada yang berhak dengan tanpa menguranginya sedikit pun
maka ia telah dicatat sebagai orang yang bersedekah”.

C. Ciri-Ciri dan Karakteristik Pendidik yang Baik


Merumuskan dari ayat-ayat alqur’an maka kerpibadian pendidik dikelompokkan menjadi
tiga istilah tipologi pendidik agama yaitu:
Pertama ciri-ciri rabbaniyah, pendidik yang berwatak kerabian yang dituju adalah
pendidik dengan segala tingkah laku dan karakter pendidik yang bertumpu pada sifat-
sifat ketuhanan, seperti mengedepankan penanaman keimanan yang kuat pada pelajar,
sehingga memahami bagaimana berjalan berdasarkan kebenaran hakiki (islam)
sebagaimana tercantunm dalam (QS.2:105 dan 11:28), memberikan penghargaan kepada
pelajar yang berprestasi dan memiliki karakter yang baik (QS 3:107 dan, 4:83, 7:57 dan
17:100), dan memeberikan pengetahuan yang luas kepada pelajar (10:58). Selain itu, para
pendidik disebut juga ikhlas dalam menjalankan tugas, memaafkan (QS 2:178, 6:12), dan
merawat anak didik dengan baik (QS 11:43). jika ciri-ciri tersebut dimiliki oleh pendidik,
artinya pendidik telah memosisikan diri sebagai murabby bagi pelajarnya
Pendidik yang memiliki karakter nabawiyah atau kepribadian profetik adalah
tipologi kepribadian yang tercermin dalam tingkah laku dan karakter nabi, yaitu religius,
penyayang, tegas, dankuat tetapi tidak egois (Al-qur’an, 48:29), sangat tinggi. Empatik,
dan memiliki kemauan yang kuat, sehingga pelajar berkembang dan aktif, kuat dan
berwelas asih (Al-qur’an 9:128), inklusif dan toleran (Al-qur’an 21:107).ini mnunjukkan
bahwa islam pada kenyataannya tidak menyediakan baik kerangka ideologis maupun
platform jaringan di mana elemen-elemen kekerasan berkembang seperti kesimpulan
yang ditarik oleh Amaechi (2016).
Selanjutnya pendidik yang berwatak insaniyah tercermin dari tingkah laku dan
karakter pendidik yang memosisikan diri sebagai orang tua bagi pelajarnya (Uyun dkk,
2021). Kasih sayang orang tua tercermin dalam kasih sayang pendidik, bahkan pendidik
mampu menghindari memosisikan pelajar sebagai objek belaka dalam proses
pembelajaran melainkan sebagai subjek pembelajaran itu sendiri. Pendidik berasumsi
bahwa pelajar adalah mitra belajar dan mitra diskusi. Pendidik yang bekepribadian
rahmah sangat menyadari bahwa tanpa pelajar pendidik akan kehilangan jati dirinya. Para
pendidik dan pelajar saling membberi, melengkapi, dan menghormati satu sama lain,
guna menciptakan suasana belajar yang humanis, harmonis, dan bermakna.

D. Syarat Menjadi Pendidik


berdasarka UU NO 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI NO 19 tahun 2005 Bab
VI tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan pasal 28, syarat-sayart guru
diantaranya:

 Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,
sehat jasmani dan ruhani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
Pendidikan nasional.
 Kualifikasi akademik sebagaiman dimaksud pad ayat 1 tingkat pendidikann minimal
yang harus dipenuhi oleh seorang guru yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
 Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidika dasar dan menengah serta
Pendidikan anak usia dini meliputi: a). kompettensi pedagogic. b) kompetensi
kepribadian, c) kompetensi profesional, d) kompetensi sosial.
 Seseorang yang tidak meiliki ijazah atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada
ayat 2 tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat
menjadi guru setelah melewati uji kelayakan dan keseteran.
Konsep Pendidikan islam memandang pendidik sebagai seorang yang profesional dalam
keahliannya, keahlian dalam bidangnya itu kemudian juga mampu diajarkan kepada
peserta didik, dan yang terpenting selama menjalani proses sebagai seorang pendidik
harus benar-benar menjaga etikanya dan berakhlak mulia sesuai dengan kode etik
keprofesian seorang guru. Hal ini didukung pula dengan pendapat zakiah daradjat yang
menjelaskan beberapa syarat menjadi guru yaitu:
a. Harus bertakwa kepada Allah SWT
b. Harus berilmu
c. Sehat jasmani
d. Berkelakuan baik
Secara parsial ramayulis telah memetakan berbagai persyaratan guru berdasarkan
berbagai perspektif, diantaranya adalah:
1. Syarat keagamaan
Guru harus beragama dan mengamalkan ajaran agamanya, karena figure uswatun
hasanah dalam pribadinya.
2. Syarat psikis
Guru harus sehat ruhani, mampu mnguasai emosi dirinya, tamah, sabar, sopan,
dewasa dalam berfikir dan bertindak, berjiwa pemimpin, berani berkorban, berani
menanggung resiko, dan berjiwa pengabdian.
3. Syarat pedagogis
Guru harus menguasai materi dan metode pengajaran yang didasarkan pada latar
belakang psikologis, sosiologis, dan antropologis seorang siswa.
4. Syarat fisik
Guru harus memiliki badan yang sehat, tidak cacat fisik yang dapat mengganggu
pekerjaannya, dan tidak memiliki penyakit menular yang membahayakan peserta
didiknya.
5. Syarat teknis
Guru memiliki ijazah Pendidikan guru yang disesuaikan dengan tingkatan
Lembaga Pendidikan, jurusan, program studi, tempat mengajar, dan mata
pelajaran yang diajarkan.
6. Syarat administrative
Guru harus diangkat langsung oleh pemerintah, Yayasan atau Lembaga lain yang
berwenang mengangkat guru sehingga diberikan tugas mendidik dan mengajar.
7. Syarat umur
Guru harus dewasa secara umur, jika menurut islam yang dimaksud dewasa
adalah baligh, berakal dan mukallaf.

E. Tugas Guru Dalam Perspektif Islam


profesi guru pada saat ini masih banyak menonton orang atau masih saja
dipertanyakan pakar baik di kalangan pendidikan maupun di luar pakar pendidikan
bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari media massa khususnya media
cetak baik-baik harian maupun hari ini memuat berita tentang guru. Ironisnya berita
tersebut banyak yang cenderung melecehkan posisi guru baik yang menyangkut
kepentingan umum sampai hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, dari pihak guru sendiri
tidak mampu untuk membela diri atau orang tua murid pun kadang-kadang mencemooh
dan menuding guru tidak kompeten tidak berkualitas dan lain sebagainya manakala Putra
atau Putrinya tidak dapat menyelesaikan masalah yang mereka hadapi sendiri atau
memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan kemampuan perusahaannya.
Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik sebagai pengajar
berperan aktif antara peserta didik dengan ilmu pengetahuan secara umum dapat
dikatakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru-guru
adalah mengajak orang lain melakukan hal tersebut identik dengan dakwah Islam yang
bertujuan mengajak umat Islam untuk berbuat baik sebagaimana firman Allah dalam
Quran Surah Ali Imran ayat 104:
ٰۤ ُ
‫ِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬l‫ول ِٕٕى‬ ِ ْ‫َو ْلتَ ُك ْن ِّم ْن ُك ْم اُ َّمةٌ يَّ ْد ُعوْ نَ اِلَى ْالخَ ي ِْر َويَأْ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
‫ف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab guru berkewajiban membantu perkembangan anak menuju kedewasaan
yang sesuai dengan ajaran Islam dalam tujuan pendidikan tergantung pada tujuan yang
bersifat agamis agar manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Allah.

Agama datang menuntun manusia dan memperkenalkan mana yang Ma'ruf dan
mana yang mungkar Oleh karena itu diharapkan guru menggerakkan peserta didik kepada
yang Ma'ruf dan meningkatkan pertumbuhan mereka baik di sisi manusia maupun di
hadapan Allah tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh guru yang telah
dijelaskan dalam firman Allah yang memerintahkan manusia melaksanakan perintah
Allah dan melarangnya dan tanggung jawab guru menurut agama, dapat diidentifikasikan
sebagai tugas yang harus dilakukan oleh ulama yaitu menyuruh yang Ma'ruf dan
mencegah yang munkar.

Hal ini menunjukkan adanya kesamaan tugas yang dilaksanakan guru dan dengan
mubaligh atau Dai melaksanakan melalui jalur pendidikan nonformal sebagaimana dalam
hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang artinya Sampaikanlah dari ajaran
walaupun hanya satu ayat hadits riwayat Bukhari di atas dapat diakses bahwa tugas dan
tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh orang yang mengetahui termasuk pendidik
atau guru adalah menyampaikan apa yang diketahuinya atau ilmu orang yang tidak
mengetahuinya guru merupakan pemimpin pendidikan dalam melaksanakan proses
pembelajaran guru harus dapat bertanggung jawab terhadap Allah atas kepemimpinannya
sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad tafsir Bali membagi tugas tugas yang
dikemukakan oleh guru sebagai berikut:
1. wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara
seperti observasi dalam pergaulan pergaulan dan sebagainya
2. berusaha mendorong peserta didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang
3. peserta didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai keahlian
keterampilan agar mereka memiliki waktu yang cepat
4. untuk mengetahui perkembangan peserta didik dengan baik yang kelima
memberikan bimbingan dan penyuluhan tak kalah peserta didik mengalami
kesulitan dalam mengembangkan kesulitannya.
Sedangkan menurut Nur Uhbiyati tugas dan tanggung jawab guru harus didasarkan pada:
 peserta didik dengan jalan yang sesuai dengan ajaran agama Islam
 menciptakan situasi pendidikan keagamaan yaitu suatu keadaan dimana tindakan-
tindakan dapat berlangsung dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan penerapan
ajaran Islam.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan dengan memposisikan dirinya sebagai
orang tua kedua. Bagaimana guru harus menarik simpati dan menjadi idola para siswa
yang kami sampaikan dapat memotivasi hidupnya. Berikan belajar bolo-bolo guru
berlaku, maka kegagalan akan tertanam dalam diri siswa. para siswa akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. masyarakat menempatkan guru pada tempat yang
lebih baik di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang pacasila.
Menurut Imam al-ghazali kewajiban yang harus diperhatikan oleh seorang guru pendidik
adalah sebagai berikut :
a) harus kasih sayang kepada anak didik dan memperlakukan perlakuan mereka
terhadap anak sendiri
b) Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih melaksanakan tugas
untuk mencari Ridwan dan diri pada Allah
c) Memberikan nasehat kepada anak didik pada setiap kesempatan
d) Mencegah anak didik dari suatu yang tidak baik
e) Berbicara kepada anak didik sesuai dengan bahasa dan kemampuan mereka
f) menimbulkan rasa benci pada anak didik mengenai cabang ilmu yang lain
g) kepada anak didik di bawah umur diberi penjelasan dan jelas dan pantas buat
mereka agar tidak menggelisahkan pikiran mereka dan
h) pendidikan harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatan

F. Kode Etik Guru dalam Perspektif Islam


Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan
(hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik, orang tua peserta didik, serta
dengan atasanya. Suatu jabatan yang melayani orang lain selalu memerlukan kode etik.
Demikian pula jabatn pendidik mempunyai kode etik tertentu yang harus dikenal dan
dilaksanakan oleh setiap pendidik. Bentuk kode etik suatu lembaga pendidikan tidak
harus sama, tetapi secara intrinsik mempunyai kesamaan konten yang berlaku umum.
Pelanggaran terhadap kode etik akan mengurangi nilai dan kewibawaan identitas
pendidik.
Dalam merumuskan kode etik, Al-Ghazali lebih menekankan betapa berat kode
etik yang diperankan seorang pendidik daripada peserta didiknya. Kode etik pendidik
terumuskan sebanyak 15 bagian, sementara kode etik peserta didiknya hanya 11 bagian.
Hal itu terjadi karena guru dalam konteks ini menjadi segala-galanya,yang tidak saja
menyangkut keberhasilannya dalam menjalankan profesi keguruannya, tetapi juga
tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT kelak. Adapun kode etik pendidik yang
dimaksud adalah:
1. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang terbuka dan
tabah.
2. Bersikap penyanun dan penyayang
3. Menjaga kewibawaan dan kehormatan
4. Menghindari dan menghilangkan sikap angkuh terhadap sesama
5. Bersifat rendah hati ketika berada di sekelompok masyarakat
6. Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna dan sia-sia
7. Bersifat lemah lembut dalaam menghadapi peserta didiknya yang tingkat IQ-nya
rendah, serta membinanya sampai pada tingkat maksimal
8. Meninggalkan sifat marah dalam menghadapi problem peserta didiknya
9. Memperbaiki sikap peserta didiknya, dan bersikap lemah lembut terhadap peserta
didik yang kurang lancar bicaranya
10. Meninggalkan sifat yang menakutkan bagi peserta didiknya, terutama kepada
peserta didik yang belum mengerti dan mengetahui
11. Berusaha memerhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didiknya, walaupun
pertanyaan itu tidak bermutu dan tidak sesuai dengan masalah yang diajarkan
12. Menerima kebenaran yang diajukan oleh peserta didiknya
13. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan, walaupun
kebenaran itu datangnya dari peserta didik
14. Mencegah dan mengontrol peserta didik mempelajari ilmu yang membahayakan
15. Menanamkan sifat ikhas pada peserta didiknya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam Islam, pendidikan sangatlah dihargai baik itu pendidik, peserta didik, dan
orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Istilah pendidik didalam
islam disebut dengan istilah seperti mu’addid, murabbi, dan mu’allim. Walaupun ketiga
istilah itu masih terbedakan, karena masing-masing memiliki konotasi dan penekanan
makna yang agak berbeda, namun dalam sejarah pendidikan islam ketiganya selalu
digunakan secara bergantian. Pendidik dalam islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap pekembangan peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi anak
didik baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Yang paling ditekankan dalam
Islam terhadap pendidik adalah bagaimana seorang pendidik dalam mengarahkan peserta
didik munuju kepada akhlatul karimah.

Menurut pendidikan Islam, macam-macam pendidik yaitu diawali oleh sang


pencipta yang Maha mengetahui yaitu Allah SWT, kemudian Nabi Muhammad SAW
selaku utusan Allah dengan mukjizat terbesarnya yaitu Al-Qur’an sebagai pedoman
seluruh manusia untuk menjalani kehidupan agar bahagia di dunia dan akhirat. Kemudian
pendidik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua, karena orang tua adalah orang yang
sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anaknya dan itu memang sudah
kewajiban bagi orang tua yang diberikan oleh Allah. Pendidik berikutnya adalah Guru,
orang yang mengarahkan, mendidik, mengajar, dan memimpin peserta didik di lembaga
pendidikan seperti sekolah.

Didalam pembinaan terhadap akhlak, seorang pendidik harus memiliki sikap


ilmiah yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak mulia, seperti sikap
cinta, objektif, bertanggung jawab, logis dan kritis. Seorang pendidik juga harus memiliki
sifat-sifat yang mendukung keprofesionalannya dalam mendidik, karena kedudukan
pendidik dalam Islam sangat penting dan tugas yang harus diemban sebagai seorang
pendidik adalah sebagai pengajar, pendidik, dan pemimpin, pendidikan akan lebih
berkembang jika dilakukan dalam instansi atau lembaga pendidikan seperti sekolah dan
perguruan tinggi.

B. SARAN
Demikian makalah ini kami buat. Kami sadar akan banyaknya kekurangan dan
jauh dari hal sempurna. Masih banyak kesalahan dari makalah ini. Penulis juga
membutuhkan kritik dan saran agar bisa menjadikan motivasi bagi penulis agar kedepan
bisa lebih baik lagi. Terima kasih kami ucapkan kepada segala pihak yang telah
membantu hingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyan Yusuf Sya’bani, Muhammad. 2018. Profesi Keguruan: Menjadi Guru Religius
Dan Bermartabat. Kulon Gresik: Caramedia Communication.

Dimyati Azima.2019.PENGEMBANGAN PROFESI GURU.Lampung:GRE


PUBLISHING

Muhammad Athiyah al-Abrasyi.1987.Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta :


Bulan Bintang.

Warsah, Idi. 2021. Pendidik Isnpiratif. Yogyakarta: Deepublish (Group Penerbitan CV


BUDI UTAMA).

Anda mungkin juga menyukai