Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HADIS AKHLAK

ADAB KEPADA GURU

Dosen pengampu:

Dr.Sukiyat,M.Ag

Disusun oleh:

Fitri irna yanti 12130420929

Saskia Salsabila 12130421104

Suci hartati 1213

JURUSAN ILMU HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Hadis akhlak dengan
baik. Sholawat beserta salam tak lupa pula tercurahkan pada baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat manusia kejalan kebaikan seperti saat ini. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Sukiyat, M. Ag., selaku dosen pada mata kuliah Hadis
akhlak yang telah membimbing perkuliahan dalam mata kuliah Kajian Kitab Hadis
Tis’ah dengan baik.

Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu dan pengetahuan
bagi pembaca dan juga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, untuk itu penulis meminta kritik dan
saran dari pembaca dalam upaya penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya
kritik dan saran dari pembaca dapat memotivasi penulis untuk dapat lebih baik lagi
kedepannya.

Pekanbaru,mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
A. Latar belakang....................................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................5
A. Pengertian akhlak...............................................................................................................5
B. Pengertian guru..................................................................................................................5
C. Akhlak kepada guru............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Guru merupakan sosok manusia mulia yang memiliki pengabdian dan tugas
mulia untuk mencerdaskan dan memberikan pendidikan bagi murid-muridnya.
Hasil jasa yang diberikannya tidak ternilai harganya yaitu sebuah ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan menjadi harta yang abadi dan sangat bermanfaat
bagi muridnya. Amal jariyahnya menyebarkan ilmu pengetahuan tidak terbatas dan
bahkan ada yang menyebutnya pahlawan tanpa tanda jasa. Mulianya seorang guru
tidak hanya karena jasanya menyebarkan ilmu pengetahuan melainkan juga karena
kedudukannya ibarat orang tua kita sehingga sebagai seorang murid hendaklah kita
juga menghormatinya layaknya kita menghormati kedua orang tua kita sedangkan
guru juga perlu menghargai murid-muridnya karena mungkin ada hal-hal yang
murid lebih memahami daripada gurunya.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian akhlak
Pengertian AkhlakSecara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab
Akhlaq( ْ ‫ )َقْلَخ ا‬atau Khuluq (‫)ُقُلخ‬. Kata Khuluq mempunyai bermacam-macam arti,
tergantung pada mashdar yang digunakan. Dalam bahasan kali ini diartikan sebagai
budi pekerti, perangai, tingkah laku, atautabi’at. Oleh karena itu, Al khuluq itu
sifatnya diciptakan oleh si pelaku itu sendiri, dan ini bisa bernilai baik (ahsan) dan
buruk (qabih) tergantung pada sifat perbuatan itu. Kemudian AlKhuluq itu bisa
dianggap baik dengan syarat memenuhi aturan-aturan agama. Sifat Al Khuluq itu
tidak hanya mengacu pada pola hubungan kepada Allah, namun juga mengacu pada
pola hubungan dengan sesama manusia serta makhluk lainnya.

Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi (istilah) adalah suatu sifat yag
tertanam dalam jiwa yang dari padanya tergantung perbuatan-perbuatan dengan
mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ahlak
merupakan manifestasi iman, Islam, dan Ihsan yag merupakan refleksi sifat dan
jiwa secara spontan yang terpola pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan
perilaku secara konsisten dan tidak tergantung pada pertimbangan berdasar interes
tertentu.

B. Pengertian guru
Guru adalah sebagai pendidik, pembuka mata hati manusia dan menjadi
penerang dalam kegelapan dengan memberikan cahaya ilmu pengetahuan.
Menghormati guru merupakan wujud terimakasih kita atas jasa-jasa yang telah
diberikannya. Perbuatan ini pula juga telah dilakukan oleh para ulama terdahulu
kepada guru-guru mereka. Salah satu contohnya adalah Imam Syafi’i. Imam
Syafi’i yang terkenal sebagai ulama tersohor di zamannya dan menjadi salah satu
imam mazhab masih menunjukan sikap tawadhu atau kerendah hatiannya terhadap
gurunya. Hal ini dapat dilihat dari perbuatan dan sikap sopan beliau terhadap
gurunya. Beliau berkata : ”Saya tidak dapat membolak-balik lembaran kitab dengan
suara keras di hadapan guru saya, supaya guru saya jangan sampai terganggu. Saya
pun tidak bisa meminum air di hadapan guru saya, sebagai rasa hormat dan takzim
kepadanya” Begitu mulia akhlak beliau sebagai seorang murid yang sangat hormat
dan takzim kepada gurunya. Sikap ini pun masih beliau pertahankan dan jasa
gurunya masih dikenang hingga beliau menjadi seorang ulama besar.

Ada beberapa kata yang dipakai untuk menyebut guru dalam bahasaarab,
Yaitu: mu’allim, mudarris, ustādh, syaikh, mursyid, murabbī,muaddib.Keenam kata
tersebut bermakna sama namun dipakai dalam dimensi yang berbeda. Kata
“mu’allim” berasal dari kata dasar ‘ilm yang bermakna menangkap hakekat
sesuatu,14 juga merupakan subjek (ism fā’il) yang berasal dari kata “ta’līm” yang
artinya mengajarkan, pengajar 15 Maka seorang guru harus mempu merekonstruksi
bangunan ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik, baik ide wawasan,
minat, bakat serta hakikat sesuatu.

Akhlak antara guru dan murid sangat penting apalagi ketika masih dalam proses
pendidikan berlangsung. Dan persoalan guru dengan murid lebih baik dicontohkan
pada ulama-ulama besar terdahulu. Ibnu Jamaah mengatakan bahwa orang berilmu
itu tidak boleh congkak terhadap siapa pun karena orang tersebut walaupun lebih
rendah ilmunya, keturunan maupun usianya daripada kita mungkin mereka
memiliki kelebihan melebihi kita. Ambillah sesuatu yang bermanfaat di mana saja
dan dari siapa saja. Hikmah itu adalah harta orang mukmin yang tercecer, ia boleh
diambil dimana saja dia dapati. Segolongan ulama salaf pernah mengambil manfaat
daripada murid-murid mereka apa yang tidak dimiliki padanya

C. Akhlak kepada guru

Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk
menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana
wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah
para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang
guru. Demi untuk keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan
ilmu atau pengetahuan yang telah diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid
haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar terhadap gurunya.

Di antara akhlaq kepada guru yaitu :

1. Memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda


Rosululloh saw.

‫ َو َيْع ِر ْف ِلَع اِلِم َنا‬،‫ َو َيْر َح ْم َص ِغ يَر َنا‬،‫َلْيَس ِم َّنا َم ْن َلْم ُيِج َّل َك ِبيَر َنا‬
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti (hak) orang yang berilmu
(agar diutamakan pandangannya).” (H.R. Ahmad).

2. Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang
lebih tua dan tidakmenyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan
At-Tirmidzi
3. Datang ke tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat,
4. Datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi
5. Diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan.

1. ‫ُكَّنا ُج ُلوًسا ِفي اْلَم ْس ِج ِد َفَخ َر َج َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَج َلَس إَلْيَنا‬
‫ اَل َيَتَك َّلُم َأَح ٌد ِم َّنا‬، ‫َو َلَك َأَّن َع َلى ُر ُء وِس َنا الَّطْيَر‬

“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah


shallallahu ’alaihi wasallam, kemudian beliau duduk di hadapan kami. Maka
seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tidak ada satu pun
daripada kami yang berbicara.”

6. bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara
baik
7. bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara
baik
8. an menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada faedahnya, sekedar
mengolok-olok atau yang dilatarbelakangi oleh niat yang buruk.
9. Ketika bertanya mestinya dilakukan dengan cara dan bahasa yang bagus
10. Menegur guru bila melakukan kesalahan dengan cara yang penuh hormat
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Muhammad. Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2016.

Kutibin, Ibin. Meniti Hidup dengan Akhlak. Bandung: Kutibin. 2009.

Muhammad Abdurrahman, Akhlak: Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, ( Jakarta: Rajawali
Pres, 2016)

https://www.fajarpendidikan.co.id/kumpulan-hadits-tentang-menghormati-guru-beserta-
artinya/

Anda mungkin juga menyukai