HADIST TARBAWI
Tentang
Oleh Kelompok 9
Melati
Dosen pengampu :
Syamsudin, MA
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi. Dalam penyusunan
makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah “Hadist Tarbawi” Bapak Syamsudin, MA dan Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang memberikan dukungan
Secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Makalah ini.
Makalah ini dibuat berdasarkan sumber yang telah penulis baca baik
melalui buku maupun jurnal ,penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam Makalah ini,Baik dari penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan
saran dari pembaca,agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan Terima kasih dan berharap semoga Makalah ini dapat
menambah wawasan bagi penulis sekaligus pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban yang harus ditempuh bagi
setiap manusia, seperti yang disabdakan Rosulullah SAW :
Artinya :” Mencari ilmu itu sangat wajib bagi muslim laki-laki maupun
muslim perempuan”.
Telah kita ketahui pada hadits tersebut bahwasannya mencari ilmu
merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam, bahkan kaum
Hawapun diwajibkan unuk mencarinyadan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaan.
Proses belajar mengajar merupakan enteraksi edukatif yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam situasi tertentu. Mengajar lebih
Spesifik lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah dan dapat begitu saja tanpa direncanakan
sebelumnnya, akan tetapi mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang
semestinya direncanakan desain sedemekian rupa mengikuti langkah-
langkah prosedur tertentu.Etika / akhlak merupakan salah satu prosedur
dalam pembelajaran,
Dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan
ahlakul karimah, Dalam pengertian filsafat islam etika/akhlak ialah salah
satu hasil dari iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia tidak
sempurna kecuali kalau timbul etika/akhlak yang mulia dan muamalah
yang baik tarhadap Allah dan MakhlukNya.
Dalam lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu
subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang
lain untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang
dimliki serta membimbinnya menuju kedewasaan. Oleh karena itu
peserta didik / murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk
dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus
mempunyai etikadan berakhlakul kariamah baik kepada guru maupun
maupun dengan yang lainnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian guru dan siswa.?
2. Apa adab siwa terhadap guru.?
3. Hadist tentang etika siswa terhadap guru.?
4. Bagaimana etika murid terhadap dirinya dan juga tehadap guru?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengertahui pengertian guru dan siwa.
2. Untuk mengetahui adab siswa terhadap guru
3. Mengetahui Hadist tentang etika siswa terhadap guru
4. Mengetahui etika murid terhadap dirinya dan terhadap guru
BAB II
PEMBAHASAN
ه99وم ل99 ويق، ويقل بين يديه الكالم، يبدؤه بالسالم:آداب المتعلم مع العالم
ه في99أل جليس99 وال يس، ا قلت99ال فالن خالف م99 ق: ه99ول ل99 وال يق، ام99إذا ق
وال، ه99ه بخالف رأي99ير علي99 وال يش، ه99د مخاطبت99م عن99 وال يبتس، ه99مجلس
غ إلى9تى يبل9ه ح9ألة في طريق9تفهمه عن مس9 وال يس، ام9ه إذا ق9يأخذ بثوب
وال يكثر عليه عند ملله،منزله.
Artinya, “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk
salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru
berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda
dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman
duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum
ketika berbicara kepada guru, tidak menunjukkan secara terang-
terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik
pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di
tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak
mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.”
C. Hadist tentang etika siswa terhadap guru