Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HADIST TARBAWI

Tentang

Etika siswa terhadap guru

Oleh Kelompok 9

Melati

Vega Octafia :960821022

Dosen pengampu :

Syamsudin, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAYASAN

TERBIYAH ISLAMIYAH PADANG

TAHUN 2023 M/1444 H


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Tarbawi. Dalam penyusunan
makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah “Hadist Tarbawi” Bapak Syamsudin, MA dan Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang memberikan dukungan
Secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Makalah ini.

Makalah ini dibuat berdasarkan sumber yang telah penulis baca baik
melalui buku maupun jurnal ,penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam Makalah ini,Baik dari penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya.Oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan
saran dari pembaca,agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
penulis mengucapkan Terima kasih dan berharap semoga Makalah ini dapat
menambah wawasan bagi penulis sekaligus pembaca.

Padang, 17 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban yang harus ditempuh bagi
setiap manusia, seperti yang disabdakan Rosulullah SAW :
Artinya :” Mencari ilmu itu sangat wajib bagi muslim laki-laki maupun
muslim perempuan”.
Telah kita ketahui pada hadits tersebut bahwasannya mencari ilmu
merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam, bahkan kaum
Hawapun diwajibkan unuk mencarinyadan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaan.
Proses belajar mengajar merupakan enteraksi edukatif yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam situasi tertentu. Mengajar lebih
Spesifik lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah dan dapat begitu saja tanpa direncanakan
sebelumnnya, akan tetapi mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang
semestinya direncanakan desain sedemekian rupa mengikuti langkah-
langkah prosedur tertentu.Etika / akhlak merupakan salah satu prosedur
dalam pembelajaran,
Dalam menjalin hubungan antar sesama manusia harus dilandasi dengan
ahlakul karimah, Dalam pengertian filsafat islam etika/akhlak ialah salah
satu hasil dari iman dan ibadat, bahwa iman dan ibadat manusia tidak
sempurna kecuali kalau timbul etika/akhlak yang mulia dan muamalah
yang baik tarhadap Allah dan MakhlukNya.
Dalam lingkungan pendidikan, peserta didik merupakan suatu
subyek dan obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan dari orang
lain untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang
dimliki serta membimbinnya menuju kedewasaan. Oleh karena itu
peserta didik / murid sebagai pihak yang diajar, dibina dan dilatih untuk
dipersiapkan menjadi manusia yang kokoh iman dan islamnya harus
mempunyai etikadan berakhlakul kariamah baik kepada guru maupun
maupun dengan yang lainnya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian guru dan siswa.?
2. Apa adab siwa terhadap guru.?
3. Hadist tentang etika siswa terhadap guru.?
4. Bagaimana etika murid terhadap dirinya dan juga tehadap guru? 
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengertahui pengertian guru dan siwa.
2. Untuk mengetahui adab siswa terhadap guru
3. Mengetahui Hadist tentang etika siswa terhadap guru
4. Mengetahui etika murid terhadap dirinya dan terhadap guru
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru dan Siswa


1. Pengertian guru
Dalam literatur kependidikan Islam, kata guru sering juga
dikatakan dengan ustadz, mu’allim, murabbiy,mudarris dan
muaddib. Sedangkan menurut Muhammad Ali al-Khuli dalam
kamusnya “Dictionary of Education; English-Erobic”, kata
“guru” disebut juga dengan mu’allim dan mudarris.
Kata “uztadz” biasa digunakan untuk memanggil seorang
profesor. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut
untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban
tugasnya.
Kata “mu’allim” berasal dari kata dasar ilm yang
menangkap hakekat sesuatu.Dalam setiap ilmu terkandung
dimensi teoritis dan dimensi amaliyah.Ini mengandung makna
seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakekat ilmu
pengetahuan yang diajarkannya, sertamenjelaskan dimensi teoritis
dan praktisnya, dan berusaha membangkitkan siswa untuk
mengamalkannya.
Guru dalam Islam merupakan profesi yang amat mulia. Nabi
Muhammad sendiri sering disebut sebagai “Pendidik
kemanusiaan”. Bagi Islam, seorang guru seharusnya tidak sekedar
tenaga pengajar, tetapi sekaligus sebagai pendidik. Karena itu,
seseorang dapat menjadi guru bukan hanya karena telah
memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademis, tetapi lebih dari itu
ia harus terpuji akhlaknya. Dengan demikian seorang guru bukan
hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan
ajaran-ajaran Islam
2. Pengertian Murid
Kata “murid” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai pengertian orang yang sedang berguru.16 Menurut
Ahmad Warson Al- Munawwir dalam kamusnya “Al-Munawwir”
bahwa “murid” adalah orang yang masa-masa belajar.17
Sedangkan kata “murid” menurut John M. Echold dan Hassan
Shadily adalah orang yang belajar (pelajar). Istilah lain yang
berkenaan dengan murid (pelajar) adalah al-thalib.
Kata ini berasal dari bahasa Arab, thalaba, yathlubu,
thalaban, talibun yang berarti “orang yang mencari sesuatu”.19
Pengertian ini dapat dipahami karena seorang pelajar adalah
orang yang tengah mencari ilmu pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan dan pembentukan kepribadiannya untuk bekal
kehidupannya di masa depan agar berbahagia dunia dan akhirat.
Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang
mendapatkanpengajaran ilmu.
Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau
individu yang mengalami perubahan perkembangan sehingga
masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk
kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses
pendidikan. Peserta didik merupakan salah satu komponen
penting dalam suatu proses pendidikan Islam. Peserta didik
artinya orang yang ikut serta dalam proses pendidikan.Orang
tersebut mengambil bagian dalam sistim atau jenis pendidikan
tertentu untuk menumbuhkan dan mengembangkan dirinya
(Mujib, 2010:104).
B. Adab Siswa terhadap Guru
Dalam proses pembelajaran, murid membutuhkan orang alim atau yang
umum disebut dengan guru, ustadz, atau kiai. Murid dan orang alim perlu
berinteraksi. Oleh karena itu ada adab-adab tertentu yang harus
diperhatikan seorang murid terhadap gurunya sebagaimana dinasihatkan
oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjdudul al-Adab fid Din dalam
Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-
Taufiqiyyah, t.th., halaman 431) sebagai berikut:

‫ه‬99‫وم ل‬99‫ ويق‬، ‫ ويقل بين يديه الكالم‬، ‫ يبدؤه بالسالم‬:‫آداب المتعلم مع العالم‬
‫ه في‬99‫أل جليس‬99‫ وال يس‬، ‫ا قلت‬99‫ال فالن خالف م‬99‫ ق‬: ‫ه‬99‫ول ل‬99‫ وال يق‬، ‫ام‬99‫إذا ق‬
‫ وال‬، ‫ه‬99‫ه بخالف رأي‬99‫ير علي‬99‫ وال يش‬، ‫ه‬99‫د مخاطبت‬99‫م عن‬99‫ وال يبتس‬، ‫ه‬99‫مجلس‬
‫غ إلى‬9‫تى يبل‬9‫ه ح‬9‫ألة في طريق‬9‫تفهمه عن مس‬9‫ وال يس‬، ‫ام‬9‫ه إذا ق‬9‫يأخذ بثوب‬
‫ وال يكثر عليه عند ملله‬،‫منزله‬.
Artinya, “Adab murid terhadap guru, yakni: mendahului beruluk
salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru
berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda
dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman
duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum
ketika berbicara kepada guru, tidak menunjukkan secara terang-
terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik
pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di
tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak
mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.”
C. Hadist tentang etika siswa terhadap guru

Anda mungkin juga menyukai