Anda di halaman 1dari 10

Guru PAI dalam

perspektif islam

Nama kelompok :
1. Zah Rotul Aini
2. Yuni Astuti Munawaroh

Mata kuliah : Materi PAI


SLTP/SLTA
Dosen pengampu:
Apa sajakah yang akan kita bahas?

1. Pengertian guru PAI dalam perspektif islam

2. Kedudukan guru PAI dalam perspektif islam

3. Kode etik profesi guru dalam perspektif islam


4. Integralitas konsep iman, islam dan ihsan
sebagai manifestasi kepribadian utuh guru PAI
1. Pengertian guru PAI dalam perspektif islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,


guru diartikan sebagai orang yang Dalam konteks pendidikan Islam,
pekerjaannya (mata pencahariannya, guru adalah semua pihak yang
profesinya) mengajar. Definisi ini berusaha memperbaiki orang lain
cakupan maknanya sangat luas, secara Islami
mengajar apa saja bisa disebut guru.

Banyak dalil naqli yang menunjukkan hal ini, misalnya sabda Rasulullah SAW :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka orang tuanya yang menjadikan
mereka beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi “ (HR. Bukhari).

Ada beberapa istilah dalam bahasa Arab yang biasa dipakai sebagai sebutan bagi para guru,
yaitu ustâdz, mu’allim, mursyîd, murabbî, mudarris, dan mu-addib.
2. Kedudukan guru PAI dalam perspektif islam
Kedudukan guru dalam Islam sangat istimewa. Banyak dalil Kedudukan guru yang istimewa, ternyata
naqli yang menunjukkan hal tersebut. Misalnya Hadits yang berimbang dengan tugas dan
diriwayatkan Abi Umamah sebagai berikut : tanggungjawabnya yang tidak ringan. Seorang
guru agama bukan hanya sekedar sebagai
“Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan semua makhluk yang ada tenaga pengajar, tetapi sekaligus sebagai
di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga pendidik. Dengan kedudukan sebagai
ikan besar, semuanya bersalawat kepada mu’allim yang pendidik, guru berkewajiban untuk
mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi).” mewujudkan tujuan pendidikan Islam, yaitu
mengembangkan seluruh potensi peserta didik
Tingginya kedudukan guru dalam Islam, menurut Ahmad agar menjadi muslim sempurna.
Tafsir, tak bisa dilepaskan dari pandangan bahwa semua ilmu
pengetahuan bersumber pada Allah, sebagaimana disebutkan
dalam Surat al-Baqarah ayat 32:

“Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada pengetahuan


bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui (lagi) Maha Bijaksana.”

Al-Ghazali menggambarkan kedudukan guru agama sebagai


berikut: ”Makhluk di atas bumi yang paling utama adalah
manusia, bagian manusia yang paling utama adalah hatinya.
3. Kode etik profesi guru dalam perspektif islam

Seorang guru dituntut harus menjaga perilakunya dalam


kesehariannya baik di dalam lingkungan pendidikan
Kode etik guru adalah landasan etika dan maupun lingkungan kesehariannya. Seorang guru harus
jati diri moral dan identitas bentukan professional dalam menjalankan tugasnya sebagai
persatuan guru republik indonesia untuk pendidik, pembimbing, dan memberikan evaluasi
mengantarkan seorang guru dalam pembelajarannya. Kode etik guru berperan penting dalam
menjalankan kewajibannya sebagai keberhasilan pendidikan peserta didik. Kode etik guru
pendidik dan contoh teladan bagi peserta berisi tata cara seorang guru bertindak dan berperilaku
didiknya. yang baik, berkata yang baik, dan mampu mencontohkan
hal baik kepada peserta didiknya. Sebagai seorang
Muslim, seorang guru memiliki figur utama yaitu
Adapun kode etik menurut Rasulullah saw.
perspektif Rasulullah saw yaitu:
 Berkata benar dan sesuai.
 Adil
 Berakhlak mulia
 Amanah, tabligh, fathanah
4. Integralitas konsep iman, islam dan ihsan
sebagai manifestasi kepribadian utuh guru PAI

Profesi mengajar tidak dapat disamai oleh profesi Sebagaimana sabda Nabi SAW dalam hadits yang shahih:
lain apapun dalam hal keutamaan dan kedudukan, “Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya tergantung
profesi (sebagai) pengajar semakin mulia dan pada niat.”
semakin bermanfaat materi ilmu yang diajarkan,
semakin tinggi pula kemuliaan dan derajat Tugas seorang pengajar tidak hanya sebatas
pemiliknya. Seorang pengajar jika dia menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik saja,
mengikhlaskan amalnya untuk Allah serta bahkan ia merupakan tugas berat dan sulit tetapi akan
meniatkan ta’limnya untuk memberikan manfaat mudah bagi siapa yang dimudahkan Allah. Tugas tersebut
bagi manusia, mengajarkan mereka yang baik, menuntut dari seorang pengajar sifat sabar, Amanah,
dan mengangkat kejahilan dari mereka, maka hal ketulusan, dan mengayomi yang dibawahnya.
itu akan menjadi nilai plus kebaikannya sebab
tambahan pahalanya.
Karakter-karakter yang
harus dimiliki seorang
pengajar

 Mengikhlaskan ilmu untuk  Sabar menahan emosi


Allah  Menghindari perkataan keji yang tidak pantas
 Jujur  Berkonsultasi dengan orang lain
 Serasi antara ucapan dan perbuatan  Menghindari perkataan keji yang tidak pantas
 Bersikap adil dan tidak berat sebelah  Berkonsultasi dengan orang lain
 Berakhlak mulia dan terpuji
 Tawadhu’ (rendah hati)
 Pemberani
 Becanda Bersama anak
didiknya
Sekian dan trimakasih

Anda mungkin juga menyukai