PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ada beragam julukan yang diberikan kepada sosok guru. Salah satu yang paling
dikenal adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Julukan ini mengindikasikan betapa
besarnya peran dan jasa yang dilakukan guru, sehingga guru disebut sebagai
pahlawan.
Pekerjaaan guru adalah mendidik, yang menjadi pelaku utama dan bertanggung
jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Guru itulah yang dapat menentukan
merah-hijaunya kelas selama proses pembelajaran. Mati dan hidupnya interaksi
pembelajaran di kelas sangat bergantung oleh kepiawaian seorang guru.1 Mendidik
itu merupakan suatu usaha yang amat kompleks, mengingat banyaknya kegiatan
yang harus diantisipasi untuk membawa anak didik menjadi orang yang lebih
dewasa. Kecakapan mendidik amat diperlukan agar tujuan pendidikan yang luas itu
dapat dicapai semaksimal mungkin. Ini berarti kinerja guru harus benar-benar
profesional.
Guru senantiasa memiliki hubungan yang khas dengan muridnya. Guru adalah
seseorang yang digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai
kebenaran oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari sang
guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu lagi dibuktikan atau
diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri
tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara berbicara hingga cara
berperilaku sehari-hari. Sebagai seseorang yang harus digugu dan ditiru seseorang
dengan sendirinya memiliki peran yang luar biasa dominannya bagi murid.2
Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan salah satu komponen
yang sangat penting, selain komponen lainnya seperti tujuan, kurikulum, metode,
1
Marijan, Cara Gampang Pengembangan Profesi Guru,(Yogyakarta: Sabda Media,
2012), h. 161
2
Muhammad Nurdin, Kiat menjadi guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2008), h. 17
1
sarana dan prasarana, lingkungan, dan evaluasi. Dianggap sebagai komponen yang
paling penting karena yang mampu memahami, mendalami, melaksanakan dan
akhirnya mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru juga berperan penting
dalam kaitannya kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan
dengan murid. Dengan demikian, guru berperan penting dalam hal sarana,
lingkungan, dan evaluasi karena gurulah yang mampu memanfaatkan sebagai
media pendidikan secara langsung bagi muridnya. Dengan demikian, makalah ini
akan membahas lebih dalam tentang hakikat guru sebagai profesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian guru sebagai profesi?
2. Apa saja syarat guru dalam islam?
3. Apa saja ciri-ciri profesi keguruan?
4. Apa saja ciri guru yang profesional?
5. Apa saja peran dan fungsi guru?
6. Apa saja kriteria guru yang ideal?
7. Apa saja tugas guru?
8. Apa hak dan kewajiban guru?
9. Apa isi kode etik guru Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian guru sebagai profesi.
2. Mengetahui syarat guru dalam islam.
3. Mengetahui ciri-ciri profesi keguruan.
4. Mengetahui ciri guru yang profesional.
5. Mengetahui peran dan fungsi guru.
6. Mengetahui kriteria guru yang ideal.
7. Mengetahui tugas guru.
8. Mengetahui hak dan kewajiban guru.
9. Mengetahui kode etik guru Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Guru Sebagai Profesi
1. Pengertian guru
Ditilik dan ditelusuri dari bahasa aslinya, Sanskerta, kata guru adalah gabungan
dari kata gu dan ru. Gu artinya kegelapan, kejumudan atau kekelaman. Sedangkan
ru artinya melepaskan, menyingkirkan atau membebaskan.3
Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya orang
yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam tradisi agama Hindu,
guru dikenal sebagai ‘maharesi guru’, yakni para pengajar yang bertugas untuk
menggembangkan para calon biksu di bhinaya panti (tempat pendidikan bagi para
biksu). Dalam Bahasa Arab guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz yang
bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Dengan demikian, al-mualim atau
al-ustadz, dalam hal ini juga mempunyai pengertian orang yang mempunyai tugas
untuk membangun aspek spiritualitas manusia. Pengetian guru kemudian menjadi
semakin luas, tidak hanya sebatas dalam kegiatan keilmuan yang bersifat
kecerdasan spiritual (spiritual intelligence), dan kecerdasan intelektual (intellectual
intelligence), tetapi juga menyangkut kecerdasan kinestetik jasmaniah (bodily
kinesthetic). Semua kecerdasan itu pada hakikatnya juga menjadi bagian dari
kecerdasan ganda (multiple intelligence).4 Jadi, guru adalah manusia yang berjuang
terus-menerus dan secara gradual melepaskan manusia dari kegelapan. Dia
menyingkirkan manusia dari kejumudan pikiran. Dia berusaha membebaskan
manusia dari kebodohan yang membuat hidup mereka jauh dari ajaran Tuhan. Dia
berikhtiar melepaskan manusia dari kekelaman yang mengungkung yang membuat
perilaku mereka buruk layaknya hewan. Dengan demikian, guru dapat diartikan
sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam semua aspeknya, baik spiritual, dan emosional, intelektual, fisikal, maupun
aspek lainnya.
3
Amka Abdul Aziz, Guru Profesional Berkarakter, (Klaten: Cempaka Putih, 2012), h. 1
4
Suparlan, Menjadi Guru Efektif,(Yogyakarta: Hikayat , 2005), h. 12
3
Dari makna yang dikandungnya jelas guru bukan sekadar profesi yang
mendatangkan uang selazimnya sebuah profesi. Bukan pula profesi yang dapat
mendatangkan gemerlap dunia kepada yang melakoninya. Guru adalah profesi di
mana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa manusia.
Membentuk karakter dan kepribadian manusia. Lebih dari itu, guru adalah sosok
mulia. Seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur kata dan tingkah laku,
yang di pundaknya melekat tugas sangat mulia menciptakan sebuah generasi yang
sempurna.
Dari aspek lain, beberapa pakar pendidikan merumuskan pengertian guru
dengan definisi tertentu. Menurut Poerwadarminta, guru adalah orang yang
kerjanya mengajar. Definisi ini hanya menyebutkan satu sisi, yaitu sebagai
pengajar, tidak termasuk pengertian guru sebagai pendidik dan pelatih. Sementara
itu Zakiyah Daradjat menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional karena
guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-
anak. Dalam hal ini, orang tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan utama
bagi anak-anaknya. Sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu
orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah.
Dalam Surat Edaran (SE) Mendikbud dan Kepala BAKN Nomor
57686/MPK/1989 dinyatakan lebih spesifik bahwa “Guru ialah pegawai negeri sipil
(PNS) yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah (termasuk hak yang melekat
dalam jabatan)”. Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa seorang guru memiliki tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan hak yang melekat didalamnya untuk
melaksanakan pendidikan di sekolah. Pengertian pendidikan tersebut pada akhirnya
juga akan menyangkut semua aspek kecerdasan.5
2. Pengertian profesi
Secara etimologi, profesi berasal dari istilah Bahasa Inggris profession atau
bahasa Latin profecus, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu,
atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu.
5
Ibid, h. 15
4
Secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental yang dimaksudkan
di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk
melakukan perbuatan praktis.6 Menurut Dr. Sikun Pribadi, profesi itu pada
hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena
orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.7
Ada tiga pilar pokok yang ditunjukkan untuk suatu profesi, yaitu pengetahuan,
keahlian dan persiapan akademik. Pengetahuan adalah segala fenomena yang
diketahui yang disistematisasikan sedemikian rupa sehingga memiliki daya
prediksi, daya control, dan daya aplikasi tertentu. Pada tingkat yang lebih tinggi,
pengetahuan bermakna kapasitas kognitif yang dimiliki oleh seseorang melalui
proses belajar. Keahlian bermakna penguasaan substansi keilmuan, yang dapat
dijadikan acuan dalam bertindak. Keahlian juga bermakna kepakaran dalam cabang
ilmu tertentu untuk dibedakan dengan kepakaran lainnya. Persiapan akademik
mengandung makna bahwa untuk mencapai derajat professional, diperlukan
persyaratan pendidikan khusus, berupa pendidikan prajabatan yang dilaksanakan
pada lembaga pendidikan formal.8
Guru merupakan tenaga profesi dalam pendidikan dan pengajaran. Dengan
mengutip pendapat Westby-Gybon, Sambas Soerjadi menyebutkan beberapa
persyaratan suatu pekerjaan disebut sebagai profesi. Pertama, adanya pengakuan
oleh masyarakat dan pemerintah mengenai bidang layanan tertentu yang hanya
dapat dilakukan karena keahlian tertentu dengan kualifikasi tertentu yang berbeda
dengan profesi lain. Kedua, bidang ilmu yang menjadi landasan teknik dan prosedur
kerja yang unik. Ketiga, memerlukan persiapan yang sengaja dan sistematis
sebelum orang mengerjakan pekerjaan professional tersebut. Keempat, memiliki
6
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan; Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan,(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 20-21
7
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru;Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), h. 1-2
8
Ibid, h. 22
5
mekanisme yang diperlukan untuk melakukan seleksi secara efektif sehingga hanya
yang dianggap kompetitiflah yang diperbolehkan melaksanakan bidang pekerjaan
tersebut. Kelima, memiliki organisasi profesi yang di samping melindungi
kepentingan anggotanya juga berfungsi untuk meyakinkan agar para anggotanya
menyelenggarakan layanan keahlian terbaik yang dapat diberikan.9
Jadi, pengertian guru sebagai profesi menurut saya adalah orang yang ahli
dalam bidang tertentu dan memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengajar,
membimbing dan mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik terkait
dalam aspek spiritual, emosional, intelektual, dan fisikal, ataupun aspek lainnya.
9
Suparlan, Menjadi Guru Efektif,…. h. 20
10
Muhammad Nurdin, Kiat menjadi guru Profesional,…..,h.130-154
6
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan yang menentukan standarnya sendiri
7. Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
8. Jabatan yang mempunyai orgaisasi profesional yang kuat dan terjalin erat11
11
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 27-29
7
9. Memiliki keinginan yang besar dan usaha besar untuk memberikan yang
terbaik dan menjadikan siswanya yang terbaik dalam pendidikan yang
dilakukan.
10. Memiliki kerjasama yang baik dan efektif dengan mitra kerja sesama guru.
11. Memiliki komitmen yang tinggi untuk memajukan sekolah dan loyalitas
tinggi kepada sekolah.12
12
Maukuf Al-Masykuri, Guru Harapa Bangsa, (Jakarta: Muda Cendekia, 2011), h. 85
8
5. Guru sebagai Orang tua
Seorang guru berperan sebagai orang tua peserta didiknya di sekolah, guru
dalam proses pendidikan ini diharapkan mampu memposisikan dirinya
antara para anak didiknya seakan-akan seperti oranng tua yang senantiasa
membimbing putra-putrinya menjadi orang yang lebih baik dari dirinya.
6. Guru sebagai Pemimpin (Leader)
Guru dalah seorang pemimpin, dimana guru dituntut untuk dapat
mengarahkan dan memimpin siswanya ke jalan yang benar, memberikan
tauladan, nasihat dan arahan-arahan sehingga siswanya tidak mengalami
salah jalan dan tujuan dalam kehidupannya.
7. Guru sebagai Konselor
Seorang guru juga sebagai konselor, karena guru professional adalah guru
yang mampu menjadi sahabat dan teladan siswanya, serta mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan menyenangkan.13
8. Guru sebagai Motivator
Guru harus senantiasa memotivasi siswanya untuk menguasai materi
pelajaran, bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan guru
memberikan tugas kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan perbedaan
individual peserta didik.
9. Guru sebagai Manager
Guru sebagai manager artinya mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi
berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
10. Guru sebagai Inovator
Guru sebagai inovator, artinya melakukan kegiatan kreatif dan menemukan
strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam
pengajaran.14
13
Maukuf Al-Masykuri, Guru Harapa Bangsa,….., h. 77-82
14
Suparlan, Menjadi Guru Efektif,…. h.31-32
9
2. Komunikatif dan dialogis.
3. Tidak terlalu menekan dan memaksa. Guru berusaha mengajar secara alami,
tidak terlalu menekan dan memaksa muridnya dalam memahami suatu
materi.
4. Humoris tapi serius. Salah satu ciri guru ideal adalah brwatak dinamis,
kompetitif tapi juga humoris. Di tengah kepenatan pikiran, keletihan fisik,
dan kebosanan berpikir, humor sangat diperlukan.15
5. Orang yang mempunyai kompetensi tinggi dengan banyak membaca,
menulis, dan meneliti. Ia adalah figur yang senang dengan pengembangan
diri terus menerus, tidak merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
6. Mempunyai moral yang baik, bisa menjadi teladan, dan memberi contoh
perbuatan, tidak sekadar menyuruh dan berorasi.
7. Mempunyai skill yang memadai untuk berkompetisi dengan elemen bangsa
yang lain dan sebagai sumber inspirasi dan motivasi kepada anak didik.
8. Mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi dalam mengajar sehingga
menarik dan memuaskan anak didik.
9. Mempunyai tanggung jawab sosial dengan ikut berpartisipasi dalam
menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan.16
G. Tugas Guru
1. Tugas dalam bidang profesi, artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus. Contohnya: mendidik, melatih, dan mengajar
untuk mentransfer ilmu pengetahuan, mengembangkan nilai-nilai hidup,
serta mengembangkan keterampilan anak didik.
2. Tugas dalam bidang kemanusiaan, artinya guru mencerminkan dirinya
kepada anak didik sebagai orang tua kedua. Dengan demikiaan, anak didik
tergugah mendapatkan perhatian yang terarah dan bergairah untuk belajar
secara tekun.
15
Jamal Mamur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Dan Inovatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2014), h. 113-137
16
Ibid, h. 31
10
3. Tugas dalam bidang kemasyarakatan, artinya guru hendaknnya mampu
menjadikan masyarakat yang berilmu pengetahuan, menuju pembentukan
manusia seutuhnya.17
17
Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru dan Murid, (Yogyakarta: Buku
Biru, 2013), h. 61
18
Suparlan, Menjadi Guru Efektif,….., h. 42-44
11
2. Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih. Melaksanakan
tugas mengajar bermaksud untuk mencari keridhaan dan mendekati diri pada
Tuhan.
3. Memberikan nasihat kepada anak didik pada setiap kesempatan.
4. Mencegah anak didik dari suatu akhlak yang tidak baik.
5. Berbicara kepada anak didik sesuai dengan bahasa dan kemampuan mereka.
6. Jangan menimbulkan rasa benci pada anak didik mengenai cabang ilmu yang
lain (tidak fanatik pada bidang studi).
7. Kepada anak didik di bawah umur, diberikan penjelasan yang jelas dan
pantas buat dia, dan tidak perlu disebutkan padanya rahasia-rahasia yang
terkandung di dalam dan di belakang sesuatu, supaya tidak menggelisahkan
pikirannya.
8. Pendidik harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.19
19
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),h.16-17
20
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,….., h.
32-34
12
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksankan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama
terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara atau meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengertian guru sebagai profesi adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu
dan memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing dan
mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik terkait dalam aspek spiritual,
emosional, intelektual, dan fisikal, ataupun aspek lainnya.
Syarat guru dalam Islam yaitu sehat jasmani dan ruhani, bertakwa, berilmu
pengetahuan yang luas, berlaku adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan yang
rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, dan
menguasai bidang yang ditekuni.
Peran dan fungsi guru itu yaitu guru sebagai educator, fasilitator, pembimbing,
penilai, orang tua, pemimpin, konselor, motivator, manager, dan inovator.
Tugas guru itu meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang
kemasyarakatan.
Kode etik guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima
oleh guru-guru Indonesia. Kode etik guru Indonesia adalah landasan moral dan
pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru.
B. Saran
Sebagai makhluk yang banyak memiliki kekurangan, serta sama halnya dengan
makalah ini yang masih banyak ketidaklengkapan materi didalamnya maupun
penyampaian. Sehingga penulis berharap atas kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca, yang nantinya kritik dan saran tersebut tentu akan kami gunakan
dalam pembuatan makalah selanjutnya demi terwujudnya tujuan bersama.
14
DAFTAR PUSTAKA
15