Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 7

Nama Kelompok : Puja Nita

Rehulina Br. Tarigan

Ting/Jur : III/PAK

Mata Kuliah : Profesi Keguruan PAK

Dosen : Dr. Setia Ulina Br. Tarigan PERBAIKAN

MENGEMBANGKAN PROFESI KEGURUAN PAK

I. Pendahuluan

Pada pertemuan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana mengembangkan profesi
keguruan pak. Dimana kita telah memahami banyak hal tentang apa itu profesi, dimana kita
pahami bahwa profesi adalah suatu keahlian seseorang dalam bidang tertentu, disini kita akan
membahas seorang guru pendidikan agama kristen. Untuk melihat secara luas mari kita bahas
secara bersama-sama.

II. Pembahasan
II.1. Pengertian Profesi

Secara etimologi istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Profession” sedangkan
dalam bahasa Latin yaitu “Profecus” yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan
mampu atau ahli melakukan suatu pekerjaan.1 Profesi juga merupakan suatu jabatan atau
pekerjaan menurut jealian dan para anggotannya yang artinya, suatu profesi tidak bisa
dilakukan oleh sembarang otang. Orang yang menjalankan suatu profesi harus mempunyai
keahlian khusus dan memiliki kemampuan dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut.2

II.1.1. Profesi Menurut Tokoh


1. Menurut Martinis Yamin profesi mempunyai pengertian yaitu seseorang yang
menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian kemampuan teknik dan prosedur
berlandaskan intelektualitas.

1
Nasrul HS, Profesi & Etika Keguruan (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), 5.
2
Mursiadi, Profesi Kependidikan Secara Teoritis dan Aplikatif (Yogyakarta: Deppublish, 2016), 27.
2. Menurut Yunus profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan
tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah memiliki dedikasi serta cara
menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli.
3. Menurut Dede Atmadilaga profesi merupakan wewenang praktik suatu kejuruan
yang bersifat pelayanan pada kemanusiaan secara intelektual spesifik yang sangat
tinggi yang didukung oleh penguasaan pengetahuan keahlian serta seperangkat sikap
dan keterampilan teknik yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus yang
penyelenggaraannya dilimpahkan kepada lembaga pendidikan tinggi.3
4. Menurut the George profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan
pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
5. Menurut Ornstien dan Levine, profesi adalah melayani masyarakat, merupakan
karir yang dilakukan sepanjang hayat. Melakukan bidang dan ilmu dan kerampilan
tertentu. Memerlukan latihan khusus dalam jangka waktu yang lama. Melakukan
status social dan ekonomi yang tinggi.4
KESIMPULAN :Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para tokoh di atas
mengenai pengertian profesi yang saya pahami ialah bahwa profesi merupakan pekerjaan
yang dilakukan sebagai kegiatan pokok dan sepanjang hayat, bersifat pelayanan pada
kemanusiaan secara intelektual spesifik yang sangat tinggi dan didukung oleh pendidikan
atau pengetahuan sehingga mempunyai keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu.
II.2. Pengertian guru

Secara Etimologi Guru dalam bahasa Inggris, guru adalah teacher, tutor, educator dan
instructor. Semua kata ini berdasarkan dengan sebutan guru. Teacher diartikan sebagai
seorang yang mengajar. Tutor diartikan sebagai seseorang guru yang memberikan pengajaran
terhadap siswa. Educator diartikan dengan seseorang yang mempunya tanggung jawab
pekerjaan mendidik yang lain. Instructor diartikan sebagai seorang yang mengajar guru.5

II.2.1. Pengertian guru Menurut Tokoh


 Ramayulis

3
Endang Poerwanti, Beti Istanti, Manajemen Sekolah Dasar Unggul (Malang : Universitas
Muhammadiyah, 2020), 74. Di google book. Link : https://books.google.co.id/books?
id=fpzzDwAAQBAJ&pg=PA73&dq=Secara+etimologiDiakses pada tanggal 27 Agustus 2020, Pukul 21:49
WIB
4
https://www.academia.edu/8556747/Definisi_para_ahli, Diakses pada tanggal 28 Agustus 2020,
Pukul 15.05 WIB.
5
Ramayulia, Profesi dan etika Keguruan (Jakarta: kalam media, 2013), 1.
Guru atau pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing peserta
didik menjadi manusia yang manusiawi.

 Ahmat Tafsir

Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan
dan pekembangan potensi anak didik, baik potensi kognitif maupun psikomotoriknya.

 Imam Barnadib

Guru adalah tiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai
kedewasaan. Guru terdiri dari orang tua, orang dewasa lain yang bertanggung jawab tentang
kedewasaan anak.

 Zakiah Daradjat

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit (secara jelas) ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak
orang tua.

 Ahmad D. Marimba

Guru adalah orang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan
peserta didik.6

Kesimpulan: dari pemaparan beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan guru adalah orang
yang memiliki tanggung jawab dalam membimbing dalam proses pertumbuhan dalam
seorang anak didik.

II.2.2. Ciri-Ciri Profesi Keguruan


1. Ahli

Seseorang memiliki profesi guru, maka kosenkuensinya yang bersangkutan harus


mempunyai keahlian khusus dibidang tersebut. Keahlian yang dimaksud disini ialah
kemampuan dalam bidang pengetahuan yang diajarkan pada ahli dalam tugas mendidik.
Seorang guru tidak hanya menguasai isi pelajaran yang diajarkan, tetapi mampu juga
menambahkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan. Pemahaman konsep dapat
dilakukan bila guru juga memahami psikologi belajar.

6
Ramayulia, Profesi dan etika Keguruan (Jakarta: kalam media, 2013), 3.
2. Memiliki Rasa Kesejawatan (Etika Profesi)

Seorang guru harus memiliki rasa kesejawatan dalam menjelaskan tugas dan tanggung
jawab profesi.Rasa kesejawatan seorang guru, sesungguhnya telah diakomodir oleh setiap
organisasi profesi. Mengajar adalah salah satu tugas organisasi yakni menciptakan rasa aman
dan perlindungan jabaran. Pentingnya etika profesi yang dikembangkan dalam organisasi
profesi dimaksudkan untuk membuktikan semangat korps, agar harkat dan martabat guru
dijungjung tinggi oleh sesama profesi guru maupun kalangan masyarakat pada umumnya.

3. Memiliki Otonomi dan Rasa Tanggung Jawab

Seorang guru profesional disamping ahli dalam bidang mengajar dan mendidik, ia
juga memiliki otonomi dan tanggung jawab. Otonomi adalah suatu sikap profesional yang
disebut mandiri berdasarkan keahliannya. Sedangkan tanggung jawab berbicara tentang
kesanggupan guru dalam menjalankan profesionalitas kerja dibidang pendidikan.
Kemandirian guru dalam melaksanakan pembelajaran akan memengaruhi hasil belajar
peserta didiknya. Adapun ciri-ciri kemandirian guru antara lain, dapat menguraikan nilai-nilai
hidup, dapat membuat pilihan, dapat menentukan dan mengambil keputusan sendiri, dapat
bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

Robert W. Richey, menyatakan ada tujuh ciri-ciri profesi keguruan:

1. Guru melaksanakan pekerjaan semata-mata memberikan pelayanan kemanusiaan dari


pada usaha untuk kepentingan pribadi.
2. Guru secara hukum dituntut untuk memenuhi berbagai persyaratan untuk
mendapatkan lisensi mengajar serta persyaratan yang ketat untuk menjadi anggota
organisasi guru.
3. Guru dituntut memiliki pemahaman serta keterampilan yang tinggi dalam hal bahan
pengajar, metode, anak didik, dan landasan kependidikan.
4. Guru dalam organisasinya profesi, memiliki publikasi professional yang dapat
melayani para guru, sehingga tidak kehilangan bahan selalu mengikuti perkembangan
yang terjadi.
5. Guru senantiasa berusaha mengikuti kegiatan kurus-kursus, seminar, konvensi, serta
terlibat secara luas dalam berbagai kegiatan.
6. Guru diakui secara sepenuhnya sebagai karier hidup
7. Guru memiliki nilai dan etika yang berfungsi secara rasional maupun local.
Aan Hasanah, yang memukakan ciri-ciri profesi keguruan adalah:

1. Melibatkan kegiatan intlektual


2. Menggeluti suatu ilmu yang khusus
3. Memerlukan persiapan profesional yang lama
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Menentukan baku sendiri
7. Mementingkan layanan di atas keuntungan sendiri
8. Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.7
II.2.3. Syarat-Syarat Profesi Keguruan

Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk
mengejar ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula dengan
seperangkat latihan keterampilan keguruan, dan pada kondisi itu pula, ia belajar
memersonalisakan beberapa sikap keguruan yang diperlukan. Seorang guru menjadi pendidik
berarti sekaligus menjadi pembimbing. Misalnya membimbing, membimbing dalam hal ini
dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntut anak didik dalam perkembangannya dengan jalan
memberikan lingkungan dana yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagai pendidik, guru
harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan
mengarahkan perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, termasuk
dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang
dihadapi anak didik.8

 Oermar Hamalik, mengungkapkan bahwa syarat-syarat menjadi guru professional


adalah:
1. Harus memiliki bakat sebagai guru
2. Harus memiliki keahlian sebagai guru
3. Memiliki kepribadian yang baik dan terinteraksi
7
Umar, Pengantar Profesi Keguruan (Depok: Raja Grafindo, 2019), 21-27. Diakses dari google book:
https://books.google.co.id/books?
id=w4WYDwAAQBAJ&pg=PA18&dq=syarat+syarat+guru+profesional&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiL2qrchdfr
AhWDA3IKHUQwDmYQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=syarat%20syarat%20guru
%20profesional&f=falsediakses pada 07 september 2020, pukul 23.44.
8
Dewi Safitri, Menjadi Guru Profesional (Riau: PT. Indragiri, 2019), 29-30.Diakses dari google book:
https://books.google.co.id/books?
id=glDGDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=syarat+syarat+guru+profesional&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi
L2qrchdfrAhWDA3IKHUQwDmYQ6AEwAXoECAYQAg#v=onepage&q=syarat%20syarat%20guru
%20profesional&f=false diakses pada 07 september 2020, puku 20.02.
4. Memiliki mental yang sehat
5. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
6. Guru adalah manusia berpancasila
7. Berbadan sehat
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.9

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Oemar tersebut dapat kita pahami guru
professional harus memiliki persyaratan yang sangat berat, karena syarat-syarat tersebut
sangat terkait dengan bakat, keahlian, kepribadian, mental, kesehatan, pengalaman,
pengetahuan serta status kehidupan yang baik.Dari itu apabila seseorang yang ingin menjadi
seorang guru yang professional harus mampu mempersiapkan dirinya.

 Sudarman Danim, mengemukakan bahwa syarat-syarat guru professional adalah:


1. Mampu mengembangkan kepribadiannya
2. Menguasai landasan pendidikan
3. Menguasai bahan pelajaran
4. Menyusun program pengajaran
5. Menilai hasil dan proses belajar mengajar
6. Menyelenggarakan program bimbingan
7. Menyelenggarakan administrasi sekolah
8. Kerjasama dengan sesame guru dan masyarakat
9. Menyelenggarakan peneliti sederhana untuk keperluan pengajaran.

 Sardiman AM, mengemukakan bahwa persyaratan guru professional dapat


dikelompokkan jadi beberapa kelompok sebagai berikut:
1. Persyaratan administrasi yaitu warga negara Indonesia, umum sekurang-kurangnya 18
tahun berkelakuan baik, dan mengajukan permohonan.
2. Persyaratan teknis yaitu, harus berijazah guru, menguasai cara dan teknik mengajar,
trampil mendisain program pengajaran serta memiliki motifasi dam cita-cita
memajukan pendidikan.

9
Halid Hanafi, Profesionalisme Guru dalam pengelolaan kegiatan Pembelajaran di Sekolah
(Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2012), 18-20. Diakses dari google book: https://books.google.co.id/books?
id=w4WYDwAAQBAJ&pg=PA18&dq=syarat+syarat+guru+profesional&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiL2qrchdfr
AhWDA3IKHUQwDmYQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=syarat%20syarat%20guru
%20profesional&f=falsediakses pada 07 september 2020, pukul 21.53
3. Persyaratan psikis yaitu sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengendalikan emosi, sabar, ramah, dan bertanggung jawab, berani berkorban dan
memiliki jiwa pengabdian.
4. Persyaratan fisik, berbadan sehat, tidak memiliki cacat tubuh yang mungkin
mengganggu pekerjaan dan tidak memiliki gejala-gejala penyakit yang menular,
berpakaian rapid dan bersih.10
II.3. Pengertian Pendidikan

Secara Etimolagi, pendidikan atau paedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari
kata pais yang berarti anak, dan agian yang memiliki arti membimbing. Jadi paedagagogie
yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan
dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada didalam. Pendidikan adalah
proses belajar menjadi manusia seutuhnya dengan mempelajari dan mengembangkan (mikro-
kosmos dan makro-kosmos) sepanjang hidup.11 Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan
yakni ilmu dan pendidikan, yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat untuk menerangkan gejala
tertentu dibidang pengetahuan itu. Pendidikan adalah proses usaha meningkatkan nilai
peradapa individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentue menjadi sutu keadaan yang
lebih baik dan proesnya melalui penilitian, pembahasan, atau merenungkan masalah atau
gejala-gejala perbuatan mendidik. Pendidikan sering diartikan sebagai proses memanusiakan
manusia.12

II.3.1. Pendidikan Menurut Tokoh


 George F. Kneller

Pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan


jiwa, dan kemampuan fisik individu.
10
Halid Hanafi, Profesionalisme Guru dalam pengelolaan kegiatan Pembelajaran di Sekolah
(Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2012), 18-20. Diakses dari google book: https://books.google.co.id/books?
id=w4WYDwAAQBAJ&pg=PA18&dq=syarat+syarat+guru+profesional&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiL2qrchdfr
AhWDA3IKHUQwDmYQ6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=syarat%20syarat%20guru
%20profesional&f=falsediakses pada 07 september 2020, pukul 21.53
11
A. Novi Rahmawanta, PendidikanuntukTransformasiBangsa, (Jakarta:PTKompas Media Nusantara,
2011), 17.
12
Amos Neolaka, landasan Pendidikan(Depok: KENCANA, 2017), 14-16. Diakses dari goole book;
https://books.google.co.id/books?
id=7BVNDwAAQBAJ&pg=PA14&dq=pengertian+pendidikan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim6pjrkc3rAhUZcCs
KHRN1CKsQ6AEwAnoECAYQAg#v=onepage&q=pengertian%20pendidikan&f=false diakses pada kamis 03
september 2020, pukul 22.46.
 John S. Brubacher

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemampuan, kapasitas manusia yang


mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, didukung dengan alat atau media yang disusun sedemikian rupa sehingga
pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.13

 John Dewey, DKK

Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa
kepadaperkembaan anak untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup cakap
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.14

Kesimpulan: jadi dari pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan pendidikan adalah
pengalaman, proses dalam mengembangkan potensi bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa, dan mampu membimbing.

II.4. Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK)

PAK berasal dari bahasa Inggris yaitu “Christian Education” artinya pendidikan Kristen
dan kemudian berkembang menjadi “Christian Religious Education” yaitu pendidikan
agama Kristen.15 PAK pendidikan adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang
berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus dan bergantung pada kuasa Roh Kudus, yang
membimbing setiap pribadi dan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan
pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan,dan
melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif yang berpusat pada Kristus sang Guru
Agung dan perintah yang mendewasakan para murid. 16 Pendidikan Agama didasarkan pada
fakta bahwa Asia telah dan akan selalu menjadi suatu wilayah yang majemuk dalam hal

13
HelmaWati, PendidikanKekuarga, (Bandung:RemajaRosdakarya, 2014), 23-34.
14
Syafril, dasar-dasar ilmu pendidikan (depok:kencana2017), 27.Diakses dari goole book;
https://books.google.co.id/books?
id=4IGWDwAAQBAJ&pg=PA27&dq=pengertian+pendidikan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjooojUtM3rAhVNA
XIKHesyCX8Q6AEwB3oECAgQAg#v=onepage&q=pengertian%20pendidikan&f=false
15
Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), 23.
16
E.G. Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 19. Diakses
melalui google book: https://books.google.co.id/books?
id=_m_8SHAjdtUC&printsec=frontcover&dq=pendidikan+AGAMA+kristen&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj7
_OK4uOHsAhWEUn0KHbPiD9sQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=pendidikan%20AGAMA
%20kristen&f=false diakses pada 02 November 2020 pukul 23.21WIB
agama. 17 Pendidkan adalah usaha sadar yang teratur dalam sistematis, yang dilakukan oleh
orang orang yang diserahi tanggungjawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat
dan tabiat yang sesuai dengan cita-cita pendidikan.18

Seperti yang telah kita pelajari bahwa PAK itu merupakan suatu pemupukan akal dengan
cara membimbing dan dengan mengajari setiap orang dengan firman Allah di bawah
bimbingan roh kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang di laksanakan oleh gereja
sehingga dialam, mereka dihasilkan dalam pertumbuhan rohani berkeseimbangan. 19

Pendidikan agama kristen adalah usaha dasar dan rencana untuk meletakkan dasar Yesus
Kristus (2kor 3:13) dalam pertumbuhan iman kristus dengan cara mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya
untuk memiliki kekuatan spritual agama, yaitu melandaskan, pengendalian diri, kepribadian,
20
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
PAK dalam Alkitab merupakan dasar alkitabiah yang perludijabarkan dan dikembangkan
menjadi pusat proses pendidikan.21

II.4.1. Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK) Menurut Tokoh


 Martin Luther (1483-1548)

Menurut Mrtin Luther PAK adalah pendidikan yang melibatkan semua jemaat untuk
belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa mereka serta bersukacita dalam firman
Yesus Kristus yang memerdekakan. Di samping itu PAK memperlengkapi mereka dengan
sumber iman, khususnya yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab)
dan rupa-rupa kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk
masyarakat dan negara serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam
persekutuan kristen

 Johan Hendrih Pestalozz

17
Hope S. Antone,Pendidikan Kristen kontekstual,(Jakarta:gunung mulia 2010),37
18
Noorsyam N. Dkk, pengantar Dasar-dasar kependidikan, (Surabaya: usaha nasional, 1980), 7
19
Robert R. Boehle, sejarah perkembangan pikiran dan praktik PAK, (Jakarta : BPK-GM,2006)413
20
Paus Lilik kristianto, prinsip dan praktik pendidikan agama kristen,(Yogyakarta:ANDI,2008),5
21
Harianto GP, pendidikan agama kristen dalam alkitab & dunia pndidikan masa kini, (Yogyakara:
ANDI,2012)12
Menyatakan PAK adalah usaha sengaja untuk menambah pengetahuan dan memupuk
perasaan baik dari diri. Dengan kata lain, pendidikan kristen adalah pendidikan yang
bercorak, berdasar dan berorientasi kristen.22

 Yohanes Amos Comonisius

Menurut Yohanes PAK adalah pendidikan yang mengajar seluruh peserta didik baik
perempuan maupun laki-laki , serta pendidikan Agama Kristen diberikan kepada peserta
didik dalam segala usia.23

 Robert W.Pazmino

Menurut Robert PAK adalah usaha sengaja dan sistematis, di topang oleh upaya rohani
dan manusiawi untuk menstransmisikan pengetahuan, nila, sikap, keterampilan dan tingkah
laku yang mengupayakan perubahan, pembaruan, dan reformasi pribadi-pribadi, kelompok,
bahkan struktur oleh kuasa roh kudus sehingga peserta didik hidup menurut kehendak
Allah.24

 Calvin

Menurut Calvin, PAK adalah pendidikan yang mendidik putra-putri gereja agar mereka
dilibatkan penelaahan Alkitab secara cerdas dimana dibimbing oleh roh kudus.25

Kesimpulan: dari pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa PAK adalah pendidikan
yang melibatkan semua jemaat untuk belajar teratur dan tertib agar semakin menyadari dosa
mereka serta bersukacita dalam firman Yesus Kristus yang memerdekakan, dan mendidik
semua putra pitri gereja kegiatan PAK ini dilaksanakan secara sengaja dan sistematis.

II.5. Pengertian Guru PAK

22
B.Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen, (Yogkyakarta:Andi,1994),27
23
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998),47. Diakses melalui
google book: https://books.google.co.id/books?id=g_D5RrSis-
4C&printsec=frontcover&dq=ajarlah+mereka&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiFmqfnseHsAhVCWH0KHezPC6AQ
6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=ajarlah%20mereka&f=false diakses pada 01 November 2020, pukul
19.53WIB
24
Junihot Simanjuntak, Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2013),68. Diakses melalui
google book: https://books.google.co.id/books?
id=cKvmngEACAAJ&dq=Pendidikan+agama+kristen&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiymsOYsuHsAhXWF3IKHVgB
AsUQ6AEwBnoECAgQAQ diakses pada 01 November 2020, pukul 17.45WIB
25
Timoteus Sukarman, Gereja yang bertumbuh dan berkembang (Yogyakarta: ANDI, 2012).
Guru dalam perspektif Kristen adalah guru yang hanya memberikan pengajaran yang
berkaitan dengan iman kristen. Guru kristen perlu memahami pribadi Yesus sebagai guru
yang harus diteladaninya dalam hidup sehari-hari dalam melaksanakan tugas keguruan. Guru
kristen adalah guru yang percaya kepada Yesus Kristus dan yang mengajar berlandaskan
kepada Kitab Suci. Dalam hal mengajar haruslah didasarkan pada cinta kasih kepada murid-
muridnya, pengajarannya haruslah tentang kebenaran Firman Tuhan.26

Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seorang pemimpin, ia dipanggil dan dipilih atas
kehendaknya untuk memberitakan kasih-Nya. Jabatan sebaga guru PAK merupakan anugrah
yang diberikan oleh Allah untuk mengajar. Oleh karena guru PAK memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk mendidik dan yang dipertanggung jawabkan kepada Allah. Guru PAK
harus mampu menjalankan tugasnya tidak mengenal lelah, dalam hal ini mampu meneladani
Tuhan Yesus. Oleh karena itu, guru PAK harus mempunyai dasar yang kuat dalam hidupnya
yaitu percaya dan mencintai Tuhan dengan rasa cinta yang murni. Guru PAK bukan saja
hendak sekedar memberikan pengetahuan kepada siswanya tetapi membantu siswa tersebut
menjadi pelajar Kristen seperti diamanatkan oleh Tuhan Yesus Kristus.27

II.5.1. Pengertian Guru PAK Menurut Tokoh


 Menurut Nainggolan

Guru PAK merupakan Guru yang memberikan pengajaran yang berkaitan dengan iman
kristen, yang mendalami pribadi Yesus sebagai guru agung dalam hidup sehari-hari dan
dalam tugas keguruan.

 Menurut Homrihausen

Menyatakan bahwa guru PAK adalah seorang penginjil, yang bertanggung jawab atas
penyerahan diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus Kristus. Tujuan itu ialah supaya
mereka sungguh-sungguh menjadi murid-murid Tuhan Yesus, yang rajin, dan setia. Guru
tidak boleh merasa puas sebelum anak didiknya menjadi orang Kristen yang sejati.28

Kesimpulan: dari pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa guru PAK adalah guru
yang memberikan pengajaran yang berkaitan dengan iman kristen, bahkan bisa dikatakan

26
John M. Nainggolan, Guru agama Kristen sebagai panggilan dan profesi (Bandung: Bina Media,
2010), 23-24.
27
Emaiklopedia, Nasional Indomenka (Jakarta: Delta, 1997), 227.
28
https://www.academia.edu/37451742/Guru_Pendidikan_Agama_Kristen_PAK_yang_Profesional_Pa
sca_Sarjana diakses pada 28 oktober 2020, pukul 11.22WIB
guru PAK adalah seorang penginjil yang bertanggung jawab dalam penyerahan diri setiap
orang pelajaranya kepada Yesus Kristus.

II.6. Kriteria Guru Profesional

Adapun kriteria guru profesional antara lain yakni sebagai berikut:

1) Punya tujuan yang jelas untuk pelajaran.


2) Punya keterampilan mendisiplinkan secara efektif.
3) Punya keterampilan manajemankelas yang baik.
4) Mempunyai komunikasi yang baik.
5) Memiliki harapan yang tinggi kepada siswanya.
6) Memiliki pengetahuan tentang kurikulum.
7) Selalu punya energi untuk siswanya.
8) Memiliki hubungan yang dekat dengan siswa.29
II.7. Kompetensi Keguruan

Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas guru harus menguasai 4 kompetensi untuk
meningkatkan kualitasnya sebagai seorang guru yaitu adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelolah


pembelajaran peserta didik, ada 7 aspek kemampuan guru dalam kompetensi ini yaitu sebagai
berikut:

a) Mengenal karakter peserta didik.


b) Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran.
c) Mampu mengembangkan kurikulum.
d) Kegiatan pembelajaran yang mendidik.
e) Memahami dan mengembankan potensi peserta didik.
f) Menilai dan mengevaluasi pembelajaran.
2. Kompetensi Profesional

Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Keguruan (Yogyakarta: Gava Media, 2015), 82.
29

Diakses melalui google book: https://books.google.co.id/books?


id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 01 November 2020 pukul 21.19WIB
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti perkembangan ilmu
terkini. Ada beberapa hal yang harus guru kuasai adalah sebagai berikut:

a) Konsep, struktur, metode keilmuan/teknologi/seni yang berhubungan dengan


materi ajar.
b) Hubungan konsep antar pelajaran terkait.
c) Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
d) Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.30
3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial bisa dilihat dari apakah seseorang guru bisa bermasyarakat dan bekerja
sama dengan peserta didik serta guru-guru yang lainnya. Adapun Kompetensi sosial yang
harus dikuasai yaitu:

a) Berkomunikasi lisan dan tulisan.


b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, dan tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik.
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat di sekitar lingkungan.
e) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia.
f) Menunjukan pribadi yang teladan dan dewasa.
g) Memiliki tanggung jawab.
4. Kompetensi kepribadian

Komptensi kepribadian adalah dimana seorang guru memiliki keperibadian yang berahlak
mulia dan beribawa, serta dapat menjadi teladan bagi peserta didik.31

30
Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Keguruan, 83-84. Diakses melalui google book:
https://books.google.co.id/books?
id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 01 November Pukul 20.00WIB
31
Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Keguruan, 84. Diakses melalui google book:
https://books.google.co.id/books?
id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 02 November 2020 pukul 13.23WIB
II.8. Komponen Profesi Guru

Ada beberapa komponen profesi guru secara umum, yaitu antara lain sebagai berikut:

1) Penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep

Kompetensi pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah penguasaan bahan bidang
studi/pelajaran. Penguasaan ini menjadi landasan pokok untuk keterampilan mengajar.

2) Pengelolaan program belajar-mengajar

Belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan


mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur
instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan
mengenal potensi peserta didik, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan
pengajaran remedial.

3) Pengelolaan kelas

Kemampuan ini menggambarkan keterampilan guru dalam merancang, menata, dan mengatur
sumber-sumber belajar, agar tercapai suasana pengajaran yang efektif dan efisien dalam
melakukan pelaksanaan pembelajaran.

4) Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar

Kemampuan ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang
merangsang agar terjadinya proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien.

5) Penguasaan landasan-landasan kependidikan

Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai


berikut:

a) Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat
memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antar
sekolah dan masyarakat.
b) Mengenal karakteristik peserta didik baik secara fisik maupun psikologis.
c) Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
d) Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar perlu dimiliki oleh guru.
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengukur perubahan
perilaku peserta didik dan kemampuan mengukur dirinya dalam mengajar dan
dalam membuat program.
6) Memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa

Bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta didik dapat
mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar-mengajar di kelas. Untuk itu, guru
perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat memilihnya dengan tepat
untuk membantu para peserta didik.

7) Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan

Guru perlu mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan dan
pengajaran, terutama hal-hal yang menyangkut pelaksanaan tugas-tugas pokoknya di sekolah.
Setiap guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami hasil-hasil penelitian itu dengan
tepat sehingga mereka perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar
dan cara-cara melaksanakan penelitian pendidikan.Menyelenggarakan penelitian sederhana
untuk keperluan pengajaran dan mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah dan melaksanakan
penelitian sederhana.32
II.9. Mengembangkan Profesi Guru PAK (jawaban untuk kel.2)
Guna menunjung kemampuan dan peran para guru tersebut, maka perlu dilakukan
upaya pengembangan guru. Pengembangan guru merupakan proses yang harus dtempuh oleh
guru sehingga perlu koordinasi secara tepat. Saat ini terdapat banyak kecendrungan dalam
pengembangan guru sesuai menurut
Suarman Danim:
 Berbasis pada program pendidikan
 Menyiapkan guru untuk menguji dan mengakses kemampuan praktis dirinya
 Diorganisasikan dengan pendekatan kolegialitas
 Berfokus pada partisipasi guru dalam proses pembuatan keputusan mengenai isu-isu
esensial di lingkungan sekolah

32
Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Guru (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 22-23.Diakses
melalui google book: https://books.google.co.id/books?
id=ezq2DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=PENGEMBANGAN+PROFESI+GURU&hl=id&sa=X&ved=2
ahUKEwjOw-aZtOHsAhX16nMBHeMoDecQ6AEwAHoECAQQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN
%20PROFESI%20GURU&f=false diakses pada 02 November 2020 pukul 13.34WIB
 Membantu guru-guru yang di pandang masih lemah pada beberapa aspek tertentu dari
kopetensinya.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan profesi guru:
 Pengembangan profesional selama pendidikan prajabatan dalam penddikan pra
jabatan. Calon guru mengikuti kegiatan agar memiliki berbagai pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang akan diperlukan pada pekerjaannya.
 Pengembangan profesi selama dalam jabatan pengembangan sikap profesional tidak
berhenti apabila calon guru telah selesai mendapatkan pendidikan pra jabatan.33
II.9.1. Jenis-Jenis Mengembangkan Profesi Guru
 Pengembangan intensif (intensive development)

Adalah bentuk pengembangan yang dilakukan pimpinan terhadap guru yang dilakukan
secara intensif berdasarkan kebutuhan guru. Model ini biasanya dilakukan melalui langkah-
langkah yang sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan
pertemuan balikan atau refleksi. Teknik pengembangan yang digunakan antara lain melalui
pelatihan, penataran, kursus, loka karya, dan sejenisnya.

 Pengembangan kooperatif (cooperative development)

Adalah suatu bentuk pengembangan guru yang dilakukan melalui kerja sama dengan
teman sejawat dalam suatu tim yang bekerja sama secara sistematis. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru melalui pemberian masukan, saran, nasehat, atau
bantuan teman sejawat.

 Pengembangan mandiri (self directed development)

Adalah bentuk pengembangan yang dilakukan melalui pengembangan diri sendiri. Bentuk
ini memberikan otonomi secara luas kepada guru. Guru berusaha untuk merencanakan
kegiatan, melaksanakan kegiatan, dan menganalisis balikan untuk pengembangan diri sendiri.
Teknik yang digunakan bisa melalui evaluasi diri (self evaluation/self supervision).34

33
Khaeruddin Said, Pengembangan Progesi Guru (Riau: PT. Indragiri, 2019), 8-10. Diakses melalui
google book: https://books.google.co.id/books?id=-
WX6DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=MENGEMBANGKAN+PROFESI+GURU&hl=id&sa=X&ved=2ahUKE
wjF0qGCytbsAhUUSX0KHSKiDFwQ6AEwAHoECAUQAg#v=onepage&q=MENGEMBANGKAN%20PROFESI
%20GURU&f=false diakses pada 28 oktober 2020, pukul 13.04WIB
34
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/10/15/3-jenis-kegiatan-pengembangan-profesi-guru/
diakses pada 28 oktober 2020, pukul 12.37WIB
II.10. Hakekat Profesionalisme Guru PAK

Beranjak dari hakikat profesionalisme guru PAK, maka harus berkaca pada Alkitab
sebagai sumber pengetahuan yang dapat memberikan teladan melalui hal-hal kebenaran bagi
seseorang yang ingin berkarya dalam dunia pendidikan dan juga sebagai guru profesional.
Yesus sebagai Guru Agung yang juga sebagai contoh dan tokoh utama yang harus diteladani
oleh pendidik Kristen masa kini, karena PAK tidak terlepas dari Sang Guru Agung,yaitu
Tuhan Yesus Kristus, Yohanes 3:2. Teladan yang diberikan Yesus sebagai Guru Agung,
menggambarkan bahwa Dialah Guru Agung yang tidak ada bandingnya sebagai guru yang
profesional. Patokan dari seorang guru profesional ialah pada Yesus Kristus sang Guru
Agung. Yesus memiliki cara mengajar yang sempurna dengan kualitas diri yang berdampak
dalam setiap pengajaran-Nya. Yesus memiliki strategi dan metode mengajar yang dapat
dipahami oleh setiap pengikut-NyaYesus menjadi teladan dalam siklus pengajaran dan
memiliki kemampuan yang sempurna secara istimewa. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Harianto GP bahwa “Yesus mengajar dengan cara yang sangat istimewa. Yesus senantiasa
menyatakan diri sebagai guru yang tidak ada taranya karena Dia adalah kebenaran Kualifikasi
sebagai kristeria utama bagi seorang guru PAK, juga ada dalam pribadi Yesus sebagai Guru
Agung. Kemampuan seorang guru dalam tugas dan tanggungjawabnya, merupakan bagian
dari profesionalisme kinerja guru. Untuk memahami dan menjalankan tugasnyadengan baik,
maka seorang guru harus memiliki kualifikasi sebagai tenaga profesional, dan hal ini dapat
cermati sebagai berikut:

1. Tingkat capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan,


kecakapan,dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga
mampu mengolah proses belajar mengajar secara efektif.
2. Guru sebagai inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan dan reformasi.
3. Guru sebagaideveloper, guru harus mempunyai visi keguruan yang mantap dan luas.35
II.11. Strategi Dalam Pemanfaatan Materi Pembelajaran
a. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Oleh Guru

Strategi penyampaian materi pembelajaran oleh guru, diantaranya:

35
file:///C:/Users/puja/AppData/Local/Temp/1580-Article%20Text-5543-1-10-20200428-1.pdf diakses
pada 17 November 2020, pukul 15.07WIB
- Strategi urutan penyampaian simultan
- Strategi urutan penyampaian suksesif
- Strategi penyampaian fakta
- Strategi penyampaian konsep
- Strategi penyampaian pembelajaran prinsip
- Strategi penyampaian prosedur (kelompok 1 no.2)
b. Strategi Mempelajari Mategi Pembelajaran Oleh Peserta Didik

Ditinjau dari guru, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran berupa kegiatan
guru menyampaikan atau pengajaran kepada peserta didik. Sebaliknya ditinjau dari segi
peserta didik, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa pembelajaran materi
pembelajaran atau berinteraksi dengan materi pembelajaran, kegiatan peserta didik dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

- Menghafal
- Menggunakan
- Menemukan
- Memilih36
II.12. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) merupakan pembaharuan secara sadar


akan pengetahuan dan peningkatan kompetensi guru sepanjang hidup kerjanya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang
profesional, bermartabat dan sejahtera. Sehingga guru dapatberpartisipasi aktif untuk
membentuk insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa etis, berbudi pekerti luhur dan berkepribadian
ahlak yang baik. PKB harus dilakukan berdasarkan kebutuhan guru yang bersangkutan.
Kebutuhan itu dilakukan untuk mencapai atau meningkatkan kompetensinya di atas standar
kompetensi profesi guru.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. PKB merupakan unsur
utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru, yaitu

36
Nur Irwantoro, Kompetensi Pedagogik untuk meningkatkan dan penilaian kinerja guru dalam
rangka implementasi kurikulum nasional (Surabaya: Genta Graup Production, 2(Surabaya: Genta Graup
Production, 2016), 263-264.
pendidikan, pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan atau tugas lainnya yang
relevan. Tujuan PKB adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan, sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut:

II.13. Memfasilitasi guru untuk mencapai standar kompetensi profesi yang


telah ditetapkan.
a) Memfasilitasi guru untuk terus meningkatkan kompetensi yang mereka miliki
sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya.
b) Memotivasi guru-guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai tenaga professional.
c) Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan kebanggaan
kepada penyandang profesi guru.

Pengembangan profesi guru sangatlah penting untuk mencerminkan mutu pendidikan


saat ini, maka profesionalisme guru merupakan suatu keharusan terlebih lagi melihat kondisi
saat ini dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu perkembangan iptek, persaiangan global bagi
lulusan pendidikan, dan implementasi kurikulum. Maka dari itu pengembangan kompetensi
guru sangatlah penting untuk dilaksanakan dalam peningkatan mutu pendidikan.37

II.13.1. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri antara lain yaitu sebagai berikut:

a) Mengikuti diklat fungsional

Kegiatan ini dilakukan guru seperti pendidikan atau pelatihan yang dilakukan dalam
waktu tertentu. Kegiatan ini berupa kursus, pelatihan, penataran dan bentuk diklat lainnya.
Guru dapat mengikutinya atas dasar penugasan oleh sekolah maupun institusi lainya ataupun
kehendak guru itu sendiri.

b) Mengikuti kegiatan kolektif guru

37
Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Guru (Yogyakarta: Gava Media, 2015), 165-167. .
Diakses melalui google book: https://books.google.co.id/books?
id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 01 November Pukul 20.22WIB
Kegiatan ini berupa kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang dilakukan
oleh guru dalam peningkatan profesinya. Kegiatan ini berupa lokakarya, kegiatan dalam
menyusun kurikulum, pengembangan media pembelajaran, dan lain-lain.38

II.13.2. Publikasi Ilmiah

Kegiatan publikasi ilmiah terdiri dari yaitu sebagai berikut:

a) Presentasi forum ilmiah

Kegiatan ini berupa tulisan karya ilmiah dalam bentuk makalah yang dilaporkan
sebagai bentuk hasil penelitian, gagasan atau tinjauan ilmiah untuk memperoleh penaikan
nilai dalam pengembangan keprofesiannya. Makalah ini berisi mengenai permasalahan
bidang pendidikan formal sesuai tugas guru yang bersangkutan dan makalah ini
dipresentasikan.

b) Makalah berupa tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan


pembelajaran

Makalah tinjauan ilmiah merupakankarya tulis guru yang berisi ide dalam upaya mengatasi
berbagai masalah pendidikan di sekolah.

c) Tulisan ilmiah popular

Karya tulis ini dipublikasikan di media massa (koran, majalah, dan sebagainya).
Karya ilmiah popular berkaitan dalam upaya pengembangan profesi yang berisikan
pengetahuan, berupa idea tau gagasan pengalaman penulis dalam bidang pendidikan.

2.7.4. Karya Inovatif

Adapul kegiatan ini berupa yaitu:

a) Menemukan teknologi tepat dan bermanfaat.


b) Menemukan/menciptakan karya seni

Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Keguruan, 168-171. . Diakses melalui google
38

book: https://books.google.co.id/books?
id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 01 November Pukul 20.34WIB
c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum.
d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya.39
II.14. Prinsip-prinsip Dasar Pelaksanaan PKB
Dalam melaksanakan PKB harus dapat mematuhi prinsip-prinsip sebagai beriku:
 PKB harus berfokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil belajar
peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian integral dari tugas guru
sehari-hari.
 Setiap guru berhak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri yang perlu
di implementasikan secara teratur, sistematis da berkelanjutan untuk menghindari
kemungkinan pengalokasian kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses
penyusunan program PKB harus dimulai dari sekolah.
 Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk mengikuti program
PKB dengan minimal jumlah jam pertahun sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009. Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dan seolah berhak
menambah alokasi waktu jika dirasakan perlu.
 PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi dan nilai-nilai yang
berlaku di seolah dan kabupaten/kota. Oleh karena itu. Kegiatan PKB harus menjadi
bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah dan kabupaten/kota dalam
melaksanakan peningkatan mutu pendidikan yang disetujui bersama antara sekolah,
orangtua peserta didik dan masyarakat.
 PKB harus mendorong pengkuan profesi guru menjadi lapangan pekerjaan yang
bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakay dalam pencerdasan bangsa dan
sekaligus mendukung perubahan khusus didalam praktik-praktik dan pengembangan
karir guru yang lebih obyektif, transparan dan akuntabel.40

39
Daryanto & Tarsial, Pengembangan Karir Profesi Keguruan, 175-189. Diakses melalui google book:
https://books.google.co.id/books?
id=Ep_cDwAAQBAJ&pg=PA70&dq=PENGEMBANGAN+KARIR+PROFESI+KEGURUAN&hl=id&
sa=X&ved=2ahUKEwjGg8uIs-
HsAhXGXCsKHZMaC6wQ6AEwBHoECAIQAg#v=onepage&q=PENGEMBANGAN%20KARIR
%20PROFESI%20KEGURUAN&f=false diakses pada 01 November Pukul 20.22WIB
40
Baedhowi, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kementerian
(Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010), 8. Diakses melalui google book:
https://books.google.co.id/books?
id=MkXHDwAAQBAJ&pg=PA149&dq=Pedoman+Pengelolaan+Pengembangan+Keprofesian+Berkelan
jutan+(PKB)+Kementerian&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjg-
8q7teHsAhXT8XMBHRCWAw0Q6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=Pedoman%20Pengelolaan
%20Pengembangan%20Keprofesian%20Berkelanjutan%20(PKB)%20Kementerian&f=false diakses
pada 03 November 2020 pukul 22.31WIB
II.15. Tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Tujuan umum pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan
kualitas layanan pendidikan disekolah/madrasah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Secara khusus keperofesian berkelanjutan adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam peraturan perundangan yang berlaku.
b) Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk memfasilitasi proses
pembelajaran peserta didik. Dan meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan
tugas.41

II.16. ENTERPERNERSIF (PENGEMBANGAN MASYARAKAT.)

Kalau berbicara soal perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang, tak lengkap
bila tidak mengikutsertakan kewirausahaan (entrepreneurship). Pertumbuhan ekonomi
ditentukan oleh adanya peranan wirausahawan (Rachbini,2002). Senada dengan pendapat
sebelumnya, menurut Drucker (1993), kunci perubahan ekonomi dideterminasi oleh sang
wirausahawan. Pernyataan tersebut tidak berlebihan mengingat kewirausahaan seperti home
industry misalnya, mampu menyerap tenaga kerja dan menghasilkan omzet yang tak terduga.
Dengan demikian, kewirausahaan merupakan hal yang menjanjikan dalam pemberdayaan
masyarakat.

Kewirausahaan memiliki bentuk baik sebagai usaha kecil atau menengah. Secara legal
usaha mikro, kecil dan menengah diatur dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Secara umum definisi dan kategori usaha mikro, kecil
dan menengah merupakan usaha produktif yang berdiri sendiri yang di kelola perorangan
atau badan usaha yang memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp. 10.000.000.000,-
(sepuluh milyar rupiah) termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan hasil penjualan tidak
lebih dari Rp. 50.000.000.000,-(lima puluh milyar rupiah).

41
Baedhowi, Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Kementerian, 10.
Diakese melalui google book: https://books.google.co.id/books?
id=MkXHDwAAQBAJ&pg=PA149&dq=Pedoman+Pengelolaan+Pengembangan+Keprofesian+Berkelan
jutan+(PKB)+Kementerian&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjg-
8q7teHsAhXT8XMBHRCWAw0Q6AEwAHoECAAQAg#v=onepage&q=Pedoman%20Pengelolaan
%20Pengembangan%20Keprofesian%20Berkelanjutan%20(PKB)%20Kementerian&f=false diakses
pada 03 November 2020 pukul 23.00WIB
Pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menumbuhkan kesadaran dan kemampuan
individu sebagai tanggapan atas persoalan dan memapankan peran serta posisinya (Dariah,
2009). Dengan mengacu pada pendapat tersebut, kewirausahaan merupakan bentuk
pemberdayaan ketika kesadaran akan masalah menumbuhkan kemampuan individu dan
menerapkannya guna menghasilkan produktifitas yang mempertahankan kelangsungan posisi
ekonominya. Sekali lagi menurut Dariah dalam kata-katanya sendiri, "Inti dari kegiatan
pemberdayaan adalah motivasi untuk memahami kondisi dan situasi kerja sehari-hari serta
menumbuhkan kemampuan dan keberanian mereka untuk bersikap kritis terhadap kondisi
yang mereka hadapi, sehingga kuncinya adalah membangun partisipasi."

Apa yang perlu digaris bawahi dari kutipan sebelumnya adalah membangun partisipasi.
Dalam praktiknya, keterlibatan masyarakat terbagi atas '3CD' yaitu: development for
community, development with community, dan development of community(Dariah, 2009).
Development for community adalah keadaan di mana masyarakat menjadi objek
pembangunan yang mendapat dukungan berupa program dari pihak luar. Development with
community ditandai secara khusus dengan kuatnya pola kolaborasi antara aktor luar dan
masyarakat setempat. Sedangkan development of community adalah proses pembangunan
yang baik inisiatif, perencanaan, dan pelaksanaannya dilaksanakan sendiri oleh masyarakat.

Sampai di sini, kewirausahaan dapat dikatakan juga sebagai 'arena' partisipasi. Namun,
tidak melulu dipandang secara ekonomis semata, tetapi juga berorientasi secara sosial dengan
melibatkan kelompok di masyarakat. Misalnya seperti yang terjadi pada karang taruna di
Cikaret, di mana mereka berperan sebagai penampung aspirasi dalam mengembangkan usaha
ekonomi produktif (Handayani, Purnaningsih, Sarna, 2015). Hal ini tentu saja merupakan
kabar gembira, sebab terdapat indikasi adanya peforma sosial yang baik.

Dengan melibatkan partisipasi berbagai elemen masyarakat, kewirausahaan menjadi


medan pembelajaran tersendiri yang secara tak langsung mengembangkan individu maupun
masyarakat. Keberadaan orang lain dengan latar belakang berbeda menjadi penting sebab
memberikan dukungan dan melengkapi peran dan posisi tiap orang. Sebagai kelompok usaha
mikro, kewirausahaan menyediakan fasilitas sosial -- fakta bahwa individu lebih giat bila
bekerja dalam kelompok.42

42
https://www.kompasiana.com/fadzulhaka/5acc4681dcad5b4fd1390765/enterpreneurship-sebagai-
upaya-pengembangan-masyarakat?page=all Diakses pada 24 November 2020, pukul 21.39WIB
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa mengembangkan profesi keguruan PAK
sangatlah penting, dimana pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang
mempengaruhi perkembangan jiwa, dan kemampuan fisik individu, dan apabila kita melihat
pendidikan agama kristen adalah memperlengkapi mereka dengan sumber iman, khususnya
yang berkaitan dengan pengalaman berdoa, firman tertulis (Alkitab) dan rupa-rupa
kebudayaan sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara
serta mengambil bagian dengan bertanggung jawab dalam persekutuan kristen. Dalam
mengembangkan profesi keguruan PAK kita hraus memahami:

1. Kriteria Guru Profesional


- Punya tujuan yang jelas untuk pelajaran.
- Punya keterampilan mendisiplinkan secara efektif.
- Punya keterampilan manajemankelas yang baik.
- Mempunyai komunikasi yang baik.
- Memiliki harapan yang tinggi kepada siswanya.
- Memiliki pengetahuan tentang kurikulum.
- Selalu punya energi untuk siswanya.
- Memiliki hubungan yang dekat dengan siswa

Dan juga memahami kopetensi keguruan seperti:

- Kopetensi pedagogik
- Kopetensi peofesional
- Kopetensi soaial
- Kopetensi kepribadian
IV. Daftar Pustaka

Baedhowi. Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Kementerian. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.
Boehle, R. Robert. sejarah perkembangan pikiran dan praktik PAK. Jakarta : BPK-GM,2006.
Cully, V, Iris. Dinamika Pendidikan Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.
Daryanto & Tarsial. Pengembangan Karir Profesi Guru. Yogyakarta: Gava Media, 2015.
Emaiklopedia, Nasional Indomenka. Jakarta: Delta, 1997.
GP, Harianto. pendidikan agama kristen dalam alkitab & dunia pndidikan masa kini.
Yogyakara: ANDI,2012.
Hanafi, Halid. Profesionalisme. Guru dalam pengelolaan kegiatan Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2012.
Hasanah, Aan.Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Pustaka Setia, 2012.
Homrighausen, G, E. Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
HS, Nasrul. Profesi & Etika Keguruan . Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014.
Irwantoro, Nur. Kompetensi Pedagogik untuk meningkatkan dan penilaian kinerja guru
dalam rangka implementasi kurikulum nasional. Surabaya: Genta Graup, 2016.
Ismail, Andar. Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998.
Kristianto, Lilik. prinsip dan praktik pendidikan agama kristen. Yogyakarta: ANDI, 2008.
Mursiadi,. Profesi Kependidikan Secara Teoritis dan Aplikatif . Yogyakarta: Deppublish,
2016.
N, Noorsyam, Dkk. pengantar Dasar-dasar kependidikan. Surabaya: usaha nasional, 1980.
Nainggolan, M, John. Guru agama Kristen sebagai panggilan dan profesi. Bandung: Bina
Media, 2010.
Neolaka, Amos. landasan Pendidikan. Depok: KENCANA, 2017.
Poerwanti, Endang Poerwanti, & Istanti, Beti. Manajemen Sekolah Dasar Unggul. Malang :
Universitas Muhammadiyah, 2020.
Ramayulia. Profesi dan etika Keguruan. Jakarta: kalam media, 2013.
S, Hope. Antone,Pendidikan Kristen kontekstual. Jakarta:gunung mulia 2010.
Safitri, Dewi. Menjadi Guru Profesional. Riau: PT. Indragiri, 2019.
Said, Khaeruddin. Pengembangan Progesi Guru. Riau: PT. Indragiri, 2019.
Sidjabat, Samuel, B. Strategi Pendidikan Kristen. Yogkyakarta: Andi,1994.
Simanjuntak, Junihot. Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: ANDI, 2013.
Sukarman, Timoteus. Gereja yang bertumbuh dan berkembang. Yogyakarta: ANDI, 2012.
Syafril. dasar-dasar ilmu pendidikan. depok:kencana2017.
Umar. Pengantar Profesi Keguruan. Depok: Raja Grafindo, 2019.
Wardan, Khusnul. guru sebagai profesi. Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Wati, Helma. PendidikanKekuarga. Bandung:RemajaRosdakarya, 2014.

SUMBER LAIN:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2014/10/15/3-jenis-kegiatan-pengembangan-profesi-
guru/ diakses pada 28 oktober 2020, pukul 12.37WIB
https://www.academia.edu/37451742/Guru_Pendidikan_Agama_Kristen_PAK_yang_Profesi
onal_Pasca_Sarjana diakses pada 28 oktober 2020, pukul 11.22WIB
file:///C:/Users/puja/AppData/Local/Temp/1580-Article%20Text-5543-1-10-20200428-1.pdf
diakses pada 17 November 2020, pukul 15.07WIB
https://www.academia.edu/8556747/Definisi_para_ahli, Diakses pada tanggal 28 Agustus
2020, Pukul 15.05 WIB.

Anda mungkin juga menyukai