Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DEVID MANGKEY

NIM : 190101086

KELAS : C PAK SEMESTER II

MK : PAK SEKOLAH

TUGAS :

KOMPETENSI GURU PAK

A. Pengertian Kompetensi

Banyak pengertian yang dikemukakan untuk memaknai sebuah kompetensi. Seperti


yang dikemukakan beberapa para ahli ilmuan berikut:

1. Sudarwan menyatakan: ”Kompetensi artinya kewenangan, kecakapan ataupun


kemampuan. Disini lebih tepat kalau kompetensi diartikan dengan kemampuan”.

2. Echols & Shadily dalam Suwardi (2007:3), menyatakan bahwa: “kata kompetensi
berasal dari Bahasa Inggris competency sebagai kata benda competence yang berarti
kecakapan, kompetensi, dan kewenangan”.

Dilanjut dengan menurut Kepmendiknas No. 045/U/2002 menyebutkan


kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.

Istilah Kompetensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu competence yang


berarti kecakapan, kemampuan atau wewenang. Sementara dalam Kamus Bahasa
Indonesia dikemukakan bahwa kompetensi adalah wewenang (kekuasaan) untuk
menentukan (memutuskan sesuatu), dan kompeten adalah orang yang cakap
mengetahui, berwenang, berkuasa (memutuskan, menentukan) sesuatu.[4] Dengan
demikian bahwa seorang guru yang berkompeten dalam tugasnya adalah seorang yang
mampu dan bertanggung jawab dalam menentukan dan memutuskan suatu tindakan
yang akan dilaksanakannya terhadap anak dalam dunia pendidikan demi keberhasilan
sesuai dengan tujuan dari pendidikan yang telah digariskan menurut undang-undang.

Sedangkan guru, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti


seseorang yang memiliki profesi mengajar.

Secara umum Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia
dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal.
Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru
dapat juga dianggap seorang guru.

Dalam Ensiklopedia bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik


profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Kaitannya Kompetensi dengan guru, maka melihat kepada Undang-Undang


Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa profesi guru
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan standar
kompetensi sesuai bidang tugasnya dan pelaksanaan pengembangan keprofesian
berkelanjutan sepanjang hayat.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam


melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi
sebagai karakteristik mendasar individu yang secara kausal berhubungan dengan
efektivitas atau kinerja yang sangat baik. Kompetensi adalah seperangkat tindakan
intelegen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk
dianggap mampu melaksankan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat
intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan,dan keberhasilan bertindak.
Homrighausen dan I. H Enklaar dalam bukunya yang berjudul pendidikan agama
Kristen menyatakan bahwa, seorang guru PAK harus mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang iman Kristen, ia harus mengenal Alkitab dengan baik. Untuk itu guru
sendiri perlu di didik dan dilatih sebelum mengajar.[5] Pandangan ini dapat
disimpulkan seorang guru PAK berkompeten adalah Firman Allah. Dengan
pemahaman yang benar tidak membuat peserta didik bingung dan tidak mengerti,
maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan dalam pengajaran untuk
membimbing peserta didik dalam kebenaran.

Kompetensi guru adalah ketrampilan, pengetahuan, sikap dasar serta nilai


yang diceminkan kedalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang sifatnya
berkembang, dinamis serta dapat dipergunakan dan didapatkan setiap waktu. Yang
mencakup pengetahuan, kemampuan, ketrampilan yang dikuasai oleh peserta didik
dari hasil belajarnya serta dapat diwujudkan dalam perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotoris.

B. Aspek-aspek Kompetensi Guru PAK

1. Kompetensi paedagogik

Paedagogik asal kata paedagogi berasal dari kata Yunani dimana kata “Pais”
artinya anak dan “Agogos” artinya pembimbing atau penjaga, yang secara etimologis
mengacu kepada proses pendampingan yang dilakukan oleh kaum dewasa terhadap
anak remaja. Pedagogos mulanya memiliki arti pelayanan kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karena pengertian pedagoog (dari pedagogos) adalah seseorang
yang memiliki tugas membimbing anak didalam pertumbuhannya menjadi diri sendiri
dan bertanggung jawab. Dapat diartikan secara umum merupakan suatu usaha sebagai
seorang pendidik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak secara
rohani dan jasmani, serta menanamkan dan mewariskan nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku kepada anak didik hingga mampu mandiri dan dapat mengambil suatu
keputusan terhadap prinsip pribadi.

2. Kompetensi kepribadian

Dalam sebuah Kamus Pelajar kepribadian berasal dari kata dasar “pribadi”
yaitu manusia sebagai diri sendiri/perseorangan, sedangkan kepribadian itu sendiri
merupakan sifat yang sebenarnya yang tercermin pada sikap seseorang. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan suatu sikap dalam
kehidupan sehari-hari yang tampak sebenarnya baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun bangsa dan negara.

Dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan disebutkan bahwa kompetensi kepribadian guru yaitu
kemampuan kepribadian yang: (1) mantap; (2) stabil; (3) dewasa; (4) arif dan
bijaksana; (5) berwibawa; (6) berakhlak mulia; (7) menjadi teladan bagi peserta didik
dan masyarakat; (8) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (9) mengembangkan diri secara
berkelanjutan.

3. Kompetensi profesional

Profesional adalah kegiatan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang


menjadi sumber penghasilan, kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang membutuhkan standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia profesionalitas adalah kemampuan


bertindak secara profesional, keprofesian. Profesionalitas adalah kemampuan untuk
merancang dan melakukan segela sesuatu secara profesional dalam bidang yang
digelutinya. Berbicara tentang guru pendidikan agama Kristen Profesionalitas berarti:
kemampuan untuk bekerja secara profesional dalam bidang pendidikan agama
Kristen, merancang pendidikan agama Kristen secara menarik dalam proses belajar
mengajar. Guru profesional adalah seseorang yang memiliki jabatan guru berdasarkan
keilmuan dan keahliannya dengan mengabdikan diri sepenuhnya atas pekerjaan yang
dipilihnya, dengan selalu berusahan mengembangkan diri dan keahlian yang berkaitan
dengan jabatan gurunya.

Guru yang profesional adalah guru yang mampu membawa peserta didik
memahami serta menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya. Rendahnya
penghargaan terhadap guru pendidikan agama Kristen berdampak kepada pemahaman
tentang profesionalisme. Guru yang profesional adalah guru yang melaksanakan
tugas keguruan dengan kemampuan tinggi. Dengan demikian, guru pendidikan
agama Kristen yang profesional adalah guru pendidikan agama Kristen yang
melaksnakan tugas mengajar dan mendidik di bidang pendidikan agama Kristen
dengan mengandalkan kemampuan dan karekter yang tinggi dan mengacu kepada
sosok Yesus sebagai Guru Agung.

4. Kompetensi sosial

Seorang tokoh yaitu Sanusi (1991) mengungkapkan bahwa, “kompetensi


sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru”.

Menurut Permendiknas No. 16 tahun 2007 terdapat 5 kompetensi sosial yang


harus dimiliki oleh guru yang diuraikan secara perinci sebagai berikut:

· Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.

· Bersikap simpatik.

· Dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite sekolah.

· Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.

· Memahami dunia sekitarnya (lingkungannya).

5. Kompetensi spiritual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Spiritual” adalah yang berhubungan


dengan atau bersifat kejiwaan (rohani, batin). Sedangkan secara terminologis,
spiritualitas berasal dari kata “spirit”.

Demikian seorang guru PAK sebagai teladan bagi peserta didik, juga
merupakan pentransformasi hal kerohanian. Dalam hal ini yang dimaksud ialah guru
PAK harus memiliki kompetensi spiritual. Dimaksudkan spiritual ialah mempunyai
hubungan pribadi yang baik terhadap tuhan Yesus dimana seorang pendidik ini selalu
menampakkan dirinya sebagai hamba yang lemah dan dengan kekuatan daripada
Tuhan ia mampu unutk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang
pendidik. menjadi seorang pendidik kristen haruslah memiliki hati yang mau
melayani dengan sungguh-sungguh. Dimana seorang guru bukan hanya mentransfer
ilmunya untuk peserta didiknya melainkan mengajarkan karya-karya Tuhan didalam
kehidupan peserta didik itu sendiri melalui pengajaran-pengajaran yang diberikan
guru itu. Pertama-tama, kita sendiri harus memiliki komitmen pribadi kapada Yesus
Kristus. Selain komitmen sebagai pendidik juga harus konsisten untuk setiap
perkataan dengan perbuatan serta seorang pendidik juga harus mengutamakan kasih
kepada setiap peserta didik.

Spiritualitas adalah gaya hidup seorang guru PAK sebagai hasil


pemahamannya tentang Allah secara utuh. Hal ini dikemukakan mengingat bahwa
tugas mendidik bukanlah pekerjaan yang hanya bersifat teknis dan mekanistik. Guru
dan peserta didik adalah insan yang memiliki aspek spiritual. Untuk itu spiritualitas
guru PAK harus memiliki kepercayaan dan beriman kepada Tuhan Yesus, mengalami
buah-buah iman, mengintegrasikan iman dalam kehidupan sehari-hari, mengupayakan
pertumbuhan rohani, bertindak dan melayani.

A. KOMPETENSI PEDAGOGIK

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun


2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci dijelaskan apa
saja yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru terkait dengan Kompetensi Pedagogik.

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu/diajarkan.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian


yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kiriman Menarik Lainnya: Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2018

1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam


bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.

4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang


berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.

C. KOMPETENSI PROFESIONAL

Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran
yang dimampu

2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang


pengembangan yang dimampu

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan


reflektif

5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.

D. KOMPETENSI SOSIAL

Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.

1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social


budaya.

4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan


DAFTAR PUSTAKA

http://selfiasuransi.blogspot.com/2017makalah/02/-kompetensi-guru-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai