TEORI PEMBELAJARAN
Dosen :
Oleh:
Miranda Gultom
JAKARTA 2020
Setelah saya membaca buku yang berjudul “ TEORI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN” yang ditulis oleh Dra. Eveline Siregar, M.Pd maka yang dapat
saya laporkan adalah sebagai berikut :
BAB I
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks atau luas yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi bahkan dalam kandungan
hingga ke liang lahar. Salah satu tanda seorang belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
Kognitif, afektif dan psikomotorik.
BAB II
TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA
Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah Preskriptif dan Teori
Belajar adalah Deskriptif. Dikatakn preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran
adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal sedangkan deskriptif karena
tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar.
Teori pembelajaran ini mengungkapkan hubungan antara kegiatan pembelajaran
dengan proses-proses psikologis dalam diri siswa, sedangkan teori belajar
mengungkapkan hubungan antara kegiatan siswa dengan proses-proses psikologis
dalam diri siswa, atau teori belajar mengungkapkan hubungan antara fenomena yang
ada dalam diri siswa.
Selanjutnya adalah teori belajar Behavioristik atau biasa dikatakn aliran tingkah
laku teori ini mengartikan belajar sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari interaksi antara stimulus dan respons. Belajar menurut psikologi behavioristic
adalah suatu control instrumental yang berasal dari lingkungan.
Menurut Edwin Guthrie ada 3 metode perubahan tingkah laku yang
dikemukakannya yaitu metode respons bertentangan, metode membosankan, dan
metode mengubah lingkungan.
Teori belajar Kognitivistik, teori ini menekankan proses belajar daripada hhasil
belajar. Bagi penganut teori ini belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks. Menurtu teori ini ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang
melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan.
Lalu ada teori belajar Humanistik, bagi penganut teori Humanistik proses belajar
harus berhulu dan bermuara pada manusia. Dari berbagai jenis teori, teori inilah yang
paling abstrak yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Teori ini
lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dan yang terakhir adalah Teori belajar Konstruktivistik dimana dalam
memahami belajar sebagai proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu
sendiri. Dalam aliran ini pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru.
BAB III
MOTIVASI
Motivasi berasal dari Bahasa Latin “movere” yang berarti menggerakkan. Atau
motivasi ini dapat diartikan sebagai menderong, menyebabkan, dan merangsang.
Menurut jenisnya motivasi ini dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri
individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar, misalnya pemberian pujian.
Secara umum, terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar, pertama,
motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, mrnjammin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua,
motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa
senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai
energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Selanjutnya dari berbagai teori motivasi yang berkembang, seorang ahli yang
Bernama Keller menyususn seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan
dalam proses pembelajaraan yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention atau
perhatian, relevance atau relevansi, confidence atau kepercayaan diri dan satisfaction
atau kepuasan. Dalam proses belajar dan pembelajaran, keempat kondisi motivasional
tersebut sangat penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi siswa
terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran berlangsung.
Factor-fakto yang mempengaruhi motivasi yaitu ada 6; cita-cita, kemampuan
pembelajaran, kondisi pembelajar, kondisi lingkungan pembelajar unsur-unsur dinamis
belajar dan upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran.
BAB IV
KURIKULUM
Secara singkatnya kurikulum adalah rencana pelajaran atau kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa untuk mendapatkan ijazah
atau naik kelas. Fungsi kurikulum difokuskan pada 3 aspek yaitu
Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah sebagai alat untuk
mncapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman
dlam mengatur kegiatan sehari-hari.
Fungsi kurikulum bagi tatanan tingkat sekolah yaitu sebagai pemelihara proses
pendidikan dan penyiapan tenaga kerja
Fungsi bagi konsumen, sebagai keikutsertaaan dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi.
Landasan kurikulum filosofis, system nilai atau pandangan hidup adalah dasar
kehidupan yang dianut oelh suatu masyarakat. Dalam landasan ini kurikulum
mencerminkan beberapa konsepsi mengenai isi kurikulum bahwa pendidikan itu
adalah suatu upaya, usaha atau kegiatan yang bertujuan.
Selanjutnya landasan psikologis, landasan ini dimaksudkan agar dalam
penyususnan kurikulum patut diperhatikan hal-hal yang berkenan dengan karakteristik
peserta didik. Kemudian landasan sosilogis, landasan ini menjadikan karakteristik
masyarakat Indonesia sebagai landasan dalam pengenbangan kurikulum maka
pembelajar yang diajar nantinya tidak akan teralienasi dari lingkungan sosialnya. Dan
yang terakhir adalah landasan organisatoris, dalam perumusan kurikulum, perlu
disusun suatu desain yang tepat dan fungsional.
Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan berdasarkanpada prinsip-
prinsip yang dianutnya, yaitu ada prisnip relevansinya yang diartikan sebagai
kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntunan kehidupan bermasyarakat,
prinsip evektivitas yang dikaitkan dengan efektifitas guru ketika mengajar dan
efektifitas para murid yang belajar, prinsip efesiensi yang mengusahakan agar
kegiatan kurikuler dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber
lain secara cermat dan tepat, sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan
memenuhi harapan, prinsip fleksibilitas artinya lentur atau tidak kaku dalam
kebebasan bertindak, prinsip kesinambungan ini mengusahakan agar antara berbagai
tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan, prinsip objektivitas, prinsip
ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatancatatan
kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh emosionaldan
irasional. Dan yang terakhir prinsip Demokrasi yang mengusahakan agar
penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokratis.
BAB V
PENDEKATAN PEMBELAJARAN
BAB VII
EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang pengertian pengukuran, penilaian, dan
evaluasi. Pengukuran adalah pemberian angka terhadap sesuatu atribut atau
karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal atau objek tertentu menurut
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Dalam hal ini pengukuran kegiatan belajar
dan pembelajaran merupakan proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar
dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang tealh
ditentukan secara kuantitatif.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan instrument tes atau nontes. Dalam penilaian pendidikan, patokan-
patokan yang dipergunakan seharusnya bersumber pada tujuan yang akan dicapai,
baik tujuan jangka panjang maupun penjabarannya sehingga patokan-patokan
tersebut menjadi konsep-konsep operasional dalam bentuk tujuan-tujuan jangka
pendek.
Evaluasi yang kata kerjanya adalah evaluate berarti menaksir atau menilai
sedangkan orang yang menilai atau menaksir adalah evaluator. Evaluasi adalah suatu
proses menemtukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu
untuk mencapai tujuan. Sementara itu, evaluasi hasil belajar adalah suatu proses
menentukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menggunakan patokan-patokan
tertentu agar mencapai tujuan pengejaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk
mendaptkan informasi mengenai unjuk kerja siswa atau seberapa jauh siswa dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Jenis penilaian hasil belajar yaitu ada penilaian formatif dan sumatif. Penilaian
formatif dengan maksud memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah
berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Kemudian penilaian sumatif dilakukan
untuk mengetahui sejauh manakah peserta didik dapat berpindah dai satu unit
pembelajaran ke unit berikutnya. Selanjutnya ada penilaian acuan patokan dan
penilaian acuan norma, penilian acuan patokan ini mengukur tingkat pencapaian
belajar siswa dengan patokan tertentu. Penilaian acuan norma menentukan
kedudukan atau posisi seorang peserta tes diantara kelompoknya, bukan untuk
menentukan tingkat penguasaan setiap peserta tes terhadap perilaku yang ada dalam
tujuan pembelajaran khusus
Tujuan umum dari evaluasi adalah memberi motivasi terhadap belajar dan
pembelajaran, melengkapi informasi tentang kemajuan belajar siswa dan bahan
pertimbangan kenaikan kelas, memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan
konseling, dan memberikan informasi kepada guru, murid, dan orang tua tentang apa
dan sampai dimana kemajuan yang dicapai murid-muriid di sekolah.
BAB VII
KONDISI BELAJAR DAN MASALAH-MASALAH BELAJAR
Kondisi belajar adalah suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua kategori yaitu kondisi internal adalah
kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang
baru, kondisi eksternal adalah situasi perangsang diluar diri si pelajar. Kemudian
Gagne menyatakan bahwa dibutuhkan kondisi belajar yang efektif untuk berbagai
jenis kemampuan belajar diantaranya keterampilan intelektual, informasi verbal,
strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoric.
Lalu ada masalah-masalah belajar yang terjadi seperti masalah belajar internal
dan eksternal dimana secara umum kondisi belajar internal dan eksternal ini akan
mempengaruhi belajar, yang pertama adalah lingkungan fisik, kedua, masalah
emosional siswa.maslaah belajar internal adalah masaalah-masalah yang timbul dari
dalam diri siswa atau factor-faktor internal yang menimbulkan kekurangberesan siswa
dlam belajar, contohnya kesehatan, rasa aman, factor kemampuan intelektual,
motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis kelamin, latar belakang social,
kebiasaan belajar, dan kemampuan mengingat. Dan factor eksternalnya bisa jadi
karena kebersihan rumah, udara panas, ruang belajar yang tidak memenuhi syarat,
alat-alat pelajaran yang tidak memadai, lingkungan social maupun lingkungan
alamiah, dan kualitas proses belajar-mengajar.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan
langkah-langkah sebagai berikut
Mengidentifikasi adanya masaalah belajar
Menelaah/ menetapkanstatus siswa
Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.
Demikianlah yang dapat saya laporkan dari buku yang berjudul “ TEORI
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”
GOD BLESS