Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAPA – BAPA LELUHUR ISRAEL

DOSEN
Dr. Yusuf Tabun M.Th

DISUSUN OLEH
Miranda Gultom

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKAT JAKARTA


2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karna berkat
dan kasih karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dengan judul “Bapa – Bapa Leluhur Israel”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua tentang garis besar Bapa – Bapa Leluhur Israel.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Untuk itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
sempurnanya makalah ini . Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi Saya khususnya .

Jakarta,  15 September 2018

Miranda Gultom

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5


A. Abraham .................................................................................................................. 5
B. Ishak ........................................................................................................................ 7
C. Yakub ...................................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 10


Kesimpulan ............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah Memilih Para Leluhur Israel


Tuhan yang memanggil Abraham, Ishak, dan Yakub, telah menyatakan diriNya kepada
mereka. Ia telah mengikat suatu perjanjian dengan Abraham dan melanjutkannya dengan
Ishak dan Yakub beserta keturunannya. Secara berulang-ulang, Ia menjanjikan
perlindungan, berkat, keturunan, dan tanah kepada mereka. Itulah pokok puji-pujian dan
kepercayaan umat Israel sejak mereka menetap di tanah kanaan. Cerita-cerita tentang
bapa leluhur dalam (Kejadian 11-50) tersusun dari bahan-bahan tua, sebagaimana umat
Israel sendiri, bercampur dengan bahan-bahan dari masa kerajaan, bahkan dari masa
pasca-Pembuangan. Para leluhur hidup antara 2000 dan 1400 s.M.
Pekerjaan utama para leluhur Israel adalah peternak kambing domba. Memang, tak dapat
dibuktikan bahwa Abraham, Ishak, dan Yakub hidup sebagaimana diceritakan dalam
Kitab Kejadian. Namun, terbukti bahwa pada masa mereka, orang menjalani kehidupan
sebagaimana diceritakan di dalam Kitab Kejadian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka saya merumuskan beberapa masalah yang
saya bahas pada makalah ini, yaitu :

1. Asal Usul Bapa – Bapa Leluhur Israel


2. Cerita tentang Bapa – Bapa Leluhur

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan pengetahuan akan sejarah Bapa – Bapa Leluhur Israel
2. Sebagai pembelajaran dalam karakter setiap Bapa- Bapa Leluhur Israel

4
BAB II
PEMBAHASAN

BAPA – BAPA BANGSA ISRAEL


1. ABRAHAM
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir
ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat
pada usia 205 tahun). Lalu Terah membawa Abram, anaknya,serta cucunya, Lot, yaitu
anak Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia berangkat bersama-sama
dengan mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke
Haran, dan menetap di sana. Umur Terah ada 205 tahun; lalu ia mati di Haran. Setelah itu,
Abram dan istrinya Sarai, Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua
pengikutnya, kemudian pergi ke Kanaan. Abram berumur 75 tahun, ketika ia berangkat
dari Haran. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang
besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji
baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah
mezbah untuk memperingati perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel
dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN." Di
sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-
gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka
berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah
yang subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara Abram, setelah menerima janji lagi
dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN.
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham akan
mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan kebiasaan saat itu,
memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram. Ketika Hagar
mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya
ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak,
"sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka Hagar kembali dan anaknya
Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. Dalam agama Islam, Ismael adalah pewaris

5
Abram. Hagar dan Ismael kemudian diusir dari Abram oleh Sarai selamanya. Nama
Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan
perjanjian sunat (Kejadian 17). Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang
banyak, melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri
di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak,
walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Perjanjian
sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan
keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi
mereka negeri tersebut. Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan
Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi
hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai
imbalan akan ketaatannya ini ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya
"sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka
"akan menduduki kota-kota musuhnya." Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu
Ishak masih berusia 36 tahun dan belum menikah. Untuk menguburkan istrinya itu,
Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta suatu gua yang bernama gua Makhpela
dari Efron bin Zohar, orang Het itu. Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di
dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.
Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu melahirkan
baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan memperanakkan
Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum.
Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah semuanya keturunan
Ketura. Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada
anakanaknya yang diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian;
kemudian ia menyuruh mereka , meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur,
ke Tanah Timur. Abraham mencapai umur 175 tahun lalu ia meninggal. Ia mati pada
waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum
leluhurnya. Dan putra-putranya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela,
di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya disebelah timur Mamre,
yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.

6
2. ISHAK
Ishak (bahasa Ibrani: ‫ י ִ ְצחָק‬, Standar Yiẓḥaq "ia tertawa", adalah putra tunggal Abraham dari
istrinya Sara. Melalui keturunan Ishak inilah lahir bangsa Israel yang kelak akan mewarisi tanah
Kanaan dari Abraham. Kelahiran Ishak sudah disampaikan oleh Tuhan sendiri ketika mendatangi
kemah Abraham dan Sara kira-kira setahun sebelumnya. Ishak lahir pada saat Abraham berusia
100 tahun dan Sara 91 tahun. Ishak adalah anak yang hendak dikorbankan oleh Abraham kepada
Allah di Bukit Moria sebagai bukti ketaatan Abraham kepada-Nya (Kejadian 22). Sesaat
sebelum Abraham hendak mengorbankan Ishak Allah memberikan Abraham pengganti untuk
Ishak yaitu seekor domba jantan untuk dijadikan sebagai kurban. Tempat itu lalu dinamainya
dengan Tuhan menyediakan. Ketika berusia 40 tahun, Ishak menikah dengan Ribka, anak
perempuan Betuel, cucu Nahor, yang masih kerabat Abraham. Ribka ini dibawa dari
Mesopotamia oleh Eliezer, hamba setia ayah Ishak, Abraham (Kejadian 24). Pada usia 60 tahun,
dari Ribka, istrinya, Ishak mendapatkan dua orang anak kembar, yaitu Esau dan Yakub yang
wataknya sangat berlainan. Keturunan mereka kemudian melahirkan dua bangsa, yaitu Edom
dan Israel. Pada masa tua Ishak, Yakub dengan bantuan Ribka, ibunya, berhasil memperdayai
Ishak dan mengambil alih hak kesulungan Esau (Kejadian 27).
Ketika Abraham meninggal sewaktu Ishak berusia 75 tahun, Ishak dan Ismael menguburkan
Abraham dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya
di sebelah timur Mamre (Kejadian 25:9). Setelah Abraham meninggal, Ishak tinggal di dekat
sumur Lahai-Roi (Kejadian 25:11). Ketika timbul kelaparan di negeri itu (ini bukan kelaparan
yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham), Ishak sempat tinggal beberapa lamanya
di Gerar di negeri orang Filistin (Kejadian 26). Di sana Tuhan menampakkan diri kepadanya dan
menegaskan kembali janji yang diberikan-Nya kepada Abraham, ayah Ishak: "Aku akan
membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada
keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat
berkat"[8] Kemudian Ishak menggali kembali sumur-sumur yang digali dalam zaman Abraham,
ayahnya, dan yang telah ditutup oleh orang Filistin sesudah Abraham mati; disebutkannyalah
nama sumur-sumur itu menurut nama-nama yang telah diberikan oleh ayahnya. Pada dua sumur
pertama, bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak, sehingga Ishak menamai
kedua sumur itu berturut-turut "Esek" dan "Sitna". Pada sumur ketiga, tidak ada pertengkaran

7
dan Ishak menamai sumur itu "Rehobot".Kemudian Ishak pergi ke Bersyeba. Pada malam itu
TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau;
Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena
Abraham, hamba-Ku itu."
Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN. Ia memasang
kemahnya di situ, lalu hamba-hambanya menggali sumur di situ. Di sanalah Ishak kemudian
mengadakan sumpah untuk tidak saling mengganggu dengan Abimelekh, raja Filistin dari Gerar
yang datang mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala
pasukannya; karena itu sumur itu disebut: "Bersyeba" ("syeba" berarti "sumpah", tetapi dapat
juga bermakna angka "tujuh") Di hari tuanya Ishak tinggal di Mamre dekat Kiryat-Arba --itulah
Hebron -- tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. Ishak meninggal dalam usia
180 tahun dan dikuburkan oleh putra-putranya, Esau dan Yakub bersama leluhurnya, di Gua
Makhpela sama dengan tempat penguburan Abraham seperti yang dijelaskan dalam Alkitab
sebagai berikut: di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur
Mamre.

3. YAKUB
Yakub (bahasa Ibrani: ֹ ‫ יַעֲקב‬, Standar Ya’aqov, kemudian namanya diganti menjadi Israel (bahasa
Ibrani: ‫ִשְראֵ ל‬
ָ ‫ י‬, Standar Yisra’el adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel. Anak dari Ishak dan
Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Abang kembarnya bernama Esau. Ia memainkan peranan
penting dalam sejumlah kejadian di dalam Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur
ke-12 suku Israel.
Ishak dan Ribkah melahirkan dua anak kembar yaitu Esau dan Yakub. Esau memiliki hak
sulung tetapi ia menjualkannya untuk mendapat sedikit sup kacang merah. Dia menjadi
gambaran dan bayangan orang yang hidup menurut daging, yaitu hawa nafsu. Esau tidak
menghargai hak kesulungannya. Ia menggangap ringan dan menghina warisan dan perjanjian
Allah dan sebagai akibatnya ia kehilangan haknya. Yakub menggambarkan orang rohani yang
menghargai hak kesulungan. Walaupun ia menipu saudaranya, hatinya merindukan Tuhan.
Karena itu ia didisplin dan dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Ia harus lari tinggalkan
rumahnya demi menghindari kemarahan Esau (Kejadian 25:21-34).

8
Tuhan menemukan Yakub di Betel, di tempat inilah ia menerima visi tentang tangga yang
naik ke sorga dan malaikat naik turun. Inilah gambar tubuh Kristus, rumah Allah (Yohanes
1:51). Di situlah perjanjian yang diadakan oleh Tuhan dengan Abraham dan Ishak diteguhkan
juga kepada Yakub. Tiga bapa tersebut masing-masing secara pribadi mengalami perjumpaan
dengan Tuhan. (Kejadian 28).
Yakub kemudian bertemu Rahel di sumur dan Yakub jatuh cinta dan hendak menikah dengan
Rahel. Namun Yakub harus bekerja tujuh tahun untuk dapat menikah dengan Rahel, tetapi
sebagaimana ia sudah menipu ayahnya, ia juga ditipu oleh ayah Rahel. Ketika seharusnya Ia
menikah dengan Rahel, ternyata bukan Rahel yang menjadi isterinya, tetapi ia mendapati Lea
kakak Rahel yang diserahkan oleh mertuanya untuk menjadi istri Yakub. Selanjutnya ia harus
bekerja tujuh tahun lagi untuk Rahel. Untuk mendapatkan upah, yaitu kawanan domba dan
kambing, ia harus kerja tujuh tahun lagi dan ternyata sekali lagi ia ditipu oleh Laban, mertuanya,
Laban mengubahkan gajinya sepuluh kali. Yang menipu sudah ditipu! Kita menuai apa yang
ditabur!(Kejadian 29-31).
Yakub mendapat dua belas anak yang menjadi bapa dari dua belas suku Israel. Ada
multiplikasi yang mulai terjadi. Dasar sudah diletakkan untuk membentuk bangsa (Kejadian
29:31-35 dan Kejadian 30:1-24).
Lewat semua pengalaman hidupnya, karakter Yakub dibentuk. Yakub ketemu dengan Tuhan
dan bergumul dengan malaikat Tuhan dan namanya diubah dari Yakub (artinya: ‘penipu’)
menjadi Israel (berkuasa sebagai raja di hadapan Allah)(Kejadian 32:28). Yakub juga harus
kembali ke Betel di mana Tuhan sekali lagi meneguhkan perjanjian dengannya (Kejadian 35).
Kiranya ketiga bapa bangsa Israel ini yaitu Abraham, Ishak dan Yakub menjadi inspirasi bagi
kita dalam perjalanan hidup kita dengan Tuhan. Kiranya kita dapat belajar dari teladannya yang
baik dan juga dari kesalahannya, supaya kita juga menjadi bagian dari perjanjian Allah.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Allah memilih orang-orangNya atas perkenanNya sendiri dan bukan karena jasa atau bakat
orang tersebut. Allah memanggil orang-orangNya dan menyuruh mereka meninggalkan segala
jaminan dan menuju tempat di mana Ia akan menemui mereka. Allah memberkati orang yang
dipilihNya. Dengan memilih orang-orang tertentu Allah tidak menolak orang lain.
Allah menjanjikan berkat, keturunan, dan tanah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Janji-
janji itu dapat disertai sumpah, dihubungkan dengan perjanjian atau berdiri sendiri sebagai
firman Allah. Janji-janji itu merupakan benang merah dalam cerita leluhur.
1. Berkat yang Allah berikan hendaklah memantul dari leluhur dan keturunannya
kepada sekalian bangsa di dunia.
2. Sementara para leluhur hidup sebagai orang asing di Kanaan, Allah menjanjikan
keturunan yang tak terbilang banyaknya dan tanah seluruhnya.
3. Allah sudah memberikan janji dan tanda kesetiaanNya, tetapi janji itu baru akan
digenapkan pada masa depan.
4. Cerita leluhur dijuruskan pada janji ketika menjadi pra-sejarah Israel.
Kepada Abraham, Ishak, dan Yakub diberikan janji-janji yang ajaib:
 Janji berkat.
 Janji keturunan dan tanah.
 Menanti penggenapan.
 Janji sebagai prasejarah umat Israel.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://belajartheology.blogspot.com/2016/10/garis-besar-bapa-bapa-leluhur-israel.
2. http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&view=article&id=1754:abraham-
ishak-dan-yakub-bapa-bapa-bangsa-israel&catid=70:prophetic&Itemid=19
3. http://raimonrambe.blogspot.com/2017/02/allah-memilih-para-leluhur-israel.html

11

Anda mungkin juga menyukai